Professional Documents
Culture Documents
Seorang anak berusia 7 tahun dirujuk ke IGD dengan keluhan utama nyeri
perut kanan bawah sejak tiga hari sebelum masuk rumah sakit. Menurut orang
tua, nyeri dirasakan semakin memberat setiap harinya, dalam dua hari ini anak
didapati demam turun naik serta mual dan muntah > 5 kali berisi makanan
dan cairan kuning. Anak tidak BAB selama 3 hari, namun BAK normal. Riwayat
makan makana yang dapat menyebabkan keracunan disangkal.
Tanda-tanda vital didapatkan, keadaan umum tampak sakit sedang, nadi : 112
x/menit isi cukup-regular, TD : 95/65 mmHg, suhu : 37,8°C, pernafasan : 24
x/menit. Pada pemeriksaan fisik didapatkan nyeri tekan di area mcburney dan
rovsing sign positif, namun tidak ditemukan adanya defans muskular. Hasil
laboratorium didapatkan, leukosit : 17900, netrofil : 73,2%, limfosit : 14,7,
CRP: 114,9 mg/L (normal <8 mg/L) pada urinalisa didapatkan, eritrosit 2+, dan
leukosit :1-2. Berdasarkan hasil pemeriksaan di atas, klinisi berpendapat
bahwa pasien mengalami apendisitis. Namun ia ingin melakukan pemeriksaan
radiologi untuk menegakkan diagnosisnya tersebut.
Skenario Klinis (2)
Pertanyaan Klinis
Pada pasien anak dengan nyeri perut kanan bawah, bagaimana
akurasi pemeriksaan CT scan dosis rendah jika dibandingkan dengan
pemeriksaan histopatologi dalam menegakkan diagnosis apendisitis
akut?
PICO
• Patient : Pasien Anak dengan suspek apendisitis
• Index test : CT Scan dosis rendah
• Comparison : Pemeriksaan Histopatologi
• Outcome : Akurasi diagnosis Apendisitis akut
Metode
Metode yang dilakukan dalam penyusunan EBCR ini diantaranya pencarian artikel, pemilihan
artikel, telaah kritis, kemudian pengambilan kesimpulan mengenai studi yang telah ditelaah kritis.
Setiap langkah dilakukan oleh dua orang secara independen.
Menggunakan Medical Subject Heading (MeSH), kata kunci dan Boolean (“OR” dan “AND”)
Pencarian artikel
Eksklusi Inklusi
oArtikel melakukan konfirmasi hasil diagnosis oTipe artikel berupa guideline, laporan kasus,
appendisitis dengan pemeriksaan histopatologi. diskusi, dan tinjauan naratif.
Pada proses seleksi artikel, jika ada perbedaan pendapat antar kedua peninjau, maka
perbedaan akan didiskusikan antara kedua peninjau. Apabila dari hasil diskusi tidak
didapatkan kesepakatan bersama, maka akan diselesaikan melalui diskusi dengan pihak
ketiga.
Metode (5)
Menggunakan:
• diagnostic critical appraisal sheet
• systematic review worksheet
Pencarian artikel dilakukan pada tanggal 6 April 2019 melalui Pub Med
dan cochrane. Pada tahap awal didapati 16 artikel.
Artikel yang
Database Strategi Pencarian Hasil
digunakan
("pediatric" OR child in Title Abstract Keyword ) AND (Low
dose ct OR reduce dose ct OR low dose computed
tomography OR reduce dose computed tomography OR low
dose tomography OR reduce dose tomography in Title 10 0
Abstract Keyword) AND ("appendicitis" OR Appendix
Infection in Title Abstract Keyword).
((((((((low dose ct[Title/Abstract]) OR reduced dose
ct[Title/Abstract]) OR low dose computed
tomography[Title/Abstract]) OR reduced dose computed
tomography[Title/Abstract]) OR low dose
tomography[Title/Abstract]) OR reduced dose 6 2
tomography[Title/Abstract])) AND
((Appendicitis[Title/Abstract]) OR Appendix
infection[Title/Abstract])) AND ((Pediatric[Title/Abstract]) OR
Child[Title/Abstract])
Hasil (2)
PubMed Cochrane
(6) (10)
Seleksi duplikasi
(7) Ekslusi berdasarkan
judul, abstrak dan
Seleksi keseuaian judul naskah lengkap
dan abstrak (tidak sesuai inklusi,
(2) termasuk dalam
artikel SR-MA)
(5)
Eligibilitas
(2)
CT (+) 44 0 44
Hasil (4) CT (-) 1 95 96
45 95 140
Eligibilitas (apakah kriteria inklusi dan ekslusi tepat?) Kriteria inklusi pada artikel berupa :
Pasien dengan usia < 20 tahun pada >95%
populasi penelitian yang dilakukan intervensi
berupa pemeriksaan CT scan
Luaran berupa diagnosis appendisitis yang
dikonfirmasi dengan pemeriksaan
histopatologis dan/atau follow up klinis.
Hasil mencantumkan detail untuk menghitung
performa diagnosis CT
Kriteria ekslusi :
Jumlah sampel < 10
Artikel berupa review, editorial, surat,
komentar, atau abstrak konferensi
Studi dengan topik selain diagnosis appendisitis
dengan CT
Studi hanya menggunakan operasi sebagai
bukti appendisitis
Studi dengan pasien yang overlap
Hasil (7)
Telaah kritis artikel systematic review/meta analysis (3)
Kualitas masing-masing studi (Apakah studi valid Bias publikasi tidak ada, dapat dilihat dari funnel plot.
Kualitas metodologi menggunakan QUADAS-2 (Quality
untuk studi yang dilakukan?)
Assessment of Diagnostic Accuracy Studies. Hanya 11 studi
(50%) yang memenuhi 4-7 domain QUADAS-2. 15 studi
memiliki risiko bias karena proses sampling. 14 studi
memiliki risiko bias pengukuran. Uji referensi standar yang
tidak sesuai domain ditemukan pada 3 studi.
Homogenitas studi (apakah terdapat kesamaan antar Hasil sensitivitas dan spesifisitas ditemukan heterogen. Hal
tersebut ditampilkan pada nilai I2= didapatkan hetegoren
studi?)
sedang dan tinggi, Q/df>1 dan p < 0.05S. tudi yang
dikumpulkan homogen I2=0%. Hasil ditampilkan dalam
forest plot.
Validitas
Artikel 1
Oleh Sayed, et al.
Uji diagnostik. Sampel merupakan seluruh pasien anak dengan suspek
apendisitis akut. Teknik pengambilan dengan konsekutif. Total
didapatkan 140 sampel yang seluruhnya diperiksakan
44
LDCT pasien
(+)
sampel
140
orang 45
Histopa pasien
tologi (+)
Diskusi (2)
Validitas (2)
Studi oleh Kim, et al.
Systematic review. Artikel berasal
dari MEDLINE dan EMBASE serta
artikel lain. Didapati 555 artikel,
setelah dilakukan penyaringan
maka didapatkan 22 artikel
relevan.
Artikel dipilih berdasarkan
kesesuaian dengan pertanyaan
klinis yang tercantum pada
metode, yaitu mengetahui
performa diagnosis CT scan pada
anak dengan suspek apendisitis
dan melakukan evaluasi proporsi
pasien memberikan gambaran
positif dan negatif apendisitis dari
keseluruhan pasien yang diperiksa
menggunakan CT scan.
Diskusi (3)
Validitas (3)
Studi oleh Kim, et al.
Penilaian kualitas menggunakan QUADAS-2, 50 % studi memenuhi 4-7
domain penilaian.
15 studi memiliki risiko bias sampling, 14 studi memiliki risiko bias
pengukuran. 3 studi memiliki uji standar yang tidak sesuai domain.
Heterogenitas sedang didapatkan pada hasil sensitivitas dan
heterogenitas tinggi pada hasil spesifisitas studi-studi.
Diskusi (4)
Kepentingan
Sayed, et al.
Hasi perbandingan LDCT dan konfirmasi diagnosis.
Sensitivitas 97,8% (95% CI = 88.2%-99.9%)
Spesifisitas 100% (95% CI =96.2%–100%)
PPV 100%
NPV of 98.7%
Dosis radiasi yang efektif dari CT scan yang dipancarkan adalah 3.1 mSv
(2.2-3.4mSv)
Diskusi (4)
Kepentingan (2)
Kim, et al.
Heterogenitas terjadi karena
• Keadaan pasien yang diperiksakan CT : gejala pasien suspek
apendisitis akut vs gejala pasien yang meragukan
• Pemeriksan CT scan yang beragam : LDCT, CT dosis standar dan CT
dengan kontras
• Membandingakan hasil CT dengan bedah dan histopatologi pada
seluruh pasien suspek apendisitis dengan artikel yang tidak
melakukan pembedahan pada pasien dengan hasil CT scan negatif.
Diskusi (4)
Kepentingan (2)
Kim, et al.
Hasil perbandingan LDCT dan CT scan dosis standar
Dari 22 artikel, sebanyak 734 orang diperiksa menggunakan LDCT, hasil
pemeriksaan :
Sensitivitas 97% (95%CI 80-100%)
spesifisitas 96% (95%CI 91-98%)
• Kekurangan dari CT scan ialah biayanya yang relatif tinggi, namun jika
dibandingkan dengan efek miss diagnosis yang akan terjadi jika
pemeriksaan tidak dilakukan, maka biaya pemeriksaan masih jauh
lebih relevan.
• Di Indonesia saat ini RS rujukan setingkat propinsi telah memiliki CT
scan
• LDCT direkomendasikan jika pemeriksaan USG memberikan
gambaran yang samar
Kesimpulan