You are on page 1of 35

ASUHAN KEPERAWATAN BAYI

BERAT LAHIR RENDAH


Definisi
 BBLR adalah berat lahir rendah saat
lahir kurang 2500 gram yang
disebabkan oleh kecil masa kehamilan
atau pun kurang bulan ( Amir, 2005)
 BBLR adalah bayi yang lahir dengan
berat lahir kurang dari 2500 gram tanpa
memandang masa kehamilan (
Depkes,2011)
Definisi
 Prematur : kehamilan < 37 minggu
 Bayi berat lahir rendah ( LBW ) jika
berat lahir < 2500 gram
 Bayi berat lahir sangat rendah ( VLBW)
jika berat lahir antara 1000-1499 gram
 Bayi berat lahir ekstrim rendah
(ELBW/BBLASR ) bb < 1000 gram
Penyebab lahir prematur
Janin :
 Gawat janin
 Kehamilan kembar
 Eritroblastosis
 Hydrops non imun
Plasenta :
 Plasenta previa
 Abruptio plasenta
Uterus :
 Uterus bikornat
 Servik yang tidak kompeten
Faktor maternal
 Pre eklamsia
 Penyakit medis kronis
 Infeksi
 Penyalahgunaan obat
 Ketuban pecah ini
 polihidramnion
Masalah bayi BBLR /Prematur,
Ketidak stabilan Suhu
 Peningkatan hilangnya panas (radiasi,
evaporasi, konveksi, konduksi)
 Berkurangnya lemak subkutan
 Rasio daerah pemukaan terhadap berat
badan yang besar
 Produksi panas berkurang akibat lemak coklat
yang tidak memadai dan ketidak mampuan
untuk menggigil
Kesulitan Pernafasan
 Defisiensi surfaktan paru yang mengarah ke RDS/HMD
 Resiko aspirasi akibat gagal yang buruk dan reflek batuk,
pengisapan dan penelanan yang tidak terkoordinasi
 Pernapasan periodik dan apnea
Masalah gastrointestinal dan nutrisi
 Reflek isap dan telan yang buruk
 Motilitas usus yang menurun
 Meningkatnya resiko NEC
Imaturitas Hati
 Konyugasi dan ekskresi bilirubin yang terganggu
 Defisiensi faktor pembekuan yang bergantung pada
vitamin k

Imaturitas ginjal :
 Ketidak mampuan untuk mengeksresi solute load besar
 Akumulasi asam anorganik dengan asidosis metabolik
 Ketidakseimbangan elektrolit
Imaturitas imunologis
 Bayi prematur rentan terhadap infeksi

Masalah Neurologis
 Perdarahan intraventrikuler
 HIE (hypokxic ischemic encephalopathy)
 Retinopati of prematuritas
 Kejang
 Hipotoni
Masalah Kardiovaskuler
 PDA (Patent Duktus Arteriosus) merupakan hal yang sering
dijumpai pada bayi prematur
Penampilan fisik
 Kulit merah gelap mengkilap
 Lanugo rambut tubuh
 Kerutan telapak (kaki)
 Telinga – tulang rawan menurun
 Kelopak mata – menyatu
 Berkurangnya lemak subkutan
 Tonus otot berkurang atau lemah
 Berat badan kurang dari 2500 gram
 Pada telapak kaki hanya terdapat garis lurus tanpa lekukan
 Reflek hisap dan menelan masih belum sempurna
 Otot-otot pernapasan dan dinding torax masih lemah sehingga
menyebabkan nafas dangkal dan lemah
 Pada jenis kelamin laki-laki descencus testikulorum biasanya belum
turun
 Pada wanita labia mayor belum menutupi labia minor
Manajemen keperawatan

 Pink
 Warm
 Sweet
 Hygiene
 family
Bayi harus merah – mengapa ?

Premature : sistem pernafasan


 Sindrom distres pernafasan
 Pneumotoraks
 Apneu pada bayi prematur
 Hipertensi pulmoner persisten pada bayi baru lahir
Non Respiratorik
 Hipotensi
 Hipovolemia
 sirkulasi
Bagaimana membuat bayi menjadi
merah ?
 Mempertahankan saturasi neonatus yang terpasang
oksigen dalam batas normal 88 – 92 %
 Mengamati dan mengatasi distres pernafasan sesuai
penyebab
 Jika membutuhkan bantuan pernapasan, diperlukan
pemantauan monitor kardiorespiratory
 Mempertahankan tekanan darah (mengamati capilary
refil time, warm dll)
 Keputusan pemberian minum sesuai kondisi klinis
Mengapa bayi harus hangat ?
BBLR/Prematur :
 Penurunan simpanan lemak coklat
 Peningkatan perbandingan luas permukaan tubuh dengan
berat badan
 Ketidakmampuan untuk fleksi dan mempertahankan posisi
 Penurunan keratinisasi kulit
 Peningkatan komposisi air pada tubuh dan vaskularisasi kulit
 Strees dingin dapat mengakibatkan apneu, asidosis,
penurunan produksi surfaktan, peningkatan konsumsi
oksigen, DIC (koagulasi Diseminated Intravaskular) hipoksia
Tanda – tanda bayi mengalami stres
dingin:

 Tidak tenang / sulit tidur


 Hiperaktivitas diikuti oleh letargis
 Muntah
 Penurunan frekuensi pernafasan
 Grunting/ merintih
 Bradikardia
 Apneu
Patofisiologi

Hipotermia terjadi karena :


 Lingkungan yang dingin
 Asuhan BBL yang tidak tepat dan segera setelah lahir
 Prosedur penghangatan yang tidak memadai sebelum
dan selama transportasi
 BBL yang sakit dan stress
Mekanisme Kehilangan Panas

 Konveksi, kehilangan panas bila udara dingin disekitar


bayi
 Konduksi, kehilangan panas bila bersentahun langsung
dengan benda-benda yang dingin
 Evaporasi, kehilangan panas melalui cairan tubuh
 Radiasi, kehilangan panas bila berada dekat benda yang
dingin
Akibat hipotermia

Hipoglikemia
asidosis metabolik
vasokontriksi perifer
shock
apnoe
perdarahan intra ventrikuler
Supaya hangat – bagaimana caranya ?

 Pertahankan suhu 36,5 C – 37,5C


 Cegah kehilangan air melalui epidermis/ kulit
 Gunakan sumber panas yang tersedia, misalnya : topi,
inkubaktor, radiant warmer, plastik pembungkus dan
gunakan inkubaktor alami (PMK) jika bayi sudah stabil
 Suhu ruangan antara 24 – 26 C
 Hangatkan bayi jika hipotermi 0.5 – 1 C per jam
Mengapa posisi yang benar, bayi
menjadi hangat ?

 Kehilangann energi sedikit, kebutuhan oksigen


minimal, koordinasi antara pernafasan,
pencernaan dan pertumbuhan tulang
 Tonus yang buruk mempengaruhi kestabilan
suhu dan perkembangan otot
 Lakukan perubahan posisi mika – miki
Tengkurap dan terlentang dengan posisi mid line
kontrol serta mencegah distres pernafasan
Sweet – Mengapa ?

 BBLR/Pematur
 Kurangnya cadangan glikogen
 Otot intestinal belum berkembang
 Peristaltik kurang terkoordinasi
 Absorpsi nutrisi tidak dapat diprediksi
 Kerentanan usus terhadap hipoksia dan asidosis
bahkan bisa terjadi NEC
 Perlu dukungan glukoneogenesis
Bagaimana supaya manis ?

 Penyediaan energi dini


 Pertahankan PGL (kadar gula darah > 45 mg/ dl
 Amati status pernafasan
 Pantau terjadi hipoglikemia jangka panjang
 Perhatikan berat badan hartan
 Kebutuhan cairan sesuai dengan berat badan dan
usia
Hygiene – Mengapa ?
Semua bayi baru lahir lebih rentan terhadap infeksi :
 Sistem kekebalan tubuh belum matur
 Kurangnya flora normal
 Perlu memperoleh keseimbangan flora
 Tali pusat merupakan sumber infeksi
Prematur :
 Stres secara fisik
 Prosedur invasif
 Infeksi silang
 Lingkungan
 Penundaan pemberian nutrisi enteral
Sepis dapat mengakibatkan

 Instabilitas suhu
 Peningkatan frekuensi nafas dan jantung
 Ketidaksatabilan PGL (plasma glucose level/ kadar gula
darah plasma)
 Letargis
 Bradikardia
 Perfusi buruk / mottled skin
 Kesulitan minum
 Distres pernafasan dan peningkatan kebutuhan oksigen
 Kuning/ jaundine
 kejang
Pencegahan
 Mencuci tangan dengan 5 moment
 Mempertahankan integritas kulit
 Lingkungan bersih
 Teknik aseptik
 Kesehatan karyawan
Skrining sepsis jika di perlukan :
 Kultur darah
 Aspirasi lambung jika ada perdarahan (jika belum minum secara oral)
 Swab telinga (jika belum dimandikan)
 CRP, DPL, AGD
 Pungsi lumbal
 Kultur urine
Cakupan antibiotik
 Antibiotik spektrum luas – amoxycilin dan gentamicin sesuai klinis dan program
 CRP (C – reactive protein ) harian
FCC ( Family Centered Care)
Bagaimana caranya ?

 Membimbing reaksi emosional dari orang tua


 Diskusikan gejala, tatalaksana dan rencana
perawatan
 Mengkomunikasi mengenai segala perubahan
 Memberikan akses untuk mendukung menyusui
 Asistensi pemberian asi
 Libatkan dalam asuhan sehari = hari
Pemeriksaan Diagnostik
 Darah tepi lengkap
 Pengukuran gula darah
 Kadar bilirubin
 AGD elektrolit bila perlu
 Rontgen dada
 Usg kepala
 Echo bila perlu
 CRP, IT ratio dan kultur bila perlu
Komplikasi

 Sindrom distres pernafasan, disebut juga HMD, karena pada


stadium akhir akan terbentuk membrane hialin yang melapisi
alveolus paru, RDS sering terdapat bayi prematur karena
pembentukan surfaktan yang belum sempurna, dimana
jumlah dan bentuknya sempurna pada masa gestasi 36
minggu
 Aspirasi pneumonia : keadaan ini disebabkan karena reflek
menelan dan batuk pada bayi prematur belum sempurna
 Perdarahan intraventrikuler : yaitu perdarahan spontan pada
ventrikel otak lateral, biasanya terjadi bersamaan dengan
terbentuknya membran hialin di –paru- paru.
Lanjutan
 Fibroplasia retrolental atau ROP (retinopaty of
prematurity), disebabkan oleh gangguan oksigen
yang berlebihan yang konsumsi oleh bayi
prematur
 Hiperbilirubinemia, keadaan ini disebabkan
karena hepar pada bayi prematur yang belum
matang sehingga kerja sirkulasi enterohepatik
yang belum sempurna
 Hipotermi / hipertermi, karena system
pengontrolan suhu belum stabil
Lanjutan

 Kesulitan menyusui
 RDS
 Kuning
 Anemia
 Retinopathy prematurity
 Infeksi nosokomial
Asuhan keperawatan

Pengkajian
 Riwayat maternal : kala II panjang,
pemakaian obat-obatan, anestesi analgesik
 Riwayat neonatus : prematur, nilai A/S
rendah, asfiksia, CNS yang tidak 
kepala normal, ibu demam/infeksi
Diagnose Keperawatan
 Ketidakefektifan pola nafas b/d imaturitas fungsi paru dan
neuromuskuler
 Resiko ketidakefektifan termoregulasi : hipotermia b/d imaturitas
pengatur suhu tubuh dan berkurangnya lemak subkutan didalam
tubuh
 Resiko infeksi b/d defisiensi pertahanan tubuh yang imatur
 Resiko ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh b/d
reflek menelan dan hisap indekuat
 Resiko ketidakseimbangan cairan dan elektrolit b/d
ketidakmampuan ginjal mempertahankan keseimbangan cairan dan
elektrolit, IWL yang meningkat
 Resiko kerusakan intergritas kulit b/d tipisnya jaringan kulit,
imobilisasi
 Kecemasan orang tua b/d situasi kritis, dampak hospitalisasi
Rencana Keperawatan

 Sesuaikan dengan diagnosa keperawatan yang


muncul
 Tujuan dan kriteria hasil sesuai dengan NOC
(Nursing Outcome Clasification)
 Intervensi keperawatan sesuai dengan NIC
(Nursing Intervension Clasification)
Asuhan keperawatan
 Perubahan suhu tubuh, hipotermia berhubungan dengan imaturitas
termoregulasi, sirkulasi endo toksin di hipotalamus
 Tujuan : suhu tubuh dbn, fluktuasi suhu tidak lebar, terhindar dari stress
dingin
 Intervensi
 Kaji faktor pemicu
 Obsevasi TTV secara teratur, masukkan dalam grafik suhu
 Kalau perlu rawat di dalam inkubator
 Pantau suhu lingkungan/inkubator..catat
 Ganti popok bila basah
 Hindari dari mekanisme kehilangan panas
 Nilai tingkatan kesadaran, aktivitas dan warna kulit
 Awasi kejadian apnea attack
 Kolaborasi untuk pemeriksaan lab (Dpl,GD)

You might also like