Professional Documents
Culture Documents
< 6 JAM > 6-8 JAM 12-24 JAM < 24 JAM ≤ 24 JAM
DEFINISI MATI
• Keadaan dimana secara permanen / menetap
organ –organ vital tidak berfungsi
B. CELLULAR DEATH :
Ini terjadi akibat tidak adanya oksigen setelah terjadinya
somatic death /individual death sel-sel ini matinya tidak
bersamaan,tetapi masing-masing sel mempunyai umur
berbeda .misal sel otak mati dalam waktu 10 menit tanpa
oksigen,sel kornea mata bisa sampai 2x24 jam dalam suasana
yg fisiologis meskipun sudah dilepas dari bola mata. Demikian
juga untuk sel2 yg lain pd umumnya bisa bertahan lebih dr 10
menit setelah individual death
TANDA-TANDA KEMATIAN LANJUT :
• Turunnya suhu
• Lebam mayat
• Kaku mayat
• Perubahan-perubahan pada kulit
• Perubahan – perubahan pada mata
• Pembusukan
PENURUNAN SUHU
• 15-30 menit setelah terdiagnosa mati
penurunan suhu sangat lambat karena masih
ada reaksi dari sisa-sisa metabolisme tubuh.
Grafik penurunan suhu seperti huruf S
terbalik.
• Penurunan suhu tergantung lingkungan dan
secara alamiah induksi, evaporasi, radiasi
Yang mempengaruhi penurunan suhu
1. Suhu sekitar : panas lambat, dingin cepat
2. Gerakan dan kelembaban udara : udara yg lembab
dan mengalir mempercepat penurunan suhu.
3. Pakaian tebal memperlambat penurunan suhu
4. Gizi, gemuk lambat, anak kecil dan org kurus
penurunan suhulebih cepat karena luas permukaan
tubuh relatif lebih besar
5. Aktifitas korban sesaat sebelum meninggal, bila aktif
penurunan lambat.
6. Penyakit infeksi lambat
Lebam Mayat
• Timbul setelah 20-30menit. 4 Jam lebam
mayat akan menetap.
• Kegunaan mencermati lebam mayat
a. merupakan tanda posisi mayat
b. Memperkirakan saat kematian
c. Menilai apakah mayat sudah diubah posisi atau
belum
d. Bisa untuk memperkirakan sebab kematian
d1 normal berwarna merah kebiruan
d2. keracunan CO berwarna cherry red
d3.mati lemas berwarna merah gelap
d4. jenazah yg di masukkan kamar pendingin
berwarna pink
d5 keracunan HcN berwarna merah cerah
•Beda Lebam Mayat dan Memar
• Kejang Mayat
• Heat Stiffning
• Freezing
Perubahan pada kulit
A. elasitas kulit hilang
B. Lebam mayat normal (merah kebiruan )
C. Cutis Anserina
Perubahan mata
A. Reflek –reflek hilang
B. Kornea menjadi keruh tertutup oleh lendir –
lendir mata yg mengering dipercepat bila
kelopak mata terbuka.
C. Bentuk pupil bisa bulat, lonjong, ireguler
oleh karena otot iris yang relaksasi
Proses Pembusukan
1. Penyebab :
1. Enzim proteolitik
2. Mikroorganisme pembusuk
2. Tanda – tanda pembusukan yg terjadi :
• Awal : pada perut kanan bawah ada warna
kehijauan / biru
• Lanjut : - wajah dan bibir membengkak,
bola mata melotot
- kantung pelir dan bibir kemaluan
wanita membengkak
- perut buncit dengan gambaran
pembuluh darah seperti pohon
gundul
- lepuh-lepuh pada kulit
- keluar aroma pembusukan
- kuku dan rambut mudah dilepas
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi
pembusukan
A. faktor dari luar:
-mikroorganisme :steril pembusukkan
lama
- suhu tubuh : rendah pembusukkan
lama
- kelembaban ( tinggi,cepat)
-medium:1,2,8(udara, air,tanah)
b faktor dari dalam: -umur :anak dan orang tua(lambat)
-keadaan fisik:dehidrasi(lambat)
-sebab kematian infeksi dan luka –luka
cepat membusuk
-jenis kelamin:habis melahirkan (cepat
membusuk)
Bentuk-bentuk lain dari pembusukan
1.Mumifikasi dengan syarat:- suhu udara tinggi
- udara harus kering
- waktu 1-3 bulan
Ciri:
-tubuh jenazah kering mengkerut
-warna coklat muda sampai kehitaman
-kulit melekat erat
-susunan anatomi alat dalam tubuh tidak berubah
-tidak berbau
• Peran dalam bidang forensik:
-identifikasi korban lebih mudah
-tanda-tanda kekerasan mudah ditemukan
2 Saponifikasi:
Proses hydrolisa lemak menjadi asam lemak, dehidrogenisasi menjadi
asam lemak tak jenuh bereaksi dengan alkali menjadi sabun yang tak
larut
a syarat terjadinya:-tempat harus basah
(mengandung air)
-tempat harus
mengandung alkali
(Ca,K Nh4)
b Ciri:
- korban berwarna putih atau kekuningan
- perabaan licin seperti sabun
Bau tengik
JUMLAH
Banyak Banyak Tunggal/banyak
LUKA
LUKA
Ada Tidak ada Tidak ada
TANGKIS
LUKA
Tidak ada Ada Tidak ada
PERCOBAAN
CEDERA
Mungkin ada Tidak ada Mungkin ada
SEKUNDER
WAKTU KEMATIAN
LUKA ANTEMORTEM ATAU POSTMORTEM
• Luka antemortem atau postmortem
tanda-tanda intravital jika ada, luka
antemortem; dan sebaliknya
• Tanda-tanda intravital :
1. Jaringan setempat masih hidup ketika
terjadi trauma
2. Organ dalam masih berfungsi saat terjadi
trauma
1. Jaringan setempat masih hidup ketika terjadi
trauma :
a. Retraksi jaringan
Serabut elastis bawah kulit terpotong
mengkerut menarik kulit atasnya. Jika luka
memotong serabut secara tegak lurus bentuk
luka menganga, tetapi jika luka sejajar serabut
elastis bentuk luka tidak begitu menganga
b. Retraksi vaskuler
Tergantung jenis trauma :
1. Trauma suhu panas eritema, vesikel, bulla
2. Trauma benda keras dan tumpul kontusio /
memar
c. Retraksi mikroorganisme (infeksi)
Terjadi aktivitas biokimawi :
Kadar serotinin : maksimal 10 menit
post-trauma
Kadar histamin : maksimal 20-30 menit
post-trauma
Kadar enzyme : beberapa jam post-
trauma mekanisme pertahanan jaringan
2. Organ dalam masih berfungsi saat terjadi trauma
Jantung dan paru masih berfungsi saat terjadi trauma :
a. Perdarahan hebat (profuse bleeding)
Perdarahan internal : darah tertampung di rongga
badan (rongga perut, panggul, dada, kepala dan
kantong perikardium) dapat diukur saat otopsi
Perdarahan eksternal : Darah yang tumpah di TKP
disimpulkan jika saat otopsi ditemukan tanda-tanda
anemis (muka dan organ-organ dalam pucat), limpa
melisut, jantung dan nadi utama tidak berisi darah.
b. Emboli udara
Emboli udara venosa (pulmoner) : lumen vena terpotong tidak
kolap karena terfiksir dengan baik (vena jugularis eksterna /
subclavia) tekanan jantung kanan negatif udara masuk
gelembung udara terkumpul di jantung kanan menuju paru-paru
fungsi terganggu
Emboli udara arterial (sistemik) : kelanjutan dari emboli udara
venosa (penderita foramen ovale persisten), akibat tindakan
pneumotorak artifisial, luka-luka yang menembus paru-paru
gelembung udara masuk pembuluh darah koroner atau otak
kematian
c. Emboli lemak :
Trauma tumpul pada jaringan berlemak atau yang mengakibatkan
patah tulang panjang jaringan lemak mencair masuk dalam
pembuluh darah vena yang pecah atrium kanan ventrikel kanan
paru-paru
d. Pneumotorak :
Luka tembus pada dinding dada / paru-paru luka paru-paru tetap
berfungsi luka berfungsi sebagai ventil udara luar / udara paru-
paru masuk ke rongga pleura setiap inspirasi semakin banyak
menghalangi pengembangan paru-paru kolaps
e. Emfisema kulit krepitasi :
Tulang iga patah menusuk paru-paru setiap
ekspirasi paru-paru masuk ke jaringan ikat di bawah
kulit palpasi terasa krepitasi disekitar daerah
trauma. (Keadaan seperti ini tidak mungkin terjadi jika
trauma terjadi sesudah orang meninggal).
UMUR LUKA
•Beberapa cara yang digunakan untuk memperkirakan :
1.Pemeriksaan makroskopik
Umur luka lecet:
•Hari ke 1 – 3 : coklat kemerahan
•Hari ke 4 – 6 : pelan-pelan menjadi gelap dan lebih suram
•Hari ke 7 – 14 : pembentukan epidermis baru
•Beberapa minggu : penyembuhan lengkap
Perbedaan luka lecet
Antemortem Postmortem
Coklat kemerahan Kekuningan
Terdapat sisa-sisa epitel Epidermis terpisah
sempurna dari dermis
Tanda intravital (+) Tanda intravital (-)
Sembarang tempat Pada daerah penojolan
tulang
Umur luka memar (contusion)
•Hari ke 1 : pembengkakan warna merah
kebiruan
•Hari ke 2 – 3 : warna biru kehitaman
•Hari ke 4 –6 : biru kehijauan–coklat
•> 1 minggu-4 minggu : menghilang / sembuh
• Perbedaan luka memar dan lebam
mayat
Luka Memar (antemortem) Lebam Mayat (postmortem)
Pembengkakan (+) Pembengkakan (-)
Tanda intravital (+) Tanda intravital (-)
Sembarang tempat Bagian tubuh terendah
Ditekan tidak menghilang Ditekan menghilang
Penampang sayatan nampak Penampang sayatan nampak
merah kehitaman bersih
Darah tidak mengalir keluar Darah mengalir keluar
2. Pemeriksaan mikroskopis
– Adanya reaksi leukosit tanda histopatologis
paling dini dari proses inflamasi
3. Pemeriksaan histokemik
– Terdapat aktivitas ATP dan esterase (1 jam post
trauma), enzim aminopeptidase (2 jam post
trauma), fosfatase asam (4 jam), dan fosfatase basa
(8 jam)
4. Pemeriksaan biokemik
– Meningkatnya kadar serotonin (10 menit post
trauma) dan hisatamin (20-30 menit post trauma)
SEBAB KEMATIAN
• Penyakit atau cedera yang bertanggung jawab
terhadap timbulnya kematian
• Sebab kematian :
– Penyakit
– Trauma
• Trauma dapat dibedakan menjadi :
– Trauma mekanik
• Kekerasan tumpul
• Kekerasan tajam
• Senjata api
– Trauma fisika
• Suhu
• Listrik
• Petir
– Trauma kimia
• Asam kuat
• Basa kuat
Trauma mekanik
Luka akibat kekerasan tumpul
• Ciri-ciri :
– Bentuk luka umumnya tidak beraturan
– Tepi atau dinding tidak rata
– Terdapat jembatan jaringan antara kedua kulit tepi luka
– Bentuk dasar luka tidak beraturan
– Sering tampak luka lecet atau luka memar di sisi luka
– Lokalisasi luka biasanya di bagian tubuh yang tulangnya
terletak relative dangkal misalnya kepala, muka, tangan
dan tungkai
KEKERASAN TAJAM
• Luka iris (vulnus Scisum) :
– Panjang luka > dalam luka
– Benda yang mengenai arahnya kurang lebih
sejajar tubuh