You are on page 1of 23

FARMAKOLOGI I

JUR. FARMASI UTB LAMPUNG


2009
 Obat-obat yg mempengaruhi sistem syaraf
otonom dibagi dalam 2 subgrup sesuai dengan
mekanisme kerjanya terhadap tipe neuron
(efektor) yg dipengaruhi.
 Grup pertama : obat-obat kolinergik yg bekerja
thdp reseptor yg diaktifkan oleh ASETILKOLIN
(reseptor Muskarinik & Nikotinik).
 Grup kedua : obat-obat adrenergik yg bekerja
thdp reseptor yg diaktifkan oleh NOREPINEFRIN
/ EPINEFRIN.
 Serabut preganglion yg berakhir pd medula
adrenalis, ganglia otonom (simpatis dan
parasimpatis) dan serabut pasca ganglionik
dari divisi parasimpatis menggunakan
ASETILKOLIN sebagai suatu
NEUROTRANSMITTER.
 Neuron kolinergik mempersyarafi otot sistem
syaraf somatik.
 Neurotransimisi dalam neuron kolinergik meliputi 6 tahap :
1. SINTESIS Ach berasal dari reaksi kolin dan asetil ko A dgn
katalisator enzim kolin asetiltransferase,
2. PENYIMPANAN Ach dlm vesikel mll proses transort aktif,
3. PELEPASAN (jika ada potensial kerja),
4. IKATAN ASETILKOLIN PD 1 RESEPTOR,
5. PENGHANCURAN NEUROTRANSMITTER DALAM CELAH
SINAPTIK (= ruangan antara akhiran saraf & kumpulan reseptor
yg terletak pd saraf atau organ efektor) oleh enzim
asetilkolinesterase,
6. DAUR ULANG KOLIN.
 Dua famili kolinoreseptor : reseptor
muskarinik dan nikotinik.
 Keduanya dibedakan berdasarkan afinitas
thdp zat yg meniru asetilkolin
(kolinomimetik).
 Agonis kolinergik meniru efek Ach dg cara
berikatan pd kolinoseptor.
 Semua obat kolinergik bekerja langsung
mempunyai masa kerja lbh lama dibandingkan
Ach.
 Beberapa diantara yg bermanfaat dlm terapi
(pilokarpin) lbh mudah terikat pd reseptor
muskarinik dan dikenal sbg obat muskarinik.
 Agonis yg bekerja langsung ini menunjukkan
kurang spesifik dalam kerja, shg membatasi
penggunaan klinik.
 Ach mrpkn senyawa amonium kuartener yg
tdk mampu menembus membran.
 Wlpun sbg neurotransmitter saraf
parasimpatis dan kolinergik, namun dlm
terapi zat ini kurang penting krn beragam
krjnya dan sgt cpt diinaktifkan oleh Ach
esterase.
 Aktivitasnya berupa muskarinik dan
nikotinik.
 Kerjanya termasuk :
1. Menurunkan denyut jantung dan curah
jantung
2. Menurunkan tekanan darah
3. Meningkatkan sekresi saliva
4. Memacu sekresi dan gerakan usus
 Kerja nikotinik dr betanekol sgt kecil atau
tidak ada sama sekali, kerja muskariniknya
sgt kuat.
 Kerja utamanya terhdp otot polos kandung
kemih & saluran cerna.
 Masa kerja berlangsung sekitar 1 jam.
 Betanekol memacu lgsg reseptor muskarinik
shg tonus & motilitas otot meningkat &
memacu otot detrusor kandung kemih, shg
urin terpancar keluar.
 Aplikasi terapi betanekol untuk pengobatan
urologi, obat ini digunakan utk memacu
kandung kemih. Terutama retensi urin pasca
persalinan / pasca bedah.
 Efek samping betanekol : dpt menimbulkan
pacuan kolinergik berupa salivasi,
berkeringat, kemerahan, penurunan tekanan
darah, mual, nyeri abdomen, diare dan
bronkospasme.
 Karbakol bekerja sbg muskarinik maupun
nikotinik. Pemberian karbakol baru berakhir
efeknya setelah 1 jam.
 Kerja karbakol sgt kuat terhadap sistem
KARDIOVASKULAR dan PENCERNAAN.
 Krn potensi tinggi dan masa kerja relatif
lama, maka obat ini jrg digunakan utk
maksud terapi terkecuali pd mata sbg obat
miotikum utk kontraksi pupil & turunnya
tekanan darah pd bola mata.
 Efek samping karbakol relatif kecil atau tidak
ada sama sekali bila diberikan pada dosis
oftamologi.
 Alkaloid pilokarpin menunjukkan aktivitas
muskarinik dan terutama digunakan untuk
oftamologi.
 Kerja pilokarpin : pada kornea mata dpt
menimbulkan MIOSIS dan KONTRAKSI otot
siliaris. Pada mata akan tjd suatu SPASME
AKOMODASI dan penglihatan akan terpaku
pd jarak tertentu, shg sulit untuk memfokus
suatu objek.
 Pilokarpin biasa digunakan pd penderita
glaukoma krn dpt menurunkan tekanan bola
mata.
 Pilokarpin dpt masuk ke dalam otak dan efek
samping pilokarpin adalah gangguan SSP
juga merangsang keringan dan saliva
berlebihan.
 Ach-esterase adl enzim yg khusus memecah Ach
menjadi asetat & kolin.
 Obat penyekat Ach eterase scr tdk lgsg bekerja
sbg kolinergik dg memperpanjang keberadaan
Ach endogen yg dilepas ujung saraf kolinergik.
 Obat penyekat Ach esterase mampu memacu
respon pd semua kolinoreseptor dlm tubuh baik
reseptor muskarinik maupun nikotinik dari
Sistem Saraf Otonom, sambungan
neuromuskular dan otak.
 Fisostigmin mrpkn subtrat utk
asetilkolinesterase yg menginaktifkan scr
reversibel asetilkolinesterase.
 Kerja Fisostigmin ckp luas krn mampu
memacu tidak saja tempat muskarinik &
nikotinik dari sistem saraf otonom tetapi jg
reseptor nikotinik sambungan
neuromuskulas. Lama kerja sekitar 2-4 jam.
Obat ini dpt mencapai dan memacu SSP.
 Fisostigmin meningkatkan gerakan usus dan
kandung kemih, shg berkhasiat utk mengobati
kelumpuhan kedua organ tsb.
 Bila diteteskan pd mata maka akan
menimbulkan miosis dan kekakuan akomodasi
dan penurunan tekanan bola mata.
 Obat ini dpt digunakan utk pengobatan
glaukoma, ttpi pilokarpin lebih efektif.
 Efek samping fisostigmin : pd dosis besar utk
SSP dpt menyebabkan kejang, bradikardia.
 Neostigmin adl senyawa sintetik yg dpt menghambat
asetilkolinesterase scr reversibel spt fisostigmin.
 Neostigmin lbh polar shg tdk dapat masuk SSP.
 Masa kerja 2-4 jam.
 Obat ini memacu kandung kemih, saluran cerna juga sbg
antidotum keracunan tubokurarin, terapi simptomatik
miastenia gravis (= penyakit autoimun yg disebabkan o/
antibodi thdp reseptor nikotinik yg terikat pd reseptor Ach
dari sambungan neuromuskular, keadaan ini menyebabkan
degradasi / penghancuran reseptor nikotinik shg jmlnya
berkurang utk berinteraksi dg neurotransmitter.
 Efek samping Neostigmin adl pacuan kolinergik
berupa salivasi, muka merah dan panas,
menurunnya tekanan darah, mual, nyeri perut, diare
dan bronkospasme.
 Piridostigmin adl penghambat ach esterase yg
digunakan utk pengobatan jangka panjang miastenia
gravis.
 Masa kerjanya Piridostigmin 3-6 jam.

 Kerja edrofonium mirip neostigmin, kecuali obat ini lbh


cpt diserap dan masa kerja lbh singkat.
 Edrofonium digunakan utk mendiagnosis miastenia
gravis.
 Kelebihan edrofonium mnybbkan krisis kolinergik.
Atropin adl antidotumnya.
 Sejumlah senyawa organofosfat sintetik
mempunyai kapasitas untuk melekat scr kovalen pd
ach-esterase.

You might also like