Professional Documents
Culture Documents
Karbohidrat
Senyawa polihidroksi karbonil Istilah karbohidrat diturunkan dari rumus molekul umum: CnH2nOn, masing-masing unit terdiri dari 1 atom karbon dan 1 molekul air Penyimpangan dari rumus molekul umum: Glukosamin, As. Glukuronat, istilah karbohidrat tetap digunakan untuk senyawa tersebut
Fotosintesis Karbohidrat
cahaya
6 CO2 + 6H2O
kloroplas
C6H12O6 + 6O2
Reaksi primer: pembentukan NADPH, air dengan bantuan cahaya dan klorofil melakukan reaksi fotolisis Reaksi sekunder: pengikatan CO2
Mekanisme Reaksi
Tanaman C-3 (mis. Beet): CO2 melakukan reaksi adisi dengan gula-C5 (Ribulosediphosphat) Tanaman C-4 (tebu, jagung): CO2 terfiksasi pada senyawa C-4 (malat, asparaginat)
Prinsip: Setelah perlakuan dan pengenceran, gula dipisahkan dengan KLT, setelah direaksikan dengan pereaksi, diidentifikasi berdasarkan warna karakteristik yang terbentuk Pengembang: n-Butanol:As. Asetat:Air = 8:3:3 (dibuat segar) Pereaksi I: 10g As. Trikloroasetat, 5g As. Ftalat, 1,2 g As. P-aminohipurat dalam 200 ml etanol Pereaksi II: 15 g urea dalam 45 ml HCl
Contoh kondisi pengukuran: Kolom: Lichrosorb-NH2, 5 um, 200 x 4,6 mm Eluen: MeCN:Air = 8:2 (v/v) Laju aliran: 2,5 ml/menit Modus: Isokratis Suhu kolom: 20-22 C Detektor: Index bias Volume penyuntikkan: 10 ul (loop) Urutan elusi: fruktosa, glukosa, sakarosa, maltosa, maltotriosa
Perhitungan Kadar sukrosa: Cs = (v - 2 n) x 0,567 Cs = kadar sukrosa (g/100 ml) v = rotasi optik sebelum inversi n = rotasi optik setelah inversi 2 = faktor pengenceran, bila pada prosedur inversi hanya digunakan volume larutan yang disiapkan
Perhitungan Kadar Glukosa Dihitung dari persamaan: v = ( []G . l . cG )/100 + ( []s . l . Cs )/100 Bila []G = +52,7, []s = +66,5, l = 2 dm cG = 0,948 . v - 1,26 . Cs cG = kadar glukosa (g/100 ml)
Penentuan Polisakarida
Penentuan Kandungan Pati Aplikasi: biskuit, roti, tepung cerealia Dasar: tergantung dari pelarut dan perlakuan, rotasi jenis pati sangat besar, ca. +190 . Hemiselulosa tidak memberikan pengaruh signifikan, sedangkan dextrin sangat berpengaruh (hrs. dipisahkan). Prinsip: Pati dilarutkan dalam larutan encer HCl panas, dibebasproteinkan, lalu diukur rotasi optiknya. Pada penentuan blanko, pati larut dan tidak larut serta protein dihilangkan, sedangkan aktivitas optik senyawa lain diukur dan hasilnya dikurangkan dari hasil pengukuran sampel.
Perhitungan
Kandungan pati: S = 2 (H - B) . F S = kadar pati (%) H = rotasi optik sampel uji B = rotasi optik blanko F = faktor untuk berbagai jenis pati, Jagung = 5,635, beras = 5,661, kentang = 5,501, kacang = 5,66
Reaksi kolorimetri
Glukosa + anthrone kompleks berwarna
Penetapan kadar
Spektrofotometri sinar tampak 630 nm
Perhitungan Nilai Kalori Perhitungan: Dari hasil penentuan diketahui: Kandungan Protein (% b/b) = P Kandungan Lemak (% b/b) = L Kandungan KH (% b/b) = K Nilai kalori (kcal / 100 g) = ( P x 4,0 + L x 9,0 + K x 3,75 )
Tugas Pustaka
1. 2. 3. 4. 5. 6. Dibagi 6 Kelompok: Penentuan langsung gula mereduksi sebelum inversi menerut metode Luff-Schoorl Penentuan gula mereduksi total setelah inversi menurut metode Luff-Schoorl Penentuan gula mereduksi (Laktosa dan Sukrosa) menurut metode Potterat-Eschmann Penentuan Fruktosa menurut metode Willsttter-Schudel Penentuan Sukrosa dengan Metode Kalsium Hidroksida (Kalkvorschrift) Penentuan Glukosa, Fruktosa, dan Mannosa secara enzimatik