Professional Documents
Culture Documents
Neonatal Sepsis Sepsis yang terjadi pada bayi baru lahir (biasanya 4
minggu setelah kelahiran)
Sepsis Abortion Aborsi yang disebabkan oleh infeksi dengan sepsis pada
ibu
Di USA, sepsis adalah penyakit penyebab kematian kedua dalam pasien
serangan jantung di ICU, dan masuk dalam 10 besar yang menyebabkan
kematian dari keseluruhan penyakit berdasarkan data dari Centers for
Disease Control and Prevention
penyebab kematian utama pasien ICU secara umum, dengan rata-rata
kematian 20% untuk sepsis, 40% untuk sepsis berat, dan >60% untuk syok
sepsis.
Angka sepsis neonatorum meningkat secara bermakna pada bayi yang berat
badan lahir rendah dan bila ada faktor resiko ibu (obstetrik) atau tanda-
tanda korioamnionitis, seperti ketuban pecah lama (> 18 jam), demam
intrapartum ibu (> 37,5oC), leukositosis ibu (>18.000), pelunakan uterus dan
takikardia janin (>180 kali/menit).
ETIOLOGI
Mayoritas kasus sepsis disebabkan oleh infeksi bakteri, beberapa
disebabkan oleh infeksi jamur, dan sangat jarang disebabkan oleh
penyebab lain (virus dan protozoa)
Menarik sitokin
Menetapkan pathogen
Eliminasi sumber infeksi
Macam-macamnya :
a.Oksigenasi untuk mengatasi hipoksia
dengan upaya meningkatkan saturasi oksigen
darah, meningkatkan transpor oksigen dan
memperbaiki utilisasi oksigen di jaringan.
b. Terapi cairan
Hipovolemia dapat terjadi karena penurunan
venous return, dehidrasi, pendarahan dan
kebocoran plasma mengganggu transpor
oksigen dan nutrisi dan dapat mengakibatkan syok.
Hipovolemia diatasi dengan pemberian cairan baik
kristaloid (NaCl 0,9% atau RL) maupun koloid.
Albumin merupakan protein plasma yang
berfungsi sebagai koloid.
Transfusi PRC diperlukan pada pendarahan aktif
hingga Hb 10 g/dl dengan mempertimbangkan
kondisi klinis pasien.
c. Vasopressor /inotropik
Diberikan setelah hipovolemik teratasi namun
masih terjadi hipotensi.
Hipotensi tersebut timbul karena vasodilatasi atau
disfungsi miokard.
Pilihan vasopresor: dopamin mulai 8 mcg/kg/
menit, norepinefrin 0,03-1,5 mcg/kg/ menit.
Pilihan inotropik : dobutamin 2-28 mcg/kg/
menit, dopamin 3-8 mcg/kg/ menit, epinefrin 0,1-
0,5 mcg/kg/ menit atau fosfodiesterase inhibitor
(amrinon & milrinon).
d. Bikarbonat
Mengoreksi asidemia pada sepsis.
Dapat diberikan PH < 7,2 atau serum bikarbonat < 9
meq/L.
Disertai upaya memperbaiki hemodinamik
e. Nutrisi
Kebutuhan kecukupan nutrisi berupa kalori, protein
(asam amino ), asam lemak, cairan vitamin dan
mineral perlu diberikan sedini mungkin.
Diutamakan pemberian enteral, bila perlu
parenteral.
Perlu pengendalian kadar gula darah.
f. Hyperglycemia dan Terapi Insulin
Intensif
Insulin berfungsi sebagi anti inflammatory, anti
koagulan, dan antiapoptotik.
g. Disfungsi ginjal
Terjadi secara akut pada pasien sepsis dan Syok
Septik
Diberikan vasopresor bila diperlukan (Dopamin
dosis renal 1-3 mcg/kg/ menit)
Pada oliguria pemberian cairan dipantau ketat.
Terapi Adjuvan
a. Gangguan koagulasi
• Proses inflamasi menyebabkan gangguan koagulasi dan DIC
berupa konsumsi faktor pembekuan dan pembentukan
mikrotrombus di sirkulasi. Pada sepsis berat atau syok septik
terjadi penurunan aktivitas anti koagulan dan supresi
fibrinolisis kegagalan organ.
• Terapi anti koagulan : heparinisasi, antitrombin, dan subtitusi
faktor pembekuan.
• ACTIVATED PROTEIN C
Setelah pemberian ventilasi mekanik pelindung paru-paru,
dan terapi antibiotik
Meningkatkan protein C dan menurunkan nilai trombin
generat ion (misalnya,d-Dimer, pada koagulasi
intravascular.
Disetujui untuk kondisi sepsis berat dan peningkatan risiko
kematian
b. Kortikosteroid
Hanya diberikan dengan indikasi insufisiensi
adrenal.
Hidrokortison 50 mg bolus IV 4x sehari selama 7
hari pada pasien syok septik terbukti menurunkan
mortalitas dibanding kontrol.