Professional Documents
Culture Documents
“ TB Paru “
(WHO, 2013)
• Jenis kuman yang berbentuk batang.
• Pemeriksaan lain seperti foto toraks, biakan dan uji kepekaan dapat
digunakan sebagai penunjang diagnosis sepanjang sesuai dengan
indikasinya
b. TB BTA (- ) adalah :
- Hasil pemeriksaan dahak 3 kali (-), tetapi klinis dan radiologis menunjukkan
TB aktif.
- Hasil pemeriksaan dahak 3 kali menunjukkan BTA (-) dan biakan (+)
2. Berdasarkan tipe pasien
a. Kasus baru
pasien yang belum pernah mendapatkan
pengobatan dengan OAT atau sudah pernah
menelan OAT < 1 bulan
b. Kasus kambuh (relaps)
Pasien yang pernah mendapat pengobatan
Tuberkulosis dan telah dinyatakan sembuh atau
pengobatan lengkap.
c. Kasus Drop out
Pasien yang telah menjalani pengobatan >1 bulan
dan tidak meneruskan pengobatan sampai
selesai.
d. Kasus Gagal Terapi
Pasien dengan BTA (+) yang masih tetap (+)atau
kembali (+) pada akhir bulan ke V atau akhir
pengobatan
e. Kasus Kronik
Pasien dengan hasil pemeriksaan BTA masih (+)
setelah selesai pengobatan ulang dengan
pengobatan kategori 2 dengan pengawasan yang
baik
f. Kasus Bekas TB
Pasien riwayat OAT (+) dan saat ini dinyatakan sudah
sembuh.
TATALAKSANA (Depkes 2011)
Tujuan Pengobatan
Menyembuhkan pasien, mencegah kematian, mencegah kekambuhan,
memutuskan rantai penularan dan mencegah terjadinya resistensi kuman
terhadap OAT.
Prinsip pengobatan
OAT harus diberikan dalam bentuk kombinasi beberapa jenis obat, dalam jumlah
cukup dan dosis tepat sesuai dengan kategori pengobatan.
Untuk menjamin kepatuhan pasien menelan obat, dilakukan pengawasan langsung
(DOTS= Directly Observed Treatment Shortcourse) oleh seorang Pengawas
Menelan Obat (PMO).
Pengobatan TB diberikan dalam 2 tahap, yaitu tahap intensif dan lanjutan.
Kategori Pengobatan
Kategori 1
Kategori 2
PENGELOMPOKAN OAT
OAT yang digunakan di Indonesia
Kategori 1 : 2(HRZE)/4(HR)3.
Kategori 2 : 2(HRZE)S/(HRZE)/5(HR)3E3