You are on page 1of 80

Asuhan keperawatan pada

agregat dewasa wanita dalam


komunitas
﹡ Aggita Cahyani 1610711027
﹡ Nada Saskia 1610711028
﹡ Leily Muhafilah 1610711030
﹡ Mei Diana A 1610711033
﹡ Yenti Herawati 1610711034
﹡ Sharah Nursa’iidah 1610711038
﹡ Erina Rusmiati 1610711040
﹡ Aulia Shobah 1610711044
﹡ Ester Ronauli 1610711045
﹡ Miftahul Jannah 1610711048
﹡ Diana Febriyanti 1610711050
﹡ Sinta 1610711054
Program Deteksi
Cancer mammae
﹡ Miftahul Jannah 1610711048

2
1. Periksa Payudara Sendiri (SADARI) :
Cara pemeriksaan:

3
2. Thermografi Payudara
Thermografi payudara adalah suatu prosedur
diagnosis yang menggambarkan payudara
sebagai langkah deteksi dini cancer mammae.
Prosesnya akan menghasilkan peningkatan suhu
di dalam payudara.

Thermografi payudara dapat dilakukan dengan :


a. Kamera inframerah ultra sensitif (ultra
sensitive infrared cameras)
b. Komputer.

4
Cara penggunaan :
a. Pasien berdiri di depan kamera dengan melepas pakaian
dari pinggang ke atas.
b. Posisi berdiri tegak dengan mengangkat kedua telapak
tangan di belakang kepala.

5
3. Mamografi
Cara menggunakan mammogram :
Tahap 1
a. Pasien diminta menanggalkan pakaian dari pinggang ke atas dan diganti pakaian
rumah sakit.
b. Berdiri di depan mesin mamografi.
c. Penyinaran dilakukan satu per satu pada payudara dengan meletakkannya di
atas penjepit lembar film dari plastik atau metal.
d. Tekan payudara sedatar mungkin di antara penjepit film dan kotak plastik yang
disebut paddle, yang menekan payudara dari atas ke bawah.
e. Pancarkan sinar x beberapa detik.

6
Tahap 2
a. Berposisi di samping mesin mamografi.
b. Penjepit film akan dinaikkan sehingga sisinya persis dengan posisi
luar payudara, sedangkan sudutnya menyentuh ketiak.
c. Melakukan oblique position, yaitu menekan kembali paddle
beberapa detik saat sinar x dipancarkan. Prosedur ini akan diulang
pada payudara satunya.
d. Totalnya empat sinar x, dua untuk masing-masing payudara.

4. Ductography
Ductography merupakan bagian dari mamografi.
Fungsi ductography adalah :
a. Memperlihatkan saluran air susu yang ada di dalam payudara.
b. Membantu dalam mendiagnosis penyebab keluarnya cairan
abnormal pada putting.

7
Cara melakukan mamografi :

a. Membersihkan dan mensterilkan payudara dengan


alkohol untuk membersihkan sisa cairan yang kering dan
menempel pada puting.
b. Pijat payudara untuk mendapatkan cairan.
c. Tempatkan satu jarum pada putting sementara
pasien memegang putting dengan telunjuk dan ibu jarinya.
d. Puting diarahkan ke bawah agar kanula dapat masuk
saluran air susu pasien.
e. Cairan radiopaque disuntikkan ke dalam payudara melalui
suntikan yang telah disambungkan dengan canula.
f. Payudara kemudian dicitrakan ke mamografi.
g. Tempelkan puting plester untuk menghindari keluarnya
cairan ke pakaian pasien.
8
5. Biopsi payudara
Biopsi payudara adalah sebuah tindakan untuk
mengambil contoh jaringan payudara dengan lensa
mikroskop. Dengan begitu maka dapat diketahui
adanya sel cancer mammae yang bersarang.

Cara penggunaan biopsi payudara :


a. Fine-Needle Aspiration Biopsy (FNA)
Alat : menggunakan jarum kecil
Cara : Jarum kecil dimasukkan dalam payudara. Dari
ujung jarum tersebut, contoh jaringan diambil untuk
kemudian diperiksa.

9
b. Core Needle Biopsy
Alat : menggunakan jarum berbentuk khusus dan lebih besar.
Cara : Jarum dimasukkan hingga menembus kulit sampai ke
benjolan.

c. Open biopsy
Alat : menggunakan jarum atau kabel khusus.
Cara : Mengiris kulit dan mengambil sebagian atau seluruh
benjolan. Jika tidak ada benjolan, jarum atau kabel khusus
akan dimasukkan ke daerah yang dicurigai saat mammogram
sebelum pembedahan dilakukan. Gambar jarum atau kabel
tersebut akan membantu menentukan daerah benjolan dan
menentukan lokasi sayatan.

10
6. USG
USG merupakan kelanjutan pemeriksaan mamography atau uji klinis
payudara. USG sering digunakan untuk memerksa abnormalitas
payudara.

Cara pemeriksaan :
a. Pasien berbaring pada tempat khusus.
b. Olesi payudara dengan gel.
c. Geser transduser pada payudara.
d. Bentuk dan intensitas pantulan bergantung pada kepadatan
jaringan payudara.
e. Jika sebuah kista, hampir seluruh gelombang suara akan
melewati kista serta menghasilkan pantulan yang lemah.
f. Jika tumor payudara, gelombang suara akan memantul dari
benda padat tersebut. Sehingga diterjemahkan komputer menjadi
gambar yang diindikasikan sebagai massa.
g. USG tidak menggunakan radiasi dan bebas rasa sakit.
11
Pencegahan Cancer Mammae

a.Strategi Pencegahan
Pencegahan
Primer
Pencegahan
Sekunder
Pencegahan
Tertier

12
Terapkan pola hidup sehat
1. Menjaga berat badan ideal 8. Menyimpan makanan yang
2. Pemberian ASI cepat rusak dalam lemari es

3. Konsumsi sayuran, buah, dan 9. Mengurangi makanan yang


kacang-kacangan diasap

4. Mengurangi konsumsi 10. Metode memasak dengan suhu


makanan dan gula yang diproses rendah

5. Kurangi konsumsi daging 11. Menghentikan konsumsi


merah kurang dari 3 ons per hari alkohol

6. Menghindari gorengan serta 12. Olahraga yang teratur


makanan yang banyak 13. Hindari merokok
mengandung lemak 14. Menghindari stress
7. Hindari makanan yang
terkontaminasi jamur

13
c. Konsumsi makanan pencegah cancer
Terdapat beberapa jenis makanan yang diteliti ahli
dapat mencegah cancer mammae, yaitu tomat, alpukat,
blueberry, kunyit, teh hijau, brokoli, kembang kol,
bawang putih, bayam, buah delima, rumput laut,
sayuran, gandum, ikan salmon dan tuna, yoghurt,
olahan kedelai, dan jus jeruk.

d. Makanan Penderita Cancer Mammae


Makanan yang dianjurkan untuk penderita cancer
mammae adalah sayuran seperti wortel, lobak, pisang
raja, belimbimg manis, seledri, kubis, apel, bawang,
susu kedelai, dan tempe.

14
Prevalensi Kanker
Payudara pada
Dewasa Lansia
Aulia Shobah 1610711044
Prevalensi Kanker Payudara pada
Dewasa Lansia
﹡ Setiap tahun lebih dari 250.000 Berdasarkan Sistem Informasi
atau setiap jam terdapat 28 kasus Rumah Sakit (SIRS), kanker
kanker payudara terdiagnosa di payudara menempati urutan
Eropa dan kurang lebih 175.000 pertama pasien rawat inap di
atau setiap jam terdapat 19 kasus seluruh RS di Indonesia (16,85%),
baru kanker payudara terdiagnosa disusul kanker rahim
di Amerika Serikat. Selain itu (11,78).kanker payudara
menurut Natonial Cancer Insitue menyerang wanita muda atau
(NCI), wanita yang menderita dewasa dengan penderita
kanker payudara terdapat terbanyak berusia 40 hingga 49
perkiraan kasus baru 232.340 tahun yang datang dengan kondisi
wanita sedangkan kasus kematian stadium lanjut (Kementerian
akibat kanker payudara sejumlah
Kesehatan, 2010).
39.620 wanita.
Pengertian Kanker
Payudara
Leily Muhafilah
Erina Rusmiati
Kanker payudara adalah keganasan yang berasal
dari sel kelenjar, saluran kelenjar dan jaringan penunjang
payudara, tidak termasuk kulit payudara (Depkes RI, 2009).

Kanker payudara dimulai di jaringan payudara, yang


terdiri dari kelenjar untuk produksi susu, yang disebut lobulus,
dan saluran yang menghubungkan lobulus ke puting. Sisa
dari payudara terdiri dari lemak, jaringan ikat, dan limfatik
(American Cancer Society, 2011).
Faktor Resiko
Kanker Payudara
﹡ Sebagian besar kanker payudara terjadi tanpa
penyebab yang jelas, walaupun diketahui terdapat
beberapa faktor resiko (ACS, 2013) yaitu :

1. Jenis Kelamin
2. Penuaan
3. Faktor resiko genetik
4. Riwayat keluarga kanker payudara
5. Riwayat pribadi kanker payudara
6. Jaringan payudara yang padat
7. Periode menstruasi
8. Riwayat radiasi dada
9. Faktor gaya hidup yang berhubungan
dengan resiko kanker payudara
10. Kontrasepsi oral
11. Terapi hormon setelah menopause
12. Menyusui
13. Minuman alkohol
14. Kelebihan berat badan atau obesitas
15. Aktivitas fisik
16. Faktor-faktor yang tidak jelas
mengenai diet dan asupan vitamin
17. Bahan kimia di lingkungan
18. Merokok
19. Kerja malam
TANDA DAN GEJALA
KANKER PAYUDARA
Tanda dan gejala kanker payudara menurut Gruendemann
& Fernsebner (2005) antara lain yaitu :
﹡ Terabanya benjolan atau penebalan payudara
﹡ Biasanya tidak nyeri
﹡ Pengeluaran rabas dari puting payudara berdarah atau serosa
﹡ Cekungan atau perubahan kulit payudara
﹡ Asimetris payudara
﹡ Retraksi atau adanya skuama pada puting payudara
﹡ Tanda-tanda stadium lanjut, yaitu nyeri, pembentukan ulkus
dan edema.
Jenis – Jenis
Kanker Payudara
Jenis kanker payudara menurut Tim Cancer Helps (2010)
antara lain:

1. Duktal Karsinoma In Situ (DCIS)


Jenis ini merupakan tipe kanker payudara non-
invasif paling umum. DCIS berarti sel-sel kanker berada di
dalam duktus dan belum menyebar keluar dinding duktus
kejaringan payudara disekitarnya.

2. Lobular Karsinoma In Situ (LCIS)


Sebenarnya LCIS bukan kanker, tetapi LCIS
terkadang digolongkan sebagai tipe kanker payudara non-
invasif.
3. Invasif atau Infitrating Duktal Karsinoma (IDC)
IDC merupakan jenis kanker payudara yang
paling umum dijumpai. Timbulnya sel kanker dimulai
dari duktus, menerobos dinding duktus, dan
berkembang kejaringan lemak payudara.

4. Invasif atau Infiltrating Lobular Karsinoma (ILC)


Kanker jenis ini dimulai dari lobulus. Seperti
IDC, ILC dapat menyebar atau bermetastasis ke
bagian lain di dalam tubuh.
5. Kanker Payudara Terinflamasi (IBC)
IBC merupakan jenis kanker payudara
invasif yang jarang terjadi. Hanya sekitar 1-3%
dari semua kasus kanker payudara adalah jenis
IBC. Sebaliknya kanker jenis ini membuat kulit
payudara terlihat merah dan terasa hangat. Kulit
payudara juga tampak tebal dan mengerut seperti
kulit jeruk.
Komplikasi Kanker
Payudara
Ester Ronauli S 1610711045
﹡ Komplikasi utama dari kanker payudara
adalah metastase (penyebaran sel kanker di
luar payudara) yaitu penyebaran jaringan
sekitarnya dan juga melalui saluran limfe dan
pembuluh darah ke organ-organ lain.
﹡ Tempat yang sering untuk metastase jauh
adalah paru-paru, pleura, tulang, dan hati.
Pencegahan pada
Kanker Payudara
Yenti Herawati 1610711034
a. Pencegahan Primer

Pencegahan primer dilakukan pada saat fase peka atau rentan atau
fase prepatogenesis. Pencegahan pada fase prepatogenesis adalah
pencegahan tahap awal sebelum terkena penyakit. Pencegahan
primer adalah langkah yang dilakukan untuk menghindarkan diri
dari setiap faktor yang dapat menimbulkan kanker payudara. Pada
tahap ini perlu dilakukan penyuluhan tentang kanker payudara
terutama mengenai faktor-faktor risiko. ( Kodim dan Sherly,
2003).
1) Peningkatan kesehatan
Beberapa usaha yang dapat ditempuh diantaranya :
• Penyediaan makanan yang sehat cukup kualitas maupun
kuantitas.
• Perbaikan hygiene dan sanitasi lingkungan meliputi usaha
seperti penyediaan air bersih, perbaikan cara pembuangan
sampah, perbaikan saluran air dan limbah serta yang
lainnya.
• Pendidikan kesehatan mengenai berbagai penyakit
• Pembiasaan gaya hidup sehat, olahraga secara teratur.
2) Perlindungan khusus.
• Hindari makanan tidak sehat seperti junkfood
 Kurangi makanan bergaram atau makanan yang mengandung nitrat
dan nitrit.
 Pembatasan makanan tinggi lemak agar tidak berlebihan.
 Menghindari perilaku merokok dan mengonsumsi alkohol.
 Menikah pada waktu yang tepat, tidak terlalu muda dan tidak
terlalu lanjut usia.
 Tidak melahirkan anak pertama pada usia lanjut.
 Menyusui bayi dengan ASI.
 Menghindari stress.
b. Pencegahan Sekunder

Pencegahan sekunder adalah usaha pencegahan


pada saat penyakit sudah mencapai tahap
pathogenesis. Usahanya meliputi diagnosis dini
(Early diagnosis) dan pengobatan segera (Promt
Tretment). Tujuannya yaitu agar seseorang yang
memiliki penyakit kanker payudara dapat
terdeteksi lebih awal.
1) Diagnosis dini
Menurut Bustan (2007), upaya diagnosis dini padat dilakukan
berbagai jenis pemeriksaan payudara yaitu sebagai berikut:
a) SADARI (Pemerikasaan Payudara Sendiri atau BSE (Breast Self
Examination)).
b) SARANIS (Pemeriksaan Payudara Klinis)
c) BAJAH (Biopsi Aspirasi Jarum Halus) atau FNAB (Fine Needle
Aspiration Biopsy)
d) Mamografi
e) Breast Imaging yaitu deteksi menggunakan alat seperti ultrasound
atau MRI Scanning.
BAJAH

MAMOGRAFI

SADARI
BREAST IMAGING
2) Pengobatan segera
Pengobatan kanker payudara pada stadium I dan II
termasuk ke dalam pengobatan segera, karena sel kanker
masih belum terlalu meluas. Bustan mengemukakan (2007)
apabila seseorang telah terdiagnosis KPD maka penanganan
atau tindakan-tindakan yang dapat dilakukan adalah
pengobatan medis meliputi:
a) Terapi hormonal
b) Khemoterapi
c) Pengobatan adjuvant
c. Pencegahan Tersier

Pencegahan tersier adalah pencegahan yang


dilakukan ketika penyakit sudah berada pada
fase lanjut dan terminal dalam bentuk kecacatan.
Biasanya pencegahan tersier pada penyakit
kanker payudara dilakukan saat kanker berada
pada stadium III dan Stadium IV. Pencegahan ini
meliputi pembatasan kecacatan (Disability
Limitation) dan Rehabilitasi (Rehabilitation).
1) Pembatasan kecacatan
a) Stadium III
• Kanker dihilangkan dengan operasi payudara (seperti
lumpectomy) diikuti dengan terapi radiasi, atau dengan
mastektomi radikal yang dimodifikasi (dengan atau tanpa
rekonstruksi payudara).
b) Stadium IV
• Pada fase ini, terapi sistemik adalah pengobatan utama. Hal ini
tergantung pada banyak faktor, yang dapat terdiri dari terapi
hormon, kemoterapi, sasaran terapi seperti trastuzumab
(Herceptin) atau lapatinib (Tykerb), atau beberapa kombinasi dari
perawatan ini.
2) Rehabilitasi
a) Rehabilitasi fisik
Bagi yang telah menerima diseksi aksila dan lumpectomy
bisa melakukan latihan ke pergelangan tangan, siku dan
tangan seperti lipatan siku dan meluruskannya, menggerakkan
pergelangan tangan dan berlawanan lingkaran searah jarum
jam dan menutup/membuka tangan. Latihan ini dilakukan
setiap jam atau beberapa kali.
b) Rehabilitasi asthetis
Rehabilitasi estetika dilakukan dengan tujuan memperbaiki
penampilan payudara pasca operasi, ( HA OTCOC , 2009)
Penatalaksanaan/
Pengobatan
Sharah Nursa’iidah 1610711038
Biasanya pengobatan dimulai setelah dilakukan penilaian
secara menyeluruh terhadap kondisi penderita, yaitu sekitar
1 minggu atau lebih setelah biopsi. Pola pengobatan dan
keberhasilan kanker payudara tergantung pada stadium
tumor. semakin dini ditemukan semakin mudah
disembuhkan.
Pengobatan kanker payudara meliputi :
﹡ 1. Operasi
﹡ tindakan pengobatan dapat diakukan dengan operasi
yang dilakukan dengan mengambil sebagian atau
seluruh payudara. cara pengobatan ini bertujuan untuk
membuang sel-sel kanker yang ada di dalam payudara.
a. Lumpektomi
lumpektomi merupakan operasi pengangkatan
sebagian dari payudara dimana pengangkatan
hanya pada jaringan yang mengandung sel
kanker, bukan seluruh payudara. Operasi ini
selalu diikuti dengan pemberian radioterapi.
Biasanya lumpektomi direkomendasikan pada
pasien yang besar tumornya kurang dari 2 cm
dan letaknya dipinggir payudara.
b. Mastektomi
Mastektomi adalah operasi pangengkatan payudara. Ada
3 jenis mastektomi, yaitu:
• Modified Radical Mastectomy, yaitu operasi
pengangkatan seluruh payudara, jaringan payudara di
tulang dada, tulang selangka dan tulang iga, serta
benjolan di sekitar ketiak.
• Total (Simple) Mastectomy, yaitu pengangkatan di
seluruh payudara saja, tetapi bukan kelenjar ketiak.
• Radical Mastectomy, yaitu operasi pengangkatan
sebagian dari payudara. Biasanya disebut
lumpectomy, yaitu pengangkatan hanya pada bagian
yang mengandung sel kanker, bukan seluruh
payudara.
2. Radiasi / radioterapi
Radiasi adalah proses pengobatan dengan
melakukan penyinaran pada daerah yang terkena
kanker dengan menggunakan sinar X dan sinar
gamma yang bertujuan membunuh sel kanker
yang masih tersisa di payudara setelah operasi
atau sebelum operasi.
3. Kemoterapi
Kemoterapi adalah proses pemberian obat-obatan
anti kanker atau sitokina dalam bentuk pil cair atau
kapsul atau melalui infus yang bertujuan membunuh
sel kanker melalui mekanisme kemotaksis. Tidak
hanya sel kanker di payudara, tapi juga seluruh
tubuh.

4. Terapi Hormon
Terapi hormonal dapat menghambat pertumbuhan
tumor yang peka hormon dan dapat dipakai sebagai
terapi pendamping setelah pembedahan atau pada
stadium akhir.
Tumbuh Kembang
Dewasa Wanita
Nada Saskia 1610711028
1. Intimasi vs isolasi (intimacy vs isolation)
a. dewasa muda (18-25 sampai 45 tahun)

Indikator positif : berhubungan intim dengan


orang lain. Mempunyai komitmen dalam bekerja
dan berhubungan dengan orang lain.

Indikator negatif : menghindari suatu hubungan,


komitmen gaya hidup atau karir
Karakteristik Dewasa Wanita
 Individu mengembangkan kedekatan dan berbagi
hubungan dengan orang lain, yang mungkin
termasuk pasangan seksual.

 Ketidakpastian individu mengenai diri sendiri akan


mempunyai kesulitan mengembangkan keintiman.

 Seseorang tidak bersedia atau tidak mampu berbagi


mengenai diri sendiri, akan merasa sendiri.
2. Generativitas vs Stagnasi atau absorpsi diri
a. Dewasa Tengah (45 – 65 tahun)

Indikator positif : kreatifitas, produktivitas dan


perhatian dengan orang lain

Indikator negatif : perhatian terhadap diri


sendiri, kurang merasa nyaman
Karakteristik Dewasa Wanita
 Bimbingan untuk generasi selanjutnya,
mengekspresikan kepedulian pada dunia di masa yang
akan datang

 Absorpsi diri orang dewasa akan direnungkan dengan


kesejahteraan pribadi dan peningkatan materi

 Perenungan diri sendiri mengarah pada stagnasi


kehidupan.
Asuhan Keperawatan
Dewasa Wanita

Aggita Cahyani 1610711027


Mei Diana A 1610711033
Diana Febriyanti 1610711050
Sinta 1610711054
Kasus
Hasil pengkajian di daerah binaan kota Z desa M pada 80 wanita dengan usia 19-35
tahun, 60% dewasa wanita sudah menikah dan sisanya belum mneikah. Dari 80 wanita
di desa M ada beberapa ragam agama, yaitu Islam, Kristen, Hindu, dan Budha, tetapi
wanita di desa M dominan 50% beragama Islam. Rumah warga di desa M hampir
keseluruhan sudah berbahan dasar tembok dan berlantai ubin, tetapi ada pula sebagian
warga di desa M yang rumahnya masih berbahan dasar kayu dan lantainya di plester.
Keadaan di desa M banyak warga yang menanam pepohonan hijau, terdapat pula
sungai di desa tersebut, tetapi disekitar sungai itu tampak sampah yang berserakan.
Akses jalan di desa M terlihat ramai dengan motor, sepeda, dan mobil warga, nampak
pula truk pengangkut hasil pabrik industri pada siang hari. Desa M menjelang malam
hari tampak sepi dan gelap karena kurangnya pencahaan lampu jalan di desa tersebut.
Hampir 80% wanita di desa M memilih untuk tidak melanjutkan SMA, karena mereka
memilih bekerja di pabrik petasan
Pekerja wanita sebagian besar menghabiskan waktunya +/- 10 jam untuk bekerja dan
otomatis terpapar bahan baku pembuat petasan karena tidak menggunakan APD lengkap.
Hasil pengkajian diperoleh data sebanyak 34% warga perempuan usia dewasa menderita
kanker payudara. Dan belum mendapat pertolongan kesehatan yang layak karena tidak
adanya fasilitas kesehatan di desa M, dan juga jarak tempuh menuju RS kota sekitar 5 km
akibatnya kanker payudara tersebut tidak terawat ditandai dengan munculnya darah
bercampur nanah dan bau tidak sedap. Hal tersebut terjadi bukan hanya karena fasilitas
dan jarak, tetapi juga dari kurangnya pengetahuan mereka mengenai perawatan kanker
payudara. Selain itu, banyak 35% penderita sedih dengan keadaannya, 20% sering
menangis di malam hari, 35% takut akan kematian, 10% menyalahkan Tuhan atas cobaan
yang berat. Beberapa perempuan tersebut juga mengatakan tidak ingin bertemu dengan
anggota keluarga atau teman-temannya. Dan banyak dari mereka yang menghabiskan
waktunya hanya berdiam diri di rumah karena kanker meraka sudah memasuki stadium
lanjut, mereka mengganggap diri mereka sudah tidak berharga lagi dan sudah pasrah
dengan hidupnya.
Pengkajian
a. Data inti

1. DEMOGRAFI
Hasil pengkajian di daerah binaan kota Z
desa M pada 80 wanita dengan usia 19-35
tahun
2. DATA STATISTIK

a) Angka penyakit: 34% warga perempuan usia


dewasa menderita kanker payudara.
b) Status perkawinan; 60% dewasa wanita sudah
menikah dan sisanya belum menikah.
c) Status agama: wanita di desa M dominan 50%
beragama Islam.
3. KARAKTERISTIK
a) Fisik
i. Munculnya darah bercampur nanah
ii. Bau tidak sedap.

b) Psikologis
i. Penderita sedih dengan keadaannya,
ii. Sering menangis di malam hari
iii. Takut akan kematian
iv. Menyalahkan Tuhan atas cobaan yang berat.
v. Tidak ingin bertemu dengan anggota keluarga atau teman-temannya.
vi. Menghabiskan waktunya hanya berdiam diri di rumah
c) Sosial
﹡ Jarak tempuh menuju RS kota sekitar 5 km
﹡ Kurangnya pengetahuan mereka mengenai
perawatan kanker payudara.

d)Perilaku
﹡ Pekerja wanita sebagian besar
menghabiskan waktunya +/- 10 jam untuk
bekerja dan otomatis terpapar bahan baku
pembuat petasan karena tidak
menggunakan APD lengkap
b. Data Subsistem

1. Lingkungan fisik
﹡ Rumah warga di desa M hampir keseluruhan sudah
berbahan dasar tembok dan berlantai ubin, tetapi ada
pula sebagian warga di desa M yang rumahnya masih
berbahan dasar kayu dan lantainya di plester.

﹡ Keadaan di desa M banyak warga yang menanam


pepohonan hijau, terdapat pula sungai di desa tersebut,
tetapi disekitar sungai itu tampak sampah yang
berserakan.
2. Sistem kesehatan
Tidak adanya fasilitas kesehatan di
desa M, dan juga jarak tempuh
menuju RS kota sekitar 5 km.

3. Ekonomi
Mereka bekerja di pabrik petasan
dengan rata-rata penghasilan
perhari Rp 50.000.
4. Keamanan dan transportasi
﹡ Akses jalan di desa M terlihat ramai
dengan motor, sepeda, dan mobil warga,
nampak pula truk pengangkut hasil
pabrik industri pada siang hari.
﹡ Desa M menjelang malam hari tampak
sepi dan gelap karena kurangnya
pencahaan lampu jalan di desa tersebut.

5. Kebijakan pemerintahan
﹡ Kurangnya kebijakan pemerintah tentang
pengolahan limbah pembuatan petasan.
6, Komunikasi
Sebagian besar menggunakan bahasa asli daerah tersebut
Warga sekitar tidak menggunakan handphone karena tidak
mengerti menggunakannya

7. Pendidikan
Hampir 80% wanita di desa M memilih untuk tidak
melanjutkan SMA, karena mereka memilih bekerja di pabrik
petasan.

8. Rekreasi
Tempat rekreasi yang ada di desa tersebut yaitu sungai
c. PERSEPSI

﹡ Mayoritas dewasa wanita


awalnya mengganggap
benjolan yang terdapat di
payudaranya adalah benjolan
biasa yang akan hilang dengan
sendirinya. Tetapi ternyata
benjolan tersebut adalah awal
mula dari kanker payudara.
DATA FOKUS
Data Subjektif Data Objektif
1. Perempuan dewasa di desa M mengatakan mereka menghabiskan 1. Perempuan usia dewasa di desa M tidak
waktu selama +/- 10 jam untuk bekerja dan otomatis terpapar bahan menggunakan APD ketika bekerja
baku pembuat petasan 2. Kebanyakan perempuan usia dewasa putus
2. Memilih untuk tidak melanjutkan SMA, karena mereka memilih bekerja sekolah di tingkat SMP
di pabrik petasan. 3. Tidak terdapat fasilitas kesehatan di desa M
3. Perempuan dewasa di desa M mengatakan mereka tidak berobat ke 4. Jarak tempuh menuju RS kota sekitar 5 km
RS untuk perawatan kanker payudara yang dideritanya akibatnya kanker payudara tersebut tidak terawat
4. Memilih untuk pasrah terhadap penyakitnya ditandai dengan munculnya darah bercampur
5. Kurangnya pengetahuan mereka mengenai perawatan kanker nanah dan bau tidak sedap.
payudara. 5. Kurangnya kebijakan pemerintah tentang
6. Kurangnya pengetahuan mereka mengenai perawatan kanker pengolahan limbah
payudara. 6. Sebanyak 34% warga perempuan usia dewasa
7. Penderita sedih dengan keadaannya, menderita kanker payudara.
8. Sering menangis di malam hari 7. Munculnya darah bercampur nanah dan bau
9. Takut akan kematian tidak sedap
10. Menyalahkan Tuhan atas cobaan yang berat.
11. Tidak ingin bertemu dengan anggota keluarga atau teman-temannya.
12. Menghabiskan waktunya hanya berdiam diri di rumah
ANALISA
DATA
2. DS : Ketidakefek
Perempuan usia dewasa di Desa A mengatakan : tifan
1. Perempuan dewasa di desa M mengatakan mereka tidak
berobat ke RS untuk perawatan kanker payudara yang manajemen
dideritanya kesehatan
2. Memilih untuk pasrah terhadap penyakitnya.
pada wanita
DO:
dewasa
1. Tidak terdapat fasilitas kesehatan di Desa M
2. Jarak pusat kesehatan di kota dengan desa M sekitar 5 dengan
km kanker
3. Kurangnya kebijakan pemerintah tentang pengolahan
payudara
limbah
di desa M
3. DS: Defisiensi
Perempuan usia dewasa di Desa A mengatakan : pengetahua
1. Memilih untuk tidak melanjutkan SMA, karena mereka
memilih bekerja di pabrik petasan. n pada
2. Tidak tahu cara melakukan pengecekan SADARI, serta wanita
merawat luka pada payudara
dewasa
DO:
dengan
1. Tidak terdapat fasilitas kesehatan di Desa M
kanker
2. Sebanyak 34% warga perempuan usia dewasa
menderita kanker payudara payudara di
3. Luka pada payudara menimbulkan bau tidak sedap, desa M
nanah, serta darah.
Diagnosa Keperawatan

1. Ketidakefektifan Koping pada wanita dewasa


dengan kanker payudara di desa M
2. Ketidakefektifan manajemen kesehatan pada wanita
dewasa dengan kanker payudara di desa M
3. Defisiensi pengetahuan pada wanita dewasa dengan
kanker payudara di desa M
e. Skoring Diagnosa Keperawatan
Komunitas

Keterangan Pembobotan: F. Sesuai program pemerintah


G. Tempat
1. Sangat Rendah A. Risiko terjadi H. Waktu
2. Rendah B. Risiko parah I. Dana
3. Cukup C. Potensial penkes J. Fasilitas kesehatan
4. Tinggi D. Minat masyarakat K. Sumber daya
5. Sangat Tinggi E. Kemungkinan diatasi
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS PADA
WANITA DEWASA DENGAN KANKER PAYUDARA DI DESA “M“
TERIMA KASIH

You might also like