You are on page 1of 45

Laporan Jaga

Moderator :
dr. Meita Hendrianingtyas, Sp.PK

Residen jaga:
dr. Ursula
dr. Ivan
IDENTITAS PASIEN
• Nama : Tapsir
• Umur : 62 tahun
• No. RM : C 543621
• Ruang : IGD Label Merah
• Diagnosa : Penurunan kesadaran, Observasi
dsypneu susp. Pneumonia
• Pasien datang ke IGD RSUP DR. KARIADI
rujukan dari RS. Panti Wilasa
Sampel

• Identitas sesuai,
• Bekuan (-)
• Lisis (-), Ikterik (+)
• Volume Cukup (2 cc)
QC Glukosa menggunakan Dimension
QC Glukosa menggunakan TMS 50i
HASIL LABORATORIUM
PEMERIKSAAN HEMATOLOGI

Hematologi Tanggal Tanggal Nilai Rujukan Satuan


1/1/2019(00.44) 1/1/2019(09.08)
RS PANTI WILASA RSUP DR. KARIADI
Hemoglobin 13.3 12.6 13.00-16.00 g/dL

Hematokrit 40 39.5 40-54 %

Eritrosit 5.1 4.81 4.0-5.9 10^6/uL

MCH 26 26.2 27.00-32.00 pg

MCV 78 82.1 76-96 fL

MCHC 33 31.9 29.00-36.00 g/dL

Leukosit 17.8 20.6 3.8-10.6 10^3/uL

Trombosit 160 173 150-400 10^3/uL

RDW - 14.8 11.60-14.80 %

MPV - 11.9 4.00-11.00 fL


PEMERIKSAAN KIMIA

Kimia 1/1/19 1/1/19 1/1/19 1/1/19 Nilai Satuan


Klinik (00.44) (07.21) (07.49) (08.30) Rujukan
Rs. Panti Wilasa RSUP RSUP IGD
(RXL) TMS 50i GDS
STIK
GDS 99 29 19 66 70-100 mg/dL

SGOT - 114 - - 15-37 U/L


SGPT - 65 - - 30-65 U/L
CKMB - 43 - - <24 U/L

Ureum - 49 - - 15-39 mg/dL


Kreatinin - 1.87 - - 0.6-1.0 mg/dL
Troponin T 83 - - -
Elektrolit

1/1/19 1/1/19 Nilai


(07.21) (07.49)
Rujukan
RSUP RSUP
(RXL) (TMS 50i)
Natrium 136 - 136-145 mmol/L

Kalium 3.4 - 3.5-5.1 mmol/L

Chlorida 94 - 98-107 mmol/L


Pemeriksaan Koagulasi
APTT PPT
51.9 13.0
Kontrol : 32.3 Kontrol : 10.3
Keadaan Pasien saat di IGD
RSUP DR. Kariadi
• Pasien ketika datang di IGD RSUP DR. Kariadi
mengalami penurunan kesadaran dengan GCS
<9 dan masuk ke ruang berlabel Merah
• Saat di IGD RSUP DR. Kariadi pasien belum
mendapatkan bolus dekstrose
PERMASALAHAN
• Ketidaksesuaian antara hasil GDS stick dengan hasil GDS alat
• Curiga ada glikolisis karena ada jeda waktu pengambilan dan
pengiriman sampel ke laboratorium
Trouble shooting
• Mengeluarkan hasil dengan catatan
• Saran ke ruangan : evaluasi hasil lab pasien
TERIMA KASIH
DIMENSSION
• Hemoglobin pada 1000 mg / dL menurunkan
hasil glukosa pada 50mg / dL sebesar 11%
• Bilirubin (tidak terkonjugasi) pada 60mg / dL
meningkatkan hasil glukosa pada 50 mg / dL
sebesar 13%
• Lipemia pada 200mg / dL meningkatkan hasil
glukosa pada 50 mg / dL sebesar 10%
TMS
Spesifisitas
• Tidak ada gangguan yang diamati oleh asam
askorbat hingga 15mg / dL, bilirubin hingga
40mg / dL, hemoglobin hingga 200mg / dL dan
lipemia hingga 2.000 mg / dL trigliserida
Sensitivity
• Batas deteksi yang lebih rendah adalah 1mg /
dL
Prinsip Pemeriksaan
Spektrofotometer
FOTOMETER
 Metoda untuk mengukur intensitas atau
kekuatan cahaya  untuk menentukan kadar
suatu bahan didalam cairan tubuh seperti :
serum / urine
 Beberapa macam Fotometer :
• Absorbtion Photometer
• Flame Photometer
• Fluorometer
• Nephelometer
• Atomic Absorbtion Spectrophotometer
Transmisi cahaya
SINAR yang mengenai BENDA
 Diteruskan (Penembusan)
 Absorbsi (Serapan)
 Scattering (Perpencaran)
Komponen dasar dari Fotometer

1. Sumber Cahaya
2. Monochromator
3. Cuvet
4. Detektor Sinar
5. Alat Ukur dan
Skala
SPEKTROFOTOMETER
• Single beam spektrophotometer
Double beam in space spectrophotometer
Double beam in time spectrophotometer
Fenomena Absorbsi :

 Terjadi sebagian besar pada sinar tampak dan ultra


violet
 Partikel sinar (Photon) terjadi perubahan energi molekul
ketingkat lebih tinggi
 Setiap macam molekul mempunyai pola tertentu dalam
menyerap energi sinar
 Energi sinar ditentukan oleh frekuensinya → maka
macam molekul tertentu hanya berinteraksi maksimal
terhadap sinar dengan panjang gelombang tertentu.
 Spektrum Serapan :
Pola serapan dari suatu molekul untuk rentang
panjang gelombang tertentu dari sinar
Sumber cahaya Sinar Polikromatik
(Exciter Lamp)

Monochromator Sinar Monokromatik, panjang gelombang


dipilih yang setara

Cuvet Serapan yang terjadi maksimal,


sebagian kecil diteruskan

Detektor Sinar diubah menjadi signal listrik

Galvanometer Simpangan jarum menunjukkan :


a. sinar monochromatic yg diserap
(Absorbance )
b. sinar monochromatic diteruskan
(transmittance )
Sumber Sinar
a. Lampu Tungsten (Wolfram)
 Continons Wave length
→ mulai dari UV → IR
 Intensitas Pancaran > kearah IR

b. Lampu Hidrogen dan Denterium


 Panjang gelombang tak terputus ( ‫ ג‬200 –
373 nm )
 Menguntungkan pada pemeriksaan di daerah
UV
c. Lampu Mercuri dan Xenon
• Panjang gelombang yang terputus-putus.
• Panjang gelombang tertentu yg
dipancarkan dapat terpisah sempurna.
→ mudah mendapatkan sinar
monokromatik dengan berkas yang
sempit
• Kerugiannya : tidak semua panjang
gelombang ada
MONOCHROMATOR
Mutu ditentukan oleh kemampuannya
menghasilkan sinar monokromatik
dengan berkas ( Bandpass, Bandwidth)
yang sempit.
BANDPASS / BANDWIDTH
Adalah rentang ‫ ג‬sinar monokromatik
antara 2 panjang gelombang yang
mengapit panjang gelombang nominal,
dimana T adalah ½ dari T puncak

TRANSMITTANCE PUNCAK
Adalah Transmittance pada panjang
gelombang nominal, yaitu panjang
gelombang yang dipilih.
2 macam Monokromator :

1. Filter

→ Filterfotometer

2. Spektroskop

→ Spektrofotometer
1. FILTER : cara kerja dengan menyerap sinar-sinar yg tidak dipilih
a. Satu lapis gelas warna Bandwidth : > 50nm.
gelaktin berwarna T : 5 – 20 %

dua lapis → cut off filter


b. Interference filter :
 Lempeng transparan dijepit 2 lapisan perak semi transparan .
Tebal lempeng ½ ‫ ג‬sinar yang diteruskan
 Bila ‫ ג‬sinar 2x lempeng → sinar saling menguatkan
 Sinar dengan ‫ ג‬yang tak sesuai akan saling memusnahkan
 Bandwidth = 10 – 17 nm
T = 40 – 60 %
c. Multilayer Interference Filter :
o Lapisan ganda
o Bandpass = 5 – 10 nm
T = 60 – 95 %
SPEKTROSKOP
 Alat untuk menguraikan sinar polikromatik (sinar
putih) menjadi komponen-komponen panjang
gelombang.
 Komponen sinar yang telah terurai → celah (exit
slit) → meneruskan sinar dengan panjang
gelombang tertentu yang dipilih
 Peran alat pengurai dan lebar celah →
menentukan bandwidth sinar yang dihasilkan
 Dapat dibuat dari prisma atau kisi-kisi (Diffraction
Gratting)
 Bandpass < 1 nm
DETEKTOR SINAR
 Merubah sinar menjadi sinyal listrik
 Photovoltaic cell :
 Paling sederhana
 Logam dilapisi semi konduktor selentum
 Arus listrik ← ← sinar detektor
 Photoconductive :
sinar → → berubah konduktivitasnya
detektor
arus listrik sinyal listrik

 Photo multiplier :
– Paling peka
– Mampu deteksi sinar dengan energi lemah dari monochromator yang
menghasilkan Bandpass sempit
– Mudah dipengaruhi sinar lain ( Stray Light )
ABSORBANCE
• Adalah jumlah sinar yang diserap oleh larutan yang
mengandung molekul bahan yang diperiksa

• Absorbance 0 = untuk bahan yang tidak menyerap sinar


contoh : Udara / Aquadest

• Absorbance ∾ ( tak terhingga )


= untuk bahan yang menyerap seluruh sinar
atau bahan tidak tembus sinar, misal benda
padat.

• Tidak mempunyai satuan


Pemantapan Kualitas Fotometer
Gangguan-gangguan pada Fotometer :

 Lampu yang sudah tua → Intensitas sinar 



sensitivitas fotometer 

Terjadi “trend” pada presisi

 Kesalahan pemilihan panjang gelombang



terjadi penyimpangan pd absorbsi yang diukur (copy buku fotometri hal. 15)

 Penyimpangan Linearitas
Penyebab :
a. Efek kimia fisik ( dissosiasi, dimerisasi ) dari larutan yang diukur
b. Kualitas filter / monokromator yang buruk (tebal pita yang lebar)

Daerah penyimpangan Linearitas :


Terutama pada absorbsi daerah konsentrasi tinggi

Peningkatan dari absorbsi tidak lagi linear / sebanding dengan konsentrasi
MODIFIKASI

Alat penguat sinar listrik (Amplifier )

Alat pencatat ( Recorder )

Alat hitung dan penyimpan hasil

( Processor dan Computer )


Dual Wavelength Photometer
2 monokromator
2 panjang gelombang

Untuk mengatasi 2 zat dengan spektrum


serapan yang sama

Hasil = selisih Absorbance

You might also like