You are on page 1of 25

Hubungan Sibling Rivalry Dengan

Perkembangan Emosi Balita Di Desa


Wonokoyo Kecamatan Beji Kabupaten
Pasuruan
BAB I
Sibling rivalry, merupakan suatu perasaan cemburu atau menjadi
pesaing dengan bayi atau saudara kandung yang baru dilahirkan.
Perasaan cemburu ini pun dapat timbul terhadap sang ayah. Perasaan
cemburu tersebut merupakan ciri emosional balita dan dapat
mempengaruhi perkembangan emosinya. Kenyataannya semua anak
akan merasa terancam oleh kedatangan seorang bayi baru meskipun
dengan derajat yang berbeda-beda, baik selama kehamilan maupun
setelah kelahiran.
 Berdasarkan studi pendahulan yang dilakukan oleh
peneliti di Desa Wonokoyo Kecamatan Beji Kabupaten
Pasuruan, pada tanggal 25 Mei 2015, dari hasil wawancara
terhadap 10 ibu yang mempunyai 2 anak balita dalam
keluarganya atau lebih. Didapatkan 6 balita (60%)
mengalami (sibling rivalry) adanya persaingan antara adik
dan kakak dan 4 balita (40%) tidak mengalami sibling
rivalry. Dari 6 balita yang mengalami sibling rivalry 4
balita mengalami masalah mental emosional dan 2 balita
tidak mengalami masalah mental emosional.
Rumusan Masalah
Apakah ada hubungan sibling rivalry dengan perkembangan emosi balita di Desa Wonokoyo
Kecamatan Beji Kabupaten Pasuruan tahun 2015?
Tujuan Penelitian
1.Tujuan Umum
Mengetahui hubungan sibling rivalry dengan perkembangan emosi balita di Desa Wonokoyo
Kecamatan Beji Kabupaten Pasuruan tahun 2015.
2.Tujuan Khusus
Mengidentifikasi sibling rivalry pada balita di Desa Wonokoyo Kecamatan Beji Kabupaten
Pasuruan.
Mengidentifikasi perkembangan emosi balita di Desa Wonokoyo Kecamatan Beji Kabupaten
Pasuruan.
Menganalisis hubungan sibling rivalry dengan perkembangan emosi balita di Desa Wonokoyo
Kecamatan Beji Kabupaten Pasuruan.
BAB II
Definisi sibling rivalry
Sibling rivalry adalah kompetisi antara saudara kandung untuk
mendapatkan cinta kasih, afeksi dan perhatian dari satu atau kedua
orang tuanya, atau untuk mendapatkan pengakuan atau suatu yang
lebih (Marmi, 2014: 79).
Dari kamus saku bidan, Sibling adalah saudara sekandung; satu dari
dua atau lebih anak dengan orang tua yang sama (Denise tiran, 2005:
428).
Adapun penyebab lain dari sibling rivalry adalah :
Kompetensi (kemampuan) kaitannya dengan kecemburuan.
Ciri emosional, yakni temperamen, seperti halnya mudah bosan,
mudah frustasi, mudah marah atau sabaliknya, tidak mudah bosan,
tidak mudah frustasi dll.
Sifat perasaan anak seusia sampai dengan dua-tiga tahun, yakni apa
yang disenangi adalah miliknya, harus difahami benar oleh orang tua.
Kelemahan perkembangan seperti halnya lemahnya atau lambatnya
kemampuan bahasa, kurang bisanya dalam hal interaksi sosial,
sehingga mudah terjadi friksi dan konflik.
Dampak sibling rivalry bisa menimbulkan beberapa hal berikut,
yaitu:
Kemunduran tingkah laku ke tahap sebelumnya
Antisosial
Cari perhatian
Melawan
Cengeng
Penolakan
Pengertian Emosi
 Emosi didefinisikan sebagai berbagai perasaan yang kuat berupa perasaan benci,
takut, marah, cinta, senang dan juga kesedihan (Wahyudin,2012:40).
 Ciri Emosional Anak
Amarah
Takut
Cemburu
Ingin tahu
Iri hati
Gembira
Sedih
Kasih sayang
Faktor-faktor yang mempengaruhi
perkembangan emosi
 Pola asuh orang tua
 Pengalaman traumatik
 Temperamen
 Jenis kelamin
 Usia
 Persaingan dengan saudara kandung (Sibling Rivalry)
Hubungan Sibling Rivalry dengan
Perkembangan Emosi Balita
Salah satu pola emosi anak yaitu cemburu. Anak menjadi cemburu bila
ia mengira bahwa minat dan perhaatian orangtua beralih kepada orang lain
di dalam keluarga, biasanya adik yang baru lahir. Kecemburuannya
tersebut diungkapkan secara terbuka dengan kembali berperilaku seperti
anak kecil yaitu mengompol, pura-pura sakit, atau menjadi nakal yang
berlebihan. Perilaku ini semuanya bertujuan untuk menarik perhatian orang
tuanya
BAB III
Faktor Penyebab Sibling Perkembang Faktor yang
Sibling Rivalry Rivalry an emosi memengaruhi
1.Kompetensi balita perkembangan emosi
kaitannya dengan balita:
kecemburuan 1.Pola asuh orang tua
2.Ciri emosional, yakni 2.Pengalaman
temperamen traumatik
3.Sifat perasaan anak 3.Temperamen
seusia sampai dengan 4.Jenis kelamin
2-3 tahun, yakni apa 5.Usia
yang disenangi adalah 6.Persaingan dengan
miliknya saudara kandung
4.Kelemahan (sibling rivalry)
perkembangan
 
Hipotesis Penelitian
Ada hubungan antara sibling rivalry dengan perkembangan
emosi balita di Desa Wonokoyo Kecamatan Beji Kabupaten
Pasuruan.
BAB IV

 Jenis penelitian Analitik dengan menggunakan pendekatan


Cross Sectional
Definisi Operasional
No Variabel Definisi Operasional Parameter Alat Ukur Skala Data Kategori
1 Variabel independen: Persaingan antara saudara Adanya perubahan Kuesioner Nominal >50% terdapat sibling
sibling rivalry kandung dalam memperebutkan sikap balita seperti: iri, rivalry
perhatian dan kasih sayang tidak mau berbagi ≤50% tidak terdapat
orang tua dengan saudaranya, ada sibling rivalry
persaingan antar (Azwar,2008)
saudara

2 Variabel dependen: Bertambahnya kemampuan dan Adanya perubahan KMME Nominal Ada masalah mental
perkembangan emosi balita struktur / fungsi tubuh yang sikap balita setelah emosional: jika ada
lebih kompleks dalam pola adanya kehadiran jawaban “ya”
yang teraturterutama pada adiknya. Tidak ada masalah
perasaan benci, takut, marah, mental emosional:
cinta, senang, dan juga jika tidak ada
kesedihan. jawaban “ya”
(Depkes,2005)
Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
 Data didapatkan dari kepala desa Wonokoyo. Kemudian peneliti
mendatangi ke rumah-rumah responden dan peneliti menjelaskan
terhadap responden maksud dari soal-soal yang diberikan, setelah
dijelaskan peneliti memberikan kuesioner dengan soal tentang
sibling rivalry untuk mengetahui kejadian sibling rivalry dan ceklist
KMME untuk mengetahui perkembangan emosi pada anak. Setelah
data terkumpul peneliti menyimpulkan dan menghitung jawaban ibu
(responden).
BAB V

 Gambaran Lokasi Penelitian


Desa Wonokoyo Kecamatan Beji Kabupaten Pasuruan memiliki luas wilayah 400 Ha yang
terdiri dari 8 dusun yaitu Wonokoyo Wetan, Wonokoyo Kulon, Kedanten, Sobo,
Purwodadi, Kemiri, Penampon, Sumbersari.
 Desa Wonokoyo memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut:
Sebelah utara : Desa Gunung Gangsir
Sebelah selatan : Desa Randupitu
Sebelah Timur : Desa Gunung Sari
Sebelah Barat : Desa Ngerong
 Data Umum
Karakteristik responden berdasarkan pendidikan
No. Pendidikan Jumlah (n) Persentase
(%)
1. SD 3 8,6
2. SMP 15 42,8
3. SMA 13 37,2
4. Perguruan tinggi 4 11,4
  Jumlah 35 100,0

Karakteristik responden berdasarkan jarak kelahiran balita


No. Jarak kelahiran Jumlah (n) Persentase
(%)
1. 1 tahun 8 22,9
2. 2 tahun 12 34,3
3. 3 tahun 15 42,8

  Jumlah 35 100,0
Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan
No. Pekerjaan Jumlah (n) Persentase
(%)
1. Tidak bekerja 9 25,7
2. Swasta 23 65,7
3. PNS 3 8,6

  Jumlah 35 100,0

Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin balita

No Jenis kelamin Jumlah (n) Persentase


. (%)
1. Laki-laki 11 31,4
2. Perempuan 24 68,6

  Jumlah 35 100,0
 Data Khusus
Karakteristik responden berdasarkan sibling rivalry
No. Sibling Rivalry Jumlah Presentase
(%)
1. Sibling rivalry 21 60,0
2. Tidak Sibling rivalry 14 40,0

  Jumlah 35 100,0

Karakteristik responden berdasarkan perkembangan emosi balita


No. Perkembangan Emosi Jumlah Presentase
Balita (%)
1. Ada masalah mental 22 62,9
2. emosional 13 37,1
Tidak ada masalah  
mental emosional
  Jumlah 35 100,0
 Tabulasi silang analisis data hubungan sibling rivalry dengan perkembangan
emosi balita
BAB VI
PEMBAHASAN

Sibling Rivalry
Dari 5.5 dapat diketahui bahwa sebagian besar memiliki balita sibling rivalry yaitu sebanyak 21 balita
(60%) dan tidak sibling rivalry sebanyak 14 balita (40%). Balita yang mengalami sibling rivalry memang
sebagian besar orang tua berpendidikan SMP dapat dilihat dari tabel 5.1 didapat sebanyak 15 orang
(42,8%) sehingga dalam pelaksanaannya kurang efektif serta kemampuan menerima informasi dan
mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari kurang baik. Selain itu sebagian besar orang tua bekerja
sebagai pegawai swasta sehingga memiliki waktu yang kurang untuk berbagi dan bermain dengan
anaknya.
Perkembangan Emosi Balita
Dari tabel 5.6 dapat diketahui bahwa perkembangan emosinya tidak ada masalah sebanyak 13 balita
(37,1%) dan yang mengalami masalah mental emosional sebanyak 22 balita (62,9%). Balita yang
mengalami masalah mental emosional sebagian besar orang tuanya berpendidikan SD dan SMP dapat
dilihat dari tabel 5.1 didapat sebanyak 15 orang (42,8%) sehingga kemampuan menerima informasi dan
mengimplementasikan dalam kehidupan kurang baik khususnya mengenai perkembangan emosi balita.
Hubungan Sibling Rivalry Dengan Perkembangan Emosi balita
Dari hasil tabulasi tabel 5.7 dapat diketahui bahwa balita yang sibling rivalry
mengalami masalah mental emosional yaitu sebanyak 20 balita (90,9%) sedangkan
yang tidak mengalami masalah mental emosional sebanyak 1 balita (7,7%). Dari
hasil uji Chi Square didapatkan X² hitung (23,52) > X² tabel (3,84). Dengan
demikian H1 diterima yang artinya terdapat hubungan antara sibling rivalry dengan
perkembangan emosi balita.
Balita yang memiliki jarak kelahiran 1-2 tahun, perhatian dan kasih sayang yang
diterima cenderung kurang. Selain itu pendidikan orang tuanya rata-rata SD dan SMP
sehingga kurang bisa dan kurang wawasan tentang cara mengasuh balita yang sibling
rivalry dan kebanyakan balita tersebut mengalami ganguan mental emosional.
Pekerjaan orang tua yang didominasi dengan pekerjaan swasta juga mempengaruhi
sehingga orang tua tidak ada cukup waktu untuk bersama dengan balita.
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan
1.Sebagian besar balita mengalami sibling rivalry yaitu sebanyak 21 balita (60%).
2.Sebagian besar balita perkembangan emosinya ada masalah sebanyak 22 balita (62,9%).
3.Ada hubungan antara Sibling Rivalry dengan perkembangan emosi balita.
Saran
1.Bagi Institusi Penelitian
Memberikan masukan untuk penelitian selanjutnya tentang Hubungan Sibling Rivalry dengan
Perkembangan Emosi Balita Di Desa Wonokoyo Kecamatan Beji Kabupaten Pasuruan.
2.Bagi peneliti
Perlu peningkatan penyuluhan tentang pentingnya mengikuti program KB dan memantau
perkembangan emosi balita.
3. Bagi tempat penelitian
Diharapkan dapat membantu meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang Hubungan
Sibling Rivalry dengan Perkembangan Emosi Balita Di Desa Wonokoyo Kecamatan Beji
Kabupaten Pasuruan.
4. Bagi profesi
Memberikan penyuluhan atau informasi untuk pemeriksaan perkembangan emosi balita di
Desa Wonokoyo Kecamatan Beji Kabupaten Pasuruan.
5. Bagi Responden
Merencanakan jumlah anak dan memperhatikan jarak kelahiran anak dengan mengikuti
program KB.
Memberikan perhatian dan kasih sayang serta pemantauan perkembangan emosi balita untuk
menunjang perkembangannya agar tidak ada masalah mental emosional pada balita.

You might also like