You are on page 1of 24

Ali Imran

Nim :G2C 118116


Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Haluoleo

AKREDITASI
RUMAH SAKIT
Pengertian

 Akreditasi adalah pengakuan terhadap ses


uatu bahwa sesuatu tersebut telah memen
uhi standar yang telah ditetapkan.
 Akreditasi rumah sakit & sarana kesehatan l
ainnya adalah pengakuan kepada rumah s
akit dan sarana kesehatan lainnya yang tel
ah memenuhi standar yang ditetapkan.
Dasar Hukum
 UU RI No.23 Tahun 1992 tentang Kesehatan mene
gaskan bahwa peningkatan mutu pelayanan kes
ehatan perlu diperhatikan
 Permenkes RI No.159b/Menkes/Per/II/1988 tentan
g Rumah Sakit, pasal 28 mengatur tentang akredit
asi rumah sakit
 SK Menkes RI No.436/93 menyatakan berlakunya s
tandard pelayanan rumah sakit dan standard pel
ayanan medis di Indonesia
 SK Dirjen Yanmed No.HK.00.06.2.2.718 tahun 2003 t
entang Komisi Akreditas Rumah Sakit dan Sarana
Kesehatan Lainnya (KARS)
Tujuan
 Tujuan Umum
Meningkatan mutu pelayanan rumah sakit dan sara
na kesehatan lain
 Tujuan Khusus
 Memberikan jaminan, kepuasan & perlindungan
kepada masyarakat
 Memberikan pengakuan kepada RS dan SARKES
lain yang telah menerapkan standard yang ditet
apkan
 Menciptakan lingkungan internal RS dan SARKES
lain yang kondusif untuk pengobatan dan peny
embuhan (termasuk peningkatan status kesehat
an dan pencegahan penyakit), sesuai dengan s
tandar struktur, proses dan hasil
Manfaat Bagi Masyarakat

 Klien memperoleh pelayanan yang bermut


u sesuai dengan standard yang berlaku
 Hak-hak klien diperhatikan dan dipenuhi ole
h RS/SARKES lain
 Status akreditasi dapat dijadikan acuan ba
gi masyarakat dalam memilih RS/SARKES
Manfaat Bagi Petugas
Rumah Sakit/SARKES Lain
 Memberikan rasa aman dalam melaksanakan kegi
atannya karena sarana, prasarana dan peralatan
RS dan SARKES lain memenuhi standard.
 Meningkatkan koordinasi dan kerja sama antar ber
bagai unit di RS dan SARKES lain.
 Sebagai acuan dalam upaya peningkatan mutu p
elayanan.
 Mendorong petugas RS/SARKES lain untuk membud
ayakan “tulis yang dikerjakan, kerjakan yang dituli
s”.
Manfaat Bagi
Rumah Sakit/SARKES Lain
 Sebagai forum komunikasi antara RS/SARKES lain d
engan KARS yang akan memberi saran perbaikan (
rekomendasi) untuk peningkatan mutu pelayanan.
 Pelaksanaan self assessment secara berkesinambu
ngan akan mendorong pelaksanaan dan peningk
atan budaya mutu
 Sebagai alat negosiasi dengan pihak ketiga
 Sebagai alat pemasaran
 Meningkatkan citra dan kepercayaan masyarakat
 Hasil self assessment dapat digunakan sebagai mas
ukan dalam proses penyusunan program dan ang
garan RS/SARKES lain
Manfaat
Bagi Stakeholder Lain
 Bagi Pemilik RS dan SARKES Lain
 Memberikan kebanggaan
 Alat untuk mengukur kinerja pimpinan RS/SARKES
lain
 Bagi Perusahaan Asuransi
 Acuan untuk memilih RS/SARKES lain
 Memberikan rasa aman karena peserta asuransi
memperoleh pelayanan sesuai standard
 Bagi Pemerintah
 Salah satu pendekatan untuk meningkatkan dan
membudayakan konsep mutu pelayanan
 Alat untuk memotivasi & mendorong RS/SARKES l
ain untuk memenuhi standar
Pelaksanaan Akreditasi1
 Tahap I Akreditasi Dasar  akreditasi 5 pelayanan, y
aitu (1) administrasi manajemen, (2) pelayanan med
ik, (3) gawat darurat, (4) keperawatan, dan (5) re
kam medik
 Tahap II Akreditasi Tingkat Lanjut  akreditasi 12 pel
ayanan, yaitu 5 terdahulu plus (6)Kamar operasi, (7)
Laboratorium, (8) Radiologi, (9) Farmasi, (10) K3, (11)
Pengendalian infeksi, & (12) Perinatal risiko tinggi
 Tahap III Akredirasi Lengkap  12 terdahulu plus sisa
kegiatan pelayanan lainnya, seperti pelayanan ane
stesi, rehabilitasi medik, dll.
Pelaksanaan Akreditasi2
 Pelaksanaan akreditasi dilakukan secara bertahap,
dimulai dengan akreditasi rumah sakit yang lalu diiku
ti akreditasi SARKES lain
 Akreditasi dilakukan setiap 3 tahun, dengan aspek y
ang dinilai bertahap dimulai dengan struktur, struktur
-proses, dan terakhir struktur-proses-outcome.
 RS dan SARKES lain dapat memilih untuk mengikuti A
kreditasi 5, 12 atau 20 Pelayanan sesuai dengan kon
disi dan kemampuan yang dimiliki
 Akreditasi Dasar wajib diikuti semua rumah sakit (Sta
ndar Pelayanan Minimal RS Kabupaten/Kota)
Pelaksanaan Akreditasi3
 RS yang telah memperoleh Akreditasi Dasar untuk
akreditasi berikutnya dapat tetap memilih akreditas
i 5 pelayanan atau yang lebih tinggi
 Untuk proses penilaian akreditasi disusun Instrumen
Akreditasi berdasarkan Standar Pelayanan RS dan
SARKES Lain  disempurnakan secara berkala den
gan memperhatikan unsur input, proses dan outco
me. Instrumen akreditasi RS Khusus & RS Jiwa = instru
men akreditasi RS Umum ditambah dengan penjel
asan tambahan
 Penetapan status akreditasi dilakukan oleh Direktur
Jenderal Pelayanan Medik
Status Akreditasi1
 Tidak Terakreditasi  Satu atau lebih kegiatan pela
yanan memperoleh skor <60% atau rata-rata skor s
emua pelayanan ≤65%
 Akreditasi Bersyarat
 Skor semua pelayanan >60%, rata-rata skor sem
ua kegiatan >65% tetapi <75%
 Berlaku 1 tahun, harus diperbaiki & disurvei ulang
dalam waktu 1 tahun  survei ulang difokuskan
pada pelayanan yang memperoleh skor <75%
 Bila memenuhi standard, akan diberi akreditasi
penuh untuk 2 tahun sehingga totalnya 3 tahun
 Bila tetap tidak memenuhi standard, status akre
ditasi bersyarat gugur
Status Akreditasi2
 Akreditasi Penuh
 Skor semua pelayanan >60%, rata-rata skor semu
a pelayanan ≥75%
 Berlaku untuk 3 tahun, 3 bulan sebelum habis mas
a berlakunya RS harus mengajukan kembali

 Akreditasi Istimewa
 Diberikan kepada RS/SARKES lain yang menunjuk
kan pemenuhan standar secara istimewa selama
3 periode berturut-turut,
 Berlaku untuk 5 tahun
Komisi Akreditasi
Rumah Sakit & SARKES Lain1
 Tugas Pokok: Membantu Direktur Jenderal YANMED
dalam merencanakan, melaksanakan, dan menilai
program akreditasi RS dan SARKES lain.
 Fungsi
1. Menyusun standar pelayanan RS dan SARKES lain
2. Menyusun instrumen akreditasi
3. Melaksanakan survei untuk akreditasi
4. Menyelenggarakan penyuluhan dan pelatihan tentang akr
editasi RS dan SARKES lain
5. Memilih dan melatih surveyor
6. Mengangkat dan memberhentikan surveyor
7. Memberikan bimbingan manajemen
8. Mengajukan saran dan rekomendasi tentang penetapan st
atus akreditasi
Komisi Akreditasi
Rumah Sakit & SARKES Lain2
 Keanggotaan  perorangan dari unsur (1)Organisasi
Profesi Kesehatan, (2)Perhimpunan RS seluruh Indon
esia, (3)Administrator rumah sakit, (4)DEPKES
 Hubungan dengan Badan Akreditasi lain
 KEPPRES No.13 Tahun 1997 menetapkan Badan St
andarisasi Nasional (BSN) sebagai lembaga pem
erintah non departemen yang bertugas menyele
nggarakan pengembangan dan pembinaan di
bidang standarisasi  metrologi teknik, standar p
engujian dan mutu.
 Berada di bawah dan bertanggung jawab kepa
da Presiden.
Komisi Akreditasi
Rumah Sakit & SARKES Lain3
 Hubungan dengan Badan Akreditasi lain
 Dalam melaksanakan tugasnya BSN dibantu Kom
isi Akreditasi Nasional (KAN) yang bertugas men
etapkan dan memberikan pertimbangan dan sar
an kepada BSN dalam menetapkan sistem akredi
tasi dan sertifikasi.
 Pembentuan KARS tidak mengacu pada Keppres
No.13 Tahun 1997 tersebut.
 Dalam lingkungan DEPDIKNAS juga ada lembaga
serupa, yaitu Badan Akreditasi Nasional Pendidik
an Tinggi (BAN).
Survei Akreditasi
 Fase Persiapan
 RS melakukan self assessment (SA)
 Bila memerlukan bimbingan dan arahan, dapat
memintanya ke KARS dan/atau DINKES Propinsi
 Fase Pelaksanaan
 Dilakukan oleh 3-5 orang surveyor, 70% surveyor d
aerah 30% surveyor pusat, selama 3-4 hari
 Digunakan metode observasi, wawancara dan t
elaah dokumen
 Fase Pasca-akreditasi – Monitoring dan Evaluasi
 Dilakukan oleh KARS terus menerus selama tiga ta
hun setelah dilaksanakannya survei akreditasi
Siklus Kegiatan
Pembinaan Pasca-akreditasi
BINA 6 bulan SA-1
X X

DIRJEN YA

12 bulan

9 bulan
NMED

Titik Awal
KARS Survei Akr X X
editasi
6 bulan SA-2
Bimbingan
Akreditasi
Self Assessment1
 Merupakan bagian dari siklus pembinaan akreditasi R
S/SARKES lain, dilakukan sendiri oleh RS/SARKES lain.
 Tujuan  (1)RS/SARKES lain memahami standar dan p
arameter penilaian akreditasi, (2)RS/SARKES lain men
getahui kemajuan pemenuhan standar, dan (3) RS/S
ARKES lain mengetahui kesiapan untuk disurvei.
 Cara pelaksanaan
 Pembentukan tim/panitia akreditasi
 Pembentukan POKJA sesuai dengan bidang pelay
anan yang akan diakreditasi
 Pelaksanaan SA oleh POKJA menggunakan instru
men yang telah ditetapkan KARS
Self Assessment2
 Isi Laporan Hasil Self Assessment
 Profil RS/SARKES lain yang memuat data tentang p
elayanan yang disediakan
 Skor dari parameter setiap kegiatan pelayanan ya
ng disertai catatan
 Rangkuman skor masing-masing kegiatan pelayan
an dalam angka absolut dan persen
 Rangkuman catatan yang dibuat untuk setiap ke
giatan pelayanan
Bimbingan Akreditasi
 Tujuan
 Menghilangkan perbedaan persepsi tentang sta
ndar dan parameter akreditasi
 Memberi wawasan lebih luas ttg akreditasi
 Memberi arahan dlm mempersiapkan akreditasi
 Pelaksanaan
 Diberikan atas permintaan RS/SARKES lain
 Diselenggarakan dgn biaya dari RS/SARKES lain
 Disediakan dalam bentuk paket bimbingan
 Dilakukan oleh surveyor senior sesuai bidang
 Dilaksanakan paling cepat 3 bulan pra-survei
 KARS menetapkan pembimbing
Pembinaan Pasca-akreditasi1
 Tujuan
 Memantau pelaksanaan dan tindak lanjut rekom
endasi oleh RS/SARKES lain
 Memberi arahan agar RS/SARKES lain dapat mel
aksanakan rekomendasi
 Melakukan evaluasi penerapan standar oleh RS/
SARKES lain.
 Meningkatkan interaksi antara RS/SARKES lain, Di
nas Kesehatan dan KARS
Pembinaan Pasca-akreditasi2
 Pelaksanaan
 Dilaksanakan paling cepat 12 bulan setelah surv
ei akreditasi.
 Kunjungan dilakukan oleh seorang staf dan/atau
sebuah tim dari DINKES Propinsi.
 Dalam melakukan pembinaan DINKES Propinsi d
apat melibatkan DINKES Kabupaten/Kota dan or
ganisasi profesi sesuai kebutuhan.
 Pembinaan dapat dilaksanakan melalui media c
etak dan elektronik.
 Pembinaan dilakukan dengan mengacu pada r
ekomendasi yang diberikan oleh surveyor.
 Biaya pembinaan ditanggung bersama oleh RS/
SARKES lain dan Dinas Kesehatan

You might also like