You are on page 1of 14

AGAMA SEBAGAI

KEBUTUHAN
MANUSIA
1E/D-III TEKNIK KIMIA
GITA DEWI M.
MUHAMMAD RAFI A.
PENDAHULUAN
Menurut sejarah, agama tumbuh bersamaan dengan berkembangnya
kebutuhan manusia. Salah satu dari kebutuhan itu adalah kepentingan
manusia dalam memenuhi hajat rohani yang bersifat spritual, yakni sesuatu
yang dianggap mampu memberi motivasi semangat dan dorongan dalam
kehidupan manusia.
Manusia juga disebut sebagai makhluk yang diciptakan oleh Allah SWT
dengan potensi untuk berbuat kebaikan dan keburukan. Dalam bahasa Al-
Qur’an ini dikenal dengan Nafs. Disebutkan bahwa, potensi Positif yang
dimiliki manusia lebih kuat dari potensi negatifnya, tetapi daya tarik
keburukan lebih kuat dari daya tarik kebaikan.
KECENDERUNGAN MANUSIA
GLOBAL
Globalisasi dan modernisasi (westernisasi) adalah ibarat pisau bermata
dua bagi umat Islam. Disatu sisi globalisasi mengancam karakter dan
ideologi bangsa karena pengaruh ideologi Barat seperti materialisme,
kapitalisme, dan hak asasi manusia yang dimungkinkan adalah sebuah
rekayasa yang dibuat oleh Barat untuk kepentingan tertentu. Modernisasi
(westernisasi) ini telah melahirkan kapitalisme dan materialisme. Dan ini
sangatlah berlawanan dalam budaya Timur khususnya di Indonesia yang
sangat kental dengan nuansa rohani dan keberagamaanya. Di sisi lain,
dengan kemajuan ilmu pengetahua dan teknologi dari Barat, membuat umat
Islam mau tidak mau menjadikanya sebagai acuan dalam mengembangkan
kemodernan umat Islam tersendiri.
GLOBAL LIFESTYLE
1. Fashion (Gaya Berpakaian)
Karena pengaruh globalisasi, masyarakat Indonesia tidak
menujukkan cara asli orang Indonesia dalam mengenakan busana.
Seperti kita ketahui fungsi utama berpakaian adalah sebagai
pelindung tubuh. Dalam adat Indonesia sendiri, masyarakat biasa
menggunakan pakaian untuk melindungi tubuh dan memilih bentuk
pakaian yang rapat dan longgar dengan memperhatikan bentuk,
corak dan warna.
Namun, agaknya akibat globalisasi, adat tersebut mulai
ditinggalkan terutama oleh para remaja dan anak-anak muda.
Sekarang mereka akan memilih berpakaian ketat dan terbuka untuk
memperlihatkan garis tubuh atau bahkan menampakkan sebagian
anggota tubuh.
2. Penampilan
Dalam hal penampilan, hal ini juga tidak luput dari
pengaruh globalisasi. Akibat terlalu sering melihat warna
rambut orang-orang asing, kini banyak sekali remaja yang
tertarik untuk merubah warna asli rambutnya. Warna rambut
yang tadinya hitam, bisa mereka rubah warna menjadi
pirang, cokelat, kemerah-merahan, kuning atau bahkan trend
warna rainbow.
Sedangkan untuk para remaja laki-laki, mereka biasanya
akan memilih rambutnya untuk dibuat memanjang
menyerupai wanita atau hanya dibuat panjang sebagian.
Menindik telinga dan memasang anting-anting seperti
perempuan serta menato sebagian tubuh juga merupakan
salah satu pengaruh globalisasi yang terjadi pada
penampilan remaja saat ini
3. Makanan
Berkembang globalisasi berdampak juga pada
berkembangya produk makanan. Banyak sekali
restoran-restoran yang telah hadir di Indonesia. Baik
itu makanan khas Indonesia ataupun makanan dari
luar negeri.
Para pendiri/pemilik restoran tersebut, tidak
memperdulikan makanan itu halal ataupun tidak,
makanan diproduksi dari bahan yang baik atupun
tidak, dan cara pengolahan secara baik atau tidak.
Oleh karena itu, kita harus waspada pada apa yang
akan kita beli dan yang akan kita makan.
KEBUTUHAN SPIRITUAL
MANUSIA
Kebutuhan spiritual adalah kebutuhan untuk mempertahankan atau
mengembalikan keyakinan dan memenuhi kewajiban agama, serta kebutuhan untuk
mendapatkan maaf atau pengampunan, mencintai, menjalin hubungan penuh rasa
percaya dengan Tuhan (Carson, 1989). Kebutuhan spiritual Individu sebagai makhluk
spiritual mempunyai ciri-ciri sebagai berikut : 
• Diciptakan Tuhan dalam bentuk yang sempurna dibanding makhluk ciptaan
lainnya. 
• Memiliki rohani/jiwa yang sempurna (akal, pikiran, perasaan dan kemauan). 
• Individu diciptakan sebagai khalifah (penguasa dan pengatur kehidupan) dimuka
bumi. 
• Terdiri atas unsur bio-psiko-sosial yang utuh (Ali H.Z, 2002: 43). 
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan spiritual antara lain :
1. Perkembangan usia
Perkembangan dapat menentukan proses pemenuhan kebutuhan spiritual, karena setiap
tahap perkembangan memeliki cara meyakini kepercayaan terhadap Tuhan. 
2. Keluarga
Keluarga memiliki peran yang cukup strategis dalam memenuhi kebutuhan spiritual, karena
keluarga memiliki ikatan emosional yang kuat dan selalu berinteraksi dalam kehidupan sehari-
hari. 
3. Ras/suku
Ras/suku memiliki keyakinan/kepercayaan yang berbeda, sehingga proses pemenuhan
kebutuhan spiritual pun berbeda sesuai dengan keyakinan yang dimiliki. 
4. Agama yang dianut
Keyakinan pada agama tertentu yang dimiliki oleh seseorang dapat menentukan arti
pentingnya kebutuhan spiritual. 
6. Kegiatan keagamaan
Adanya kegiatan keagamaan dapat selalu mengingatkan keberadaan dirinya dengan Tuhan
dan selalu mendekatkan diri kepada Penciptanya (Asmadi, 2008: 254-257). 
AGAMA KEBUTUHAN MANUSIA
Agama memiliki kedudukan yang penting bagi kehidupan manusia dan agama
tetap dibutuhkan manusia sepanjang hidup manusia dengan berbagai alasan.
Terdapat tiga alasan yang melatar belakangi perlunya manusia terhadap agama.
Alasan tersebut secara singkat dapat dikemukakan sebagai berikut:
1. Fitrah Manusia
Dalam bukunya berjudul prospektif manusia dan agama, Murthada Muthahhari
mengatakan bahwa disaat berbicara tentang para Nabi Imam Ali as. Menyebutkan
bahwa mereka diutus untuk mengingat manusia kepada manusia yang telah diikat
oleh fitrah manusia, yang kelak mereka akan dituntut untuk memenuhinya.
Kenyataan bahwa manusia memiliki fitrah keagamaan tersebut buat pertama kali
ditegaskan kepada agama islam, yakni bahwa agama adalah kebutuhan fitri
manusia. Fitri keagamaan yang ada pada diri manusia inilah yang melatar belakangi
perlunya manusia kepada agama.
‫ق الل لهل ذ كل ل ك‬
‫ك‬ ‫خل ل‬ ‫ل‬ ‫ك‬
‫ل‬ ‫دي‬ ‫ب‬ ‫ت‬ ‫ك‬
‫ل‬ ‫ها‬ ‫ي‬ ‫ك‬ ‫ل‬ ‫ع‬ ‫س‬ ‫نا‬ ‫ال‬ ‫ر‬‫ك‬ ‫ط‬‫ك‬ ‫ف‬ ‫تي‬ ‫ل‬ ‫ل‬ ‫ا‬ ‫ه‬‫ل‬ ‫ل‬‫ال‬ ‫ة‬ ‫ر‬‫ل‬ ‫ط‬ ‫ف‬ ‫فا‬
‫ف‬ ‫ني‬ ‫ح‬ ‫ن‬ ‫دي‬ ‫لل‬ ‫ك‬
‫ك‬ ‫ه‬ ‫ج‬ ‫و‬ ‫م‬ ‫ق‬‫• فكأ ك‬
‫ل‬ ‫ك‬ ‫ل‬ ‫كل ل‬ ‫لك‬ ‫ك‬ ‫ك ل ك‬ ‫ل‬ ‫ل‬ ‫ك‬ ‫ل ك‬ ‫ل‬ ‫د ل ك‬ ‫ل‬ ‫ل ل ك ل ك‬
‫قيم ول ككن أ ك‬
[30/‫ن ]الروم‬ ‫مو ك‬ ‫س كل ي كعلل ك م‬ ‫ل‬ ‫نا‬‫ل‬ ‫ال‬ ‫ر‬
‫ك‬ ‫ك‬ ‫ث‬‫ل‬ ‫ك‬ ‫ن ال ل ك د م ك ل ل‬ ‫دي م‬ ‫ال د‬
Artinya ;
 “Hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah, tetaplah atas fitrah Allah
yang telah menciptakan manusia sesuai dengan fitrah itu (QS.Al-rum : 30)
Kesimpulannya bahwa latar belakang perlunya manusia pada agama adalah
karena dalam diri manusia sudah terdapat potensi untuk beragama. 

2. Kelemahan dan Kekurangan Manusia


Walaupun manusia itu dianggap sebagai makhluk yang terhebat dan tertinggi
dari segala makhluk yang ada di alam ini, akan tetapi mereka mempunyai kelemahan
dan kekurangan karena terbatasnya kemampuan M. abdul alim Shaddiqi dalam
bukunya “Quesk For True Happines” menyatakan bahwa keterbatasan manusia itu
terletak pada pengetahuannya hanyalah tentang apa yang terjadi sekarang dan
sedikit tentang apa yang telah lampau.
Allah menciptakan manusia dan berfirman “bahwa manusia itu telah diciptakan-
nya dengan batas-batas tertenu dan dalam keadaan lemah.

[49/‫قد كرر ]القمر‬ ‫خل ك ل‬


‫قكناه م ب ل ك‬ ‫يرء ك‬
‫ش ل‬ ‫• إ للنا ك م ل‬
‫ل ك‬
Artinya : “Sesungguhnya tiap-tiap sesuatu (terasuk manusia) telah kami ciptakan
dengan ukuran (batas) tertentu (QS. Al-Qomar : 49)
Untuk mengatasi kelemahan-kelemahan dirinya dan keluar dari kegagalan-
kegagalan tersebut tidak ada jalan lain kecuali dengan wahyu akan agama .

3. Tantangan Manusia
Faktor lain yang menyebabkan manusia memerlukan agama adalah karena
manusia dalam kehidupannya senantiasa menghadapi berbagai tantangan, baik yang
datang dari luar maupun yang datang dari dalam. Tantangan dari dalam berupa
dorongan hawa nafsu dan bisikan setan. Sedangkan yang datang dari luar dapat
berupa rekayasa dan upaya-upaya yang dilakukan manusia yang secara sengaja
berupa ingin memalingkan manusia dari Tuhan. 
Agama sangat penting dalam kehidupan manusia antara lain karena agama
merupakan : 1) sumber moral, 2) petunjuk kebenaran, 3) sumber informasi tentang
masalah metafisika, dan 4) bimbingan rohani bagi manusia, baik di kala suka maupun
duka.

1) Agama Sumber Moral


Dapat dimengerti, bahwa pentingnya agama dalam kehidupan disebabkan oleh sangat
diperlukannya moral oleh manusia, padahal moral bersumber dari agama. Agama menjadi
sumber moral, karena agama mengajarkan iman kepada Tuhan dan kehidupan akhirat,
serta karena adanya perintah dan larangan dalam agama.

2) Petunjuk Kebenaran
Dapat disimpulkan, bahwa agama sangat penting dalam kehidupan karena kebenaran
yang gagal dicari-cari oleh manusia sejak dulu kala dengan ilmu dan filsafatnya, ternyata
apa yang dicarinya itu terdapat dalam agama. Agama adalah petunjuk kebenaran. Bahkan
agama itulah kebenaran, yaitu kebenaran yang mutlak dan universal.
3) Sumber Informasi Tentang Masalah Metafisika
Dapat disimpulkan bahwa agama sangat penting bagi manusia (dan karena itu sangat
dibutuhkan), karena manusia dengan akal, dengan ilmu atau filsafatnya tidak sanggup
menyingkap rahasia metafisika. Hal itu hanya dapat diketahui dengan agama, sebab agama
adalah sumber informasi tentang metafisika.

4) Agama Pembimbing Rohani Manusia


Dalam Islam Nabi Muhammad SAW mengajarkan, hendaknya orang beriman bersyukur
kepada Allah pada waktu memperoleh sesuatu yang menggembirakan dan tabah atau sabar
pada waktu ditimpa sesuatu yang menyedihkan. Jika di kala suka orang beriman itu
bersyukur, maka Allah berfirman “ Jika engkau bersyukur akan Aku tambahi”. (Ibrahim ayat
7). Sebaliknya, orang beriman tabah atau sabar di kala duka, Maka dikala duka ia
memperoleh berbagai keutamaan, seperti pengampunan dari dosa-dosanya(H.R Bukhari
dan Muslim), atau bahkan mendapat surga (H.R Bukhari), dan sebagainya. Bahkan ada pula
keuntungan lain sebagai akibat dari kepatuhan menjalankan agama, seperti yang dikatakan
oleh seorang psikiater, Dr. A.A. Brill, “Setiap orang yang betul-betul menjalankan agama,
tidak bisa terkena penyakit syaraf. Yaitu penyakit karena gelisah risau yang terus-menerus.
ISLAM MASA DEPAN &
KEMODERNAN
Umat Islam di Indonesia dimasa mendatang harus semakin sadar akan
keberagamaan yang ada sebagai sebuah keniscayaan yang harus diterima, dengan
tetap manjalin dan menjaga keharmonisan dalam beragama. Bagaimanapun konflik
internal keagamaan akan selalu ada, namun itu bukanlah persoalan yang harus
diselesaikan dengan sikap “reaktif-defensif-egoistik“-meminjam istilah Amin
Abdullah-, akan tetapi harus dikaji secara menyeluruh dengan mempertimbangkan
berbagai macam sudut pandang, mengambil jarak untuk melihat pandangan yang
lebih luas atau memakai cara pandang yang lain agar mendapatkan kebenaran yang
lebih utuh, dan diiringi sikap rendah hati baik antar individu maupun antar kelompok
atau aliran yang ada dalam Islam.
Dalam mengatasi konflik-konflik yang ada, umat Islam telah memiliki Alquran dan
Hadis, namun itu saja tidaklah cukup tanpa diiringi tata nilai dan pola pikir yang
benar sesuai tuntunan Islam. 

You might also like