You are on page 1of 14

ASSALAMUALAIKUM WR WB

BAB 6
MANUSIA, NILAI, MORAL DAN
HUKUM
KELOMPOK 2
AYU TIRTA SARI
LISA NUR AINI
MARWAH
NUR FAUZAH
ZAINIYAH
HAKIKAT, FUNGSI DAN PERWUJUDAN NILAI MORAL DAN HUKUM

Hakikat nilai dan moral


Pembahasan mengenai nilai termasuk dalam kawasan etika. Bertens (2001)
menyebutkan ada tiga jenis makna etika, yaitu
1. Etika berarti nilai-nilai atau norma-norma yang menjadi pegangan bagi
seseorang atau kelompok dalam mengatur tingkah lakunya.
2. Etika berarti kumpulan asas atau nilai moral. Etika yang di maksud adalah kode
etik
3. Etika berarti ilmu tentang baik dan buruk. Etika yang di maksud ssama dengan
istilah filsafat moral.

Istilah nilai (value) menurut kamus poerwodarminto di artikan sebagai berikut:


1. Harga diri arti taksiran, misalnya nilai emas
2. Harga sesuatu, misalnya uang
3. Angka, skor
4. Kadar, mutu
5. Sifat-sifat atau hal penting bagi kemanusiaan
Beberapa pendapat tentang pengertian nilai
dapat di uraikan sebagai berikut:
• Menurut bambang daroeso, nilai adalah suatu
kualitas atau penghargaan terhadap sesuatu,
yang menjadi dasar penentu tingkah laku
seseorang.
• Menurut Darji Darmodiharjo adalah kualitas
atau keadaan yang bermamfaat bagi manusia
baik lahir ataupun batin.
Sesuatu di anggap bernilai apabila sesuatu itu
memiliki sifat se bagai berikut:
• Menyenangkan (peasent)
• Berguna (usefull)
• Memuaskan (satisfying)
• Menguntungkan (profitable)
• Menarik (interesting)
• Keyakinan (belief)
• Ada dua pendapat mengenai nilai. Pendapat pertama
mengatakan bahwa nilai itu objektif, Sedangkan pendapat
kedua mengatakan nilai itu subjektif, Menurut aliran
idealisme, nilai objektif ada pada setiap sesuatu. Tidak ada
yang di ciptakan di dunia tanpa ada suatu nilai yang
melekat di dalamnya. Dengan demikian segala sesuatu ada
nilainnya dan bernilai bagi manusia. Hanya saja manusia
tidak atau belum tau nilai apa dari objek tersebut. Aliran ini
di sebut juga aliran objektivisme.
• Pendapat lain menyatakan bahwa nilai suatu objek
terletak pada subjek yang menilainya. Misalnya air menjadi
sangat bernilai dari pada emas bagi orang kehausan di
tengah padang pasir, Jadi nilai itu subjektif. Aliran ini di
sebut aliran subjektivisme.
• Inilah ajaran yang berusaha menggabungkan antara aliran
subjektivisme dan objektivisme.
Menurut Bambang Daroeso, nilai memiliki ciri sebagai berikut:
• Suatu realitas yang abstrak (tidak dapat di tangkap dengan indra tapi ada)
• Normatif (yang seharusnya, ideal, sebaiknya, diinginkan)
• Berfungsi sebagai daya dorong manusia (sebagai motifasi)

Prof. Drs. Notonegoro, S.H. menyatakan ada tiga macam nilai yaitu:
• Nilai materiil, yakni sesuatu yang berguna bagi jasmani manusia
• Nilai vital, yakni sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat
melaksanakan kegiatan.
• Nilai kerohanian , di bedakan menjadi 4 yaitu:
1. Nilai kebenaran bersumber pada akal oikir manusia (rasio, budi, dan cipta)
2. Nilai estetika (keindahan) bersumber pada rasa manusia
3. Nilai kebaikan atau nilai moral bersumber pada kehendak keras, karsa hati,
dan nuranoi manusia
4. Nilai religious (ketuhanan) yang bersifat mutlak dan bersumber pada
keyakinan manusia.
• Moral berasal dari bahasa latin mores yang
berarti adat kebiasaan. kata mores ini
mempunyai sinonim mos, moris, manner mores,
atau , manners, morals.
• Dalam filsafah nilai secara sederhana di bedakan
menjadi 3 jenis :
1. Nilai logika, yaitu nilai tentang benar salah
2. Nilai etika, yaitu tentang nilai baik buruk
3. Nilai estetika yaitu nilai tentang indah jelek
Norma sebagai perwujudan dari nilai
Norma-norma yang berlaku di masyarakat ada 4 macam, yakni:
• Norma agama, yaitu peraturan hidup manusia yang berisi perintah dan
larangan yang berasal dari tuhan.
• Norma moral/kesusikaan, yaitu peraturan/kaidah hidup yangb bersumber
dari hati nurani dan merupakan nilai-niklai moral yang mengikat manusia
• Norma kesopanan, yaitu peraturan yang bersumber dari pergaulan hidup
manusia.
• Norma hukum, yaitu peraturan yang di ciptakan oleh kekuasaan resmi
atau Negara yang sifatnya mengikat dan memaksa.

Norma yang berkaitan dengan aspek kehidupan pribadi, yaitu:


• Norma agama/religi
• Norma moral/kesusilaan.

Norma yang berkaitan dengan aspek kehidupan antar pribadi, yaitu:


• Norma adat/kesopanan
• Norma hukum.
• Hukum sebagai norma.
• Perbedaan norma hukum dengan norma yang lainnya adalah
sbb:
1. Norma hukum datangnya dari luar diri kita sendiri, yaitu dari
kekuasaan/lembaga yang resmi dan berwenang
2. Norma hukum di lekati sanksi pidana atau pemaksa secara fisik.
3. Sanksi pidana atau sanksi pemaksa itu di laksanakan oleh aparat
Negara.

• Jadi, meskipun ada norma agama, kesusilaan, dan kesopananm,


namun dalam berkehidupan bernegara tetap di butuhkan norma
hukum.
Norma hukum dibutuhkan karena ada 2 hal, yaitu
1. Karena bentuk sanksi dari ketiga norma belum cukup memuaskan
dan efektif untuk melindungi keteraturan dan ketertiban
masyarakat.
2. Masih ada prilaku lain yang perlu di atur di luar ketiga norma di atas,
misalnya perilaku di jalan raya.
• KEADILAN, KETERTIBAN DAN KESEJAHTERAAN.

• Makna keadilan
• Keadilan berasal dari bahasa arab adil, yang artinya tengah. Keadilan
berarti menempatkan sesuatu di tengah-tengah tidak berat sebelah atau
dengan kata lain keadilan berarti menempatkan sesuatu pada tempatnya.
• Berikut ini beberapa pengertian mengenai keadilan, berikut ini beberapa
pendapat mengenai makna keadilan.
• Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) keadilan berarti (sifat
perbuatan, perlakuan) yang adil. Keadilan berarti prilaku atau perbuatan
yang dalam pelaksaannya memberikan kepada pihak lain sesuatu yang
semestinya harus di terima oleh pihak lain.
• Menurut W.J.S Poerwodarminto, keadilan berarti tidak berat sebelah
sepatutnya, tidak sewenang wenang. Jadi, dalam pengertian adil termasuk
di dalamnya tidak terdapatnya kesewenang wenangan orang yang
bertindak sewenang wenang berarti bertindak tidak adilo.
• Menurut Frans Magnis Suseno dalam bukunya menyatakan bahwa
keadilan sebagai suatu keadaan di mana seseorang dalam situasi yang
sama di perlukan secara sopan.
Mengenai macam keadilan, Aristoteles membedakan dua macam keadila, yaitu
• Keadilan komutatif
• Keadilan distributive
Sedangkan Plato, guru aristoteles, meyebutkan ada 3 macam yaitu:
• Keadilan komutatif
• Keadilan distributif
• Keadilan legal atau keadilan moral
Sesuai dengan sila kelima maka keadilan yang harus terwujud dalam kehidupan bangsa ialah:
• Keadilan distributive
• Keadilan legal (bertaat)
• Keadilan komotatif

2.Fungsi dan tujuan hukum dalam masyarakat


Ada empat fungsi hukum dalam masyarakat, yaitu sebagai berikut:
Sebagai alat pengatur tertib hubungan masyarkat
• Hukum mempunyai sifat mengatur tingkah laku manusia serta mempunyai ciri memerintah dan melarang.
Sebagai sarana untuk mewujudkan keadilan social
• Hukum mempunyai ciri memerintah dalam masyarakat
• Hukum mempunyai sifat memaksa
• Hukum mempunyai daya yang mengikat secara psikis dan fisik
Sebagai penggerak pembangunan
• Hukum di jadikan alat untuk membawa masyarakat kea rah yang lebih maju dan lebih sejahtera.
• Fungsi kritis hukum
• Yaitu sebagai daya kerja hukum tidak semat mata melakukan pengawasan kepada aparatur pengawas
(petugas) saja tetapi aparatur penegak hukum termasuk di dalamnya.
• PROBLEMATIKA NILAI, MORAL, DAN HUKUM DALAM MASYARAKAT
DAN NEGARA
Moral adalah salah satu bagian dari nilai yaitu nilai moral. Moral
berkaitan dengan nilai baikl buruknya perbuatan manusia.
• Pelaggaran etik
Kebutuhan akan norma etik oleh manusia di wujudkan dengan
memenuhi serangkaian norm etik untuk suatu kegiatan atau
profesi. Rangkaian norma moral yang terhimpun ini biasa di sebut
kode etik.
• Pelanggaran hukum
Kesadran hukum adalah kesadaran diri sendiri tanpa tekanan,
paksaan atau perintah dari luar untuk tunduk pada hukum yang
berlaku.
Hukum berisi perintah dan larangan, problema hukum yang berlaku
dewasa ini adalah masih rendahnya kesadaran hukum masyarakat.
Pelanggaran hukum dalam arti sempit berarti pelanggran terhadap
peraturan perundang undangan Negara.

You might also like