You are on page 1of 15

Yuliana Putri Lestari

K1A112101
Pembimbing :
dr. Stella Lengkong, Sp.M
Definisi

 Gangguannoninflamasi, ektasia kornea, ditandai


dengan penipisan dari limbus ke limbus
mengakibatkan tonjolan globular kornea
Epidemiologi

 jarang terjadi
 Tampak pada saat lahir dan jauh lebih jarang
dibandingkan keratoconus dan pellucid marginal
degeneration.
 Keratoglobus didapat (acquired keratoglobus)
mungkin merupakan bentuk tahap akhir dari pasien
keratoconus dengan keratoconus awal diikuti oleh
keratoglobus kemudian atau keratoglobus yang
didapat dapat terlihat tanpa keratoconus
sebelumnya.
 Autosomal resesif
 Gang. Jar. Ikat : Ehlers – Danlos syndrome,
sindrom Marfan,dan sindrom Rubinstein – Taybi.
 Blue sclera
 keratokonjungtivitis vernal,blepharitis marginal
kronis, idiopatik orbital inflammation, dan
dysthyroid eye disease
 Patologi keratoglobus didapat mirip dengan
keratoconus sedangkan keratoglobus kongenital
menunjukkan tidak adanya membran Bowman,
disorganisasi stroma, dan penebalan membran
Desment
Gejala Klinis

 Miopia
 Astigmatisme ireguler
 Umumnya tidak bergejala
 Perforasi kornea
 Nyeri akut
 Tearing
 Fotofobia
 hidrops akut kornea
 Anamnesis
 Pemeriksaan Visus
 Pemeriksaan slit lamp

Penipisan sentral dan perifer dari kornea jernih dengan ektasia


pada pemeriksaan slit-lamp (mata kiri).
 Pakimetri : mengukur ketebalan kornea
• Normal ketebalan kornea bag. Sentral antara
ketebalan 520 µm dan 560 µm
• Zona perifer memiliki ketebalan antara 630 µm
dan 670 µm
• Kornea sup. >> kornea inf.
 Topografi Kornea : keratografi komputasi di
mana gambar dari disk placido pada
permukaan anterior kornea ditangkap oleh
kamera video dan dianalisis oleh perangkat
lunak komputer dan disajikan dalam bentuk
peta warna-kode.
Topografi kornea normal yang
menunjukkan bentuk oval

Kornea topografi menunjukkan penipisan kornea dari


limbus ke limbus
 Histopatologi

Photomicrograph dari (a) lamellar kornea menunjukkan penipisan


stromal difus (pewarnaan: hematoksilin dan eosin), (b) kornea sentral
yang menunjukkan epitel kornea yang tipis dengan edema intraepitelial
dan pemisahan epitelium dari membran basal epitel. Ada diskontinuitas
lapisan Bowman (ditandai antara dua panah merah dan dua panah
hitam; pewarnaan: hematoksilin dan eosin).
KERATOCONUS KERATOGLOBUS PMD
Usia Pubertas & dapat saat lahir 20-40 tahun
berkembang
sampai usia 40–50
tahun
Penipisan paling sering penipisan difus melibatkan bagian
terlihat pada dari limbus ke kornea inferior,
paracentral limbus. dengan lebar 1–
inferior dari Penipisannya 2mm dan mulai
kornea. tonjolan umumnya dari arah jam 4
umumnya maksimal dibagian hingga 8
digambarkan perifer dan
berbentuk kerucut mungkin
dengan penipisan seperlima
maksimal pada ketebalan kornea
puncak normal
Skar ++ + +
Hidrops akut + + +
Angulasi dari lower lip di
downgaze yang dikenal sebagai
Munson sign, yang merupakan
tanda nonspesifik keratoconus

Pellucid marginal degeneration


penonjolan kornea inferior
 Konservatif : koreksi refraktif
untuk myopia tinggi &
Operatif
astigmatisme high ireguler  Keratoplasty
 PENTING : konseling untuk penetrasi
penggunaan pelindung mata,
dan menghindari kontak konvensional
olahraga karena risiko perforasi  Keratoplasty
yang tinggi.
penetrasi dengan
teknik donor graft
limbus ke limbus
 Keratoplasti Lamellar
(epikeratoplasty tipe
onlay lamellar
procedure )
 ‘tuck-in’ lamellar
keratoplasty
komplikasi
• Sebagai akibat dari penipisan dan tonjolan kornea
terjadi myopia ekstrim dan astigmatisme high
ireguler yang sulit diobati dengan koreksi refraksi.
Dapat terjadi hidrops akut kornea akibat rupture
membrane descement. Perforasi kornea terjadi
akibat penipisan ekstrim dan kerapuhan kornea

Prognosis
• Intervensi bedah pada keratoglobus umumnya
terbatas pada perbaikan perforasi, namun
umumnya menghasilkan hasil yang buruk karena
sifat perforasi yang biasanya besar dan stellata.
Pasien tetap memiliki astigmatisme yang ireguler
dan pada akhirnya memiliki penglihatan yang buruk

You might also like