Professional Documents
Culture Documents
Kriteria inklusi :
1. Pasien berusia 18 tahun atau lebih tua dengan
klinis diduga CAP yang diperlukan pengobatan
antibiotik dan rawat inap di bangsal non-ICU
2. uremia [darah urea nitrogen ≥20 mg per desiliter]
frekuensi nafas yang meningkat[≥30 napas per
menit], tekanan darah sistolik rendah [<90 mm
Hg] atau tekanan darah diastolik [≤60 mm Hg]
Kriteria eksklusi :
1. Pasien cystic fibrosis
3. Random
Jumlah sample di bagi menjadi 3 kelompok
pengguna antibiotik, yaitu :
Menerima antibiotik beta laktam
Menerima antibiotik beta laktam-makrolide
Menerima antibotik flouroquinolone
4. Hasil
Primary outcome : adalah semua penyebab
kematian dalam waktu 90 hari setelah masuk.
Secondary outcome : yang waktu untuk memulai
pengobatan oral, lama tinggal di rumah sakit,
dan terjadinya komplikasi kecil atau besar
selama tinggal di rumah sakit.
Hasil
Primary outcome
Terdapat perbedaan risiko kematian
antara beta lactam strategy dan beta
lactam- macrolide strategy yaitu 1,9%
point (90% CI, -0,6% to 4,4%)
Terdapat perbedaan risiko kematian
antara beta lactam stategy dan
flouroqinolone strategy yaitu -0,6%
point (90 CI, -2,8 to 1,9)
Secondary outcome
Kesimpulan
Pemberian antibiotik beta lactam
monotheraphy Pasien dengan suspect CAP
yang dirawat dirumah sakit non-ICU
memiliki risiko kematian yang tinggi
dibandingkan dengan beta lactam-
macrolide combination atau flouroquinolone
monoterapi.
Selain itu beta-laktam monoterapi tidak
berhubungan dengan lamanya di rumah
sakit atau insiden komplikasi terbesar.