You are on page 1of 66

Pembimbing : dr.

IBG Surya Putra Pidada, SpF


Thanatologi
Kegunaan mempelajari Thanatologi
• Menentukan seorang sudah mati atau belum
• Menentukan saat kematian
• Memperkirakan sebab kematian
• Memperkirakan cara kematian
TANATOLOGI

PERKIRAAN KEMATIAN BERDASARKAN TANDA-TANDA KEMATIAN SEKUNDER

LEBAM MAYAT KAKU MAYAT PEMBUSUKAN

ADA TIDAK ADA TIDAK ADA TIDAK

HILANG TIDAK HILANG SEMUA TIDAK PERUT KANAN <24 JAM


PADA PENEKANAN MAKSIMAL SEMUA BAWAH
MAKSIMAL KEHIJAUAN

< 6 JAM > 6-8 JAM 12-24 JAM < 24 JAM ≤ 24 JAM
DEFINISI MATI
• Keadaan dimana secara permanen / menetap
organ –organ vital tidak berfungsi

• Mati Suri keadaan dimana organ –organ vital


berfungsi secara minimal untuk hidup
TANDA KEMATIAN
A SOMATIC DEATH : - TIDAK BERGERAK
- NADI TIDAK BERDENYUT
- PERNAFASAN BERHENTI
- KULIT MENJADI PUCAT

B. CELLULAR DEATH :
Ini terjadi akibat tidak adanya oksigen setelah terjadinya
somatic death /individual death sel-sel ini matinya tidak
bersamaan,tetapi masing-masing sel mempunyai umur
berbeda .misal sel otak mati dalam waktu 10 menit tanpa
oksigen,sel kornea mata bisa sampai 2x24 jam dalam suasana
yg fisiologis meskipun sudah dilepas dari bola mata. Demikian
juga untuk sel2 yg lain pd umumnya bisa bertahan lebih dr 10
menit setelah individual death
TANDA-TANDA KEMATIAN LANJUT :
• Turunnya suhu
• Lebam mayat
• Kaku mayat
• Perubahan-perubahan pada kulit
• Perubahan – perubahan pada mata
• Pembusukan
PENURUNAN SUHU
• 15-30 menit setelah terdiagnosa mati
penurunan suhu sangat lambat karena masih
ada reaksi dari sisa-sisa metabolisme tubuh.
Grafik penurunan suhu seperti huruf S
terbalik.
• Penurunan suhu tergantung lingkungan dan
secara alamiah induksi, evaporasi, radiasi
Yang mempengaruhi penurunan suhu
1. Suhu sekitar : panas lambat, dingin cepat
2. Gerakan dan kelembaban udara : udara yg lembab
dan mengalir mempercepat penurunan suhu.
3. Pakaian tebal memperlambat penurunan suhu
4. Gizi, gemuk lambat, anak kecil dan org kurus
penurunan suhulebih cepat karena luas permukaan
tubuh relatif lebih besar
5. Aktifitas korban sesaat sebelum meninggal, bila aktif
penurunan lambat.
6. Penyakit infeksi lambat
Lebam Mayat
• Timbul setelah 20-30menit. 4 Jam lebam
mayat akan menetap.
• Kegunaan mencermati lebam mayat
a. merupakan tanda posisi mayat
b. Memperkirakan saat kematian
c. Menilai apakah mayat sudah diubah posisi atau
belum
d. Bisa untuk memperkirakan sebab kematian
d1 normal berwarna merah kebiruan
d2. keracunan CO berwarna cherry red
d3.mati lemas berwarna merah gelap
d4. jenazah yg di masukkan kamar pendingin
berwarna pink
d5 keracunan HcN berwarna merah cerah
•Beda Lebam Mayat dan Memar

Lebam mayat Memar


Lokasi bgn tbh dimana saja
terendah
Bengkak - +
Penekanaan awal hilang Tetap

Diiris keluar darah gumpalan


Sel radang - +
Rigor Mortis / Kaku Mayat
a. Relaksasi Primer – rangsangan elektris + +
b. Kaku mayat - rangsangan elektris –
Kekakuan timbul mulai:
kelopak mata
otot-otot rahang
otot-otot leher
otot-otot gerak atas
otot-otot dada
anggota gerak bawah
c. Kekakuan seluruh tubuh terjadi 6-7 jam.
*< 6 jam mudah dilawan
*> 7 jam sukar dilawan
*dipertahankan sampai 24 jam
d. Relaksasi sekunder
Faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Kaku Mayat

a. Suhu sekitar tinggi - cepat timbul dan cepat


hilang, suhu rendah – lama timbul dan lama
hilang
b. Aktifitas sebelum mati bila berlebihan maka
akan cepat timbul cepat hilang, mati
mendadak lambat timbul dan lambat hilang
c. Umur dan gizi – anak kurang gizi cepat
timbul dan cepat hilang
Manfaat Kaku Mayat di Bidang Forensik

• Membantu memperkirakan saat kematian


• Membantu menentukan cara kematian
Keadaan yang Menyerupai Kaku mayat

• Kejang Mayat
• Heat Stiffning
• Freezing
Perubahan pada kulit
A. elasitas kulit hilang
B. Lebam mayat normal (merah kebiruan )
C. Cutis Anserina
Perubahan mata
A. Reflek –reflek hilang
B. Kornea menjadi keruh tertutup oleh lendir –
lendir mata yg mengering dipercepat bila
kelopak mata terbuka.
C. Bentuk pupil bisa bulat, lonjong, ireguler
oleh karena otot iris yang relaksasi
Proses Pembusukan
1. Penyebab :
1. Enzim proteolitik
2. Mikroorganisme pembusuk
2. Tanda – tanda pembusukan yg terjadi :
• Awal : pada perut kanan bawah ada warna
kehijauan / biru
• Lanjut : - wajah dan bibir membengkak,
bola mata melotot
- kantung pelir dan bibir kemaluan
wanita membengkak
- perut buncit dengan gambaran
pembuluh darah seperti pohon
gundul
- lepuh-lepuh pada kulit
- keluar aroma pembusukan
- kuku dan rambut mudah dilepas
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi
pembusukan
A. faktor dari luar:
-mikroorganisme :steril  pembusukkan
lama
- suhu tubuh : rendah  pembusukkan
lama
- kelembaban ( tinggi,cepat)
-medium:1,2,8(udara, air,tanah)
b faktor dari dalam: -umur :anak dan orang tua(lambat)
-keadaan fisik:dehidrasi(lambat)
-sebab kematian infeksi dan luka –luka
cepat membusuk
-jenis kelamin:habis melahirkan (cepat
membusuk)
Bentuk-bentuk lain dari pembusukan
1.Mumifikasi dengan syarat:- suhu udara tinggi
- udara harus kering
- waktu 1-3 bulan
Ciri:
-tubuh jenazah kering mengkerut
-warna coklat muda sampai kehitaman
-kulit melekat erat
-susunan anatomi alat dalam tubuh tidak berubah
-tidak berbau
• Peran dalam bidang forensik:
-identifikasi korban lebih mudah
-tanda-tanda kekerasan mudah ditemukan
2 Saponifikasi:
Proses hydrolisa lemak menjadi asam lemak, dehidrogenisasi menjadi
asam lemak tak jenuh bereaksi dengan alkali menjadi sabun yang tak
larut
a syarat terjadinya:-tempat harus basah
(mengandung air)
-tempat harus
mengandung alkali
(Ca,K Nh4)
b Ciri:
- korban berwarna putih atau kekuningan
- perabaan licin seperti sabun
Bau tengik

c Peran dalam bidang forensik:


-identifikasi mudah
-tanda-tanda sebelum mati dapat dikenali
MEKANISME KEMATIAN
• Mekanisme kematian adalah gangguan atau kelainan
fisiologik dan atau biokimia yang bertanggung jawab
terhadap timbulnya kematian
• Mekanisme kematian:
– Mati lemas (asfiksia)
– Perdarahan
– Kerusakan organ vital
– Refleks vagal
– Emboli
– Dll
ASFIKSIA
• Suplai oksigen ke jaringan berkurang
• Asfiksia :
– Wajar (difteri, tumor laring, bronkial, dll)
– Tidak wajar (emboli, listrik, racun barbiturat)
Asfiksia bisa terjadi karena
• Strangulasi
– Penggantungan
– Cekikan
– Jeratan
• Stimulated suicidal hanging
• Sufokasi
– Pembekapan
– Tersedak
– Gagging (mulut disumbat dengan kain lalu diikat ke belakang)
• Tenggelam
• Asfiksia traumatik
Stadium asfiksia (versi I)
• Stadium inspirasi dispneu • Stadium apneu
– Sesak napas saat inspirasi – Kesadaran menurun
– TD dan nadi meningkat – Pupil melebar
– Cemas, gelisah, berat kepala, – Reflek cahaya negatif
takut, tinitus, vertigo – TD hampir tidak terukur
– sianosis – Nadi tidak teraba
• Stadium ekspirasi dispneu • Stadium akhir
– Sesak saat ekspirasi  kadar CO2
tinggi kejang
– pada saat relaksasi  relaksasi
spingter ani keluar kotoran
– Relaksasi spingter OUI  ada
sperma
Stadium asfiksia (versi II)
• Dispneu: ± 4 menit, nafas berat, cepat dan sukar, TD
dan nadi meningkat, tanda – tanda sianosis
• Konvulsi: ± 2 menit, klonik dulu baru tonik, lalu
opistotonik, kesadaran mulai menghilang, pupil
dilatasi, denyut jantung melambat, TD turun
• Apneu: ± 1 menit, nafas lemas, kesadaran menurun
sampai menghilang, relaksasi spingter
• Final: paralisis nafas lengkap, denyut jantung
beberapa saat masih ada, lalu hilang, dan meninggal
TANDA-TANDA MATI LEMAS
• Pemeriksaan luar :
- Kebiruan pada selaput lendir kelopak mata, mulut
- Bintik-bintik perdarahan pd selaput lendir mata dan mulut
• Pemeriksaan dalam :
- Alat-alat dalam dan pembuluh darah besar mengalami
pembengkakan berisi darah yang gelap dan encer
- Bintik-bintik perdarahan dipermukaan semua alat dalam
• Tanda-tanda kekerasan tergantung dari Modus Operandinya
CARA KEMATIAN
Macam kejadian yang menimbulkan
penyebab kematian

Wajar Tidak Wajar


(natural death) (unnatural death)

Bila kematian terjadi sebagai


akibat suatu penyakit Bila kematian terjadi sebagai
semata-mata akibat cedera atau luka, atau
pada seseorang yang semula
telah mengidap suatu penyakit
namun kematiannya dipercepat
oleh adanya cedera atau luka
PEMBUNUHAN BUNUH DIRI KECELAKAAN

LOKASI LUKA Sembarang Terpilih Terpapar

JUMLAH
Banyak Banyak Tunggal/banyak
LUKA

PAKAIAN Terkena Tidak terkena Terkena

LUKA
Ada Tidak ada Tidak ada
TANGKIS
LUKA
Tidak ada Ada Tidak ada
PERCOBAAN
CEDERA
Mungkin ada Tidak ada Mungkin ada
SEKUNDER
WAKTU KEMATIAN
LUKA ANTEMORTEM ATAU POSTMORTEM
• Luka  antemortem atau postmortem 
tanda-tanda intravital  jika ada, luka
antemortem; dan sebaliknya

• Tanda-tanda intravital :
1. Jaringan setempat masih hidup ketika
terjadi trauma
2. Organ dalam masih berfungsi saat terjadi
trauma
1. Jaringan setempat masih hidup ketika terjadi
trauma :
a. Retraksi jaringan
Serabut elastis bawah kulit terpotong 
mengkerut  menarik kulit atasnya. Jika luka
memotong serabut secara tegak lurus  bentuk
luka menganga, tetapi jika luka sejajar serabut
elastis  bentuk luka tidak begitu menganga

b. Retraksi vaskuler
Tergantung jenis trauma :
1. Trauma suhu panas  eritema, vesikel, bulla
2. Trauma benda keras dan tumpul  kontusio /
memar
c. Retraksi mikroorganisme (infeksi)
Terjadi aktivitas biokimawi :
 Kadar serotinin  : maksimal 10 menit
post-trauma
 Kadar histamin  : maksimal 20-30 menit
post-trauma
 Kadar enzyme  : beberapa jam post-
trauma  mekanisme pertahanan jaringan
2. Organ dalam masih berfungsi saat terjadi trauma
Jantung dan paru masih berfungsi saat terjadi trauma :
a. Perdarahan hebat (profuse bleeding)
 Perdarahan internal : darah tertampung di rongga
badan (rongga perut, panggul, dada, kepala dan
kantong perikardium)  dapat diukur saat otopsi
 Perdarahan eksternal : Darah yang tumpah di TKP 
disimpulkan jika saat otopsi ditemukan tanda-tanda
anemis (muka dan organ-organ dalam pucat), limpa
melisut, jantung dan nadi utama tidak berisi darah.
b. Emboli udara
 Emboli udara venosa (pulmoner) : lumen vena terpotong  tidak
kolap karena terfiksir dengan baik (vena jugularis eksterna /
subclavia)  tekanan jantung kanan negatif  udara masuk 
gelembung udara terkumpul di jantung kanan  menuju paru-paru
 fungsi terganggu
 Emboli udara arterial (sistemik) : kelanjutan dari emboli udara
venosa (penderita foramen ovale persisten), akibat tindakan
pneumotorak artifisial, luka-luka yang menembus paru-paru 
gelembung udara masuk pembuluh darah koroner atau otak 
kematian
c. Emboli lemak :
Trauma tumpul pada jaringan berlemak atau yang mengakibatkan
patah tulang panjang  jaringan lemak mencair  masuk dalam
pembuluh darah vena yang pecah  atrium kanan  ventrikel kanan
 paru-paru
d. Pneumotorak :
Luka tembus pada dinding dada / paru-paru luka  paru-paru tetap
berfungsi  luka berfungsi sebagai ventil  udara luar / udara paru-
paru masuk ke rongga pleura setiap inspirasi  semakin banyak 
menghalangi pengembangan paru-paru  kolaps
e. Emfisema kulit krepitasi :
Tulang iga patah  menusuk paru-paru  setiap
ekspirasi paru-paru masuk ke jaringan ikat di bawah
kulit  palpasi terasa krepitasi disekitar daerah
trauma. (Keadaan seperti ini tidak mungkin terjadi jika
trauma terjadi sesudah orang meninggal).
UMUR LUKA
•Beberapa cara yang digunakan untuk memperkirakan :
1.Pemeriksaan makroskopik
Umur luka lecet:
•Hari ke 1 – 3 : coklat kemerahan
•Hari ke 4 – 6 : pelan-pelan menjadi gelap dan lebih suram
•Hari ke 7 – 14 : pembentukan epidermis baru
•Beberapa minggu : penyembuhan lengkap
 Perbedaan luka lecet

Antemortem Postmortem
Coklat kemerahan Kekuningan
Terdapat sisa-sisa epitel Epidermis terpisah
sempurna dari dermis
Tanda intravital (+) Tanda intravital (-)
Sembarang tempat Pada daerah penojolan
tulang
Umur luka memar (contusion)
•Hari ke 1 : pembengkakan warna merah
kebiruan
•Hari ke 2 – 3 : warna biru kehitaman
•Hari ke 4 –6 : biru kehijauan–coklat
•> 1 minggu-4 minggu : menghilang / sembuh
• Perbedaan luka memar dan lebam
mayat
Luka Memar (antemortem) Lebam Mayat (postmortem)
Pembengkakan (+) Pembengkakan (-)
Tanda intravital (+) Tanda intravital (-)
Sembarang tempat Bagian tubuh terendah
Ditekan tidak menghilang Ditekan menghilang
Penampang sayatan nampak Penampang sayatan nampak
merah kehitaman bersih
Darah tidak mengalir keluar Darah mengalir keluar
2. Pemeriksaan mikroskopis
– Adanya reaksi leukosit  tanda histopatologis
paling dini dari proses inflamasi
3. Pemeriksaan histokemik
– Terdapat aktivitas ATP dan esterase (1 jam post
trauma), enzim aminopeptidase (2 jam post
trauma), fosfatase asam (4 jam), dan fosfatase basa
(8 jam)
4. Pemeriksaan biokemik
– Meningkatnya kadar serotonin (10 menit post
trauma) dan hisatamin (20-30 menit post trauma)
SEBAB KEMATIAN
• Penyakit atau cedera yang bertanggung jawab
terhadap timbulnya kematian

• Sebab kematian :
– Penyakit
– Trauma
• Trauma dapat dibedakan menjadi :
– Trauma mekanik
• Kekerasan tumpul
• Kekerasan tajam
• Senjata api
– Trauma fisika
• Suhu
• Listrik
• Petir
– Trauma kimia
• Asam kuat
• Basa kuat
Trauma mekanik
Luka akibat kekerasan tumpul

 Benda- benda yang dapat mengakibatkan


luka tersebut adalah benda yang memiliki
permukaan tumpul
 Luka dapat berupa memar (kontusio,
hematom), luka lecet (eksoriasi, abrasi),
dan luka terbuka/robek (vulnus laseratum)
• Suatu perdarahan dalam jaringan bawah kulit akibat pecahnya
kapiler dan vena
• Luka memar  letak,bentuk dan luas  dipengaruhi beberapa
faktor, seperti :
– Besarnya kekerasan
– Jenis benda penyebabnya
– Kondisi dan jenis jaringannya
– Usia, jenis kelamin, corak dan warna kulit
• Umur luka memar, dapat diperkirakan dari lukanya :
– Memar berwarna merah-ungu atau hitam : saat
timbul memar
– Memar berwarna hijau : 4-5 hari
– Memar berwarna kekuningan : 7-10 hari
– Menghilang : 14-15 hari
• Luka lecet  cedera pada epidermis yang bersentuhan dengan
benda yang memiliki permukaan kasar
• Klasifikasi :
– Luka lecet gores : akibat benda runcing 
menggeser epidermis  lapisan terangkat  dapat
menunjukkan arah kekerasan
– Luka lecet serut : variasi luka lecet gores yang
daerah persentuhannya dengan permukaan kulit
lebih lebar  arah kekerasan dapat dilihat dari
melihat letak tumpukkan epitel
– Luka lecet tekan : penjejakan benda tumpul pada
kulit
– Luka lecet geser : tekanan linier pada kulit disertai
gerakan bergeser
• Luka robek :
Luka terbuka akibat trauma benda tumpul  kulit terenggang ke satu
arah  bila batas elastisitas kulit terlampaui  robekan kulit

• Ciri-ciri :
– Bentuk luka umumnya tidak beraturan
– Tepi atau dinding tidak rata
– Terdapat jembatan jaringan antara kedua kulit tepi luka
– Bentuk dasar luka tidak beraturan
– Sering tampak luka lecet atau luka memar di sisi luka
– Lokalisasi luka biasanya di bagian tubuh yang tulangnya
terletak relative dangkal misalnya kepala, muka, tangan
dan tungkai
KEKERASAN TAJAM
• Luka iris (vulnus Scisum) :
– Panjang luka > dalam luka
– Benda yang mengenai arahnya kurang lebih
sejajar tubuh

• Luka tusuk (Vulnus Punctum) :


– Panjang luka < dalam luka
– Benda yang mengenai arahnya tegak lurus tubuh
FRAKTUR :
• Urutan penyebab fraktur yang paling sering :
– Akibat kekerasan tumpul
– Akibat kekerasan tajam
• Biasanya membentuk garis lurus
– Akibat senjata api
Akibat kekerasan tumpul
• Fraktur tulang tengkorak  bisa mengenai
basis cranii :
– Dapat terjadi counter coup
– Manisfestasi fraktur basis cranii  perdarahan
yang bisa keluar melalui hidung dan telinga
• Fraktur tulang costa & punggung :
– Bisa menusuk organ penting dalam rongga dada 
perdarahan hebat  kematian tak langsung
• Fraktur tulang leher :
– Dapat terjadi patah kartilago krikoid dan tiroid 
terganggu jalan napas
Patah tulang  melukai arteri dan vena  perdarahan

• Kehilangan 1/10 volume darah  tidak menyebabkan


gangguan yang bermakna.
• Kehilangan ¼ volume darah  pingsan meskipun dalam kondisi
berbaring.
• Kehilangan ½ volume darah dan mendadak  syok yang
berakhir pada kematian.
• Kecepatan perdarahan yang terjadi tergantung  ukuran dari
pembuluh darah yang terpotong dan jenis perlukaan yang
mengakibatkan terjadinya perdarahan.
• Pada arteri besar yang terpotong  perdarahan banyak yang
sulit dikontrol oleh tubuh sendiri.
SENJATA API
Luka tembak tempel
• Sekitar luka : klim jelaga yang disebelah luar terdapat klim
tatoase (bercak kehitaman)
Luka tembak sangat dekat (< 30 cm)
• Klim lecet, klem minyak, bagian luar terdapat klem jelaga dan
tatoase
Luka tembak jarak dekat (± 1 meter)
• Klim jelaga tidak ada/minimal, klim minyak ada
Luka tembak jarak jauh (> 1 meter)
• Tidak ada klim minyak, hanya terlihat lubang saja
TRAUMA FISIKA
FISIKA
• Luka yang terjadi akibat proses alam sekitar
• Disebabkan oleh :
– Suhu
– Listrik
– Petir
Suhu
Suhu tinggi/panas Suhu rendah/dingin
4 kategori kerusakan akibat 4 kategori akibat suhu dingin :
suhu tinggi :
• Ringan  kelainan berupa
• Ringan  kelainan berupa hiperemi
eritem
• Sedang  ada edema dan
• Sedang  ada vesikel dan vesikel
bulla
• Cukup  ada nekrosis
• Cukup  ada nekrosis jaringan
koagulatif
• Berat  ada pembekuan
• Berat  kerusakan dengan kerusakan jaringan
berwujud karbonisasi
LISTRIK
Akibat sengatan listrik AC
• CIRI-CIRI :
– Tempat masuknya arus listrik pada tubuh
• Hangus sesuai bentuk dan kontak arus listrik
• Diluar sekitar daerah hangus berwarna pucat yang
menonjol
• Diluar daerah pucat dikelilingi hiperemi
– Tempat keluarnya arus listrik
• Tidak khas
• Kadang berwujud luka robet atau luka kecil
PETIR
Akibat loncatan arus listrik DC
• CIRI-CIRI :
– Metalisasi  partikel logam nempel di kulit
– Magnetisasi benda metal yang berubah jadi
magnet
– Aboresent mak  gambaran pelebaran vasa
(kayak cabang-cabang pohon)
– Pakaian terbakar atau robek akibat panas dan
ledakan
TRAUMA KIMIA
Asam Kuat
• Bentuk kelainan berupa koagulasi protein
• Ciri-ciri :
– Luka tampak kering dan keriput
– Diraba terasa keras
– Berwarna kehitaman
Basa kuat
• Bentuk kelainan berupa reaksi saponifikasi
lemak
• Ciri-ciri :
– Luka tampak basa dan mengkilat
– Diraba terasa licin
– Berwarna pucat

You might also like