You are on page 1of 14

Bacterial vaginosis: A practical

review Paulette Bagnall, MPAS, PA-C; Denise Rizzolo, PA-C, PhD

JOURNAL READING

FADILAH SORAYA ALHAMID-112017175

PEMBIMBING: DR. ZAKARIA, SPOG

KEPANITERAN KLINIK

ILMU KEBIDANAN DAN PENYAKIT KANDUNGAN

UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA

RS ESNAWAN ANTARIKSA

PERIODE 27 AGUSTUS – 3 NOVEMBER 2018


Angka kejadian
Abstract Bakterial
Infeksi
saluran
Gardnerella
vaginalis di
Vaginosis reproduksi Amerika Serikat
sekitar 21 juta
wanita
Bau amis,
perubaha Bakteri
n warna anaerob
sekret

Bakterial vaginosis Risiko IMS


yang berulang
membutuhkan terapi
yang cukup lama
PENDAHULUAN
Hampir 50% wanita mengalami kekambuhan setelah perawatan
dalam waktu kurang lebih 12 bulan lamanya.

Beberapa penelitian menunjukkan kasus tersebut memicu angka


kejadian persalinan premature dan penyakit radang panggul (PID).

Hal ini dapat mempengaruhi wanita untuk terkena infeksi menular


seksual (IMS), termasuk pasien human immunodeficiency virus
(HIV).
EPIDEMIOLOGI FAKTOR RISIKO

 Bakteri vaginosis adalah penyebab paling umum Faktor risiko meliputi:


keputihan yang mempengaruhi 29% wanita secara
• Hygine yg buruk • douching secara
keseluruhan.
teratur • merokok •berganti-ganti
 Wanita yang menggunakan alat kontrasepsi seperti pil
memiliki risiko terkena bakterial vaginosis lebih rendah, pasangan sex• tidak menggunakan
disebutkan bahwa estrogen yang terkandung dalam pil kondom
kb tersebut memiliki efek menjaga flora normal dalam
vagina tetap stabil.
Patofisiologi
• Penyebab vaginosis bakterial masih belum diketahui

Bakterial vaginosis -> simbiosis antara Gardnella vaginalis->


pembentuk asam amino dan kuman anaerob-> menaikkan ph
sekret vagina -> iritasi kulit dan pelepasan sel epitel-> cairan
yang keluar berbau tidak sedap

Gardnella vaginalis menghasilkan biofilm yang menyediakan


matriks bagi bakteri patogen lainnya untuk melekat, sehingga
antibiotik cukup sulit untuk menembus dinding dari bakteri
patogen lainnya
Manifestasi Klinis dan
Pemeriksaan Fisik
SIMPTOMATIK

Cairan vagina yang abnormal Sekret berwarna abu-abu


(terutama setelah melakukan keputihan
hubungan seksual)
Kemerahan dan edema pada
Adanya bau amis/bau ikan (fishy vulva
odor)
Iritasi daerah vagina (gatal, rasa
terbakar)
Diagnosis
PEMERIKSAAN PENUNJANG DIAGNOSIS

 Whiff Test Skoring Nugent (Skor 0-3 dianggap normal,


4-6 dianggap sedang, dan 7-10
menunjukkan adanya vaginosis bakterial)
Tes lakmus untuk pH
Kriteria Amsel (3 dari 4 gejala)
Preparat basah • Adanya sekret vagina yang homogen, tipis,
putih keabu-abuan, melekat pada dinding
vagina dan abnormal
• pH vagina >4,5
• Sekret vagina berbau amis sebelum dan
setelah penambahan KOH 10% (Whiff Test)
• Adanya clue cell pada sediaan basah
(sedikitnya 20 dari seluruh epitel)
Tatalaksana
Terapi sistemik Terapi topikal
• Metronidazol 400-500 mg, 2x •metronidazole gel intravagina
sehari selama 7 hari (0.75%) 5 gr , pada malam hari, 1 x
sehari selama 5 hari
• Klindamisin 300 mg, 2x sehari
selama 7 hari • Clindamycin cream (2%) 5 gr,
malam hari 1x sehari selama 7 hari
Tatalaksana
 Pengobatan vaginosis bakterial Krasnopolsky dan rekannya mengobati wanita yang baru-baru ini
rekuren sembuh dari vaginosis bakteri dengan metronidazole atau klindamisin
dengan 250 mg tablet intravaginal dan vitamin C, selama 6 hari di
-Metronidazol 500 mg 2x sehari ikuti setiap siklus menstruasi selama total 6 bulan. Perawatan ini
selama 7 hari. mengurangi separuh tingkat rekurensi vaginosis bakterial

-Metronidazol gel 0,75%5 dibandingkan dengan mereka yang menggunakan plasebo

intravaginal 2x sehari untuk 5 hari intravaginal. Para penulis berteori bahwa kation asam dengan vitamin
C tablet intravaginal menghambat patogen yang membutuhkan pH
-Klindamisin 300 mg, 2x sehari yang lebih mendasar dan membantu mengkolonisasi lactobacilli
selama 7 hari pelindung yang membutuhkan lingkungan asam.

-Clindamycin cream (2%) 5 gr, Marcone dan rekannya meneliti efek dari probiotik L. Rhamnosus
malam hari 1x sehari selama 7 hari vaginal yang digunakan secara intravaginal sekali seminggu setelah
pengobatan dengan metronidazol 500 mg secara oral selama 7 hari
dan dilanjutkan selama 2 bulan. Mereka menyimpulkan bahwa
pengobatan yang lebih lama dengan probiotik vagina dapat lebih
mengurangi angka kekambuhan setelah pengobatan dengan
antibiotik.
Komplikasi
•Abortus
•Kelahiran prematur
•Khorioamnionitis
•Adneksitis
Pencegahan
Menghentikan aktivitas douching
 Merokok
Penggunaan kondom ketika berhubungan seksual
Tidak berganti-ganti pasangan
Menjaga hygiene vagina
Prognosis
Prognosis bakterial vaginosis baik, dilaporkan perbaikan spontan pada
lebih lebih dari sepertiga kasus. Dengan pengobatan metronidazol dan
klindamisin memberi angka kesembuhan yang tinggi.
Kesimpulan
Bakterial Vaginosis adalah bakteri pada vagina yang umumnya terjadi
pada 50% wanita. Skrining dan diagnosa BV lebih awal, serta perawatan
dan pengobatan yang efektif dapat mencegah terjadinya BV rekuren
dan komplikasi lebih lanjut.

You might also like