Professional Documents
Culture Documents
umum untuk penyakit Saluran Cerna Bagian Atas juga dapat dikarenakan Tekanan intrakranial Infeksi di bagian dan saluran lain
Tetapi
GEA (virus, bakteri) Sepsis, Hepatitis Meningitis, Pertussis ISPA / URI, Pneumonia Otitis media, Parasit (giardiasis Faringitis Streptokokus & ascariasis) Gastritis dari Heliocobacter pylori
Refluks Gastro-esofageal (GRD) Akalasia Intussusepsi Volvulus Hernia inkarserata Benda asing
Abdomen: Masa RUQ* (hati, empedu) Masa atau nyeri RLQ : appendicitis, ovarian dz Nyeri epigastrum (pankreatitis, gastritis, esofagitis) Borborygmi (suara gas di usus mencoba lewati obstruksi usus)
Rektum: darah (gross atau tes) penyakit pada mukosa *RUQ= Right Upper Quadrant (Kwadran kanan atas)
Mekanisme: Produksi urease & ammonia, menempel pada mukosa gaster, proteolysis mucus gaster. Semua ini merusak epithelium gaster. Gejala: Nyeri epigastrum, Muntah, Heartburn (nyeri panas dibelakang jantung), Regurgitasi, Berat / tinggi badan kecil
Evaluasi: Kontras UGIS 70%, Endoskopi serta biopsi gaster, Urea Breath Test Natalaksana: Kombinasi antibiotic (amoxicillin & metronidazole) dengan bismuth subsalicilate selama 2 minggu Site: http://www.emedicine.com/ped/topic938.htm Peptic Ulcer Disease http://www.emedicine.com/ped/topic2341.htm
Komplikasi GRD
Komplikasi biasa: Sesak nafas & batuk Pneumonia (aspirasi) Apnea: tahan nafas lama Nyeri pada esofagus (Sering menjerit / menangis) Konplikasi lebih berati: Hemetemesis, Aspirasi berat, Kegagalan bertumbuh (berat badan tidak naik sesuai grafiknya, failure to thrive)
Probe pH 24 Jam di esofagus (standard emas untuk diagnosis GRD) Radiographi nuclear scintiscans (milk scans) evaluasi gastric emptying
Upper Gastrointestinal Imaging Series, minum gastrografin untuk menerangkan anatomi gaster & mencari herniasi (hiatal hernia) dengan sebagian lambung masuk kedalam rongga thorax, osofagitis
Endoskopi bagian atas
Refluks Gastro-esofageal:Natalaksana
Posisi: Siang & Malam anak harus ditegakkan & dirawat di kursi bayi Diet: bubur yang lebih padat
Obat: Agen Prokinetik: Metoclopromide (Reglan) menguatkan tonus LES & pengosongan gaster (ke bawah) Ant-acid: Aluminum Hydroxide (Amphogel) menambah pH > 4 H-2 Receptors: Cemitidine (Tagamet) mengurangi sekresi asam di gaster Bedah bagi kasus berat melipat fundus gaster
Kolesistis
Inflamasi empedu, jarang terjadi pada bayi dan anak. Biasanya berhubungan dengan kolelithiasis (batu empedu) pada remaja & dewasa
Faktor Resiko: Anak: penyakit hemolisis (Thallesemia), bekas bedah abdomen, Remaja: penyakit hemolisis, hamil, obesitas, bekas bedah abdomen, puasa lama, dihidrasi.
Gejala Kolesistis
Kolik empedu: RUQ intermitan & bervariasi intensitas (bisa kronis) terkadang radiasi ke skapula kanan Anak: gejala kurang jelas, mungkin epigastrum, iritibel, jaundis, tinja acholic (warna krem) Remaja (sperti dewasa): kolik empedu & bertambah sesudah makan (postprandial) serta mual & muntah. Triad Charcot (tanda obstruksi duktus (common bile) & kolangitis akut) adalah indikasi operasi segera. 1. Nyeri RUQ (Tanda Murphy: tahan nafas & guarding kalau RUQ dipalpasi dalam) 2. Demam 3. Jaundis
Gejala Konstipasi
Kebanyakan kasus konstipasi pada anak: fisiologis. Konstipasai filiologis mulai ketika anak merasa sakit bila BAB. Kemudian dia menahan agar tidak rasa sakit dan dororang membuang feses menghilang. Ketika tinja yang besar dan keras dibuang, memang sakit dan mengkomfirmasi ketakutan anak. (silklus setan)
Diagnosa Banding konstipasi: Kelainan Hirschprung (Megakolon Aganglionik) Kelainan otot/syaraf Hipothroidisme* Stenosis anus Alergi susu sapi
Secara praktis pada anak yang sehat, hanya kelainan Hirschprung perlu dipertimbangkan.
Bagaimana bayi ini minum? Bayi di daerah tropis terkadang konstipasi karena kurang minum ASI atau dari botol. Terkadang ibunya tidak memberi banyak minum karena takut bayi akan pilek.
Konstipasi: Evaluasi
KUB: penuh feses
Enema Barium: single kontras (bukan kontras udara) & jangan buat manipulasi rektum selama 48 jam sebelumnya karena kaliber kolon & rektum akan dilitasi sementara.
Biopsi rektum mencari bagian aganglionik adalah standar emas untuk menentukan Kelainan Hirschprung.
a. Kalau rektum sudah kosong mulai laksitif & pelunak feses dgn tujuan 1 - 2 BAB / hari selama beberapa bulan b. Kalau ada luka, fisur mungkin perlu salep Xilokain atau supositori Hidorkortison
3. Biasakan BAB secara terjadwal & teratur. Sesudah makan
Tambah serat: sayuran & buahan (papaya baik sekali), gandum utuh (beras soklat/merah) 5. Ada yang mengusul eliminasi susu sapi diganti dengan susu kedelai selama beberapa bulan.
Kalau Kelainan Hirschprung diduga, perlu dirujuk kepada bedah untuk operasi
Situs Hirshprungs Disease / Aganglionic megacolon http://www.emedicine.com/ped/topic1010.htm Situs Chronic constipation Megacolon idiopathic http://www.emedicine.com/ped/topic471.htm
Apendisitis
Penyebab utama operasi abdomen mendadak pada anak. Terjadi pada semua umur, tetapi jarang pada anak < 2 tahun. Rata-rata insidens pada kaum anak: 6 10 tahun. Ratio: Laki-laki : Perumpuan 2 : 1
Apendisitis: Mekanisme
Impaksi fekolit atau hyperplasia folikel-folikel kelenjar limf submukosal. Ada tumbuhan bakteri yang menyebab tekanan intraluminal meningkat. Rasa nyeri pertama ini di periumbilikus Apendix membesar dan merangsang dinding peritoneum. Rasa nyeri geser ke quadran kanan bawah (RLQ). Kalau perforasi terjadi, gejala peritonitis umum mulai dengan rasa nyeri di seluruh abdomen.
& nyeri periumbilikal Muntah (pada dewasa: sesudah nyeri mulai) Lalu febris Nyeri menggeser ke Kwadran Kanan Bawah (RLQ) Konstipasi & muntah.
Pada mulanya nyeri perut kurang berfokus & intermitan. Nyeri abdomen kurang tajam.
Pada waktu tidak sakit, anak bisa main & lari. Biasanya nyeri dulu lalu muntah, kecuali pada appendix dibelakang cecum.
Biasanya tidak bisa BAB, tetapi bisa BAB encer/semi cair bila appendix di pelvis.
Febris bisa tinggi.
Umum: Anak merasa sakit: sulit diperiksa, iritibel, menangis & melawan. Kalau perforasi & peritonititis: pucat, renjatan, lemah. Abdomen: Nyeri tekan (tender): Lokal bila awal; luas bila perforasi Guarding (otot abdomen kontraksi diatas bagian yang sakit agar dilindungi) Melawan tangan pemeriksa, meringis, menangis, menjerit bila dipegang Tanda batuk. Disuruh batuk, merasa nyeri di RLQ Rektum: sisi kanan lebih sensitif daripada sisi kiri
Apendisitis: Evaluasi
Laborat: LD: secara klasik SDP mengingkat dengan 15000 20000 PMN, (10% kasus apendisitis SDP normal!) Lebih tajam sensitiviti: adanya SDP band Urinalysis: SDP < 20/hpf & SDM <20/hpf
Imaging: KUB: Jarang membantu diagnosa appendicitis, tetapi penyebab nyeri abdomen lain dapat dievaluasi Ultrasonografi: paling sering terpakai
Computerized Tomografi (CT) lebih sensitif
yang keras.
Intususepsi
Serangan sakit perut mendadak 5 30 menit Lalu tenang/pulih kembali sampai tidur / main Lalu kambuh lagi mendadak
Jarang febris, KUB +
Batu ureter: Nyeri kolik, tidak demam, anak tidak toksik, Urinanalysis + SDM, KUB mungkin + Faringitis streptokokus: hasil periksaan farinks Pneumonia: paru kanan, rektum normal, febris, takipnea, CXR +,
Purpura Henoch Schonlein: sakit perut beberapa hari sebelum timbul ruam & bengkak sendi, darah feses +
Apendisitis: Natalaksana
Puasa & Hidrasi dengan Infus Kalau perforasi diduga, mulai antibiotika IV: Amp atau Amox plus Clavulate, Gentamycin dan ? Clindamycin Operasi segera untuk menghindari perforasi
Intususepsi
Segmen dari usus invaginasi masuk kedalam lumen (lubang) bagian usus yg bersambungan & menyebabkan obstruksi
Intususepsi: Etiologi
Surgical Lead Points: Kelaianan yang menarik usus masuk invaginasi. Lebih sering pada anak > 3 tahun.
Diverticulum Meckel Kelenjar limp besar (dari ISPA / infeksi virus lain) Tumor jinak atau ganas: limfoma, polip, harmatoma (Sindroma Peutz-Jeghers.) Kista mesenteri atau duplikasi Hematoma submukosa (purpura Henock-Schonlien atau kelainan koagulasi/pembekuan darah) Pankreas ektopik dan epithelium gaster ektopik Sisa operasi apendektomi
masa panjang di abdomen bagian atas (hypokontrium) serta abdomen RLQ kosong. (Tanda Dance)
Lambat:
2/3 anak intususepsi berumur kurang dari 1 tahun, paling banyak diantara umur 5 10 bulan.
Intususepsi adalah penyebab pertama obstruksi usus pada anak yang berumur diantara 5 bulan dan 3 tahun
25% bedah abdomen mendadak pada anak dibawa 5 tahun karena intusesepsi. Intususepsi idiopatik (tidak ada surgical lead point) biasanya terjadi pada anak berumur di anatara 5 bulan dan 3 tahun, dan lebih mudah direduksi secara nonbedah (e.g. Enema). Intususepsi pada pasien yang berumur lebih dari 3 tahun sampai dewasa biasanya disebabkan surgical lead point dan membutuh tindakan bedah untuk reduksi.
Intususepsi: Radiograf
Kalau berhasil reduksi, langsung anak menjadi tenang & tidur nyenyak. Kalau kambu (10% biasanya dalam 72 jam), coba enema lagi asalkan tidak ada tanda surgical lead point.
Intususepsi: Imaging
Kalau tidak ada tanda perforasi, ujung segmen intususepsi ditekan pelan-pelan dan lembut sampai keluar dari invaginasi. Jangan ditarik karena bisa menyebab perforasi. Kalau tidak dapat direduksi secara non-operatif, harus kerjakan operasi reseksi segmental serta anastomosis. Kalau anak berumur 3 tahun, cari surgical lead point.
Volvulus
Keadaan dimana usus terputar sehingga menyebabkan obstruksi lumen. Kadang-kadang aliran darah juga tersumbat, sehingga terjadi infark. Sering kali berhudungan dengan malrotasi usus karena kelainan aturan usus pada kehidupan janin. Insidens: 75 90% pada bayi 1 tahun, dengan 50 64% pada bayi neonatus 1 bulan Gejala: tiada yang ciri khas: Muntah bil (kuning kehijauan) Nyeri abdomen yang kembung Berak darah Tanda Syok