Professional Documents
Culture Documents
PANGGILAN NURANI
TERORGANISASIKAN
PENDIDIKAN TINGGI
YANG MEMBERIKAN KECENDEKIAAN
PENGALAMAN LUAS DAN TERSTRUKTUR
SELEKSI KELAYAKAN
DAN KEPATUTAN
SARJANA
LULUSAN PERGURUAN TINGGI
YANG TERAKREDITASI
MELAKSANAKAN
LIFE LONG LEARNING
Slide 4
BAGIAN - 1
EXTENSIVE RESPONSIBLE
EXPERIENCE
BERPENGALAMAN KERJA DALAM
JANGKA WAKTU YANG CUKUP
BERHASIL DALAM TANGGUNG JAWAB
YANG DIBERIKAN
PENGALAMAN MELUAS SECARA
BERTAHAP
TIDAK DAPAT DIGANTI DENGAN
PENDIDIKAN
Slide 5
BAGIAN - 1
ORGANIZED
BODY OF PEOPLE
HARUS MENJADI ANGGOTA
ASOSIASI PROFESI
DAN SEYOGIANYA
AKTIF DALAM BERORGANISASI
Other definition
• Must be independent (Whitelaw)
• Must serve employer (Florman)
• Must satisfy two general criteria
(1) Attain high standards of achievement in education,
job performance, and creativity.
(2) Accept moral responsibilities to the public, their
employers, clients, colleagues, and subordinates.
12
BAGIAN - 2
YES NO
BAGIAN - 2 KASUS KODE ETIK - 1
15
BAGIAN - 2 KASUS KODE ETIK - 2
• Pengolahan Limbah sebuah pabrik secara berkala
dites sebelum dialirkan ke saluran irigasi dan selalu
dilaporkan ke BPLH Lokal.
• Pada suatu hari Amir menemukan hasil tes buangan
sedikit diatas ambang batas.
• Bos minta kepada Amir, agar data tes hari itu
“disesuaikan”. Alasannya kelebihan hanya sedikit.
Hanya masalah pengukuran. Tidak membahayakan
bagi ikan atau manusia.
• Kalau dilaporkan, menurut Bos, akan ada tindakan
represif dari pihak yg berwenang. ( seperti penutupan
sementara Pabrik sampai pengolahan diperbaiki atau ada yang kehilangan
pekerjaan )
• Apakah Amir melanggar etika kalau mematuhi
perintah Bos ?
16
BAGIAN - 1 KASUS KODE ETIK - 2
• Engineer A, a professional engineer with expertise in civil
engineering, served as a Civilian Building and Grounds Division
Chief at a U.S. Army installation.
• An Army official requests that Engineer A certify that certain arms
storage rooms and arms storage racks on the military installation
are in accordance with certain specific, lengthy, and detailed
Army physical security, arms, ammunition, and explosive
regulations, which are cross-referenced with other Army
regulations.
• Engineer A has read the Army regulations but has no significant
training or knowledge in these areas. There are comprehensive
training programs available for this type of work, but training
funds are not available within the company.
• Question:
– Would it be appropriate for Engineer A to certify as a qualified
engineer the arms storage rooms and arms storage racks as
requested by the Army official?
BAGIAN - 1 KASUS ETIK BISNIS
Dewan Kehormatan Provinsi (DKP) Inkindo di suatu propinsi menyampaikan surat kepada DKP
DKI berdasarkan atas pengaduan dari Anggota Inkindo setempat (PT-A), yang juga peserta
pengadaan Konsultan suatu proyek berlokasi di daerah yang juga diikuti oleh konsultan DKI
(PT-B) yang kemudian dinyatakan sebagai pemenang.
Pengaduan PT-A adalah sebagai berikut:
– PT-A merasa dirugikan karena dalam proses pengadaan konsultansi diindikasikan ada
Kolusi, Korupsi dan Nepotisme.
– PT-A menuduh PT-B :
• telah melanggar Keppres 80 tentang HPS yaitu biaya non-personil melampaui jauh
dari yang diijinkan (yaitu sebesar 75% sedangkan biaya personil 25%) sehingga
seharusnya digugurkan oleh Panitia.
• telah memanipulasi tenaga ahli/ Team Leader, dimana ybs tidak tahu menahu
mengenai proyek tersebut dan tidak pernah menanda tangani berkas tender serta
mengerjakan pekerjaan sampai selesai (Ybs tahu setelah kasus ini diungkapkan)
• Tenaga ahli dalam kontrak tidak seluruhnya dimobilisasikan
• Dalam pelaksanaan pekerjaannya PT-B tidak bekerja sama dengan Konsultan
setempat (melanggar SK no.34A/SK.DPN/IX/2005 TGL 23 Sep 2005 tentang
Kerjasama antar Konsultan) , tetapi bekerjasama dengan Tenaga Ahli dari salah
satu perusahaan konsultan setempat.
• Produk yang dihasilkan sudah dibayar 100% pada saat pekerjaan belum selesai
seluruhnya.
PT-B menyampaikan bahwa:
– Tidak tahu adanya peraturan Kerjasama Antar konsultan, yang mengharuskan melapor
kepada DPP setempat.
– Tidak ada keharusan HPS sebesar 60% dan 40%
– Telah bekerjasama dengan konsultan setempat dengan bentuk Sub-kontrak
– Pekerjaan telah diselesaikan sesuai waktunya,
– Tentang tenaga ahli telah dikonfirmasikan kepada ybs.
18
BAGIAN - 3
PROFESIONAL ENGINEER
Slide 22
BAGIAN - 2 Prinsip-prinsip profesi
• TANGGUNG JAWAB; merupakan komitmen untuk
memberikan yang terbaik agar mampumenghasilkan kinerja
yangopetimal dengan mutu kerja tinggi. Selalu berusah akeras,
disiplin dan tekun untuk menyelesaikan pekerjaan sampai tuntas
demi kehormatan diri dan profesi.
• KEADILAN; etika selalu adil, netral, objektif, rasional dan tidak
memihak. Tidak boleh bersikap diskriminatif. Hak setiap orang untuk
mendapatkan layanan profesi sesuatu dengan mutu standar.
• OTONOMI; kebebasan mengembangkan profesi, kreativitas dan
inovasi yang bermanfaat bagi pengembangan profesi maupun
masyarakat yang membutuhkan layanan profesi. Tanggung jawab
profesional akan memberikan batas/rambu dalam penerapan
otonomi.
• INTEGRITAS MORAL; Integritas pribadi yang tidak
dipertanyakan dan komitmen moral yang tinggi mengharuskan
seorang profesional senantiasa menjaga nama baik, martabat, citra,
keluhuran dan kehormatan profesi.
BAGIAN - 3 Etika Profesi
• Etika profesi adalah refleksi dari apa yang disebut dengan
"self control", karena segala sesuatunya dibuat dan
diterapkan dari dan untuk kepentingan kelompok sosial
(profesi) itu sendiri.
• Kehadiran organisasi profesi dengan perangkat "built-in
mechanism" berupa kode etik profesi dalam hal ini jelas
akan diperlukan untuk menjaga martabat serta kehormatan
profesi, dan di sisi lain melindungi masyarakat dari segala
bentuk penyimpangan maupun penyalahgunaan keahlian.
• Sebuah profesi hanya dapat memperoleh kepercayaan dari
masyarakat, bilamana dalam diri para elit profesional
tersebut ada kesadaran kuat untuk mengindahkan etika
profesi pada saat mereka ingin memberikan jasa keahlian
profesi kepada masyarakat yang memerlukannya.
BAGIAN - 3 Kode Etik Profesi
• Kode etik profesi merupakan norma yang ditetapkan
dan diterima oleh sekelompok profesi, yang
mengarahkan atau memberi petunjuk kepada
anggotanya bagaimana seharusnya berbuat dan
sekaligus menjamin mutu profesi itu dimata
masyarakat.
• Apabila anggota kelompok profesi itu menyimpang dari
kode etiknya, maka kelompok profesi itu akan tercemar
di mata masyarakat. Oleh karena itu, kelompok profesi
harus mencoba menyelesaikan berdasarkan
kekuasaannya sendiri.
• Kode etik profesi merupakan produk etika terapan
karena dihasilkan berdasarkan penerapan pemikiran
etis atas suatu profesi.
BAGIAN - 3 Kode Etik Profesi
27
Koestenbaum and Gluck
BAGIAN - 3 Kode Etik Profesi Tertulis
• Sebagai sarana kontrol sosial.
– Kode etik profesi merupakan kriteria prinsip
profesional yang telah digariskan, sehingga dapat
diketahui dengan pasti kewajiban profesional anggota
baru, lama, ataupun calon anggota kelompok profesi.
Dengan demikian dapat dicegah kemungkinan terjadi
konflik kepentingan antara sesama anggota kelompok
profesi, atau antar anggota kelompok profesi dan
masyarakat. Anggota kelompok profesi atau anggota
masyarakat dapat melakukan kontrol melalui rumusan
kode etik profesi.
• Sebagai pencegah campur tangan pihak lain.
– Kode etik profesi menstandardisasi kewajiban
profesional anggota kelompok profesi. Pemerintah
atau masyarakat tidak perlu lagi campur tangan untuk
menentukan bagaimana seharusnya anggota
kelompok profesi melaksanakan kewajiban
profesionalnya. Hubungan antara pengemban profesi
dan masyarakat tidak perlu diatur secara detail
dengan undang-undang oleh pemerintah, atau oleh
masyarakat.
BAGIAN - 3 Kode Etik Profesi Tertulis
INTERNATIONAL
ETHICS
NATIONAL
ETHICS
BUSINESS
ETHICS
PROFESSIONAL
ETHICS
PERSONAL
ETHICS
30
BAGIAN - 3 Kode Etik Insinyur Indonesia
“ Catur Karsa Sapta Dharma Insinyur
Indonesia “
Tugas Anda :
• Buatlah analisis masalah etika dari para pelaku dalam kasus ini.
• Gambarkan konflik kepentingan yang ada dan bagaimana
penilaian Anda.
BAGIAN - 4 LIMBAH DI MUSIM HUJAN
PELAKU TINDAKAN
INSINYUR • Menyampaikan informasi internal perusahaan kepada pihak
eksternal
• Menyampaikan berita bahwa perusahaan sudah mengelola
limbahnya kembali
RIDWAN - • Meliput kondisi disekitar pabrik, setelah menerima informasi
WARTAWAN • Meng-informasikan kepada direktur hasil liputannya
• Menunda pemberitaan dan akhirnya membatalkan
pemberitaan
• Menerima hadiah
DIREKTUR • Memutuskan tidak mengelola limbah pabrik sebelum
dialirkan kesaluran irigasi, yang digunakan oleh masyarakat
• Keputusan in pernah beberapa kali dilakukan
PIHAK TERKAIT
LAINNYA
BAGIAN - 4 VENN DIAGRAM MODEL FOR
ETHICAL DECISION MAKING
ETHICAL
RESPONSIBILITY
2 3
1
ECONOMIC LEGAL
RESPONSIBILITY RESPONSIBILITY
4
Philanthropic Responsibility
BE A GOOD CITIZEN
Ethical Responsibility
BE ETHICAL
Legal Responsibility
OBEY THE LAW
Economic Responsibility
BE PROFITABLE
BAGIAN - 4
A General Framework of
the Ethical Decision-Making Process
CHARACTERISTICS OF
THE DECISION MAKER
ETHICAL
DECISION OUTCOMES
SITUATION
SIGNIFICANT
INFLUENCES
BAGIAN - 5