Professional Documents
Culture Documents
Disusun Oleh:
Cellia Riantiani
Ihsan Luthfi A
Ima Endah
Wita Apriani
Preseptor:
Hj. Hertika, dr.,Sp.PD
Umur
Jenis kelamin
Suku bangsa
Genetik
Kegemukan dan penyakit metabolik
Cedera sendi, pekerjaan, olahraga
Kelainan pertumbuhan
Klasifikasi
PATOGENESIS
Risk Factor : Age, Sex, Mechanic stress, excessive joint usage, anatomic defect, obesity, genetic, job, sport
OSTEOARTHRITIS
Manifestasi Klinis
Hambatan gerak
Krepitasi
Pembengkakan sendi yang seringkali asimetris
Tanda-tanda peradangan
Perubahan bentuk (deformitas) sendi yang permanen
Perubahan gaya berjalan
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium
Dapat ditemui tanda-tanda peradangan.
Pemeriksaan radiologi
Rontgen sendi
MRI
Artroskopi
Artrografi
Treatment
a. Penyebab genetik
Mutasi genetik
b. Penyebab didapat
Penyakit mieloproliferatif, hemolitik, psoriasis.
Makanan tinggi purine
Obesitas dan hipertriglesiridemia
Alkohol
Konsumsi fruktosa
Latihan fisik berat
Penyebab hiperurisemia
2. Ekskresi asam urat menurun
a. Penyebab genetik
Pengeluaran asam urat yang menurun
b. Penyebab didapat
Penyakit ginjal
Obat-obatan tertentu
Penyebab ginjal (darah tinggi, aliran urin menurun
:<1ml/min)
Manifestasi Klinik
tahap asimptomatik,
artritis gout akut,
interkritikal gout dan
gout menahun dengan tofi (Gout tofaseus kronik)
1. Tahap asimptomatik
Pada serangan akut berat dapat sembuh dalam beberapa hari sampai
beberapa minggu.
Tujuan terapi:
menghilangkan rasa nyeri,
mencegah serangan baru dan mencegah terbentuknya
tofi, batu ginjal maupun kerusakan sendi.
Non-farmakologik
Farmakologik
Non farmakologik
Edukasi
Pengaturan diet : Rendah purin
Istirehat sendi : Pada serangan akut, daerah yang nyeri di
istirehatkan dan dikompres dengan air dingin.
Mengurangi berat badan dapat membantu mengurangi
asam urat dalam serum
Alkohol juga dihindari karena selain menigkatkan produksi
juga menggangu ekskresi asam urat.
Dehidrasi dan trauma berulang juga dielakkan karena
dapat menginduksi serangan gout.
Farmakologik
Jika penderita datang dalam 12-24 jam pertama serangan, maka cukup dengan
Colchicne 0.5 – 1mg/ 1-2 jam sampai nyeri hilang dengan dosis maksimal
6mg/hari. Di lanjutkan 1 x 0.5 mg/hari sampai 2-4 minggu.
Jika serangan akut lebih dari 3x/tahun atau ada batu urat pada ginjal atau ada
tophus, maka urate lowering agents harus dimakan secara sinambung untuk
mengendalikan kadar asam urat agar selalu dibawah 5mg/dl.
Rheumatoid arthitis
Rheumatoid arthitis
penyakit autoimun yang ditandai dengan terdapatnya sinovitis
erosif (peradangan erosif lapisan dalam sendi) simetrik
terutama mengenai jaringan sendi, seringkali juga melibatkan
organ tubuh lainnya
Sebagian besar pasien menunjukan gejala penyakit kronik
yang hilang timbul jika tidak diobati akan menyebabkan
terjadinya kerusakan persendian dan deformitas sendi yang
progresif yang menyebabkan disabilitas.
Etiologi
Faktor genetik
Data dari beberapa penelitian menunjukkan bahwa pasien
yang mengemban HLA-DR4 memiliki resiko relatif 4:1
untuk menderita penyakit ini.
Hormon sex
Prevalensi RA pada wanita 3 kali lebih banyak daripada pria.
Perbedaan karena pengaruh hormon estrogen yang dapat
memicu sistem imun. Rasio ini dapat meningkat 5:1 pada
wanita usia subur. Remisi seringkali dijumpai pada wanita
RA yang sedang hamil. RA terjadi pada orang-orang usia
sekitar 50 tahun.
Faktor infeksi dan lingkungan
Agen infeksius yang diduga merupakan
penyebab RA adalah bakteri, mycoplasma,
virus (pasien hepatitis virus b) dan merokok.
Obesitas
BMI pada perempuan asia antara 24-26,9
kg/m2.BMI diatas rata rata mengakibatkan
terjadinya penumpukan lemak pada sendi
sehingga meningkatkan tekanan mekanik pada
sendi penahan beban tubuh khususnya lutut.
INTERLEUKIN 1
IL-1 is a potent stimulator of synoviocytes,
chondrocytes and osteoblasts
IL-1 is a proinflammatory cytokine that amplifies and
perpetuates the disease process in RA
Pathophysiology
Antigen –
Environmental agent, infectious agent
Genetic
Susceptibility Activates CD4 helper
HLA-DR4 T cells and probably
B lymphocytes
Cytokines
T cells stimulates
Activates
synovial macrophage
B lymphocytes
and fibroblast
Pathophysiology
Activates B lymphocytes
T cells stimulates
synovial macrophage Formation of
and fibroblast
rheumatoid
factor
Activates Formation of
osteoclast autoimmune complexes
Fibroblast and probable
Chondrocytes deposition in the joint
Synovial cells
Proliferation
Manifestasi dini
- palindromic rheumatism
timbulnya gejala monoartritis yang hilang
timbul yang berlangsung antara 3-5 hari
dan diselingi dengan masa remisi sempurna
sebelum bermanifestasi sebagai RA yang
khas.
- pauciarticular rheumatism
gejala poliartritis yang melibatkan 4
persendian atau kurang.
Manifestasi artikular:
Darah perifer
Analisis cairan sendi inflamasi:leukosit 5000-
50.000/ul,PMN .50%,protein meningkat,
glukosa menurun
Faktor reumatoid serum umumnya positif
Penatalaksanaan
Sinovektomi radionuklida
- Dengan Ytrium atau gadolinium
- pada penderita RA dengan sinovitis yang
membandel dengan pengobatan medikamentosa
- ada indikasi tindakan bedah sinovektomi, tetapi
menolak atau tidak memungkinkan tindakan
operatif.
Prognosis
Menyebabkan induksi dan ekspansi sel B, baik untuk produksi autoantibodi atau sel memori
Berikatan dengan antigen Membentuk ompleks imun yang beredar di sirkulasi dan terdeposit di berbagai jar
peradangan → gejala
Derajat SLE
SLE ringan
- secara klinis tenang
- tidak terdapat tanda atau gejala mengancam jiwa
- Fungsi organ normal atau stabil: ginjal, paru, jantung,
GI, SSP, sendi, hematologi dan kulit
SLE Sedang
- Nefritis ringan sampai sedang
- Trombositopenia
- Serositis mayor
Derajat SLE Berat
a. Jantung: endokarditis Libman-Sacks, vaskulitis arteri koronaria,
miokarditis, tamponade jantung, hipertensi malihna
b. Paru-paru: hipertensi pulmonal, perdarahn paru, pneumonitis,
emboli paru, infark paru, fibrosis interstisial, shrinking lung.
c. GI: pankreatitis, vaskulitis mesenterika
d. Ginjal: nefritis persisten, RPGN, sindroma nefrotik
e. Kulit: vaskulitis, ruam difus disertai ulkus atau melepuh (blister)
f. Neurologi: kejang
g. Otot : miositis
h. Hematologi (Leukosit <1000/mm3, trombosit < 20.000/mm3),
trombosis venaa tau arteri
i. Konstitusional: demam tinggi yg persisten tanpa bukti infeksi
Kriteria Diagnosis Berdasarkan Jika ≥ 4 kriteria ini
ACR
8. Renal disorder
Proteinuria menetap > 0,5 gr/ hari atau >3+ pada pemeriksaan urin kualitatif atau
Cellular casts: eritrosit, Hb, granular, tubular atau gabungan
9. Antinuclear antibodies (ANA test)
Titer abnormal dari ANA berdasarkan pemeriksaan imunofluoresensi/pemeriksaan
setingkat pd setiap kurun waktu perjalanan penyakit tanpa keterlibatan obat
10. Serositis
Pleuritis: riwayat nyeri pleuritik atau pleuritic friction rub atau bukti efusi pleura pada
pemeriksaan fisik atau rontgen atau bukti rekaman EKG
11. Hematologic disorder
Anemia hemolitik dengan retikulosis atau
Leukopenia < 4000/µL pd 2 kali pemeriksaan. Atau
Limfopenia < 1500 / µL pada 2 kali pemeriksaan, atau
Trombositopenia < 100.000 /mm3 tanpa disebabkan oleh obat-obatan
Tujuan:
Meningkatkan survival dan kualitas hidup pasien SLE
melalui pengenalan dini dan pengobatan yang
paripurna.
Tujuan khusus:
a. Mendapatkan masa remisi yang panjang
b. Menurunkan aktifitas penyakit seringan mungkin
c. Mengurangi rasa nyeri dan memelihara fungsi organ
agar aktifitas hidup keseharian tetap baik
Pilar pengobatan SLE
Cyclophosphamide :
Induksi 1-3mg/kgBB/hari.
Untuk maintainence : 0.5 – 2mg/kgBB/hari atau 50-150 mg/d
Cyclosporine
Dosis : 2-3mg/kgBB/d atau 100-400 mg/ d
Mycophenolate : Mofetil 500-1500mg/hari atau
mycophenolate sodium 360 – 1080mg/hari.
Berfungsi sebagai induksi remisi atau
maintainence (dengan dosis yang lebih
kecil) setelah pulse therapy
cyclophosphamide.
RUJUK