You are on page 1of 85

Peningkatan KGBS

(Konsumsi Garam Beryodium untuk Semua)


melalui Penguatan, Pengawasan dan Penegakan
Hukum dalam rangka mewujudkan
“Desa Bebas Garam Konsumsi Tidak Beryodium”

Boyolali, 02 Mei 2019


WHO IS NUTRITION INTERNATIONAL?
Nutrition International (formerly the Micronutrient Initiative) is passionate about
tackling one of the world’s greatest health issues: malnutrition.
Recognized as global experts, we work around the world to create effective and sustainable
solutions for hidden hunger.

Nutrition International has headquarters in Ottawa, Canada and regional offices in New
Delhi, India to oversee Asian operations and in Nairobi, Kenya to
oversee African operations.

Nutrition International is a not-for-profit organization governed by a dedicated


international Board of Directors and led by an internationally recognized team of technical
experts, program designers, advocates, analysts, evaluators, implementers, educators,
resource managers and nutrition champions.

https://www.nutritionintl.org/

2
WHO IS OUR DONORS AND PARTNERS?
Our funding comes from a range of sources – from governments to foundations, the
private sector to multilateral agencies. Investments in our programs ensure we can
extend our reach around the world.
We would like to thank the Government of Canada and other generous donors for their
ongoing support and commitment to Nutrition International (formerly the
Micronutrient Initiative) and improving nutrition for the world’s most vulnerable
people.
 Bill and Melinda Gates Foundation
 Children’s Investment Fund Foundation (UK)
 Government of Australia, through the Department of Foreign Affairs and Trade
(DFAT)
 Government of the United Kingdom, through Department of International
Development (DFID)
 Government of Canada, through Global Affairs Canada (GAC)

3
 International Medical Corps
 Irish Aid
 Mathile Institute for the Advancement of Human Nutrition
 McKing Consulting
 Mott MacDonald Ltd
 New Venture Fund  PATH
 Sight and Life Foundation
 Teck
 UNICEF
 University of Saskatchewan
 US Fund for UNICEF
 World Food Programme
4
Examples of NI’s Partners DEVELOPMENT PARTNERS

GOVERNMENTS - NATIONAL AND


SUBNATIONAL

UN AND MULTILATERAL PARTNERS GLOBAL MOVEMENTS

CANADIAN PARTNERS
PRIVATE SECTOR

INTERNATIONAL NGOs
UNIVERSITIES &
RESEARCH
INSTITUTES
5
NUTRITION IS EVERYBODY’S BUSINESS
A single organization cannot solve the world’s nutrition problems on their
own, which is why we partners with other not-for-profits, governments,
academia and the business community to leverage expertise, share ideas
and build upon strengths.

6
WHERE WE
WORK?
• Africa (Kenya, Nigeria, Senegal&Sahe, Tanzania)
• Asia (Bangladesh, India, Indonesia, Pakistan, Philipine)
• The Americas (Haiti)
~400 staff worldwide
and 10 country offices

+ Vitamin A
supplementation with
UNICEF in 60
countries
7
WHAT IS THE TARGET?

Vision, Purpose & Reach


Vision/ Visi
Dunia yang bebas bahaya kekurangan gizi/ Mal nutrition dan dapat
mencapai maksimal potensial

Purpose/ Tujuan
Untuk mengubah kehidupan terutama remaja putri, anak-anak dengan cara
meningkatkan status gizi mereka.

Reach/ Yang ingin dicapai


Dengan pengalaman selama 25 tahun dalam bidang nutrisi dan kesehatan
maka diharapkan dapat membebaskan 500 juta orang atau lebih dari
kekurangan gizi di 60 negara.

8
Global Goals Adopted (SDG’S)
• “The 2030 Agenda for Sustainable Development”
• 17 Goals. 169 Targets. Adopted by 193 countries
• End poverty. Fight inequity & injustice. Tackle climate change.

9
Kelaparan ”tersembunyi”, tapi efeknya nyata

Anak tidak bisa


Produktivitas dan
belajar dengan
kesempatan di masa
potensi maksimal
dewasa terbatas.
Dan siklus ini
terus berulang
dari
Anak tidak tumbuh
dengan potensi generasi
maksimal ke Kemiskinan
berdampak pada
generasi berikutnya
ketersediaan dan
Wanita yang kurang gizi aksesibilitas terhadap
memiliki bayi yang kurang zat gizi mikro.
gizi pula
10
Tujuan Strategi NI
Kelangsungan Hidup Anak:
– Suplementasi Vitamin A
– Zinc dan ORS pada pengobatan diare
Pertumbuhan, Perkembangan dan Kesehatan Anak:
• Multiple micronutrient / suplemen zat besi; fortifikasi makanan tambahan;
suplemen gizi berbasis lipid untuk anak 6-24 bulan dalam konteks IYCN
Kelangsungan Hidup dan Kesehatan Bayi dan Perempuan:
– Kesehatan ibu dan bayi dalam komunitas termasuk suplemen kalsium ibu
hamil, delayed cord clamping; IFA suplemen pada ibu hamil
– IFA suplemen pada remaja putri dan WUS
– Fortifikasi makanan dengan zat gizi mikro
Dampak Global:
• Evaluasi dan Bukti ilmiah
• Komunikasi dan advokasi
• Kualitas dan ketersediaan produk Micronutrient
11
Our Focus Programs :
- Research and Policy
- Women and girls nutrition
- Infant and young child health
- Salt Iodization
- Supplementation
- Fortification Some of the barriers to salt iodization
include:
 Production-level constraints
 Supply problems, including the procurement of
potassium iodate (KI03)
 Weak enforcement of regulations and policy
 Inadequate demand on the part of consumers 12
Wilayah Kerja NI Indonesia

Integrated
Micronutri
ent
Program

13
STUNTING DAN GAKI

14
Rozy Afrial J. MSi.
Sekitar 37% (9 Juta) Anak Mengalami Stunting
Stunting di seluruh wilayah dan lintas kelompok pendapatan

Jumlah anak stunting <5 tahun

Stunting U-5, Indonesia


60.0
50.0
40.0 2007
30.0
2010
20.0
2013
10.0
-00
Q-1 (poorest) Q-2 Q-3 Q-4 Q-5 (richest)
Sumber: Estimasi dari RISKESDAS (tingkat stunting) dan proyeksi populasi BPS
Mengapa stunting
Stunting dapat mempengaruhi pencapaian Bonus Demograpi
Stunting berdampak pada tingkat kecerdasan, kerentanan terhadap penyakit,
menurunkan produktifitas dan kemudian menghambat pertumbuhan ekonomi,
meningkatkan kemiskinan dan ketimpangan
Pengalaman dan bukti Internasional menunjukkan
Sel Otak pada Anak Normal dan Stunted bahwa stunting….

Menghambat Pertumbuhan Ekonomi dan


Produktivitas Pasar kerja
Hilangnya 11% GDP
Mengurangi
pendapatan
pekerja dewasa
hingga 20%
2 Singapura Tingkat ‘Kecerdasan’
Anak Indonesia
17 Vietnam di urutan 64 terendah
Memperburuk kesenjangan/inequality
dari 65 negara*
50 Thailand Mengurangi 10% dari Kemiskinan
total pendapatan seumur hidup antar-generasi
52 Malaysia
64 Indonesia
*Asesmen yang dilakukan pada tahun 2012 oleh OECD PISA (Organisation for
Economic Co-operation and Development - Programme for International Student
Assessment), suatu organisasi global bergengsi, terhadap kompetensi 510.000
Sumber: diolah dari laporan World Bank Investing in
pelajar usia 15 tahun dari 65 negara, termasuk Indonesia, dalam bidang Early Years brief, 2016
membaca, matematika, dan science.
DAMPAK EKONOMI DARI STUNTING
Paper 2
Nutrition Interventions Reviewed
Women of reprod age Neonates Infants and young Disease prevention and
and pregnancy children management

• Folic acid suppl. • IYCF promotion • WASH interventions


• Delayed cord
• Iron and iron- clamping • Preventive • Maternal drowning
folate suppl. • Neonatal vitamin vitamin A suppl • Deworming in
• MMN suppl. K administration ( 6 -59 months) children

• Calcium suppl. • Vitamin A • Iron suppl. • Feeding practices in


supplementation • MMN suppl. diarrhoea
• Iodine through
iodisation of salt • Kangaroo mother • Zinc suppl. • Zinc therapy for
care and diarrhoea
• Maternal promotion of • Management of
supplementation MAM • IPTp/ITN for malaria
breastfeeding in pregnancy
with balanced • Management of
energy Protein SAM • Malaria prophylaxis in
Children

20
PRIORITAS 10 INTERVENSI UTAMA PENANGGULANGAN
STUNTING DENGAN CAKUPAN 90%
(Lancet, 2008; Lancet,2013)
Wanita Usia Subur/ Ibu Hamil Neo Natal Bayi dan Anak Usia Dini

1. Suplementasi MULTI 5. Promosi ASI 6. Peingkatan PMBA (Pemberian


MICRO GIZI Makanan Bayi + Anak Usia Dini

2. Supplementasi Calcium 7. Supplementasi Vitamin A


Capsules anak 6-59 bulan

3. IODIUM dari GARAM 8. Supplementasi Zinc tablet


Beriodium
4. Supplementasi Bumil dgn 9. Management MAM (Moderate
Energi + Protein seimbang Acute Malnutrition
10. Management SAM (Severe
Acute Malnutrition)
HUBUNGAN STUNTING DAN GAKI
1. Spektrum GAKI : GAKI berhubungan dgn Pertumbuhan
2. Sejauh ini Program Garam Beriodium lebih ditekankan untuk :
– (1) Penganggulangan Gondok (Goitre)
– (2) Pencegahan penurunan perkembangan mental dan
kecerdasaan
– (3) Menurunkan Mortalitas
3. Sehingga kurang penekanan pada masalah pertumbuhan atau
Stunting
4. Namun GAKI sangat penting untuk Penanggulangan/ Pencegahan
STUNTING.
Spektrum Masalah Gangguan
Akibat Kekurangan Iodium
(GAKI)

24
GANGGUAN AKIBAT KEKURANGAN IODIUM
(GAKI)

• Pembesaran pada kelenjar gondok pada


leher (Goiter)
• Gangguan perkembangan fisik misalnya
cebol (Cretin)
• Bayi lahir kurang Sehat
• Pertumbuhan otak bayi terhambat
• Gangguan mental yang dapat berpengaruh
terhadap kehilangan IQ point yang identik
dengan kecerdasan dan produktifitas 5/9/2019
25
Kekeliruan perspektif dalam memahami dampak GAKI

1-10% Cretine
(Cebol) Fenomena
Gunung Es
Goiter
5-30% (Gondok)
Minimal Brain
Damage
(MBD)
30%-70% !
5/9/2019 RAJ - RAJ 26
IODIUM diperlukan utk pertumbuhan
OTAK dan SUSUNAN SYARAF pada
waktu Hamil dan Masa Pertumbuhan

SNW-RAJ
5/9/2019
27
Iodium yang cukup
diperlukan “bayi
sejak masih dalam
kandungan” guna
membuat hormon
kelenjar Thyroid
yang berguna bagi
pertumbuhan
OTAK DAN SYARAF
5/9/2019
28
Artinya:
Saat ini 1 dari 2 Ibu hamil di
Indonesia tidak terlindungi dari
GAKI !

32
1 dari 2 bayi yg lahir di
Indonesia
SAAT INI BERISIKO GAKI !

5/9/2019
33
SNW-RAJ
Risiko paling besar , yg banyak diderita masyarakat yang tidak
mengkonsumsi garam beryodium
“Kemunduran Kemampuan Intelektual” !

Reduced intellectual
Performance 30-70%

SNW-RAJ 5/9/2019
34
IBU HAMIL YANG KEKURANGAN IODIUM BERAT
(UIC<50 ug/l) BERISIKO MELAHIRKAN BAYI KRETIN
dan yang kekurangan
Iodium tingkat “SEDANG”

tanpa Garam
Beriodium
Ibu Hamil akan
Melahirkan anak yang
bodoh

Beli dan Konsumsilah Garam Beriodium Walau sedikit


lebih Mahal !!!
Dampak Sosial Ekonomi GAKI
Apakah akan kita biarkan sekolah
semacam ini bertambah?

38
KONSUMSI GARAM TANPA YODIUM MENGHALANGI
ANAK BERKEMBANG JADI CERDAS & BERHARI
DEPAN CERAH

39
MENJUAL GARAM TIDAK BERYODIUM
MELANGGAR HUKUM, HARUS DITINDAK !
Beri sanksi Hukum/ Sita agar JERA ,
(KEPRES 69/1996; UU KESEHATAN; UU Perlindungan Konsumen, PERDA
dll)

40
Perkembangan Pertumbuhan IKM Garyod di
6 Kabupaten/ Kota (Rembang, Pati, Jepara, Demak, Kota Semarang)

120
100
80
60
40
20
0
Th 2011 Th 2012 Th 2013 Th 2014 Th 2015 Th 2016 Th 2017 Th 2018
Pati Rembang Jepara Demak Semarang

Jumlah Pabrik Th 2011 Th 2012 Th 2013 Th 2014 Th 2015 Th 2016 Th 2017 Th 2018
Pati 75 93 96 98 98 98 98 99
Rembang 5 5 5 5 5 5 5 5
Jepara 0 0 1 1 1 1 1 1
Demak 1 1 1 1 1 1 1 1
Semarang 1 2 2 2 2 2 2 2
Kabupaten di luar fasilitasi NI Indonesia :
1. Kendal (1 IKM)
2. Kota Pekalongan (1 IKM)
3. Brebes (1 IKM)
4. Kebumen (1 IKM)
5. Pemalang (1 IKM)
6. Surakarta (1 IKM)

Total Jumlah IKM Garam Konsumsi


di Wilayah Jawa Tengah 115 IKM
Perkembangan Mutu Produksi Garyod di 5 Kabupaten/ Kota
(Rembang, Pati, Jepara, Demak, Kota Semarang) 2019

100.0%
90.0%
80.0%
70.0%
60.0% 89.9% 88.1% 93.3% 93.8% 93.4% 92.9% 91.9% 92.0% 91.7% 95.2%
50.0%
40.0%
30.0%
20.0%
10.0% 10.1% 11.9% 6.7% 6.2% 6.6% 7.1% 8.1% 8.0% 8.3% 4.8%
0.0%
Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember Jan Feb Mar
2019

TMS MS
100.0%
90.0%
80.0%
70.0% 62.3% 59.1%
66.6% 67.0% 71.6% 71.5%
75.2% 78.2% 74.8% 74.0% 73.7% 78.3%
60.0%
50.0%
40.0%
30.0%
20.0% 37.7% 40.9%
33.4% 33.0% 28.4% 28.5%
24.8% 21.8% 25.2% 26.0% 26.3% 21.7%
10.0%
0.0%
Jan

Feb

Juni

Agustus
Juli
Apr

Mei

September

Nopember
Mar

Oktober

Desember
Pemusnahan tahap II TMS Sosialisasi

Sidak+Iod Sidak

* Data QC MI Indonesia dan Disperindag Kabupaten Pati s.d Desember 2015


Wilayah Pemasaran IKM Garam Konsumsi (berdasar data interview Tahun 2015)
(Rembang/Pati/Jepara/Demak/Kota Semarang)
JML MEREK

SETIAP PABRIK RATA2 MEMILIKI 3 – 5


MEREK (BRIKET & HALUS)
REKAPITULASI HASIL ANALISA PENGUJIAN GARAM
DI KAB. MAGELANG, JEPARA DAN TEGAL
PROV. JATENG
(PERIODE : MARET, AGUSTUS DAN NOPEMBER 2018)

Memenuhi syarat Tidak memenuhi


Jumlah
No Kabupaten (MS) Syarat (TMS)
Sampel

Jml % Jml %
1 Magelang 1.918 1.693 88,27 225 11,73
2 Tegal 1.807 1.175 65,02 632 34,98
3 Jepara 2.066 1.601 77,49 465 22,51
Jumlah 5.791 4.469 77,17 1.322 22,83

Data Survey LP2K dan NI


Data berdasarkan Merk yang Beredar (2018)
Kab. Tegal Kab. Magelang

No Periode Survey Jumlah Jumlah Jumlah No Periode Survey Jumlah Jumlah Jumlah
Thn 2018 Pedagang Merk Sampel Thn 2018 Pedagang Merk Sampel

1 Maret 178 39 583 1 Maret 207 63 589


2 Agustus 217 72 624 2 Agustus 232 62 687
3 Nopember 222 31 600 3 Nopember 225 65 642
Jumlah 48 1.807 Jumlah 64 1.918

Kab. Jepara

No Periode Survey Jumlah Jumlah Jumlah


2018 Pedagang Merk Sampel

1 Maret 256 57 731


2 Agustus 230 55 646
3 Nopember 254 55 689
Jumlah 56 2.066
Permasalahan Yang Dihadapi
- Persaingan pasar yang tidak sehat
- Pemalsuan
- Komitmen moralitas IKM Garam Konsumsi untuk memproduksi garam sesuai
SNI rendah
Temuan Lapangan ;
1. Pabrik ber SNI dan tidak di cuci
38.5 ppm dan 35.6 ppm

61.8 ppm dan 27.6 ppm


REKAP HASIL ANALISA BERDASARKAN WARNA LARUTAN GARAM
DI KAB. MAGELANG, JEPARA DAN TEGAL, PROV. JATENG
KHUSUS PERIODE BULAN NOPEMBER 2018

Tidak Memenuhi
Memenuhi syarat
NO WARNA LARUTAN Jml % Syarat

Jml % Jml %
1 Jernih 907 46,97 893 98,46 14 1,54
2 Keruh 1.024 53,03 595 58,11 429 41,89
JUMLAH SAMPEL 1.931 100,00 1.488 77,06 443 22,94

Data Survey LP2K dan NI


2. Pemalsuan Merk
SETIAP PABRIK RATA2 MEMILIKI 3 – 5 MEREK (BRIKET & HALUS)
Jumlah pabrik 115 ikm se Jawa Tengah

3. SNI mandiri dipakai sebagai alat IKM “Nakal” untuk menghindari Gakum
4. Minimnya pengetahuan IKM tentang teknologi terbaru teknologi pengolahan
pabrik garam
5. Media advokasi masyarakat sangat minim
6. Muncul kasus Gaky di beberapa Kabupaten
Jadi DI Jateng masih signifikan penduduk yang mengkonsumsi garam tidak
beryodium/ garam iodium substandard atau tidak sesuai standart SNI.

Kondisi ini meningkatkan


risiko jumlah anak dengan
kebutuhan khusus dan
bentuk kelainan mental yg
lain.

Anak2 dgn Kebutuhan khusus


POTRET PABRIK GARAM YANG TIDAK MEMENUHI SNI DAN MD
Bagaimana Cara Melindungi Masyarakat??

Produk Produk Produk


Standart Standart Substandart Produk
Standart
Produk
Substandart Produk Produk
Produk
SubstandartProduk
Substandart Standart
Produk
Substandart
Standart
Produk Produk
Produk Produk Standart
Substandart
Standart Substandart
REVIEW MENDUKUNG UPAYA PEMENUHAN
KEBUTUHAN YODIUM (GIZI MIKRO) MELALUI GARAM KONSUMSI BERYODIUM DI JAWA TENGAH
HASIL MONITORING KANDUNGAN YODIUM DALAM GARAM
KONSUMSI YANG BEREDAR DI JATENG
 (kandungan yodium kurang dr 30 ppm)
2016 2017
2015
Disperindag Kab Pati 38,45 34.65
47%
% %
2015
Nutrition 2016 2017
21,7
International 14% 8,3%
%
Lap Bankeu 2015 2016 2017
GAKY 40% 46% 38,7
2015  PRODUSEN TIDAK ADA KEMAUAN
BPOM Semarang 2016 2017
40,3 MEMPRODUKSI GARAM KONSUMSI STANDARD SNI
TAL TAL
8%
2015 2016 2017
LP2K JAWA TENGAH 25,14 22,17 32,34 DISTRIBUTOR (PEDAGANG/PENGECER)
% % % HANYA PEDULI NILAI PENJUALAN & KEUNTUNGAN;

2007  MASYARAKAT PERCAYA GARAM YANG DIKONSUMSI BERYODIUM


RISKESDAS 2010 2013
58,6 (DARI KEMASANNYA)
(Cak RT Kons Gar) TAD 80%
%
PSG Dinkes Jateng 2015 2016 2017
92.9 94,3 95,2  MASIH TERDAPAT POTENSI GAKY DI JATENG
(Cak RT Kons Gar)
% % %
Tim Koordinasi Penanggulangan GAKY Prov & Kab/Kota agar lebih optimal
melakukan penanganan upaya dari hulu – hilir sesuai peran tupoksi  MENJAMIN
KEBERLANJUTAN UPAYA

Materi Paparan Bappeda Propinsi Tanggal 29 Maret 2018


LINGKUP PENANGANAN GARAM KONSUMSI BERYODIUM
PRODUSEN &
PENYALUR KONSUMEN/ BAGAIMANA
(DISTRIBUTOR) MASYARAKAT DILAKUKAN ?
GARAM KONSUMSI (HILIR)
(HULU)
PERLINDUNGAN
MENDUKUNG PRODUKSI DARI KEKURANGAN
GARAM KONSUMSI YODIUM (GIZI MIKRO)
2018
SESUAI STANDAR SNI

PEMANTAUAN MENDORONG PERAN SERTA :


(BERKALA-BERKELANJUTAN) (Kades, BPD, Kader Pemberd Masy Desa, TOGA, TOMA, TP-
MONITORING & PEMBINAAN PKK, Bidan Desa, Kader Posyandu) 
PENEGAKKAN HUKUM (GAKKUM) (1)MENINGKATKAN KEPEDULIAN TTG GAKY & DAMPAKNYA;
 Garam Konsumsi Tidak Beryodium (2)TURUT MELAKUKAN PENGAWASAN PEREDARAN & KONS
GAR YOD RT;
(3)PENYEDIAAN INFORMASI YG CUKUP TTG GAR YOD &
 ADVOKASI DI TK DESA/KEL UTK PEMANFAATAN DANA DESA GAKY;
MENDUKUNG UPAYA KGBS  MEMUAT UPAYA TSB DLM DOK (4)TANGGAP GARAM KONSUMSI TIDAK BERYODIUM.
PERENCANAAN & PENGANGGARAN (RPJMDES, APBDES, RKPDES
MELL MUSDES & MUSRENBANGDES);  SASARAN :
 PELATIHAN PEMERIKSAAN KAND YOD DLM GARKONS DI TK 1. PEMBERDAYAAN MASY DESA AKSI PENANGANAN GAR KONS TIDAK
DESA/KEL (WARUNG/KIOS/MINI MARKET/RT); BERYODIUM;
 MEMBENTUK TIM PENANGGULANGAN KEKURANGAN GIZI TK 2. MENGURANGI POTENSI MUNCULNYA GANGGUAN AKIBAT
DESA/KEL; UPAYA KEKURANGAN YODIUM (GAKY);
 PENGAWASAN KANDUNGAN YOD DLM GAR KONS YG BEREDAR 3. GARAM KONSUMSI YG DIPRODUKSI & BEREDAR DI JAWA TENGAH
MELL KEG PEMERIKSAAN (TETRASI) DI PASAR BERKANDUNGAN YODIUM SESUI KETENTUAN SNI (30 ppm);
DESA/WARUNG/KIOS/MINI MARKET YG ADA & RT (tahun 2017 4. PENEGAKAN HUKUM TERHADAP PRODUKSI DAN PEREDARAN
telah dilaksanakan kegiatan (sebagai percontohan) di 25 desa pada Kab Pati GARAM KONSUMSI TIDAK BERYODIUM;
dan Rembang, kerjasama Bappeda dengan Micronutrient Initiative)  TARGET :
 KERJASAMA DGN ASOSIASI PROD GAR YOD (APROGAKOB),  RT KONS GAR BERYOD SESUAI SNI; 58
MENDUKUNG KETERSEDIAAN GAR YOD STANDAR (SNI) Materi Paparan Bappeda Propinsi Tanggal 29 Maret 2018
Contoh kemandirian masyarakat :
1. Meningkatkan peran Posyandu dan PKK desa dalam
mensosialisasikan GAKY
2. Pengetesan Mandiri
3. Melindungi lingkungan sekitar dari produl “Garam Bodoh”
dengan mempergunakan peran aktif PKK dan warung masyarakat
4. Pelarangan Produk tidak sesuai SNI dijual/ beredar di wilayah
desa
5. ........... dst

“ DESA/ KELURAHAN BEBAS GARAM KONSUMSI


TIDAK BERYODIUM “
Pilot Project DESA MANDIRI GARAM BERYODIUM
2 Kabupaten, yaitu Kabupaten Rembang (15 Desa)
dan Kabupaten Kudus (10 Desa)
APA SAJA YANG PERLU DIPERSIAPKAN
UNTUK KEGIATAN
“DESA BEBAS GARAM KONSUMSI
TIDAK BERYODIUM”
INI???
• Untuk mempercepat
LATAR pencapaian konsumsi
Garam Beryodium Untuk
BELAKANG Semua / Universal Salt
Iodization (USI)
TARGET
• Membentuk Tim Gaky Tingkat
Desa dengan dikuatkan SK Kepala
Desa
• Memberikan pemahaman terhadap
seluruh stakeholder sampai tingkat
desa akan pentingnya Garyod

• Memastikan hanya garam beryodium yang


boleh beredar di warung, toko,dan pasar
yang ada diwilayah desa setempat

•Mendorong kemandirian pelaksanaan Gaky tingkat


desa dengan menganggarkan melalui DD dan ADD
RANGKAIAN KEGIATAN
“DESA BEBAS GARAM KONSUMSI TIDAK BERYODIUM”

SOSIALISASI PELATIHAN

MONEV
PENYUSUNAN SOP OLEH TIM GAKY DESA/KELURAHAN
NO TINDAKAN
1 Melakukan pengamanan peredaran garam konsumsi beryodium di wilayah masing-masing
2 Melakukan secara aktif pemeriksaan terhadap garam konsumsi yang beredar di wilayah masing-
masing
3 Yang harus melakukan pemeriksaan adalah Tim GAKI Desa yang terdiri dari Kepala Desa dan
jajarannya, Kader Puskesmas, Bidan Desa, TP PKK, Karang Taruna, Babinsa, Babinkamtibmas

4 Penerbitan Perdes mengacu pada Perda yang sudah ada sebagai rujukan payung hukum
5 Kepala Desa menerbitkan SK Tim Gaki Desa mengacu pada Tim Gaki Kabupaten
6 Tim Gaki Desa : mengawal Perdes, monitoring, pengawasan dan melakukan pengujian garam

7 Untuk mengurangi peredaran garam konsumsi beryodium di bawah standar SNI maka akan
dilakukan sosialisasi dan pembinaan pada masyarakat

8 Pemilik toko atau masyarakat yang menemukan garam konsumsi dibawah standar SNI harus
mencatat dan melaporkan ke Tim Gaki Desa

9 Sumber dana Tim Gaki Desa berasal : PADes (Pendapatan Asli Desa), Dana Desa (bidang kesehatan)
namun harus diusulkan dulu melalui RPJMDes dan RKPDes
URUTAN LANGKAH KADER DESA/ KELURAHAN (PKK)
NO JENIS LANGKAH

1 Sosialisasi
2 Melakukan pengecekan
3 Inventaris
4 Menginformasikan ke Kepala Desa
5 Membentuk Tim Gaki Desa (5 orang) : Kepala Desa, Kader
(2), Linmas, Tokoh Masyarakat (Kaur Kesra)

6 Membawa usulan kebutuhan Tim Gaky Desa ke rapat


pembahasan RPJMDes agar mendapatkan prioritas
pendanaan anggaran desa
SOP GAKUM DESA/ KELURAHAN
NO SOP Gakum :
1 Kepala Desa menerbitkan SK Tim Gaki Desa
2 Memberi peringatan pertama dan penjelasan kepada toko yang
menjual garam konsumsi di bawah standar SNI secara lisan
3 Toko diharuskan menukar garamnya melalui sales
4 Jika sampai peringatan berikutnya pemilik toko masih menjual
garam konsumsi dibawah standar SNI maka akan dilakukan
pemanggilan oleh Kepala Desa
Daftar Makanan yang
menghambat menyerapnya
yodium dalam tubuh

Proses perebusan, tumis,


fermentasi dan perendaman
dapat mengurangi kadar
sianida
Hal Yang PENTING untuk diketahui !!!!!!

Yodium Tidak Rusak atau Hilang dalam Pemasakan..!


Iman Sumarno (Pusat Penelitian dan Pengembangan Gizi dan Makanan)
MAKALAH ini ditulis karena adanya kontroversi dalam masyarakat tentang garam
beryodium. Di satu pihak masyarakat dianjurkan untuk mengonsumsi garam
beryodium, namun di lain pihak ada informasi yang menyatakan bahwa sebagian
besar yodium dalam garam rusak pada saat proses pemasakan, bahkan bila
digunakan membuat sambal atau masakan dengan cabai yang dihaluskan dan
penambahan cuka yodium akan hilang. Sehingga masyarakat dianjurkan untuk
menambahkan garam beryodium setelah makanan masak.
Kebenaran penelitian
Namun, upaya pembuktian masih belum memuaskan semua orang. Hal ini didasarkan kepada fakta, contoh,
dan bukti empiris dari penggunaan garam beryodium di dunia. Karena itu, pada tahun 1999 dua penelitian
telah dilakukan oleh Puslitbang Gizi dengan bantuan dana dari Unicef.
1. Penelitian laboratorium yaitu dengan pelabelan di yodium dengan metode radio isotop untuk melacak
yodium dari garam dalam masakan.
2. Penelitian epidemiolgi, mengukur kadar yodium dalam urine murid wanita SLTA di Yogyakarta (daerah
bukan pengonsumsi cabai), Bukittinggi (daerah pengonsumsi cabai merah), dan Tombatu serta
Kawangkoan di Sulawesi Utara (daerah pengonsumsi cabai rawit). Penelitian ini dilakukan untuk
membuktikan apakah yodium dalam garam yang dimasukkan ke dalam masakan masih dapat
dimanfaatkan oleh tubuh.
Dua hasil penelitian ini saling menunjang. Penelitian laboratorium menunjukkan bahwa yodium masih ada di
dalam masakan, dan yodium yang masih ada dalam masakan dapat dicerna tubuh, yang ditunjukkan dengan
tingginya kadar yodium dalam urine anak sekolah di ketiga daerah penelitian. Penelitian dengan yodium yang
diberi label menunjukkan bahwa penggunaan cabai dalam masakan, 90 persen masih dapat dideteksi di
dalam makanan. Penambahan cuka makan 25 persen selain cabai mengakibatkan yodium yang dideteksi
masih 77 persen.
Penelitian kadar yodium dalam urine di tiga daerah menunjukkan yodium dalam urine murid
perempuan SLTA masih tinggi. Median yodium dalam urine murid perempuan SLTA sampel
masing-masing 212,5 mg/L, 174,0 mg/L, dan 129,0 mg/L, masing-masing di Gunung Kidul,
Bukittinggi, dan Minahasa. Semua masih berada di atas batas 100 mg/L, yang menunjukkan
bahwa wilayah yang bersangkutan tidak termasuk daerah kekurangan yodium.

Kesimpulannya adalah bila digunakan garam dengan kadar yodium 30 ppm, maka konsumsi
yodium 165 mg per orang per hari, yang masih lebih tinggi dari kebutuhan 150 mg per hari,
walaupun ibu memasak dengan cara memasukkan garam selama proses pemasakan (tidak
harus ditunggu setelah yang dimasak matang).
Sumber : Kompas (23 Agustus 2002)
revisi terakhir : 14 November 2004

http://www.kimianet.lipi.go.id/utama.cgi?cetakartikel&1100397884
Cara Pengetesan Kadar Yodium
A. Kuantitatif
Metoda Titrasi Yodometri
B. Kualitatif
1) Cara pengetesan iodina test
- Siapkan garam yang bertuliskan garam beryodium
- Siapkan cairan uji iodina
- Ambil ½ sendok teh garam yang akan diuji dan letakkan di piring
- Teteskan cairan uji iodina sebanyak 2-3 tetes pada garam tersebut
- Tunggu dan perhatikan apakah garamnya berubah warna. Jika garam tetap
Putih berarti tidak beryodium ( 0 ppm )
- Bila berubah warna menjadi ungu berarti garam mengandung yodium
sesuai SNI (> 30 ppm)
2) Cara tradisional yaitu dengan singkong parut
- Kupas singkong parut yang masih segar kemudian parut
-Tuangkan 1 sendok perasan singkong parut tanpa ditambah air ke dalam
tempat yang bersih
-Tambahkan 4-6 sendok teh garam yang akan diperiksa
-Tambahkan 2 sendok teh cuka biang aduk sampai merata biarkan
beberapa Menit
- Bila timbul warna biru keunguan berarti garam tersebut mengandung
yodium 74
Cara Pengetesan Kadar Yodium
A. Kuantitatif
Metoda Titrasi Yodometri
Siapkan garam sebanyak 2 sendok
makan dari sampel dan masukkan ke
dalam mortir, lalu haluskan.

Haluskan agar mudah larut

Sunawang 2011
Siapkan timbangan analitis baik
electronik maupun manual

Ambil garam yang telah


halus, dan timbang
sebanyak 25 gram

Sunawang 2011
Masukkan garam 25 gram
tadi ke dalam labu
Erlenmeyer

Siapkan air suling/aqua destilata


sebanyak 100 cc.

Sunawang 2011
Tuangkan aqua destilata
100 cc tadi ke dalam
sample garam tadi

Garam sudah larut semua

Sunawang 2011
Siapkan Reagensia Titrasi
A dan B

Masukkan 5 tetes Reagensia A

Sunawang 2011
Kemudian teteskan reagensia
B sebanyak 5 tetes juga.

Bila terdapat yodium dalam garam maka larutan


garam tadi akan berwarna ungu. Warna akan lebih
gelam bila kandungan yodium lebih tinggi
Sunawang 2011
Siapkan Reagensia Standar dan
spuit/tabung suntik 10 cc berskala

Isi tabung spuit dengan


reagensia Standar

Sunawang 2011
Teteskan cairan Standar dalam
spuit ke dalam larutan garam yang
sudah berwarna ungu tadi: lakukan
tetes demi tetes

Lakukan tetes Berhenti titrasi


demi tetes bila sudah tidak
sambil ada warna
mengamati ungu/biru
warna ungu
menjadi lebih
muda

Sunawang 2011
Kemudian lihat dan catat berapa banyak
cairan standar dalam spuit yang telah
dikeluarkan

Dengan alas kertas putih akan


lebih jelas melihat kapan warna
ungu/biro sudah hilang

Sunawang 2011
Cara menghitung Kadar Yodium dalam Garam
• Misalnya pemakaian larutan standar untuk menghilangkan warna larutan
garam sebanyak 6,2 cc
• Maka kandungan KIO3 dalam garam sample adalah:
6,2 x 7,27 = 45,07
• Jadi kadar KIO3 dalam garam sampel adalah 45,07 ppm
• Faktor perkalian 7,27 dihasilkan dari perhitungan berdasarkan komposisi
reagensia; setiap pembuat reagensis akan memberikan besar faktor
perkalian tsb.

Sunawang 2011
“BERBUAT TERBAIK UNTUK
MASA DEPAN GENERASI MENDATANG
MERUPAKAN KEWAJIBAN
DALAM BERIBADAH KEPADA TUHAN”

KONSUMSI Hanya Garam Beryodium !


Stop produksi dan distribusi Garam NON-YODIUM
untuk Konsumsi Manusia dan hewan ternak !

You might also like