You are on page 1of 18

MODEL

PEMBELAJARAN
DISCOVERY LEARNING

Kelompok 2
1. Nur Komara Zain (16312241004)
2. Gesti Lestari (16312241007)
3. Aini Putri Ratnasari (16312241012)
4. Eva Marlina (16312241028)
5. Bella Dwi Utami (16312241035)
Definisi
Discovery Learning

Discovery learning adalah teori belajar yang didefinisikan sebagai proses


pembelajaran yang terjadi bila pelajar tidak disajikan dengan pelajaran dalam
bentuk finalnya, tetapi diharapkan mengorganisasi sendiri.
 Anak harus berperan aktif dalam belajar
 Murid mengorganisasi bahan yang dipelajari dengan suatu bentuk akhir

Discovery terjadi bila individu terlibat, terutama dalam penggunaan proses


mentalnya untuk menemukan beberapa konsep dan prinsip.
Discovery dilakukan melalui observasi, klasifikasi, pengukuran, prediksi,
penentuan dan inferi.
Karakteristik
Discovery Learning

2
4
Berpusat
1 pada siswa. Mendorong
berkembangnya rasa
Mengeksplorasi dan ingin tahu secara
memecahkan masalah 3 alami pada diri siswa.
untuk menciptakan,
menggabungkan dan Mendorong siswa
menggeneralisasikan untuk berpartisipasi
pengetahuan. aktif.
Tujuan
Discovery Learning

Tujuan dari penggunaan model Discovery adalah


untuk meningkatkan kemampuan berpikir secara
sistematis, logis, dan kritis.
Atau mengembangkan intelektual sebagai bagian
dari proses mental.
Konsep
Discovery Learning

Discovery learning
merupakan
pembentukan
kategori-kategori atau Peserta didik dikatakan memahami suatu konsep
konsep-konsep, yang apabila mengetahui lima unsur dari konsep itu,
dapat memungkinkan meliputi:
terjadinya 1)Nama
generalisasi. 2)Contoh-contoh baik yang positif maupun yang
negatif
3)Karakteristik, baik yang pokok maupun tidak
4)Rentangan karakteristik
5)Kaidah
Kelebihan
Discovery Learning

1. Membantu siswa untuk memperbaiki dan meningkatkan keterampilan keterampilan


dan proses-proses kognitif.
2. Pengetahuan yang diperoleh melalui metode ini sangat pribadi dan ampuh karena
menguatkan pengertian, ingatan dan transfer.
3. Menimbulkan rasa senang pada siswa, karena tumbuhnya rasa menyelidiki dan
berhasil.
4. Metode ini dapat membantu siswa memperkuat konsep dirinya, karena memperoleh
kepercayaan bekerja sama dengan yang lainnya.
5. Mendorong siswa berpikir dan bekerja atas inisiatif sendiri.
6. Mendorong siswa berpikir intuisi dan merumuskan hipotesis sendiri.
7. Dapat mengembangkan bakat dan kecakapan individu.
Kekurangan
Discovery Learning

1. Metode ini menimbulkan asumsi bahwa ada kesiapan pikiran untuk belajar.
Bagi siswa yang kurang pandai, akan mengalami kesulitan abstrak atau
berpikir atau mengungkapkan hubungan antara konsep-konsep, yang tertulis
atau lisan, sehingga pada gilirannya akan menimbulkan frustasi.
2. Metode ini tidak efisien untuk mengajar jumlah siswa yang banyak, karena
membutuhkan waktu yang lama untuk membantu mereka menemukan teori
atau pemecahan masalah lainnya.
3. Pengajaran Discovery lebih cocok untuk mengembangkan pemahaman,
sedangkan mengembangkan aspek konsep, keterampilan dan emosi secara
keseluruhan kurang mendapat perhatian.
4. Tidak menyediakan kesempatan-kesempatan untuk berpikir yang
akan ditemukan oleh siswa karena telah dipilih terlebih dahulu oleh guru.
Sintak Model Discovery Learning
Sintak discovery learning terdiri atas enam fase sebagai berikut:

a. Stimulation (stimulasi/pemberian rangsangan)


Pertama-tama pada tahap ini pelajar dihadapkan pada sesuatu
yang menimbulkan kebingungannya, kemudian dilanjutkan untuk tidak
memberi generalisasi, agar timbul keinginan untuk menyelidiki sendiri.
Guru juga dapat memulai dengan mengajukan pertanyaan, anjuran
membaca buku, dan aktivitas belajar lainnya yang mengarah pada
persiapan pemecahan masalah. Stimulasi pada tahap ini berfungsi
untuk menyediakan kondisi interaksi belajar yang dapat
mengembangkan dan membantu siswa dalam mengeksplorasi bahan.
b. Problem statement (pernyataan/identifikasi masalah)
Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk
mengidentifikasi sebanyak mungkin agenda-agenda masalah
yang relevan dengan bahan pelajaran berdasarkan hasil
stimulasi, kemudian salah satunya dipilih dan dirumuskan dalam
bentuk hipotesis (jawaban sementara atas pertanyaan masalah).
c. Data collection (Pengumpulan Data)
Ketika eksplorasi berlangsung, guru juga memberi
kesempatan kepada para siswa untuk mengumpulkan informasi
sebanyak-banyaknya yang relevan untuk membuktikan benar
atau tidaknya hipotesis. Tahap ini berfungsi untuk menjawab
pertanyaan atau membuktikan benar tidaknya hipotesis, dengan
demikian anak didik diberi kesempatan untuk mengumpulkan
berbagai informasi yang relevan, membaca literatur, mengamati
objek, wawancara dengan nara sumber, melakukan uji coba
sendiri dan sebagainya.
d. Data Processing (Pengolahan Data)
Pengolahan data merupakan kegiatan mengolah data dan informasi yang
telah diperoleh para siswa baik melalui wawancara, observasi, dan sebagainya, lalu
ditafsirkan. Semua informai hasil bacaan, wawancara, observasi, dan sebagainya,
semuanya diolah, diacak, diklasifikasikan, ditabulasi, bahkan bila perlu dihitung
dengan cara tertentu serta ditafsirkan pada tingkat kepercayaan tertentu.
e. Verification (Pembuktian)
Tahap ini memberikan kesempatan siswa untuk melakukan pemeriksaan
secara cermat dalam membuktikan benar atau tidaknya hipotesis yang ditetapkan
tadi dengan temuan alternatif, dihubungkan dengan hasil data processing. Menurut
Bruner, proses belajar akan berjalan dengan baik dan kreatif jika guru memberikan
kesempatan kepada siswa untuk menemukan suatu konsep, teori, aturan atau
pemahaman melalui contoh-contoh yang ia jumpai dalam kehidupannya.
f. Generalization (menarik kesimpulan/generalisasi)
Tahap ini adalah proses menarik sebuah kesimpulan yang dapat dijadikan
prinsip umum dan berlaku untuk semua kejadian atau masalah yang sama, dengan
memperhatikan hasil verifikasi. Berdasarkan hasil verifikasi maka dirumuskan
prinsip-prinsip yang mendasari generalisasi.
Topik yang Relevan untuk Model
Pembelajaran Discovery Learning

Kelas VII

K.D. 3.4

Menganalisis konsep suhu, pemuaian, perpindahan kalor, dan

penerapannya dalam kehidupan sehari-hari termasuk mekanisme

menjaga kestabilan suhu tubuh pada manusia dan hewan.

K.D. 4.4

Melakukan percobaan untuk menyelidiki pengaruh kalor terhadap

suhu dan wujud benda serta perpindahan kalor


Tu j u a n
1. Melalui percobaan yang dipandu
LKPD 1, peserta didik dapat
menjelaskan pengertian suhu
3.4.1 Menjelaskan pengertian dengan tepat.
suhu. 2. Melalui percobaan yang dipandu
3.4.2 Menjelaskan prinsip kerja LKPD 1, peserta didik dapat
thermometer.
melakukan pengukuran suhu
3.4.3 Menyebutkan jenis-jenis
menggunakan thermometer dengan
thermometer.
3.4.4 Melakukan percobaan benar.
pengukuran suhu menggunakan
alat ukur thermometer.
R P P
R P P
R P P
R P P
R P P
Sekian,
Te r i m a k a s i h 

Any questions?

You might also like