You are on page 1of 31

Referat

Pneumotoraks
Rifqi Rahadian
NIM 142011101095

Dokter Pembimbing : dr. Adi Nugroho, Sp. B


Anatomi
• Anatomi permukaan dinding toraks

Moore, Keith L., Dalley, Arthur F., Agur Anne M. R. 2018. Clinically Oriented Anatomy Eight Edition. Philadelphia: Wolters Kluwer.
Anatomi
• Dinding toraks merupakan
struktur berbentuk kubah
yang terdiri atas thoracic
cage, otot-otot thoraks,
serta kulit, jaringan subkutan
serta fascia pada bagian
anterolateral

Moore, Keith L., Dalley, Arthur F., Agur Anne M. R. 2018. Clinically Oriented Anatomy Eight Edition. Philadelphia: Wolters Kluwer.
Anatomi
• Otot axio-appendicular : M. pectoralis mayor dan minor, m. scalenus, m.
serratus anterior
• Otot dinding dada : m. serratus posterior, m. levator costarum, m.
intercostal, m. subcostal dan m. transversus thoracis

Moore, Keith L., Dalley, Arthur F., Agur Anne M. R. 2018. Clinically Oriented Anatomy Eight Edition. Philadelphia: Wolters Kluwer.
Anatomi
• Bagian visceral:
• Rongga paru (bilateral,
kanan dan kiri)
• Mediastinum (central)

Moore, Keith L., Dalley, Arthur F., Agur Anne M. R. 2018. Clinically Oriented Anatomy Eight Edition. Philadelphia: Wolters Kluwer.
Mekanisme Ventilasi
Udara cenderung berpindah dari tekanan tinggi ke tekanan
rendah mengikuti gradien tekanan

Sherwood, Lauralee. 2013. Human physiology : from cells to systems. Belmont, CA :Brooks/Cole, Cengage Learning,
Mekanisme Ventilasi
• Inspirasi
• Tekanan intraalveolar = tekanan atmosfer
• Kontraksi otot inspirasi -> diafragma dan
intercostales eksternus
• Peningkatan volume rongga toraks
• Tekanan intraalveolar < tekanan atmosfer ,
tekanan intrapleural menurun untuk membuat
toraks berkembang maksimal
• Udara masuk

• Ekspirasi
• Otot inspirasi relaksasi
• Volume rongga thoraks kembali normal
• Tekanan intraalveolar > tekanan atmosfer
• Udara keluar

Sherwood, Lauralee. 2013. Human physiology : from cells to systems. Belmont, CA :Brooks/Cole, Cengage Learning,
Definisi
Pneumothorax adalah adanya udara atau gas di dalam rongga pleura, sebuah
ruangan antara dinding dada dan paru-paru.

Alsagaff, H., dan Pradjoko, I. 2010. Pneumotoraks. Dalam W, M.J., Winariani dan Hariadi, S. (eds.), Buku Ajar Ilmu Penyakit Paru. Departemen Ilmu Penyakit Paru FK Unair -RSUD Dr. Soetomo Surabaya, pp 194-
201.
ATLS - Advanced trauma life support. 2012. Chicago, Ill.: American College of Surgeons, Committee on Trauma.
Klasifikasi
Pneumotoraks

Penyebab Fistula Luas

Spontan Traumatik Tertutup Ventil Parsialis Totalis

Primer Iatrogenik
Terbuka
Sekunder Non-
iatrogenik

Alsagaff, H., dan Pradjoko, I. 2010. Pneumotoraks. Dalam W, M.J., Winariani dan Hariadi, S. (eds.), Buku Ajar Ilmu Penyakit Paru. Departemen Ilmu Penyakit Paru FK Unair -RSUD Dr. Soetomo
Surabaya, pp 194-201.
Papagiannis, A., Lazaridis, G., Zarogoulidis, K., Papaiwannou, A., Karavergou, A., Lampaki, S., Baka, S., Mpoukovinas, I., Karavasilis, V., Kioumis, I. and Pitsiou, G., 2015. Pneumothorax: an up to
date “introduction”. Annals of translational medicine, 3(4).
Klasifikasi

Sherwood, Lauralee. 2013. Human physiology : from cells to systems. Belmont, CA :Brooks/Cole, Cengage Learning,
Patofisiologi
• Pneumotoraks spontan primer
• Terjadi lesi emfisema paru.
• Benda asing (ex: asap rokok)  rilis mediator neutrofil dan makrofag  degradasi
serat elastis pada paru.
• Ketidakseimbangan antara protease-antiprotease dan oksidan-antioksidan 
kerusakan menetap pada parenkim paru  emfisema dan pembentukan bula.
• Inflamasi  peningkatan tekanan alveoli  pecahnya alveoli.
• Udara akan masuk dari interstisial paru menuju hilus
• Terjadi pneumotoraks

Lyra, R.D.M., 2016. Etiology of primary spontaneous pneumothorax. Jornal Brasileiro de Pneumologia, 42(3), pp.222-226.
Noppen, M., 2010. Spontaneous pneumothorax: epidemiology, pathophysiology and cause. European Respiratory Review, 19(117), pp.217-219.
Matthys, H., 2011. Spontaneous pneumothorax.
Patofisiologi
• Pneumotoraks spontan sekunder
Jenis Penyebab
Penyakit Paru Obstruktif Penyakit paru obstruktif kronis (PPOK)
Asma
Penyakit Paru Instertisial Fibrosis paru idiopatik
Pneumonitis instertisial non spesifik
Limfangioliomiomatosis
Sarcoidosis
Pneumonitis radiasi atau fibrosis
Infeksi Pneumonitis cariini pneumonia
Tuberkulosis
Coccidiodomikosis
Pneumonia bakterial akut
Keganasan Kanker paru primer
Metastase paru
Komplikasi kemoterapi
Penyakit jaringan ikat Artritis rematik
Ankilosing spondilitis
Sindroma Marfan
Sindroma Ehlers-Danlos
Polimiositis/Deramtomiositis
Skleroderma
Lainnya Pneumotoraks katamenial
Infark paru
Proteinosis alveolar paru
Penyakit von Recklinghausen
Granulomatosis Wagener
Alsagaff, H., dan Pradjoko, I. 2010. Pneumotoraks. Dalam W, M.J., Winariani dan Hariadi, S. (eds.), Buku Ajar Ilmu Penyakit Paru. Departemen Ilmu Penyakit Paru FK Unair -RSUD Dr. Soetomo Surabaya,
pp 194-201.
Choi, W.I., 2014. Pneumothorax. Tuberculosis and respiratory diseases, 76(3), pp.99-104.
Patofisiologi
• Pneumotoraks traumatik
• Iatrogenik dan non-iatrogenik (trauma tumpul dan trauma tajam)
• Iatrogenik : akibat prosedur medis yang disengaja maupun tidak seperti kanulasi
vena subklavia, aspirasi dan biopsi pleura
• Non-iatrogenik : cedera langsung maupun tidak langsung pada dada seperti
kecelakaan lalu lintas, luka tembak, luka tembus, fraktur tulang iga

Papagiannis, A., Lazaridis, G., Zarogoulidis, K., Papaiwannou, A., Karavergou, A., Lampaki, S., Baka, S., Mpoukovinas, I., Karavasilis, V., Kioumis, I. and Pitsiou, G., 2015. Pneumothorax: an up to
date “introduction”. Annals of translational medicine, 3(4).
Patofisiologi
• Pneumotoraks ventil
• Berkembang dari pneumotoraks spontan maupun traumatic
• Udara mengalir ke dalam rongga pleura saat inhalasi tetapi tertahan di dalam
rongga pleura saat ekshalasi
• Terjadi peningkatan tekanan rongga intrapleural
• Paru-paru ipsilateral pneumotoraks akan kolaps sempurna sedangkan paru-paru
kontralateral dan jantung akan mengalami penekanan
• Terjadi gangguan pernapasan dan hemodinamik yang ditandai dengan sesak berat,
sianosis dan hipotensi hingga dapat menyebabkan kematian

ATLS - Advanced trauma life support. 2012. Chicago, Ill.: American College of Surgeons, Committee on Trauma.
Roberts, D.J., Leigh-Smith, S., Faris, P.D., Blackmore, C., Ball, C.G., Robertson, H.L., Dixon, E., James, M.T., Kirkpatrick, A.W., Kortbeek, J.B. and Stelfox, H.T., 2015. Clinical presentation of patients with tension pneumothorax:
systematic review. Annals of surgery, 261(6), pp.1068-1078.
Patofisiologi
• Pneumotoraks katamenial
• Pneumotoraks spontan yang terjadi hanya pada wanita dengan onset 24 hingga 72
jam setelah menstruasi
• Biasanya bersifat rekuren
• Pneumotoraks jenis ini sangat jarang
• Terjadi pada wanita usia reproduktif di atas 30 tahun.
• Mekanisme terjadinya penumotraks jenis ini masih belum diketahui, namun
dicurigai berhubungan dengan hormonal dan anatomi  defek pada diafragma
dan implant endometrium pada pleura

Hisyam, B. dan Budiono, E. Pneumotoraks. 2014. Dalam Sudoyo, Aru, W. Setiyohadi, Bambang. Alwi, Idrus. K, Marcellus, Simadibrata. Setiati, Siti. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid II. Edisi VI.
Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. p. 1063.
Gejala Klinis
• Sesak nafas mendadak makin lama makin berat (80-100%)
• Nyeri tajam pada sisi dada yang sakit, terasa berat, tertekan, dan terasa lebih
nyeri pada gerak pernafasan (75-90%)
• Batuk-batuk (25-35%)
• Denyut jantung meningkat
• Mungkin sianosis
• Silent pada 5—10% penderita

Alsagaff, H., dan Pradjoko, I. 2010. Pneumotoraks. Dalam W, M.J., Winariani dan Hariadi, S. (eds.), Buku Ajar Ilmu Penyakit Paru. Departemen Ilmu Penyakit Paru FK Unair -RSUD Dr. Soetomo
Surabaya, pp 194-201.
Hisyam, B. dan Budiono, E. Pneumotoraks. 2014. Dalam Sudoyo, Aru, W. Setiyohadi, Bambang. Alwi, Idrus. K, Marcellus, Simadibrata. Setiati, Siti. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid II. Edisi VI.
Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. p. 1063.
Pemeriksaan Fisik
• Hiperekspansi pada sisi yang sakit
Inspeksi
• Gerak nafas tertinggal pada sisi yang sakit

• Ruang antar iga dapat normal atau melebar


Palpasi • Fremitus suara melemah atau menghilang pada sisi
yang sakit

• Hipersonor pada sisi yang sakit


Perkusi
• Batas jantung terdorong pada sisi yang sehat

• Pada bagian yang sakit, suara nafas melemah /


Auskultasi
menghilang

Alsagaff, H., dan Pradjoko, I. 2010. Pneumotoraks. Dalam W, M.J., Winariani dan Hariadi, S. (eds.), Buku Ajar Ilmu Penyakit Paru. Departemen Ilmu Penyakit Paru FK Unair -RSUD Dr. Soetomo
Surabaya, pp 194-201.
ATLS - Advanced trauma life support. 2012. Chicago, Ill.: American College of Surgeons, Committee on Trauma.
Hisyam, B. dan Budiono, E. Pneumotoraks. 2014. Dalam Sudoyo, Aru, W. Setiyohadi, Bambang. Alwi, Idrus. K, Marcellus, Simadibrata. Setiati, Siti. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid II. Edisi VI.
Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. p. 1063.
Pemeriksaan Penunjang
Foto Rontgen
• Bagian pneumothorax akan
tampak lusen dan paru yang
kolaps akan tampak garis yang
merupakan tepi paru (pleural
line). Kadang pula tidak
membentuk lobuler sesuai lobus
paru.

• Jantung dan trakea mungkin


terdorong ke sisi yang sehat,
spatium intercostale melebar,
diafragma mendatar dan
tertekan kebawah.

Alsagaff, H., dan Pradjoko, I. 2010. Pneumotoraks. Dalam W, M.J., Winariani dan Hariadi, S. (eds.), Buku Ajar Ilmu Penyakit Paru. Departemen Ilmu Penyakit Paru FK Unair -RSUD Dr. Soetomo
Surabaya, pp 194-201.
MacDuff, A., Arnold, A. and Harvey, J., 2010. Management of spontaneous pneumothorax: British Thoracic Society pleural disease guideline 2010. Thorax, 65(Suppl 2), pp.ii18-ii31.
Pemeriksaan Penunjang
CT Scan Thorax
• Gold standard dalam penegakan
diagnosis pneumotoraks

• Sulit dilakukan karena beberapa


alasan seperti transportasi
pasien ke ruang CT scan,
tingkat radiasi yang lebih tinggi,
dan harus diinterpretasi dokter
yang ahli

• CT scan dapat menunjukkan


adanya lesi emfisema di apeks
paru.

Alsagaff, H., dan Pradjoko, I. 2010. Pneumotoraks. Dalam W, M.J., Winariani dan Hariadi, S. (eds.), Buku Ajar Ilmu Penyakit Paru. Departemen Ilmu Penyakit Paru FK Unair -RSUD Dr. Soetomo
Surabaya, pp 194-201.
MacDuff, A., Arnold, A. and Harvey, J., 2010. Management of spontaneous pneumothorax: British Thoracic Society pleural disease guideline 2010. Thorax, 65(Suppl 2), pp.ii18-ii31.
Pemeriksaan Penunjang
USG Toraks
• Alternatif alat diagnosis pneumotoraks
• Penggunannya dapat lebih sensitif daripada foto polos dada pada posisi
supinasi dengan pneumotoraks traumatic
• Tampak gambaran seashore sign atau barcode sign pada USG toraks yang
menandakan terdapat udara pada rongga pleura.
Analisa Gas Darah
• Didapatkan hipoksemia (PO2 turun), dan kadang disertai dengan hipokarbia
(PCO2 turun)
• Hipoksemia pada pasien pneumotoraks spontan primer terjadi apabila luas
pneumotoraks tidak lebih dari 25%, apabila lebih dari 25% akan terjadi
hipoksemia berat
• Pada pasien pneumotoraks spontan sekunder hasil anaslisis gas darah
didapatkan hipoksemia dan hiperkarbia
Alsagaff, H., dan Pradjoko, I. 2010. Pneumotoraks. Dalam W, M.J., Winariani dan Hariadi, S. (eds.), Buku Ajar Ilmu Penyakit Paru. Departemen Ilmu Penyakit Paru FK Unair -RSUD Dr. Soetomo
Surabaya, pp 194-201.
MacDuff, A., Arnold, A. and Harvey, J., 2010. Management of spontaneous pneumothorax: British Thoracic Society pleural disease guideline 2010. Thorax, 65(Suppl 2), pp.ii18-ii31.
Tatalaksana
• Prinsip utama pneumotoraks: mengeluarkan udara dari rongga pleura,
mengembangkan paru yang kolaps, menutup sumber kebocoran, serta
mencegah terjadinya pneumotoraks berulang
• Pemilihan jenis terapi pneumotoraks dipengaruhi oleh beberapa faktor antara
lain: klinis pasien, penyebab pneumotoraks, penyakit penyerta, riwayat
pneumotoraks sebelumnya, resiko berulang dan pengalaman dokter yang
menangani
• Pilihan terapi:
• Konservatif
• Dekompresi
• Pemasangan jarum/abocath kontra ventil
• Aspirasi dengan selang infus
• Pemasangan selang dada/chest tube dengan WSD
• Tindakan Bedah

Alsagaff, H., dan Pradjoko, I. 2010. Pneumotoraks. Dalam W, M.J., Winariani dan Hariadi, S. (eds.), Buku Ajar Ilmu Penyakit Paru. Departemen Ilmu Penyakit Paru FK Unair -RSUD Dr. Soetomo
Surabaya, pp 194-201.
MacDuff, A., Arnold, A. and Harvey, J., 2010. Management of spontaneous pneumothorax: British Thoracic Society pleural disease guideline 2010. Thorax, 65(Suppl 2), pp.ii18-ii31.
Tatalaksana
• Terapi Konservatif

• Ukuran pneumotoraks kecil <20%, gejala yang tidak makin memberat dan luas
pneumotoraks diyakini tidak bertambah.
• Tindakan observasi tanpa tindakan invasif
• Diberikan oksigen agar meningkatkan penyerapan udara dalam rongga pleura.

• Mengukur luas pneumotoraks:


𝑑𝑖𝑎𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 𝑝𝑎𝑟𝑢 𝑘𝑜𝑙𝑎𝑝𝑠 3
%𝑝𝑛𝑒𝑢𝑚𝑜𝑡𝑜𝑟𝑎𝑘𝑠 = 100(1 −
𝑑𝑖𝑎𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 ℎ𝑒𝑚𝑖𝑡𝑜𝑟𝑎𝑘𝑠 3

• Mengukur luas pneumotoraks:


Jika jarak a atau b >2 cm, ukuran
pneumotoraks 50%

Alsagaff, H., dan Pradjoko, I. 2010. Pneumotoraks. Dalam W, M.J., Winariani dan Hariadi, S. (eds.), Buku Ajar Ilmu Penyakit Paru. Departemen Ilmu Penyakit Paru FK Unair -RSUD Dr. Soetomo
Surabaya, pp 194-201.
MacDuff, A., Arnold, A. and Harvey, J., 2010. Management of spontaneous pneumothorax: British Thoracic Society pleural disease guideline 2010. Thorax, 65(Suppl 2), pp.ii18-ii31.
Tatalaksana
• Needle decompression

• Cara:
• Jarum (ukuran 5 / 8 cm) atau
abbocath (ukuran 14-16G)
ditusukkan pada dinding dada
ICS sampai menembus pleura
parietalis dan masuk ke dalam
rongga pleura
• Ujung jarum/abbocath
dibiarkan terbuka
• Lokasi pemasangan pada ICS 2
MCL anterior, rekomendasi lain
ICS 4 atau 5 AAL karena realtif
lebih aman

Alsagaff, H., dan Pradjoko, I. 2010. Pneumotoraks. Dalam W, M.J., Winariani dan Hariadi, S. (eds.), Buku Ajar Ilmu Penyakit Paru. Departemen Ilmu Penyakit Paru FK Unair -RSUD Dr. Soetomo
Surabaya, pp 194-201.
MacDuff, A., Arnold, A. and Harvey, J., 2010. Management of spontaneous pneumothorax: British Thoracic Society pleural disease guideline 2010. Thorax, 65(Suppl 2), pp.ii18-ii31.
Tatalaksana
• Pemasangan Selang Dada/Chest Tube

• Cara:
• Insisi kulit di ICS 4 MAL atau PAL; atau
di ICS 2 MCL
• Selang dada steril dimasukkan ke
dalam rongga pleura dengan
perantara trokar atau pean/klem jepit
• Ujung selang dada tersebut
disambungkan ke botol WSD
• Pada kondisi pneumotoraks dengan
emfisema subkutis dapat dilakukan
sambungan botol WSD dengan
pompa continous suction dengan
tekanan negatif 10-20 cm H2O.

Alsagaff, H., dan Pradjoko, I. 2010. Pneumotoraks. Dalam W, M.J., Winariani dan Hariadi, S. (eds.), Buku Ajar Ilmu Penyakit Paru. Departemen Ilmu Penyakit Paru FK Unair -RSUD Dr. Soetomo
Surabaya, pp 194-201.
Brunicardi, F. C., Andersen, Dana K., Billiar, Timothy R., dkk. 2015. Schwartz’s Principles of Surgery Tenth Edition. New York: McGraw-Hill.
Tatalaksana
• Tindakan bedah dapat dilakukan dengan beberapa indikasi antara lain:
• Lubang yang menyebabkan pneumotoraks  buka dinding toraks melalui
operasi  cari lubang, kemudian dijahit
• Penebalan pleura yang menyebabkan paru tidak bisa mengembang 
dekortikasi.
• Paru mengalami robekan atau terdapat fistel dari paru yang rusak 
reseksi
• Pleurodesis  masing-masing lapisan pleura yang tebal dibuang,
kemudian kedua pleura dilekatkan satu sama lain di tempat fistel.

Alsagaff, H., dan Pradjoko, I. 2010. Pneumotoraks. Dalam W, M.J., Winariani dan Hariadi, S. (eds.), Buku Ajar Ilmu Penyakit Paru. Departemen Ilmu Penyakit Paru FK Unair -RSUD Dr. Soetomo
Surabaya, pp 194-201.
MacDuff, A., Arnold, A. and Harvey, J., 2010. Management of spontaneous pneumothorax: British Thoracic Society pleural disease guideline 2010. Thorax, 65(Suppl 2), pp.ii18-ii31.
Tatalaksana
• Pengobatan penyakit penyebab  pneumotoraks spontan sekunder
• Tuberkulosis paru diberi OAT (obat anti tuberculosis
• Bronkhitis dengan obstruksi saluran napas diberi antibiotik dan
bronkodilator
• Istirahat total untuk menghindari kerja paru yang berat
• Pemberian antibiotik profilaksis setelah setelah tindakan bedah dapat
dipertimbangkan, untuk mengurangi insidensi komplikasi, seperti
emfisema.

Milisavljević, S., Spasić, M. and Milošević, B., 2015. Pneumothorax: Diagnosis and treatment. Sanamed, 10(3), pp.221-228.
Kaneda, H., Nakano, T., Taniguchi, Y., Saito, T., Konobu, T. and Saito, Y., 2012. Three-step management of pneumothorax: time for a re-think on initial management. Interactive cardiovascular
and thoracic surgery, 16(2), pp.186-192.
MacDuff, A., Arnold, A. and Harvey, J., 2010. Management of spontaneous pneumothorax: British Thoracic Society pleural disease guideline 2010. Thorax, 65(Suppl 2), pp.ii18-ii31.
Tatalaksana
• Full-thickness loss
pada dinding dada
menyebabkan
terjadinya
pneumotoraks
terbuka (A).
Pemasangan 3 side
tape sebagai
penanganan pertama
pada pneumotoraks
terbuka (B).

ATLS - Advanced trauma life support. 2012. Chicago, Ill.: American College of Surgeons, Committee on Trauma.
Rehabilitasi
• Penderita yang telah sembuh dari pneumotraks harus dilakukan pengobatan
tepat untuk penyakit dasarnya.
• Untuk sementara waktu, penderita dilarang mengejan, batuk, atau bersin
terlalu keras
• Bila mengalami kesulitan defekasi karena pemberian antitusif, berilah laksan
ringan
• Kontrol penderita pada waktu tertentu, terutama kalau ada keluhan batuk,
sesak napas.

Milisavljević, S., Spasić, M. and Milošević, B., 2015. Pneumothorax: Diagnosis and treatment. Sanamed, 10(3), pp.221-228.
Komplikasi
• Komplikasi yang dapat muncul pada kasus pneumotoraks adalah
• Pneumotoraks ventil
• Hemopneumotoraks
• Bronchopleural fistula
• Pneumomediastinum
• Pneumotoraks kronis

Milisavljević, S., Spasić, M. and Milošević, B., 2015. Pneumothorax: Diagnosis and treatment. Sanamed, 10(3), pp.221-228.
Prognosis
• Prognosis pneumotoraks tergantung pada tingkat dan jenis
pneumotoraks.
• Pneumotoraks spontan kecil umumnya akan hilang dengan sendirinya
tanpa pengobatan.
• Pneumotoraks sekunder yang terkait dengan penyakit mendasari dapat
mengancam nyawa meskipun ukurannya kecil.
• Setelah kejadian pneumotoraks akan meningkatkan resiko terjadi
pneumotoraks lagi. Tingkat kekambuhan sekitar 40% yang banyak terjadi
1,5 sampai 2 tahun apapun jenisnya

Hisyam, B. dan Budiono, E. Pneumotoraks. 2014. Dalam Sudoyo, Aru, W. Setiyohadi, Bambang. Alwi, Idrus. K, Marcellus, Simadibrata. Setiati, Siti. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid II. Edisi VI.
Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. p. 1063.
Terima Kasih

You might also like