• Gizi buruk merupakan salah satu klasifikasi status gizi berdasarkan pengukuran antropometri. Sedangkan pengertian status gizi adalah suatu keadaan tubuh yang diakibatkan oleh keseimbangan asupan zat gizi dengan kebutuhan. Keseimbangan tersebut dapat dilihat dari variabel-variabel pertumbuhan, yaitu berat badan, tinggi badan/ panjang badan, lingkar kepala, lingkar lengan dan panjang tungkai.( Gibson 2005) • Menurut Depkes RI (2008), gizi buruk adalah suatu keadaaan kurang gizi tingkat berat pada anak berdasarkan indeks berat badan menurut tinggi badan (BB/TB) Etiologi Agen ( Makanan tidak seimbang ,Penyakit,Pola pengasuhan anak yang tidak memadai,Pelayanan kesehatan dasar yang tidak memadai)
Host (BB lahir,Status
Environment (Sanitasi air Imunisasi,Status ASI bersih,kebersihan Eksklusif,pendidikan & lingkungan,household food pekerjaan ibu,jumlah anak insecurity) dalam keluarga Secara umum anak tampak sembab, letargik, cengeng, dan mudah terangsang. Pada tahap lanjut anak menjadi apatik, sopor atau koma.
Gejala terpenting adalah pertumbuhan yang terhambat,
berat dan tinggi badan lebih rendah dibandingkan dengan BB baku. Penurunana BB ini tidak mencolok atau mungkin tersamar bila dijumpai edema anasarka. Sebagian besar kasus menunjukkan adanya edema, baik derajat ringan maupun berat. Edema ini muncul dini, pertama kali terjadi pada alat dalam, kemudian muka, lengan, tungkai, rongga tubuh, dan pada stadium lanjut mungkin edema anasarka. Manifestasi Klinis
Jaringan otot mengecil dengan tonusnya yang menurun,
jaringan subkutan tipis dan lembek.
Kelainan gastrointestinal yang mencolok adalah
anoreksia dan diare. Diare terdapat pada sebagian besar penderita, yang selain infeksipenyebabnya mungkin karena gangguan fungsi hati, pankreas, atau usus (atrofi). Intoleransi laktosa juga bisa terjadi. Rambut berwarna pirang, berstruktur kasar dan kaku, serta mudah dicabut. Pada taho lanjut, terlihat lebih kusam, jarang, kering, halus, dan berwarna pucat atau putih, juga dikenal signo de bandero. • Badan nampak sangat kurus; • Wajah seperti orang tua; • Cengeng dan atau rewel; • Kulit tampak keriput, jaringan lemak subkutis sedikit sampai tidak ada Marasmus (pada daerah pantat tampak seperti memakai celana longgar/ ”baggy pants”) • Perut cekung; • Iga gambang; • Sering disertai penyakit infeksi (umumnya kronis) dan diare
• Edema, umumnya seluruh tubuh, terutama pada punggung kaki;
• Wajah membulat (moon face) dan sembab; • Pandangan mata sayu; • Rambut tipis, kemerahan seperti warna rambut jagung, mudah dicabut tanpa rasa sakit dan mudah rontok; • Perubahan status mental, apatis, dan rewel; Kwashiorkor • Pembesaran hati; • Otot mengecil (hipotrofi), lebih nyata bila diperiksa pada posisi berdiri atau duduk; • Kelainan kulit berupa bercak merah muda yang meluas dan berubah warna menjadi coklat kehitaman dan terkelupas (crazy pavement dermatosis); Pengertian Anemia Aggita Cahyani (1610711027) • Anemia adalah suatu kondisi dimana terjadi penurunan kadar hemoglobin (Hb) atau sel darah merah (eritrosit) sehingga menyebabkan penurunan kapasitas sel darah merah dalam membawa oksigen (Badan POM, 2011). • Anemia adalah gejala dari kondisi yang mendasari, seperti kehilangan komponen darah, elemen tidak adekuat atau kurang nutrisi yang dibutuhkan untuk pembentukan sel darah, yang mengakibatkan penurunan kapasitas pengangkut oksigen darah dan ada banyak tipe anemia dengan beragam penyebabnya (Marilyn E, Doenges, Jakarta, 2002). • Anemia adalah keadaan dimana jumlah sel darah merah atau konsentrasi hemoglobin turun dibawah normal (Wong, 2003). Etiologi 1. Hemolisis (eritrosit mudah pecah) 2. Perdarahan 3. Penekanan sumsum tulang (misalnya oleh kanker) 4. Defisiensi nutrient (nutrisional anemia), meliputi defisiensi besi, folic acid, piridoksin, vitamin C dan copper Menurut Badan POM (2011), Penyebab anemia yaitu: 1. Kurang mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi, vitamin B12, asam folat, vitamin C, dan unsur-unsur yang diperlukan untuk pembentukan sel darah merah. 2. Darah menstruasi yang berlebihan. 3. Kehamilan. 4. Penyakit tertentu. 5. Obat-obatan tertentu. 6. Operasi pengambilan sebagian atau seluruh lambung (gastrektomi). 7. Penyakit radang kronis seperti lupus, arthritis rematik, penyakit ginjal, masalah pada kelenjar tiroid, beberapa jenis kanker dan penyakit lainnya dapat menyebabkan anemia karena mempengaruhi proses pembentukan sel darah merah. 8. Pada anak-anak, anemia dapat terjadi karena infeksi cacing tambang, malaria, atau disentri yang menyebabkan kekurangan darah yang parah. Manifestasi Klinis 1. Lemah, letih, lesu dan lelah 2. Sering mengeluh pusing dan mata berkunang-kunang 3. Gejala lanjut berupa kelopak mata, bibir, lidah, kulit dan telapak tangan menjadi pucat. Pucat oleh karena kekurangan volume darah dan Hb, vasokontriksi 4. Takikardi dan bising jantung (peningkatan kecepatan aliran darah) Angina (sakit dada) 5. Dispnea, nafas pendek, cepat capek saat aktifitas (pengiriman O2 berkurang) 6. Sakit kepala, kelemahan, tinitus (telinga berdengung) menggambarkan berkurangnya oksigenasi pada SSP 7. Anemia berat gangguan GI dan CHF (anoreksia, nausea, konstipasi atau diare)