You are on page 1of 19

Metode Harga Pokok Pesanan

Kelompok 2 :
Ian Nurliana (3403170140)
Arin Oktoviansyah (3403170108)
Linda Oktorawati (3403170122)
Fifih Sri Helpita (3403170123)
Pengertian Metode Harga Pokok Pesanan

Harga Pokok Pesanan (job order costing) adalah cara perhitungan


harga pokok produksi untuk produk yang dibuat berdasarkan
pesanan. Metode harga pokok pesanan dirancang untuk mengawasi
biaya perusahaan dalam menghasilkan atau mengerjakan masing-
masing pekerjaan pesanan. Sedangkan metode harga pokok proses
dirancang untuk mengawasi biaya bagi perusahaan yang
menghasilkan barang secara masal.

Metode harga pokok pesanan adalah suatu metode pengumpulan


biaya produksi untuk menentukan harga pokok produk pada
perusahaan yang menghasilkan produk atas dasar pesanan
Karakteristik Biaya Pesanan

a. Sifat Produksinya terputus-putus, tergantung pada pesanan yang


diterima.
b. Bentuk produk tergantung dari spesifikasi pemesan.
c. Pengumpulan biaya produksi dilakukan pada kartu biaya pesanan
yang memuat rincian untuk masing-masing pesanan.
d. Total biaya produksi dikalkulasi setelah pesanan selesai
e. Biaya produksi perunit dihitung dengan membagi total biaya
produksi dengan total unit yang dipesan.
f. Akumulasi biaya umumnya menggunakan biaya normal.
g. Produk sudah selesai langsung diserahkan pada pemesan.
Kartu Biaya Pesanan

Kartu biaya pesanan adalah dokumen dasar dalam


penentuan biaya pesanan yang mengakumulasi biaya-
biaya untuk setiap pesanan. Biaya akumulasi setiap
batch atau loy dalam system biaya pesanan
menunjukkan bahan baku langsung dan tenaga kerja
langsung serta biaya overhead pabrik yang dibebankan
untuk suatu pesanan
Ciri Khusus Biaya Pesanan

a. Perusahaan memproduksi berbagai macam produk sesuai dengan spesifikasi pemesan


dan setiap jenis produk perlu dihitung harga pokok produksinya secara individual
b. Biaya Produksi harus digolongkan berdasarkan hubungannya dengan produk menjadi
dua kelompok, yakni: biaya produksi langsung dan biaya produksi tidak langsung
c. Biaya produksi langsung terdiri dari biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung,
sedangkan biaya produksi tidak langsung disebut dengan istilah biaya overhead pabrik
d. Biaya produksi langsung diperhitungkan sebagai harga pokok produki pesanan
tertentu berdasarkan biaya yang sesungguhnya terjadi, sedangkan biaya overhead
pabrik diperhitungkan ke dalam harga pokok pesanan berdasarkan tariff yang
ditentukan di muka.
e. Harga pokok produksi per unit dihitung pada saat pesanan selesai diproduksi dengan
cara membagi jumlah biaya produksi yang dikeluarkan untuk pesanan tersebut dengan
jumlah unit produk yang dihasilkan dalam pesanan yang bersangkutan
Manfaat Informasi Harga Pokok Pesanan
• Menentukan harga jual yang akan
dibebankan kepada pemesan
• Mempertimbangkan penerimaan atau
penolakan pesanan
• Memantau realisasi biaya produksi
• Menghitung laba atau rugi tiap pesanan
• Menentukan harga pokok persediaan
produk jadi dan produk dalam proses
yang disajikan dalam neraca

6
Kartu Harga Pokok
(Job Order Cost Sheet)

Kartu harga pokok merupakan catatan yang penting dalam


metode harga pokok pesanan. Kartu ini berfungsi sebagai
rekening pembantu, yang digunakan untuk mengumpulkan
biaya produksi tiap pesanan produk. Biaya produksi untuk
mengerjakan pesanan tertentu dicatat secara rinci didalam
kartu harga pokok pesanan yang bersangkutan.

Biaya produksi langsung dicatat dalam kartu harga pokok


pesanan yang bersangkutan secara langsung, sedangkan
biaya produksi tidak langsung dicatat dalam kartu harga
pokok berdasarkan suatu tarif tertentu.
Job Order Cost Sheet (Kartu Harga Pokok Pesanan)

Kode Pesan : Tgl Pesan :


Nama Barang : Tgl Selesai :
Kuantitas : Nama Pemesan :
Alamat :
Bahan Baku Tenaga Kerja Overhead Pabrik
Langsung
Rp Rp Rp

Perhitungan Laba Rugi :


Penjualan Rp xxxxx
Biaya Produksi Rp xxxxx
Biaya Non Produksi Rp xxxxx

Laba/Rugi
Harga Per unit
8
Ciri Khusus Biaya Pesanan

Pencatatan Biaya Bahan Baku (BBB)

Pencatatan Biaya Bahan Baku (BBB) dibagi menjadi dua prosedur, yaitu sebagai
berikut :

 Prosedur Pencatatan Pembelian Bahan Baku, jurnalnya sebagai berikut :

Persediaan Bahan Baku Rp. xxx

Utang Dagang/Kas Rp. xxx

Prosedur pencatatan pemakaian bahan baku, menggunakan metode mutasi persediaan (perpetual).
Dalam setiap pemakaian bahan baku harus diketahui pesanan mana yang memerlukannya. Jurnalnya

Barang Dalam Proses-Biaya Bahan Rp. xxx


Baku
Persediaan Bahan Baku Rp. xxx
Ciri Khusus Biaya Pesanan

Pencatatan Biaya Tenaga Kerja Langsung (BTKL)


Diperlukan pengumpulan dua macam jam kerja, yaitu Jam kerja total selama periode
kerja tertentu dan Jam kerja yang digunakan untuk mengerjakan setiap pesanan. Perusahaan
harus menyelenggarakan kartu hadir masing-masing karyawan, untuk mengumpulkan
informasi jam kerja total selama periode kerja tertentu, untuk pembuatan Daftar Upah.
Disamping itu, perusahaan harus mencatat penggunaan jam kerja masing-masing karyawan
untuk mengerjakan pesanan. (Masing-masing karyawan dibuatkan Kartu Jam Kerja / Job Time
Ticket). Jurnal pembagian upah adalah sebagai berikut :

Barang Dalam Proses Biaya Tenaga Kerja Rp.


Langsung xxx
Gaji dan Upah Rp. xxx
Ciri Khusus Biaya Pesanan

Pencatatan Biaya Overhead Pabrik (BOP)

BOP sesungguhnya terjadi dikumpulkan selama satu tahun yang sama,


kemudian pada akhir tahun dibandingkan dengan yang dibebankan kepada
produk atas dasar tarif. Tarif BOP ditentukan pada awal tahun/periode dengan
cara berikut

Taksiran jumlah BOP selama 1 Periode


Tarif BOP =
Jumlah Dasar Pembebanan
Ciri Khusus Biaya Pesanan

Pencatatan BOP yang dibebankan kepada produk

Barang Dalam Proses Biaya Overhead Pabrik Rp. xxx


Biaya Overhead Pabrik dibebankan Rp. xxx

Jurnal penutupan rekening biaya overhead pabrik yang dibebankan (untuk


mempertemukan BOP dibebankan dengan BOP sesungguhnya)

Biaya Overhead Pabrik dibebankan Rp. xxx


Biaya Overhead pabrik sesungguhnya Rp. xxx
Ciri Khusus Biaya Pesanan

Pencatatan BOP yang sesungguhnya

a. Pemakaian bahan penolong


Biaya Overhead pabrik sesungguhnya Rp. xxx
Persediaan Bahan Penolong Rp. xxx

b. Pencatatan biaya tenaga kerja tak langsung


Biaya Overhead pabrik sesungguhnya Rp. xxx
Gaji dan Upah Rp. xxx
Ciri Khusus Biaya Pesanan

4) Pencatatan Produk selesai

Biaya produksi yang telah dikumpulkan dalam Kartu Harga Pokok dijumlah dan
dikeluarkan dari rekening barang dalam proses dengan jurnal sebagai berikut
Persediaan Produk Jadi Rp.
xxx
Barang dalam proses biaya bahan baku Rp. xxx

Barang dalam proses Biaya Tenaga Kerja Rp. xxx


L Langsung
Barang Dalam proses Biaya Overhead Rp. xxx
Pabrik
Ciri Khusus Biaya Pesanan

4) Pencatatan Produk selesai

Harga pokok produk dicatat dalam kartu persediaan (finish goods ledger card) dan
kartu harga pokok pesanan tersebut dipindahkan ke dalam arsip kartu harga pokok
pesanan yang telah selesai. Perusahaan menggunakan metode pengumpulan biaya
produksi ditentukan oleh cara produksi, seperti atas dasar pesanan maka
perusahaan dalam membuat produknya baru melaksanakan jika ada pesanan.
Contohnya perusahaan percetakan. Biaya produksi dikumpulkan untuk setiap jenis
pesanan dan harga pokok persatuan dapat dihitung dengan rumus berikut

Jumlah biaya produksi persatuan


Harga Pokok Persatuan =
Jumlah Produk yang dipesan
Kasus Soal

Kasus 1

CV Arisha mengerjakan pesanan 100 stel seragam sekolah, biaya-biaya yang diperlukan
diantaranya sebagai berikut

Bahan baku Rp. 1.000.000


Bahan Penolong Rp. 150.000
Tenaga Kerja Langsung Rp. 1.200.000
Biaya Overhead pabrik Rp. 250.000
Jumlah Biaya Produksi Rp. 2.600.000
Dari data diatas, maka harga pokok 1 stel seragam sekolah adalah sebagai berikut:

HPP = Rp. 2.600.000 : 100

= Rp. 26.000
Kasus Soal

Kasus 2

Perusahaan pabrikasi Hite melaksanakan kegiatan produksi atas dasar pesanan dengan
Biaya Overhead Pabrik yang dianggarkan untuk tahun depan adalah Rp. 720.000,00.
Aktivitas sesungguhnya yang diharapkan adalah 200 jam tenaga kerja langsung, selama
tahun itu, perusahaan bekerja dengan total 192 jam tenaga kerja langsung dan overhead
sesungguhnya berjumlah Rp. 736.000,00

Diminta :

a. Hitung tarif Biaya Overhead Pabrik


b. Hitung Biaya Overhead Pabrik dibebankan
c. Hitung selisih Biaya Overhead Pabrik
Kasus Soal
Penyelesaian
Penghitungan BOP dibebankan :
Tarif BOP = BOP dibebankan

a. BDP – BOP Rp. 720.000,00


BOP Dibebankan
Rp. 720.000,00
(Mencatat pembebanan BOP)
a. BOP Dibebankan Rp. 720.000,00
BOP Sesungguhnya Rp. 720.000,00

(Mencatat penutupan BOP dibebankan ke BOP sesungguhnya)

a. Selisih BOP Rp. 16.000,00


BOP sesungguhnya
Rp. 16.000,00
(Mencatat selisih BOP)

Penghitungan selisih BOP :


Selisih BOP = BOP Sesungguhnya – BOP Dibebankan

= Rp. 736.000,00 – Rp. 720.000,00 = Rp. 16.000,00


Slide Title

You might also like