You are on page 1of 80

WOUND CARE,

SUTURE MATERIALS
&
SUTURING TECHNIQUES
Luka
Luka adalah suatu keadaan terputusnya konyinuitas jaringan yang
disebabkan oleh berbagai hal.
Seperti trauma mekanik, termal/radiasi, fisik, pembedahan dan zat
kimia
Wound Type
Wound Problem
Infection
Delayed healing
Acute wound Septic wound
Scar: hypertrophic scar,
keloid
Chronic wound
Delayed healing
Infection
Chronic wound Septic wound
Intractable wound/unhealing
wound

Non healing All Wound problems can


wound occur
Luka

Akut Kronis

≥ 6 minggu
Wound Classification
vulnus
escoriatum
vulnus laceratum

Acute vulnus punctum


vulnus scissum
skin loss
Wound
skin avulsion/ degloving
eschar

Chronic slough

infection
granulation
Process of Wound Healing
Luka Akut

Bersih

Bersih Kontaminasi

Kontaminasi

Infeksi
Daerah luka akut yang
berisiko terhadap fungsi
Mengenai pembuluh darah besar
Saraf-saraf penting: N.VII, plexus brachialis, dst.
Tendon-tendon
Organ-organ = mata, hati, jantung, dsb
Luka akut berisiko infeksi
Luka ≥ 6 jam
Luka kontaminasi/kotor

Terjadi di tempat yang kotor

Luka dalam dan benda kontaminan/kotor


(paku/bambu/besi)
Luka akut berisiko keloid/parut hipertrofik
Luka laserasi dalam
Luka laserasi kotor

Luka tegang (skin loss) – tension

Luka akut jadi kronis


Penanganan luka akut
Primary survey – life threatening

Secondary survey – manajemen luka


Manajemen luka akut

Tujuan

Membuat luka menjadi bersih


Mengurangi/mencegah risiko infeksi
Mencegah menjadi luka kronis
Mengurangi/mencegah parut buruk
(keloid/hypertrophic scar)
Good wound
management

Good Healing
Simple Complex Debridement aesthetic&
Laceration wound Wound toilet
functional

Good surgery
technique
Wound toilet / Debridement

Wound toilet – luka kecil dan bersih

Debridement – membuang semua kotoran pada


luka, jaringan mati dan membuat luka jadi bersih
dan siap ditutup
Irrigation & Debridement
Debridement – excision of all devitalized, contaminated &
Foreign bodies
If Possible, Vital structures including nerves, blood vessels,
tendons and bones shouldn’t be debribed.

Irrigation with NaCL


Mechanical debridement (sharp& blunt)
Trusler AP. Surgical Techniques and WoManagement.

In Brown DL. Michigan Manual of Plastic Surgery.

Lippincott Wiliams& Wilkins.Philadelphia. 2007


Defect Closure

Need Meticulous surgical technique


Good approximation SOLVE the puzzle
Suture material

Tissue handling
Subcutaneous suture
AVOID TENSION
Cutaneous suture — eversion
Langer Line
Penutupan luka
Dijahit
Primer
Tersier

Graft – STSG & FTSG


Tidak dijahit
Sekunder
Dirawat terbuka
Wound dressing
Syarat

Bersih

Menyerap / hidrofil

Efek pressure (menekan)

Antibiotik
Acute Wound
Vulnus Vulnus
Excoriatum Laceratum
Acute Wound
Vulnus
Scissum
Acute Wound

Skin Avulsion Gun Shot wound


Acute Wound
Skin Degloving
Pre – Post Operative
Pre – Post Operative
Chronic wound
All chronic wounds begin as acute wounds but fail to progress
through the normal healing process and become locked in an
extended inflammatory phase.

wounding
Management
Asses the Wound
Acute wound — The problem is easy to resolve

Cronic Wound
?
Nonhealing wound
Chronic
wound

Wound by Its Colour


Chronic
wound

Venous Ulcer

Venous
ulcer
Blood Stasis
Chronic
Inflamation
Chronic
wound

Diabetic Foot

Diabetic
Ulcer
Management Chronic Wound
Debridement
Dressing

Bed
Preparation 1. Broad
spectrum
Glucose control empiric
2. Kultur & resistency
Systemic
Antibiotic
care
Manageme
nt
Chronic
Wound

1. Elastic verband Albumin > 2.5 g/dl


(celulitis, venous ulcer) Local Status
2.Mobilisasi care nutrition
(pressure sores)
Chronic
Pressure sores grade IV wound
AI KARTIKA
Pre Operation
Chronic
AI KARTIKA
Post Operation wound
Debridement &
Wound care
Chronic
Post close defek wound
• Penjahitan luka merupakan suatu proses penyatuan
jaringan yang terpisah oleh karena trauma ataupun
luka yang ditimbulkan oleh intervensi bedah
dengan cara tertentu dengan menggunakan bahan
yang tepat
Alat yang Digunakan untuk Penjahitan
Luka
• needle holder
• gunting benang
• pinset
Needle holder/ Nald vooder
• Needle holder adalah sebuah instrumen dengan bentuk paruh pendek yang
berfungsi sebagai pemegang bagian distal jarum jahit dan sebagai penyimpul
benang
• Jenis yang digunakan bervariasi, yaitu tipe Crille wood (bentuknya seperti klem)
dan tipe Mathew Kusten (bentuk segitiga).
Gunting benang
• Gunting benang biasanya memiliki dua buah ring sebagai tempat masuknya
jari.
• Cara memegang gunting benang sama dengan cara memegang needle holder
Pinset
• • Pinset Sirurgis
• Penggunaannya adalah untuk menjepit jaringan pada waktu diseksi dan penjahitan luka, memberi
tanda pada kulit sebelum memulai insisi.
• • Pinset Anatomis
• Penggunaannya adalah untuk menjepit kassa sewaktu menekan luka, menjepit jaringan yang tipis
dan lunak.
• • Pinset Splinter
• Penggunaannya adalah untuk mengadaptasi tepi-tepi luka ( mencegah overlapping).
Mess/bistouri/blade
Klem (Clamp)
• • Klem Arteri Pean
• Ada dua jenis yang lurus dan bengkok. Kegunaanya adalah untuk hemostatis untuk
jaringan tipis dan lunak.
• • Klem Kocher
• Ada dua jenis bengkok dan lurus. Sifatnya mempunyai gigi pada ujungnya seperti pinset
sirugis. Kegunaannya adalah untuk menjepit jaringan.
• • Klem Allis
• Penggunaan klem ini adalah untuk menjepit jaringan yang halus dan menjepit tumor.
• • Klem Babcock
• Penggunaanya adalah menjepit dock atau kain operasi.
Jarum jahit
• Needle point berbentuk tajam dan berfungsi untuk penetrasi kedalam jaringan
• Body merupakan bagian tengah dari jarum jahit
• Swaged (press-fit) end merupakan bagian tempat menempelnya benang
Benang Jahit
• Bahan benang jahit harus memenuhi syarat-syarat ideal seperti dibawah ini
a. Harus memiliki tensile strength yang tinggi untuk menahan luka dengan baik
hingga proses penyembuhan selesai.
b. Tidak menyebabkan alergi atau menyebabkan inflamasi pada jaringan.
c. Memiliki daya simpul yang baik.
d. Harus memiliki daya kapilaritas yang minimum sehingga bahan material
jahitan tidak menyerap banyak cairan jaringan yang sedang meradang di sekitar
luka dan menyebabkan infeksi.
e. Mudah disterilisasi.
f. Murah.
• Bahan material benang jahit dapat diklasifikasikan menurut jenis material
menjadi dua, yaitu absorbable dan non-absorbable.
• Berdasarkan jumlah benang, juga dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu
monofilament dan multifilament
• Dapat pula diklasifikasikan berdasarkan asalnya, yaitu alami dan sintetik
Absorbable Sutures
• Internal
• Intradermal/ subcuticular
• Jarang pada kulit
Non-absorbable Suture
• Terutama pada kulit
• Perlu dilakukan angkat jahitan
• Pengecualian:
• Dapat digunakan di dalam:
• Ligasi
• Orthopedics
Monofilamen ( satu helai )

• Terbuat dari satu lembar benang, tidak menyerap cairan ( non capilarity )
• Keuntungan : Kelebihan dari jenis ini adalah permukaan benang rata dan halus, tidak
memungkinkan terjadinya nodus infeksi dan tidak menjadi tempat tumbuhnya mikroba.
• Kelemahan : Kelemahannya adalah memerlukan penanganan simpul yang khusus
karena relatif cukup kaku dan tidak sekuat multifilament.
• Contoh : Catgut, PDS, dan Prolene
Multifilamen
•Terbuat dari beberapa filament atau lembar bahan benang yang dipilih
menjadi satu.
•Keuntungan : Kelebihan jenis ini adalah benang lebih kuat dari
monofilament, lembut dan teratur serta mudah digunakan.
•Kerugian : Kelemahannya adalah karena ada rongga maka dapat
menjadi tempat menempelnya mokroba dan sedikit tersendat pada saat
melalui jaringan.
•Contoh : Vicryl, Silk
UKURAN BENANG BEDAH
• Ukuran terbesar adalah 1 dan ukuran terkecil adalah 11-0 atau 12-0.
• Ukuran dimulai dari nomor 1 dan ukuran bertambah besar dengan bertambah 1,
sedangkan apabila ukuran bertambah kecil maka ditambah 0.
• Ukuran benang system Eropa ( metric gauge ) adalah metric 0,1 sampai metric 10.
• ukuran benang system Amerika ( imperial gauge ) ukuran 11-0 sampai ukuran 7
• Dalam kemasan selain dicantumkan diameter juga panjang benang dalam cm.
Cuci tangan Sebelum dan sesudah
Desinfeksi medan operasi
- Disinfeksi medan operasi dilakukan dengan cairan disinfeksi seperti
povidone iodine
- Dimulai di sekitar luka, berputar semakin ke perifer
- Memakai tang disinfeksi yang cukup panjang untuk mengurangi
kemungkinan kontaminasi medan operasi yang masih kotor dengan tangan
operator yang sudah steril
Teknik Penjahitan Luka
• Anestesi lokal
• Corpus alienum di permukaan luka mudah dibuang/dibersihkan
• Corpus alienum yang masuk jaringan ada yang bisa dideteksi dengan X-ray dan ada yang
tidak
• Mikroorganisme, adanya mikroorganisme dapat dikurangi dengan pencucian luka dengan
NaCl fisiologis dan debridemen. Mikroba aerob dapat diantisipasi dengan meningkatkan
daya tahan tubuh seperti makan bergizi dan istirahat cukup dan antibiotik profilaksis
• Mikroba anaerob terutama Clostridium tetani diantisispasi dengan pencucian luka dengan
Hidrgogen peroksida 10% (H2O2), serum antitetanus dan vaksinasi tetanus
Teknik Penjahitan Luka
• Jarum jahit sebaiknya dipegang dengan needle holder pada 1/3 bagian dari tempat
masuknya benang dan 2/3 bagian dari ujung jarum jahit.
• Penetrasi jarum jahit ke dalam jaringan harus perpendikular terhadap permukaan
jaringan.
• Penjahitan luka sebaiknya dilakukan dengan jarak dan kedalaman yang sama pada
kedua sisi daerah insisi, biasanya tidak lebih dari 2-3mm dari tepi luka. Sedangkan
jarak antara jahitan yang satu dengan yang lainnya berkisar 3-4mm.
• Jahitan jangan terlalu longgar maupun terlalu ketat.
• Penyimpulan benang jangan diletakkan tepat diatas garis insisi.
JENIS JAHITAN KULIT
Simple Interrupted Suture
• Simple interrupted suture adalah teknik atau metode penjahitan luka yang paling
umum digunakan
• Teknik ini menjahit tepi luka dengan satu jahitan, disimpul lalu digunting
• Relatif aman karena apabila satu jahitan terputus maka jahitan lainnya tidak
terganggu
• Memiliki potensial yang rendah dalam menyebabkan edema dan kerusakan
sirkulasi kulit
• Kerugian dari jahitan ini adalah waktu yang dibutuhkan cukup panjang dan
memiliki resiko lebih besar dalam meninggalkan bekas jahitan yang
membentuk seperti jalur kereta api (rail-road scar)
Simple Continuous Suture
• Keuntungan dari simple continuous suture ini adalah insersi jahitannya yang
cukup cepat
• Kerugiannya adalah jika salah satu jahitan terputus, maka keseluruhan jahitan
akan rusak
Locking Continuous Suture
• Teknik jahitan ini hampir sama dengan teknik simple continuous suture, namun
terdapat keuntungan tambahan berupa adanya mekanisme pengunci
Vertical Mattress Suture
• Vertical mattress suture merupakan teknik penjahitan yang hampir sama dengan
teknik simple interrupted suture, perbedaannya adalah adanya penambahan
penetrasi jarum jahit pada tepi luka yang berfungsi untuk memaksimalkan
eversi luka, meminimalisir adanya dead space, dan meminimalisir tekanan yang
melewati luka
Horizontal Mattress Suture
• Jahitan dengan melakukan penusukan seperti simpul, sebelum disimpul
dilanjutkan dengan penusukan sejajar sejauh 1 cm dari tusukan pertama.
Memberikan hasil jahitan yang kuat
Subcuticular Suture
• Jahitan dilakukan dengan membuat jahitan horizontal melewati kedua tepi
luka secara bergantian
• Pada jahitan ini tidak terlihat tanda jahitan
Figure-of-eight Suture
• Untuk menghentikan perdarahan
TERIMA KASIH

You might also like