You are on page 1of 10

ASMA BRONKIAL

Aldania Fajrin
6120018040
Definisi Asma

• Asma merupakan penyakit inflamasi kronis


yang dikarakteristikan dengan proses yang
sangat kompleks dan melibatkan beberapa
komponen yaitu hiperresponsif dari bronkial,
inflamasi dan remodeling saluran pernafasan.
Patofisiologi
• Penyempitan Saluran Napas
• Penyempitan saluran napas merupakan hal yang mendasari timbulnya
gejala dan perubahan fisiologis asma. Ada beberapa faktor yang
menyebabkan timbulnya penyempitan saluran napas yaitu kontraksi otot
polos saluran napas, edema pada saluran napas, penebalan dinding
saluran napas dan hipersekresi mucus.
• Hiperreaktivitas saluran napas
• Penyempitan saluran respiratorik secara berlebihan merupakan
patofisiologis yang secara klinis paling relevan pada penyakit asma.
Mekanisme yang bertanggungjawab terhadap reaktivitas yang berlebihan
atau hiperreaktivitas ini belum diketahui dengan pasti tetapi mungkin
berhubungan dengan perubahan otot polos saluran napas (hiperplasi dan
hipertrofi) yang terjadi secara sekunder yang menyebabkan perubahan
kontraktilitas. Selain itu, inflamasi dinding saluran respiratorik terutama
daerah peribronkial dapat memperberat penyempitan saluran respiratorik
selama kontraksi otot polos.
Faktor Pencetus Asma

a. Faktor host
Genetik
Obesitas
Jenis kelamin
b. Faktor lingkungan
Rangsangan alergen.
Rangsangan bahan-bahan di tempat kerja.
Infeksi.
Merokok
Obat.
Penyebab lain atau faktor lainnya.
Gambaran Klinis Asma

Gejala klinis asma klasik terdiri dari trias sesak


nafas, batuk, dan mengi. Gejala lainnya dapat
berupa rasa berat di dada, produksi sputum,
penurunan toleransi kerja, nyeri tenggorokan,
dan pada asma alergik dapat disertai dengan
pilek atau bersin. Gejala tersebut dapat
bervariasi menurut waktu dimana gejala
tersebut timbul musiman atau perenial,
beratnya, intensitas, dan juga variasi diurnal.
Diagnosis Asma
Klasifikasi Asma
Klasifikasi Derajat Berat Asma Berdasarkan Gambaran Klinis
(Sebelum Pengobatan)
Derajat asma Gejala Gejala malam Faal paru
I. Intermiten Bulanan APE ≥ 80%
· Gejala < 1x/minggu · ≤ 2x/bulan · VEP1 ≥ 80% nilai prediksi
· Tanpa gejala diluar serangan · APE ≥ 80% nilai terbaik
· Serangan singkat · Variabilitas APE < 20%
II. Persisten
Ringan Mingguan APE ≥ 80%
· Gejala > 1x/minggu, tapi < · > 2x/bulan · VEP1 ≥ 80% nilai prediksi
1x/hari · APE ≥ 80% nilai terbaik
· Serangan dapat mengganggu · Variabilitas APE 20-30%
aktivitas dan
tidur
· Membutuhkan bronkodilator
setiap hari
III. Persisten
Sedang Harian APE 60-80%
· Gejala setiap hari · >1x/minggu · VEP1 60-80% nilai prediksi
· Serangan menggangu aktivitas · APE 60-80% nilai terbaik
dan tidur · Variabilitas APE > 30%

· Membutuhkanbronkodilator
setiap hari

IV. Persisten
Berat Kontinyu APE ≤ 60%
· Gejala terus menerus · Sering · VEP1 ≤ 60% nilai prediksi
· Sering kambuh · APE≤ 60% nilai terbaik
· Aktivitas fisik terbatas · Variabilitas APE > 30%
Klasifikasi Derajat Asma pada Penderita dalam Pengobatan

Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3


Gejala dan faal paru dalam pengobatan Intermiten Pesisten ringan Persisten
sedang
Tahapan pengobatan yang digunakan saat penilaian
Tahap I: Intermiten Intermiten Persisten ringan Persisten
Gejala < 1x/mggu sedang
Serangan singkat
Gejala malam < 2x/bln
Faal paru normal diluar serangan
Tahap II: Persisten Ringan Persisten ringan Persisten sedang Persisten berat
Gejala >1x/mggu, tapi <1x/hari
Gejala malam >2x/bln, tapi <1x/mggu
Faal paru normal diluar serangan
Tahap III: Persisten Sedang Persisten sedang Persisten berat Persisten berat
Gejala setiap hari
Serangan mempengaruhi tidur dan aktivitas
Gejala malam >1x/mggu
60%<VEP1<80% nilai prediksi
60%<APE<80% nilai terbaik
Tahap III: Persisten Berat Persisten berat Persisten berat Persisten berat
Gejala terus menerus
Serangan sering
Gejala malam sering
VEP1≤60% nilai prediksi, atau
APE≤60% nilai terbaik
Terapi

You might also like