You are on page 1of 51

Dikumpulkan oleh

Ir.Istanto Oerip IPU

KURSUS PEMBINAAN PROFESI INSINYUR


8 NOPEMBER 2015, JAKARTA
BAGIAN - 1

“..… A PROFESSION IS A CALLING

WHICH IS PURSUED ONLY BY


AN ORGANIZED BODY OF PEOPLE
POSSESSED OF
HIGH SCIENTIFIC QUALIFICATIONS
FOR THIS SPECIAL WORK
BY REASON OF
THOROUGH EDUCATIONAL TRAINING
AND EXTENSIVE RESPONSIBLE EXPERIENCES
AND FROM WHOSE RANKS
THE UNFIT AND THE UNWORTHY
ARE RIGIDLY EXCLUDED …..”
Anson Marston,
Dean Emeritus of Engineering,
Iowa State College, USA
BAGIAN - 1 STANDAR KEPROFESIONALAN

 PANGGILAN NURANI
 TERORGANISASIKAN
 PENDIDIKAN TINGGI
YANG MEMBERIKAN KECENDEKIAAN
 PENGALAMAN LUAS DAN TERSTRUKTUR
 SELEKSI KELAYAKAN
DAN KEPATUTAN

DIKEMBANGKAN DALAM ASOSIASI PROFESI PII


BAGIAN - 1
HIGH SCIENTIFIC QUALIFICATIONS
BY REASON OF THOROUGH EDUCATION

SARJANA
LULUSAN PERGURUAN TINGGI
YANG TERAKREDITASI

MELAKSANAKAN
LIFE LONG LEARNING

Slide 4
BAGIAN - 1

EXTENSIVE RESPONSIBLE
EXPERIENCE
 BERPENGALAMAN KERJA DALAM
JANGKA WAKTU YANG CUKUP
 BERHASIL DALAM TANGGUNG JAWAB
YANG DIBERIKAN
 PENGALAMAN MELUAS SECARA
BERTAHAP
 TIDAK DAPAT DIGANTI DENGAN
PENDIDIKAN
Slide 5
BAGIAN - 1
ORGANIZED
BODY OF PEOPLE
HARUS MENJADI ANGGOTA
ASOSIASI PROFESI
DAN SEYOGIANYA
AKTIF DALAM BERORGANISASI

WAHANA UNTUK MEMPEROLEH


PROFESSIONAL RECOGNITION
AND STANDING
Slide 6
BAGIAN - 1
RIGID EXCLUSION OF
THE UNFIT AND UNWORTHY

 TUGAS UTAMA ASOSIASI PROFESI :


MENYINGKIRKAN YANG
TIDAK LAIK DAN TIDAK PATUT
 DILAKUKAN MELALUI PENERAPAN :
- COMPETENCY BASED
CERTIFICATION
- CODES OF ETHICS and
PROFESSIONAL CONDUCT
BAGIAN - 1 ENGINEERING PROFESSION
(A.B.E.T. CRITERIA 2000)

Engineering is the profession


in which knowledge
of the mathematical and natural sciences
gained by study, experience, and practice
is applied with judgement
to develop ways to utilize, economically,
the material and forces of nature
for the benefit of mankind.
BAGIAN - 1

Praktek Profesi Insinyur


berbasis pada :
• ethical behaviour;
• competent performance;
• innovative practice;
• engineering excellence;
• equality of opportunity;
• social justice; and
• sustainable development.
PROFESI VS VOKASI
TENAGA AHLI TENAGA TERAMPIL
[ PROFESI ] [ VOKASI ]
KELUARAN / KECENDIKIAAN KETERAMPILAN
OUTPUT
PROSES PENDIDIKAN PELATIHAN
PENGAJARAN
LEGAL LIABLE TIDAK LIABLE
LIABILITY
BAKUAN PROFESSION JOB
KOMPETENSI RELATED RELATED
UJI PEER TO PEER UJI
KOMPETENSI ASSESSMENT KETERAMPILAN

ORGANISASI ASOSIASI PROFESI SERIKAT


SEKERJA
10
BAGIAN - 1

Noreen E. Calderbank, P.Eng.


3/31/2019 11
BAGIAN - 1
What is a professional?
• Possesses specialized knowledge and skills
• Belongs to and abides by the standards of a society
• Serves an important aspect of the public good

Other definition
• Must be independent (Whitelaw)
• Must serve employer (Florman)
• Must satisfy two general criteria
(1) Attain high standards of achievement in education,
job performance, and creativity.
(2) Accept moral responsibilities to the public, their
employers, clients, colleagues, and subordinates.

12
BAGIAN - 2

KURSUS PEMBINAAN PROFESI INSINYUR


17 SEPTEMBER 2015, BPPT - JAKARTA
BAGIAN - 2 Dilemma

• The hijacked plane with 200 people is


approaching a building with 50,000 people
• Vote! Will you shoot down the plane?
• A true moral dilemma

YES NO
BAGIAN - 2 KASUS KODE ETIK - 1

• A dan B bersahabat sejak kuliah, keduanya


sangat menjunjung tinggi etika dan kejujuran, dan
keduanya masih sering kumpul-kumpul seperti
karaoke bersama.
• A punya perusahaan kontraktor dan B bekerja di
perusahaan konsultan.
• A memenangkan proyek yang ditangani oleh B.
• Apakah A dan B tidak boleh lagi karaoke bersama
sampai proyek selesai ?

15
BAGIAN - 2 KASUS KODE ETIK - 2
• Pengolahan Limbah sebuah pabrik secara berkala
dites sebelum dialirkan ke saluran irigasi dan selalu
dilaporkan ke BPLH Lokal.
• Pada suatu hari Amir menemukan hasil tes buangan
sedikit diatas ambang batas.
• Bos minta kepada Amir, agar data tes hari itu
“disesuaikan”. Alasannya kelebihan hanya sedikit.
Hanya masalah pengukuran. Tidak membahayakan
bagi ikan atau manusia.
• Kalau dilaporkan, menurut Bos, akan ada tindakan
represif dari pihak yg berwenang. ( seperti penutupan
sementara Pabrik sampai pengolahan diperbaiki atau ada yang kehilangan
pekerjaan )
• Apakah Amir melanggar etika kalau mematuhi
perintah Bos ?
16
BAGIAN - 1 KASUS KODE ETIK - 2
• Engineer A, a professional engineer with expertise in civil
engineering, served as a Civilian Building and Grounds Division
Chief at a U.S. Army installation.
• An Army official requests that Engineer A certify that certain arms
storage rooms and arms storage racks on the military installation
are in accordance with certain specific, lengthy, and detailed
Army physical security, arms, ammunition, and explosive
regulations, which are cross-referenced with other Army
regulations.
• Engineer A has read the Army regulations but has no significant
training or knowledge in these areas. There are comprehensive
training programs available for this type of work, but training
funds are not available within the company.
• Question:
– Would it be appropriate for Engineer A to certify as a qualified
engineer the arms storage rooms and arms storage racks as
requested by the Army official?
BAGIAN - 1 KASUS ETIK BISNIS
 Dewan Kehormatan Provinsi (DKP) Inkindo di suatu propinsi menyampaikan surat kepada DKP
DKI berdasarkan atas pengaduan dari Anggota Inkindo setempat (PT-A), yang juga peserta
pengadaan Konsultan suatu proyek berlokasi di daerah yang juga diikuti oleh konsultan DKI
(PT-B) yang kemudian dinyatakan sebagai pemenang.
 Pengaduan PT-A adalah sebagai berikut:
– PT-A merasa dirugikan karena dalam proses pengadaan konsultansi diindikasikan ada
Kolusi, Korupsi dan Nepotisme.
– PT-A menuduh PT-B :
• telah melanggar Keppres 80 tentang HPS yaitu biaya non-personil melampaui jauh
dari yang diijinkan (yaitu sebesar 75% sedangkan biaya personil 25%) sehingga
seharusnya digugurkan oleh Panitia.
• telah memanipulasi tenaga ahli/ Team Leader, dimana ybs tidak tahu menahu
mengenai proyek tersebut dan tidak pernah menanda tangani berkas tender serta
mengerjakan pekerjaan sampai selesai (Ybs tahu setelah kasus ini diungkapkan)
• Tenaga ahli dalam kontrak tidak seluruhnya dimobilisasikan
• Dalam pelaksanaan pekerjaannya PT-B tidak bekerja sama dengan Konsultan
setempat (melanggar SK no.34A/SK.DPN/IX/2005 TGL 23 Sep 2005 tentang
Kerjasama antar Konsultan) , tetapi bekerjasama dengan Tenaga Ahli dari salah
satu perusahaan konsultan setempat.
• Produk yang dihasilkan sudah dibayar 100% pada saat pekerjaan belum selesai
seluruhnya.
 PT-B menyampaikan bahwa:
– Tidak tahu adanya peraturan Kerjasama Antar konsultan, yang mengharuskan melapor
kepada DPP setempat.
– Tidak ada keharusan HPS sebesar 60% dan 40%
– Telah bekerjasama dengan konsultan setempat dengan bentuk Sub-kontrak
– Pekerjaan telah diselesaikan sesuai waktunya,
– Tentang tenaga ahli telah dikonfirmasikan kepada ybs.
18
BAGIAN - 3

KURSUS PEMBINAAN PROFESI INSINYUR


17 SEPTEMBER 2015, BPPT - JAKARTA
BAGIAN - 3

Ethics is the study of the characteristics of morals. Ethics deals


with the moral choices that are made by each person in his or
her relationship with other persons. Since enginneering
activities produce and propose goods that are used by other
people, engineers are concerned with professional ethics.

Personal ethics deals with how we treat others in our daily


lives. However professional ethics involve choices on
organizational level rather than personal level. In professional
grounds relationships are in between corporations, between a
corporation and the government or between corporations and
individuals.

Engineering ethics is the rules and standards governing the


conduct of engineers in their role as professionals. Engineering
ethics is a body of philosophy indicating the ways that engineers
should conduct themselves in their professional capacity.
BAGIAN - 3
• Moral autonomy is a term that is used to define an ability to
think critically and independently about moral issues that are
encountered in the course of professional engineering
practice.
• Increase in awareness caused every major corporation to
open an “ethics office” that has the responsibility to ensure
that employees have the ability to express their concerns
about safety and corporate business practices. These
offices also try to foster an ethical culture within the
corporate.
• The goal in learning engineering ethics is not getting trained
to do the right thing when the ethical choice is obvious. The
real goal is to get trained to analyze complex problems
and to learn to resolve these problems in the most
ethical manner.
BAGIAN - 3

PROFESIONAL ENGINEER

HAVE THE CHALLENGE AND


OPPORTUNITY
TO BE LEADERS IN CREATING
A BETTER WORLD FOR THE
FUTURE

Slide 22
BAGIAN - 2 Prinsip-prinsip profesi
• TANGGUNG JAWAB; merupakan komitmen untuk
memberikan yang terbaik agar mampumenghasilkan kinerja
yangopetimal dengan mutu kerja tinggi. Selalu berusah akeras,
disiplin dan tekun untuk menyelesaikan pekerjaan sampai tuntas
demi kehormatan diri dan profesi.
• KEADILAN; etika selalu adil, netral, objektif, rasional dan tidak
memihak. Tidak boleh bersikap diskriminatif. Hak setiap orang untuk
mendapatkan layanan profesi sesuatu dengan mutu standar.
• OTONOMI; kebebasan mengembangkan profesi, kreativitas dan
inovasi yang bermanfaat bagi pengembangan profesi maupun
masyarakat yang membutuhkan layanan profesi. Tanggung jawab
profesional akan memberikan batas/rambu dalam penerapan
otonomi.
• INTEGRITAS MORAL; Integritas pribadi yang tidak
dipertanyakan dan komitmen moral yang tinggi mengharuskan
seorang profesional senantiasa menjaga nama baik, martabat, citra,
keluhuran dan kehormatan profesi.
BAGIAN - 3 Etika Profesi
• Etika profesi adalah refleksi dari apa yang disebut dengan
"self control", karena segala sesuatunya dibuat dan
diterapkan dari dan untuk kepentingan kelompok sosial
(profesi) itu sendiri.
• Kehadiran organisasi profesi dengan perangkat "built-in
mechanism" berupa kode etik profesi dalam hal ini jelas
akan diperlukan untuk menjaga martabat serta kehormatan
profesi, dan di sisi lain melindungi masyarakat dari segala
bentuk penyimpangan maupun penyalahgunaan keahlian.
• Sebuah profesi hanya dapat memperoleh kepercayaan dari
masyarakat, bilamana dalam diri para elit profesional
tersebut ada kesadaran kuat untuk mengindahkan etika
profesi pada saat mereka ingin memberikan jasa keahlian
profesi kepada masyarakat yang memerlukannya.
BAGIAN - 3 Kode Etik Profesi
• Kode etik profesi merupakan norma yang ditetapkan
dan diterima oleh sekelompok profesi, yang
mengarahkan atau memberi petunjuk kepada
anggotanya bagaimana seharusnya berbuat dan
sekaligus menjamin mutu profesi itu dimata
masyarakat.
• Apabila anggota kelompok profesi itu menyimpang dari
kode etiknya, maka kelompok profesi itu akan tercemar
di mata masyarakat. Oleh karena itu, kelompok profesi
harus mencoba menyelesaikan berdasarkan
kekuasaannya sendiri.
• Kode etik profesi merupakan produk etika terapan
karena dihasilkan berdasarkan penerapan pemikiran
etis atas suatu profesi.
BAGIAN - 3 Kode Etik Profesi

• Kode etik profesi dapat berubah dan diubah


seiring perkembangan zaman. Kode etik profesi
merupakan pengaturan diri profesi yang
bersangkutan, dan ini perwujudan nilai moral yang
hakiki, yang tidak dipaksakan dari luar.
• Kode etik profesi hanya berlaku efektif apabila
dijiwai oleh cita-cita dan nilai-nilai yang hidup
dalam lingkungan profesi itu sendiri.
• Setiap kode etik profesi selalu dibuat tertulis yang
tersusun secara rapi, lengkap, dalam bahasa yang
baik.
BAGIAN - 3 Professional Ethics and Conducts
Human Values
• ethical conscience – hatinurani etis
• moral sense – rasa perilaku luhur
Ethical
• to live by the stern demands of reason (kebutuhan akal budi yang ketat)
• not governed or swayed by the seduction of emotions (godaan perasaan).
• to be just, consistent, and predictable (adil, tetap tidak berubah -
istiqomah, dan terbuka).
Morality
• conduct and motives (perilaku dan motivasi),
• right and wrong (benar dan salah),
• good and bad character (sifat baik dan buruk)
Ethics
• The philosophical study of morality
Morals
• sets of rules of conducts and standards (kumpulan aturan dan standar
perilaku)
Codes of Ethics
• codes of moral conduct which are specialized subsets of these rules and
standards (kumpulan aturan dan standar perilaku yang khusus).

27
Koestenbaum and Gluck
BAGIAN - 3 Kode Etik Profesi Tertulis
• Sebagai sarana kontrol sosial.
– Kode etik profesi merupakan kriteria prinsip
profesional yang telah digariskan, sehingga dapat
diketahui dengan pasti kewajiban profesional anggota
baru, lama, ataupun calon anggota kelompok profesi.
Dengan demikian dapat dicegah kemungkinan terjadi
konflik kepentingan antara sesama anggota kelompok
profesi, atau antar anggota kelompok profesi dan
masyarakat. Anggota kelompok profesi atau anggota
masyarakat dapat melakukan kontrol melalui rumusan
kode etik profesi.
• Sebagai pencegah campur tangan pihak lain.
– Kode etik profesi menstandardisasi kewajiban
profesional anggota kelompok profesi. Pemerintah
atau masyarakat tidak perlu lagi campur tangan untuk
menentukan bagaimana seharusnya anggota
kelompok profesi melaksanakan kewajiban
profesionalnya. Hubungan antara pengemban profesi
dan masyarakat tidak perlu diatur secara detail
dengan undang-undang oleh pemerintah, atau oleh
masyarakat.
BAGIAN - 3 Kode Etik Profesi Tertulis

• Sebagai pencegah kesalahpahaman dan konflik.


– Kode etik profesi pada dasarnya adalah norma
perilaku yang sudah dianggap benar atau yang sudah
mapan dan tentunya akan lebih efektif lagi apabila
norma perilaku tersebut dirumuskan sedemikian
baiknya, sehingga memuaskan pihak-pihak yang
berkepentingan. Kode etik profesi merupakan
kristalisasi perilaku yang dianggap benar menurut
pendapat umum karena berdasarkan pertimbangan
kepentingan profesi yang bersangkutan. Dengan
demikian, kode etik dapat mencegah kesalahpahaman
dan konflik, dan sebaliknya berguna sebagai bahan
refleksi nama baik profesi. Kode etik profesi yang baik
adalah mencerminkan nilai moral anggota kelompok
profesi sendiri dan pihak yang membutuhkan
pelayanan profesi yang bersangkutan.
BAGIAN - 3 KEBERADAAN ETIKA

INTERNATIONAL
ETHICS

NATIONAL
ETHICS

BUSINESS
ETHICS

PROFESSIONAL
ETHICS

PERSONAL
ETHICS

30
BAGIAN - 3 Kode Etik Insinyur Indonesia
“ Catur Karsa Sapta Dharma Insinyur
Indonesia “

CATUR KARSA - Prinsip Dasar :


1. Mengutamakan keluhuran budi
2. Menggunakan pengetahuan dan kemampuannya untuk
kepentingan kesejahteraan umat manusia
3. Bekerja secara sungguh-sungguh untuk kepentingan
masyarakat, sesuai dengan tugas & tanggung-jawabnya
4. Meningkatkan kompetensi dan martabat berdasarkan
keahlian profesi keinsinyuran
31
BAGIAN - 2 Kode Etik Insinyur Indonesia

SAPTA DHARMA - Tujuh Tuntunan Sikap dan


Perilaku
Insinyur Indonesia senantiasa:
1. mengutamakan keselamatan, kesehatan dan kesejahteraan
masyarakat
2. bekerja sesuai dengan kompetensinya
3. hanya menyatakan pendapat yg dapat dipertanggungjawabkan
4. menghindari terjadinya pertentangan kepentingan dalam
tanggung- jawab tugasnya
5. membangun reputasi profesi berdasarkan kemampuan masing-
masing
6. memegang teguh kehormatan, integritas dan martabat profesi
7. mengembangkan kemampuan profesionalnya
32
BAGIAN - 4

KURSUS PEMBINAAN PROFESI INSINYUR


17 SEPTEMBER 2015, BPPT - JAKARTA
BAGIAN - 4 KASUS KODE ETIK
• Pengolahan Limbah sebuah pabrik secara berkala
dites sebelum dialirkan ke saluran irigasi dan selalu
dilaporkan ke BPLH Lokal.
• Pada suatu hari Amir menemukan hasil tes buangan
sedikit diatas ambang batas.
• Bos minta kepada Amir, agar data tes hari itu
“disesuaikan”. Alasannya kelebihan hanya sedikit.
Hanya masalah pengukuran. Tidak membahayakan
bagi ikan atau manusia.
• Kalau dilaporkan, menurut Bos, akan ada tindakan
represif dari pihak yg berwenang. ( seperti penutupan
sementara Pabrik sampai pengolahan diperbaiki atau ada yang kehilangan
pekerjaan )
• Apakah Amir melanggar etika kalau mematuhi
perintah Bos ?
34
BAGIAN - 4 LIMBAH DI MUSIM HUJAN
• Ridwan, wartawan sebuah surat kabar, dalam suatu acara santai dan informal menerima
informasi dari seorang insinyur – manajer pabrik kertas BKN – bahwa tiga bulan terakhir ini
pabrik tersebut membuang air limbahnya langsung ke saluran irigasi. Ia langsung turun
meliput ke daerah sekitar pabrik.
• Dari liputannya Ridwan menemukan bahwa penduduk di sekitar pabrik menggunakan saluran
irigasi sebagai tempat mandi, cuci, dan kakus. Ia juga berhasil mengumpulkan fakta yang
meyakinkan bahwa tiga bulan terakhir ini penduduk yang kena penyakit kulit dan diare
meningkat.
• Dengan bekal hasil liputannya, Ridwan menemui Direktur BKN untuk wawancara tentang
masalah tanggung jawab perusahaan terhadap lingkungan sekitarnya. Pada kesempatan itu
Ridwan memaparkan hasil liputannya. Sang Direktur kaget. Tapi cepat mengerti dan
langsung menjanjikan untuk menghentikan pembuangan air limbah langsung ke saluran
irigasi.
• Pabrik memang sudah tiga bulan membuang air limbahnya tanpa diolah dengan
pertimbangan bahwa bulan-bulan itu musim hujan hingga dampak limbahnya minimal.
Kebijakan ini ditempuh dalam rangka penghematan biaya. Mereka sama sekali tidak
memperkirakan bahwa akan ada akibat buruk dari keputusan ini. Keputusan ini pernah
dilaksanakan beberapa kali.
• Ridwan memutuskan untuk menunda penulisan hasil liputannya menunggu tindakan koreksi
dari pimpinan Pabrik. Berita itu datangseminggu kemudian.
• Insinyur yang mula-mula memberi informasi kepada Ridwan menelpon bahwa perusahaan
telah mengolah kembali air limbahnya. Ridwan merasa lega karena berhasil melepaskan
penduduk di sekitar pabrik dari gangguan limbah.
• Beberapa hari kemudian ia menerima surat terlampir dari Direktur pabrik disertai cek sebesar
lima puluh juta rupiah. Ridwan mula-mula ingin menolaknya. Tapi sesudah dipikirkannya
masak-masak ia sampai pada kesimpulan bahwa suratnyanya jelas mengatakan pemberian
itu tanda terima kasih dan bukan karena ancaman. Lagi pula ia memang membutuhkan
tambahan uang untuk membayar uang muka membeli rumah yang menjadi idaman seluruh
keluargannya.
BAGIAN - 4 LIMBAH DI MUSIM HUJAN
Jakarta, 5 januari 1997
Sdr. Ridwan yang terhormat,

Pertama-tama saya menyampaikan penghargaan atas hasil kerja


Anda yang amat teliti dan cermat dalam meliput hubungan
perusahaan kami dengan lingkungannya. Tapi lebih dari itu saya
sangat menghargai keputusan Anda untuk langsung menyampaikan
informasi itu kepada kami, hingga kami dapat cepat mengambil
tindakan koreksi dan mencegah terjadinya akibat yang lebih
merugikan masyarakat.

Terimalah tanda terima kasih kami yang kami sampaikan dengan


tulus dan ikhlas.
Hormat kami,
PT. BKN
Drs. Anu
Direktur

Tugas Anda :
• Buatlah analisis masalah etika dari para pelaku dalam kasus ini.
• Gambarkan konflik kepentingan yang ada dan bagaimana
penilaian Anda.
BAGIAN - 4 LIMBAH DI MUSIM HUJAN

PELAKU TINDAKAN
INSINYUR • Menyampaikan informasi internal perusahaan kepada pihak
eksternal
• Menyampaikan berita bahwa perusahaan sudah mengelola
limbahnya kembali
RIDWAN - • Meliput kondisi disekitar pabrik, setelah menerima informasi
WARTAWAN • Meng-informasikan kepada direktur hasil liputannya
• Menunda pemberitaan dan akhirnya membatalkan
pemberitaan
• Menerima hadiah
DIREKTUR • Memutuskan tidak mengelola limbah pabrik sebelum
dialirkan kesaluran irigasi, yang digunakan oleh masyarakat
• Keputusan in pernah beberapa kali dilakukan

PENDUDUK • Menderita diare dan sakit kulit (gatal-gatal)

PIHAK TERKAIT
LAINNYA
BAGIAN - 4 VENN DIAGRAM MODEL FOR
ETHICAL DECISION MAKING

ETHICAL
RESPONSIBILITY

2 3
1
ECONOMIC LEGAL
RESPONSIBILITY RESPONSIBILITY
4

1 - Profitable, legal, ethical : Go for it


2 - Profitable, Ethical : Proceed cautiously
3 - Legal, Ethical not profitable: Find the way
to seek profitability
4 - Legal, profitable, not Ethical: Proceed
cautiously 38
BAGIAN - 4 LIMBAH DI MUSIM HUJAN
• INSINYUR:
– Menyampaikan kondisi internal perusahaan (rahasia) terhadap pihak lain
– Tidak/belum/sudah pernah berjuang agar atasannya tidak menetapkan pembuangan
limbah tanpa diolah ke saluran umum
• WARTAWAN:
– Setelah melakukan observasi lapangan namun kajian tidak segera diterbitkan dalam
media cetak
– Melakukan (tidak langsung) kompromi dengan Direktur BKN
– Menerima cek sebagai tanda terima kasih dari Direktur BKN
• DIREKTUR:
– Menetapkan pembuangan limbah perusahaan tanpa diolah ke saluran umum
meskipun sadar akan bahayanya terhadap lingkungan.
– Terjadi beberapa kali untuk kepentingan keuntungan finansial.
– Memberikan cek kepada Wartawan, sebagai tanda terima kasih
• PENDUDUK:
– Tidak melaporkan Dampak Negatif terhadap lingkungannya kepada pihak yang
berwewenang.
• APARAT PEMDA:
– Tidak melaksanakan tugas pengawasan sebagaiman seharusnya untuk melindungi
msyarakat banyak dan tidak melakukan Law Enforcement terkait dengan Dampak
Lingkungan.
• MAJELIS KEHORMATAN INSINYUR
– Hanya melakukan tindakan terkait kode etik, apabila ada pengaduan (Delik Aduan)
39
BAGIAN - 4 ROADMAP

Philanthropic Responsibility
BE A GOOD CITIZEN

Ethical Responsibility
BE ETHICAL

Legal Responsibility
OBEY THE LAW

Economic Responsibility
BE PROFITABLE
BAGIAN - 4
A General Framework of
the Ethical Decision-Making Process

CHARACTERISTICS OF
THE DECISION MAKER

ETHICAL
DECISION OUTCOMES
SITUATION

SIGNIFICANT
INFLUENCES
BAGIAN - 5

KURSUS PEMBINAAN PROFESI INSINYUR


17 SEPTEMBER 2015, BPPT - JAKARTA
BAGIAN - 5

Referensi: SK no.75/KPP-PII/V/2011 - 30 Mei 2011


BAGIAN - 5
BAGIAN - 5
BAGIAN - 5
BAGIAN - 5
TERIMA KASIH

PERSATUAN INSINYUR INDONESIA


Institution of Engineers Indonesia
Jl. Halimun 39 Jakarta 12980
Telp +6221 8352180-81
Fax +6221 83700663
Email info@pii.or.id
Web www.pii.or.id

You might also like