You are on page 1of 25

Retinopati Diabetik

WIRAGA ADI NUGRAHA 1710221068


FAT H YA A U L I A N N I S A 1710221066

P E M B I M B I N G : D R . P R A D N YA PA R A M I T H A S P. M
Definisi
Retinopati diabetik (DR, diabetic retinopathy) adalah penyakit mikrovaskular retina akibat
hiperglikemia kronik pada penderita diabetes mellitus.
Epidemiologi
Prevalensi DR pada RS Cipto Mangunkusumo ialah sebesar 24%.
Sebesar 58,3% pasien DM mengalami DR menurut Urban Eye Health Study.
Kasus NPDR lebih banyak (19,1%) daripada PDR (1,5%) menurut penelitian di RS Cicendo
Bandung.
Faktor Resiko
Durasi Diabetes Hipertensi
◦ insiden DR setelah 10 tahun ialah 50%
Obesitas
◦ Setelah 30 tahun naik menjadi 90%
Hiperlipidemia
Kontrol metabolik buruk
Anemia
Kehamilan
◦ Kontrol diabetes yang buruk saat kehamilan,
◦ Preeklampsi
◦ Ketidak-seimbangan cairan
Pathogenesis
Pathogenesis
Klasifikasi
Anamnesis
• Keluhan pada mata, penglihatan
• Riwayat Pasien
• Riwayat diabetes
• Indeks kontrol glikemik sebelumnya (hemoglobin A1c)
• Obat-obatan (terutama hipoglikemik oral insulin, antihipertensi, dan obat penurun lipid)
• Riwayat sistemik (Penyakit ginjal, hipertensi, kadar lipid serum, kehamilan)
Pemeriksaan Oftalmologi
• Ketajaman Visual
• Pengukuran TIO
• Slit lamp
• Pemeriksaan funduskopi
• Gonioskopi
• OCT
NPDR

Moderate non proliferatif Severe nonproliferative


Mild Non proliferatif
Microaneurysms and other signs Moderate nonproliferative DR with any of the
Microaneurysms only
(e.g., dot and blot hemorrhages, hard exudates, following:
cotton wool spots), • Intraretinal hemorrhages (≥20 in each
but less than severe nonproliferative DR quadrant);
• Definite venous beading (in 2 quadrants);
• Intraretinal microvascular abnormalities (in 1
quadrant);
• and no signs of proliferative retinopathy
Pemeriksaan funduskopi
PDR
Proses yang terjadi sudah melampaui ILM.

Severe nonproliferative DR and 1 or more of the following:


• Neovascularization • Vitreous/preretinal hemorrhage
Gambaran Funduskopi

NVD NVE FPD FPE PRH


Diabetic Macular Edema
Anamnesis

Penglihatan kabur dapat terjadi setelah stadium lebih lanjut

Pemeriksaan Oftalmologi :

• penebalan retina, dapat dilihat dari pemeriksaan slit lamp indirek biomikroskopi

• Diabetic macular edema yang berhubungan dengan central, tidak berubungan dengan
central

• Diabetic macular edema dapat bermanifestasi sebagai penebalan retina dengan atau
tanpa eksudat fokal atau difus.

Pemeriksaan penunjang :

• Dapat ditemukan flower petal pattern bila sudah terjadi DME pada pemeriksaan fundus
angiography

• Tampak penebalan pada retina dan ruang sistoid pada pemeriksaan OCT
Rekomendasi pemeriksaan ulang dan rujukan
Follow up Diabetic Retinopathy
Anamnesis :
Gejala penglihatan, status gikemik, status sistemik

Pemeriksaan Fisik :
Tekanan darah, Ketajaman Visual, Pengukuran TIO, Gonioskopi bila diindikasikan, Biomikroskopi
lampu-celah, Pemeriksaan fundus
Pemeriksaan Penunjang :
◦ OCT
◦ Fotografi Fundus,
◦ Angiografi fluorescein dapat digunakan sebagai panduan untuk mengevaluasi daerah non-perfusi retina,
adanya retina neovaskularisasi, dan mikroaneurisma atau non-perfusi kapiler makula pada DME.
Edukasi Follow-Up
•Diskusikan hasil pemeriksaan
•Anjurkan pasien DM tanpa DR untuk menjalani skrining mata tahunan
•Memberi tahu pasien pentingnya menjaga kadar gula darah, tekanan darah, dan serum lipid
•Mengkomunikasikan temuan di mata kepada klinisi terkait
•Rujuk pasien dengan fungsi visual yang berkurang untuk rehabilitasi penglihatan dan layanan
sosial.
•Rujuk pasien yang menjalani perawatan, termasuk PRP dan operasi
Jadwal follow up
Tatalaksana Diabetik Retinopati
• Tingkatkan kontrol glikemik jika HbA1c> 58 mmol / mol (> 7,5%) serta hipertensi atau dislipidemia terkait.
• Tanpa DR, NPDR Ringan atau Sedang: lakukan follow up sesuai jadwal yang di rekomendasikan
• NPDR berat: follow up terhadap perkembangan menjadi PDR. Pertimbangkan fotokoagulasi panretinal dini untuk
pasien dengan risiko tinggi berkembang menjadi PDR
• PDR: Obati dengan panretinal photocoagulation (PRP), terdapat uji klinis yang menunjukan bahwa suntikan antiVEGF
(ranibizumab) sebagai pengobatan PDR selama 2 tahun dan disertai agen anti-VEGF intravitreal lainnya (yaitu
aflibercept dan bevacizumab) sangat efektif terhadap neovaskularisasi
Tatalaksana DME
• Tingkatkan kontrol glikemik jika HbA1c> 58 mmol / mol (> 7,5%) serta hipertensi atau dislipidemia terkait.
• DME tanpa keterlibatan central: observasi sampai terdapat progresi ke sentral
• DME dengan keterlibatan sentral dan ketajaman visual yang baik (lebih baik dari 6/9 atau 20/30): injeksi intravitreal
anti-VEGF; atau fotokoagulasi laser dengan anti-VEGF, jika perlu.
• DME yang terlibat sentral dan kehilangan penglihatan (6/9 atau 20/30 atau lebih buruk): pengobatan anti-VEGF
intravitreal (mis., dengan ranibizumab 0,3 atau 0,5mg, bevacizumab 1,25mg, atau aflibercept 2mg). Periksa OCT tiap
bulan, lakukan terapi laser bila penebalan masih ada setelah 24 minggu terapi anti-VEGF
• DME terkait dengan proliferatif DR: monoterapi dengan terapi anti-VEGF intravitreal, follow up terhadap indikasi PRP
• Traksi vitreomacular atau membran epiretinal pada OCT:vitrektomi
Penatalaksanaan pada kondisi khusus
◦ Kehamilan
◦ Wanita hamil dengan DM dilakukan pemeriksaan retina jika ditemukan hasil normal, dilakukan
pengulangannya pada usia kehamilan 28 mingguJ
◦ Jika didapatkan retinopati diabetic, pemeriksaan retina tambahan harus dilakukan pada usia kehamilan
16 hingga 20 minggu.
◦ Kontrol glikemik ketat dilakukan pada wanita dengan kadar hemoglobin A1c yang tinggi di awal
kehamilan.
◦ Tidak ada kontraindikasi kelahiran pervaginam pada pasien retinopati diabetic10

b. Operasi katarak
◦ Keparahan DR dan DME diketahui berkembang lebih cepat setelah operasi katarak.
◦ Pasien dengan DE dan katarak, penatalaksanaan yang terlebih dulu dilakukan adalah menstabilkan DR
atau DME, jika penglihatan belum membaik pertimbangkan operasi katarak untuk meningkatkan
penglihatan.
Pencegahan
kontrol glikemia, tekanan darah dan kadar lipid.

Modifikasi gaya hidup terutama pada diet dan aktivitas fisik penting dalam pengelolaan pasien
dengan diabetes dan pencegahan komplikasi retinopati.

Merokok dapat mengurangi kejadian dan prevalensi retinopati diabetic dengan menurunkan
angka morbiditas dan mortalitas terhadap penyakit kardiovaskular dan komplikasi neuropati.
Komplikasi
Neovaskularisasi dapat mengalami fibrosis dan kontraksi, menyebabkan :
◦ pembentukan membrane epiretina,
◦ ablasio retina traksional/regmatogen.
◦ Rubeosis iridis dan glaucoma rubeotic

You might also like