You are on page 1of 24

Aktiva tetap dan

Penyusutannya
Disusun oleh:
Kelompok 1
Aktiva Tetap
Aktiva Tetap / Aset Tetap (Plant Assets/ Fixed Assets/
Property Plant and Equipment):
Aset yang diperoleh untuk digunakan dalam kegiatan
perusahaan untuk jangka waktu yang lebih dari satu
tahun, tidak dimaksudkan untuk dijual kembali dalam
kegiatan normal perusahaan, dan merupakan
pengeluaran yang nilainya besar atau material.

---- Firdaus A. Dunia -----


Karakteristik Pokok Aktiva Tetap

1. Memiliki wujud fisik


2. Tidak untuk dijual
3. Memiliki nilai yang cukup material, seperti
harga tanah, bangunan, dll
4. Dimiliki perusahaan untuk investasi
5. Dapat memberikan manfaat dimasa
mendatang
6. Memiliki periode lebih dari 1 thn
7. Nilainya menurun secara ebrtahap
PENGGOLONGAN
AKTIVA TETAP
 Aktiva tetap berwujud
Conyohnya : tanah, bangunan, alat, kendaraan

 Aktiva tetap tidak berwujud


Contohnya : hak paten, hak cipta, franchise ( masa
manfaatnya dibatasi ). Merek dagang, goodwill
(manfaatnya tidak terbatas)
Penyusutan Aktiva Tetap
• Standar Akuntansi Keuangan (SAK) menyatakan
penyusutan adalah jumlah yang bisa disusutkan
dialokasikan ke setiap periode akuntansi selama
masa manfaat aset tetap menggunakan berbagai
metode penyusutan yang sistematis.
DEPRESIASI
Untuk menentukan jumlah penyusutan dari suatu aset
tetap ada 3 faktor yang harus diketahui :
1. Harga perolehan (cost)
2. Umur atau manfaat taksiran (estimated useful life)
Menggambarkan kapasitas atau manfaat yang
diberikan oleh aset tetap selama dapat dipakai.
Dinyatakan dalam lamanya jangka waktu
penaksiran dan kapasitas produksi.
3. Nilai sisa (residual value)
Harga pasar taksiran dari aset tetap pada akhir
masa manfaatnya.
Metode untuk menghitung
penyusutan :

1. Metode garis lurus (straight line)


2. Metode jumlah unit produksi (units of production)
3. Metode saldo menurun berganda (double
declining balance)
4. Metode jumlah angka tahun (sum of years digits)
Metode garis lurus
(straight line)
• Dialokasikan berdasarkan berlalunya waktu
• Jumlah beban penyusutan periodik yang
sama selama masa manfaat dari aset tetap
• Rumus:
Beban Penyusutan per tahun =
Harga perolehan – Nilai Sisa
Manfaat taksiran dalam Tahun
Metode garis lurus
(straight line)
Tanggal 2 Januari 2011 dibeli sebuah
kendaraan dengan harga Rp 22.000.000. Nilai
sisa taksiran adalah Rp 1.000.000 dan umur
ekonomisnya adalah 5 tahun.
Beban Penyusutan per tahun =
Rp 22.000.000 – Rp 1.000.000
5
= Rp 4.200.000
Tarif penyusutan = 100% = 20 %
5
Metode garis lurus
(straight line)
Harga Nilai Buku Beban Akumulasi Nilai Buku
Tahun Tarif
Perolehan Awal Tahun Penyusutan Penyusutan Akhir Tahun

1 Rp22,000,000 20% Rp22,000,000 Rp4,200,000 Rp4,200,000 Rp17,800,000

2 Rp22,000,000 20% Rp17,800,000 Rp4,200,000 Rp8,400,000 Rp13,600,000

3 Rp22,000,000 20% Rp13,600,000 Rp4,200,000 Rp12,600,000 Rp9,400,000

4 Rp22,000,000 20% Rp9,400,000 Rp4,200,000 Rp16,800,000 Rp5,200,000

5 Rp22,000,000 20% Rp5,200,000 Rp4,200,000 Rp21,000,000 Rp1,000,000


Metode garis lurus
(straight line)
Ayat jurnal untuk mencatat penyusutan
tahunan :
Beban Penyusutan Rp 4.200.000
Akumulasi Penyusutan Rp 4.200.000

Catatan :
Tgl 1-15 dianggap awal bulan
Tgl 16-31 dianggap awal bulan berikutnya
Metode garis lurus
(straight line)
Jika pembelian dilakukan pada tanggal 2
Oktober 2011, maka beban penyusutan tahun
pertama adalah :
Rp 4.200.000 x 3 = Rp 1.050.000
12
Jika pembelian dilakukan pada tanggal 20
Oktober 2011, maka beban penyusutan tahun
pertama adalah :
Rp 4.200.000 x 2 = Rp 700.000
12
Metode jumlah unit produksi
(units of production)
• Dinyatakan dalam jumlah unit dari kapasitas
produksi seperti jumlah jam atau km.
• Beban penyusutan yang berfluktuasi sesuai dengan
pemakaian aset yang sesungguhnya
• Penyusutan dihitung dalam 2 tahap:
1. Menentukan tarif penyusutan untuk setiap unit
produksi
2. Menentukan beban penyusutan untuk suatu
periode akuntansi
Metode jumlah unit produksi
(units of production)
Rumus :
Tarif Penyusutan = Harga Perolehan – Nilai Sisa
Manfaat Taksiran dalam jumlah jam

Beban Penyusutan =
Tarif Penyusutan x jumlah unit produksi yang sesungguhnya
Metode jumlah unit produksi
(units of production)
Tanggal 2 Januari 2011 dibeli sebuah mesin dengan
harga Rp 11.000.000. Nilai sisa taksiran adalah Rp
1.000.000 dan mesin tersebut ditaksir dapat beroperasi
selama 10.000 jam. Mesin telah beroperasi tahun ini
sebanyak 2.200 jam
Tarif Penyusutan = Harga Perolehan – Nilai Sisa
Manfaat Taksiran dalam jumlah jam
= Rp 11.000.000 – Rp 1.000.000
10.000
= Rp 1.000 / jam
Metode jumlah unit produksi
(units of production)
Beban Penyusutan =
Tarif Penyusutan x jumlah unit produksi yang sesungguhnya
= Rp 1.000 x 2.200
= Rp 2.200.000
Metode saldo menurun berganda
(double declining balance)
• Tarif penyusutan yang digunakan adalah 2 kali dari
tarif metode garis lurus.
• Penyusutan yang dibebankan pada tahun pertama
dan tahun-tahun berikutnya akan semakin menurun
• Rumus:
Beban Penyusutan = Tarif Penyusutan x Nilai buku awal tahun
• Nilai buku tahun pertama = harga perolehan
• Nilai buku tahun kedua =
Harga perolehan – Saldo akumulasi penyusutan awal tahun kedua
Metode saldo menurun berganda
(double declining balance)
Tanggal 2 Januari 2011 dibeli sebuah kendaraan
dengan harga Rp 22.000.000. Nilai sisa taksiran adalah
Rp 1.000.000 dan umur ekonomisnya adalah 5 tahun.
Tarif penyusutan = 100% = 20 % x 2 = 40 %
5
Tahun pertama:
Beban Penyusutan = Tarif Penyusutan x Nilai buku awal tahun
= 40 % x Rp 22.000.000 = Rp 8.800.000
Tahun kedua:
Beban Penyusutan = Tarif Penyusutan x Nilai buku awal tahun
= 40 % x (Rp 22.000.000 – Rp 8.800.000) = Rp 5.280.000
Metode saldo menurun berganda
(double declining balance)
Tahun Harga Tarif Nilai Buku Beban Akumulasi Nilai Buku Akhir
Perolehan Awal Tahun Penyusutan Penyusutan Tahun

1 Rp 22.000.000 40 % Rp 22.000.000 Rp 8.800.000 Rp 8.800.000 Rp 13.200.000

2 Rp 22.000.000 40 % Rp 13.200.000 Rp 5.280.000 Rp 14.080.000 Rp 7.920.000

3 Rp 22.000.000 40 % Rp 7.920.000 Rp 3.168.000 Rp 17.248.000 Rp 4.752.000

4 Rp 22.000.000 40 % Rp 4.752.000 Rp 1.900.800 Rp 19.148.800 Rp 2.851.200

5 Rp 22.000.000 40 % Rp 2.851.200 Rp 1.851.200 Rp 21.000.000 Rp 1.000.000

Tahun kelima:
Beban Penyusutan = Nilai buku akhir tahun keempat – Nilai sisa
= Rp 2.851.200 – Rp 1.000.000
= Rp 1.851.200
Metode jumlah angka tahun
(sum of years digits)
• Beban penyusutan semakin menurun setiap tahun
selama masa pemakaiannya.
• Rumus jumlah angka tahun :
N ( N + 1)
2
Keterangan :
N = Masa manfaat taksiran dari aset
• Rumus:
Beban penyusutan =
Tarif penyusutan x (Harga perolehan – nilai sisa)
Metode jumlah angka tahun
(sum of years digits)
Tanggal 2 Januari 2011 dibeli sebuah kendaraan dengan
harga Rp 22.000.000. Nilai sisa taksiran adalah Rp 1.000.000
dan umur ekonomisnya adalah 5 tahun.
Rumus jumlah angka tahun :
N ( N + 1)
2
5 (5+1) = 15
2
Tahun 1:
Beban penyusutan =
Tarif penyusutan x (Harga perolehan – nilai sisa)
5 X (Rp 22.000.000 – Rp 1.000.000) = Rp 7.000.000
15
Metode jumlah angka tahun
(sum of years digits)
Tahun Harga Tarif Nilai Buku Beban Akumulasi Nilai Buku Akhir
Perolehan Awal Tahun Penyusutan Penyusutan Tahun

1 Rp 22.000.000 5/15 Rp 21.000.000 Rp 7.000.000 Rp 7.000.000 Rp 15.000.000

2 Rp 22.000.000 4/15 Rp 21.000.000 Rp 5.600.000 Rp 12.600.000 Rp 9.400.000

3 Rp 22.000.000 3/15 Rp 21.000.000 Rp 4.200.000 Rp 16.800.000 Rp 5.200.000

4 Rp 22.000.000 2/15 Rp 21.000.000 Rp 2.800.000 Rp 19.600.000 Rp 2.400.000

5 Rp 22.000.000 1/15 Rp 21.000.000 Rp 1.400.000 Rp 21.000.000 Rp 1.000.000

Apabila kendaraan dibeli tanggal 2 oktober 2011. Tahun pertama:


Beban Penyusutan =
3 x 5 X (Rp 22.000.000 – Rp 1.000.000) = Rp 1.750.000
12 15
Metode jumlah angka tahun
(sum of years digits)
Tahun 2:
Beban penyusutan =
9 x 5 X (Rp 22.000.000 – Rp 1.000.000) = Rp 5.250.000
12 15
3 x 4 X (Rp 22.000.000 – Rp 1.000.000) = Rp 1.400.000
12 15
Rp 6.650.000
TERIMA KASIH

You might also like