You are on page 1of 14

METODOLOGI PENELITIAN

Dosen : Ir. Subaryono, MA, Ph.D.

“Rencana Penyusunan Topik Thesis”

Oleh:
Herlina
18/434759/PTK/12322
Rencana Topik Penelitian

Rencana topik penelitian yang akan dilakukan adalah


“Analisis Laju Erosi Dan Sedimentasi Beserta Persebarannya
di Sungai Cijolang Pada Daerah Aliran Sungai (DAS) Citanduy
Menggunakan Model Geospatial Interface For Water Erosion
Prediction Project (GeoWEPP)”.
GAMBARAN PERMASALAHAN UMUM

 Lokasi tebing di sejumlah titik aliran sungai Citanduy cukup terjal,


sehingga berpotensi besar menyebabkan longsoran tebing sungai,
yang pada akhirnya akan meningkatkan potensi sedimentasi di
sungai Citanduy.
 Alih fungsi lahan menjadi kawasan pemukiman dan budidaya lahan
kering yang akan meningkatkan nilai erosi, dan pada akhirnya akan
berpengaruh pula terhadap besaran sedimentasi.
 Terdapat sejumlah lahan kritis dan sangat kritis pada sejumlah lokasi
di kawasan Catchment DAS
 Meskipun sebagain besar lahan pada kawasan catchment DAS
Citanduy berada pada kemiringan lereng < 8%, tetapi lahan-lahan
yang memiliki kemiringan lereng > 25% persentasenya juga cukup
besar dan berpotensi erosi.
 Sebagian besar DAS Citanduy berada pada pusat aktifitas penduduk,
yaitu pemukiman, pertanian dan industri. Sehingga berpotensi lahan
menjadi pemukiman dan industri sehingga tantangan konservasi di
masa yang akan datang akan semakin besar
Konsepsi Rencana Penyelesaian
Penyebab permasalahan erosi dan sedimen di kawasan DAS sangat bervariasi, baik yang disebabkan
oleh fenomena alam maupun oleh faktor manusia dan begitu juga dengan permasalahan sedimen
yang terjadi di kawasan DAS Citanduy. Penanganan : harus dilakukan secara komprehensif antara 3
faktor utama, Secara struktural, vegetatif dan rekayasa , serta rekayasa sosial kependudukan yang
berada pada lokasi DAS Citanduy.
• Penanganan secara struktural diantaranya pembuatan dam-dam pengendalian sedimen di
hulu bendung,
• Penanganan secara vegetatif dan rekayasa pertanian dimana pengolahan lahan pertanian
dengan memperhatikan kaidah konservasi, seperti pembuatan terasering pada lahan-lahan
pertanian yang memiliki kemiringan lereng tinggi., mempertahankan kerapatan vegetasi
pada lereng-lereng sungai,, hal ini bisa mencegah terjadinya erosi tebing yang umum terjadi
pada lokasi yang memiliki kelerangan tinggi seperti di sejumlah tebing di sepanjang aliran
sungai Citanduy.
• Penanganan secara rekayasa dengan pemodelan yaitu dengan memprediksi laju erosi dan
sedimentasi memprediksi laju sedimentasi dengan cepat dan tingkat akurasi yang dapat
dipercaya, sehingga proses sedimentasi dapat dideteksi sejak dini dan dapat dilakukan
upaya-upaya pencegahan
• Rekayasa sosial kependudukan bisa dilaksanakan melalui pendidikan, dengan menanamkan
kesadaran akan konservasi DAS dan pentingnya bendungan untuk kehidupan penduduk,
terutama pendidikan yang harus ditanamakan pada generasi muda. Mengingat generasi
muda yang saat ini berusia sekolah, baik SD, SMP, SMA dan Mahasiswa yang kelak akan
melanjutkan aktifitas kehidupan di kawasan DAS Citanduy di masa yang akan datang,
sehingga kesadaran akan konservasi dan pentingnya bendungan serta daerah aliran
sungainya harus ditanamkan semenjak dini
Latar Belakang Penelitian

Upaya Konservasi SDA


Berdasarkan Undang-Undang memerlukan bangunan air
Dasar Nomor 7 Tahun 2004 penunjang (Bendungan) dengan
Tentang Sumber Daya Air (SDA) fungsi utama menahan air lebih
lama di darat.

Penggunaan lahan yang intensif Manajemen pengelolaan SDA


tanpa ada upaya konservasi di perlu bangunan air penunjang
wilayah hulu sungai Cijolang (Waduk) yang dapat membantu
khususnya untuk pertanian telah menyelesaikan masalah banjir,
menyebabkan terjadinya erosi, sedimentasi dan
peningkatan erosi yang sangat kekurangan air irigasi serta
nyata dari tahun ke tahun peningkatan suplai air baku
Model Prediksi GeoWEPP
• Keterbatasan data dalam perhitungan laju erosi dan adanya tuntutan
konservasi memungkinkan penggunaan model efisien dilakukan. Terdapat
beberapa metode USLE, penggunaan lebih mudah dan sering digunakan,
Namun memiliki kekurangan yaitu hanya bisa menghitung besaran erosi
dalam unit tertentu dengan ciri tanah dan jumlah hujan selama beberapa
tahun, USLE juga tidak sesuai diperuntukan pada unit DAS dengan ciri
topografi kompleks, model selanjutnya SWAT memiliki rumus yang
memodifikasi USLE dengan menambahkan debit aliran dalam perhitungan
erosi. SWAT memiliki kekurangan yaitu aspek unit analisis yang merupakan
overlay dari data lereng, tanah, penggunaan lahan yang relatif batas di
lapangan sulit ditemukan, teknik SWAT dalam beberapa kasus diterapkan
pada ciri konservasi pendekatan vegetatif (Mello et al, 2016)

• Dari beberapa kekurangan tersebut belum mampu menggambarkan alur


perencanaan konservasi pada DAS yang kompleks, penerapan konsep yang
runtut dari skala regional hingga detil mengarahkan penerapan pada model
geoWEPPdengan input parameter memperhitungkan iklim, tanah, topografi,
manajemn dan praktek pengelolaan lahan (Flanagan dan Nearing 1995
Morgan 2005). Model geoWEPP dianggap mampu digunakan dalam
kompleksitas denga satuan anailisis hillslope yang menyusun DAS Citanduy
dengan kompleksitas ciri topografi dan sesuai diterapkan untuk wilayah
pertanian intensif (Mello, et al, 2016)
Latar Belakang Penggunaan Model GeoWEPP

GeoWEPP merupakan generasi baru dalam teknologi prediksi erosi tanah yang
dikembangkan. Dari model sebelumnya yaitu USLE dan RUSLE (Flanagan et al, 2007)
GeoWEPP memiliki desain untuk mengakomodasi kekurangan yang belum ada di model
sebelmnya yaitu USLE dan RUSLE. GeoWEPP memiliki keunggulan yaitu
1. Model dapat diaplikasikan pada lokasi kompleks dengan variasi situasi dan topografi
2. Model dapat memprediksi erosi dan kejadian hujan tungggal dan rata-rata
3. Model dapat mengestimasi pada wilayah alur, hillslope atau watershed
4. Mengestimasi bagian desposisi pada impoundments
5. Mudah digunakan jika data untuk parameter sudah lengkap

(Flanagan et al, 2001)


Kerangka Pemikiran

(baver 1972 dan morgan 1980)

Kerangka pemikiran mempresentasikan sebaran secara spasial


lokasi erosi dan sedimentasi secara kuantitaf, data dasar yang
diperlukan topografi, iklim, tanah dan praktik pengelolaan
lahan menggunakan model GeoWEPP sesuai parameter erosi
Penelitian Sebelumnya Terkait Metode Prediksi Menggunakan GeoWEPP
No Peneliti Metode Hasil

1 Muaalim et al (2013) Estimasi nilai run off dan sedimentasi Dengan model hasilnya tanah
Analisis paling efektif penguranga run pertanian memiliki kepentingan
off konservasi tanah paling tinggi

2 Maghdadi A.R et ak Analisis variasi spasial kehilangan Variasi hasil perhitungan erosi
2013 tanah
Analiss dan praktik mengurangi
tingkat kehilangan tanah

3 Narimani R et al 2017 Menghitung nilai run off dan Hasil scenario dengan
sediemntasi perencanaan penggunaan dana
Evaluasi dampak skenario manajemn lahan
4 Puno, et al 2016 Simulasi prediksi erosi dan Hasil prediksi dan besarnya
sedimentasi dg scenario konservasi muatan
tanman bamboo

5 Singh, R.K et al 2011 Simulasi pengelolaan lahan efektifitas Simulasi pengelolaan lahan
Analisis pengelolaan lahan

6 Effendi, Z 2018 Menerapkan konsep multiskala pada Hasil nilai laju erosi
perencanaan konservasi lahan Scenario perencanaan
Memprediksi laju erosi sebagai dasar konservasi
penilaian area prioritas
Analisis penerapan dan efektifitas
scenario perencanaan teknik
konservasi
Alur Rencana Penelitian
Karakteristik Karakteristik
Tanah Penggunaan Karakteristik Iklim
Peta RBI Skala Lahan DAS Citanduy
1:25.000 Peta Bentuk
Lahan

Peta Vegetasi Data Stasiun 1. Curah Hujan Harian


DEM Sungai Peta Peta Penutup
DAS Citanduy Klimatologi 2. Suhu Max Harian
Tanah Lahan
Skala 1: 10.000 DAS Citanduy 3. Suhu Minimum Harian

DEM File ASCII


Basis Data Basis data Pengelolaan
Tanah File ASCII Penutup Lahan file ASCII Pembuatan Database
Tanah format txt Lahan File .txt

Climate Generator

Running GeoWEPP

Sebaran dan Laju


Validasi Nilai RMSE
Erosi DAS Citanduy

Unit Hillshade Prioritas


Dan Lereng Prioritas

Perencanaan
Pengelolaan Lahan
Secara Teknis dan
Vegetatif
Rumusan Masalah

Erosi dan sedimentasi


pencegahannya
berhubungan dengan
konservasi sumber daya air.
Upaya yang sering dilakukan
bukan pencegahan, namun
tindakan setelah terjadinya Oleh karena itu diperlukan
erosi dan sedimentasi suatu metode yang dapat
memprediksi laju erosi dan
sedimentasi dengan cepat
dan tingkat akurasi yang
dapat dipercaya, sehingga
proses sedimentasi dapat
dideteksi sejak dini dan
dapat dilakukan upaya-
upaya pencegahan

Upaya revitalisasi badan


sungai dengan cara
pengerukan
membutuhkan biaya yang
besar dan tidak
menyentuh akar
permasalahan.
Pertanyaan penelitian

1) Bagaimana mekanisme penerapan konsep analisis


pada perencanaan konservasi tanah di DAS
Citanduy dengan aplikasi GeoWEPP?
2) Bagaimana karakteristik model prediksi laju erosi
dan sedimentasi menggunakan GeoWEPP?
Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui arah pergerakan erosi dan sedimentasi dan besarnya


muatan yang dibawa oleh Sungai Cijolang
2. Melakukan penilaian area prioritas penanganan konservasi tanah di
DAS Citanduy dari hasil prediksi GeoWEPP
3. Memvisualisasikan persebaran hasil prediksi menurut prioritas
penanganannya.
4. Merancang alteratif skenario konservasi tanah pada satuan DAS
Terima kasih

You might also like