You are on page 1of 17

ASKEP SISTIM ENDOKRIN DENGAN

HIPOTIROIDISME

KELOMPOK II
ARIKSAN
WIDODO
M A H D A N I R A S YA D
WINDA
BAGUS
MELISA
SRI
AKBAR
JEFRIN
DEFINISI

Sistem endokrin adalah sistem kontrol kelenjar tanpa saluran (ductless) yang
menghasilkan hormon yang tersirkulasi di tubuh melalui aliran darah untuk
mempengaruhi organ-organ lain (Alvyanto, 2010).
Hormon yang di hasilkan oleh kelenjar endokrin:
Kelenjar Hipofisis (Ptuitary)
Kelenjar Tiroid (Kelenjar Gondok)
Kelenjar Langerhans (Pancreas)
Kelenjar Paratiroid
Kelenjar Anak Ginjal ( Kelenjar Adrenal, Suprarenalis)
Kelenjar Kelamin
Kelenjar Timus
Kelenjar Pinealis
Kelenjar tiroid ialah organ endokrin yang terletak dileher manusia,
fungsinya ialah mengeluarkan hormon tiroid. Antara lain Hormon yang terpenting
ialah Thyroxine (T4) dan Triodothyronine (T3). Hormon-hormon ini mengawal
metabolisme (pengeluaran tenaga) manusia.
HIPOTIROIDISME
Hipotiroidisme adalah satu keadaan penyakit disebabkan oleh
kurang penghasilan hormon tiroid oleh kelenjar tiroid. Hipotiroid yang
sangat berat disebut miksedema.

Secara klinis dikenal 3 hipotiroidisme, yaitu :


Hipotiroidisme sentral, karena kerusakan hipofisis atau hypothalamus
Hipotiroidisme primer apabila yang rusak kelenjar tiroid
Karena sebab lain, seperti farmakologis, defisiensi yodium, kelebihan
yodium, dan resistensi perifer.
Yang paling banyak ditemukan adalah hipotiroidisme primer. Oleh
karena itu, umumnya diagnosis ditegakkan berdasar atas TSH meningkat
dan T4 turun. Manifestasi klinis hipotiroidisme tidak tergantung pada
sebabnya.
PENYEBAB
Namun, pada Buku Ilmu Kesehatan, hipotiroidisme terbagi atas 2 berdasarkan
penyebabnya, yaitu:
a. Bawaan
Agenesis atau disgenesis kelenjar tiroidea.
Kelainan hormogonesis
Kelainan bawaan enzim (inborn error)
Defisiensi yodium (kretinisme endemik)
Pemakaian obat-obat anti tiroid oleh ibu hamil (maternal)

b. Didapat
Biasanya disebut hipotiroidisme juvenilis. Pada keadaan ini terjadi atrofi kelenjar
yang sebelumnya normal. Panyebabnya adalah
Idiopatik (autoimunisasi)
Tiroidektomi
Tiroiditis (Hashimoto, dan lain-lain)
Pemakaian obat anti-tiroid
Kelainan hipofisis.
Defisiensi spesifik TSH
ETIOLOGI
Hipotiroidisme dapat terjadi akibat malfungsi kelenjar tiroid, hipofisis, atau hipotalamus.
Apabila disebabkan oleh malfungsi kelenjar tiroid, maka kadar HT yang rendah akan disertai oleh
peningkatan kadar TSH dan TRH karena tidak adanya umpan balik negative oleh HT pada hipofisis anterior
dan hipotalamus. Apabila hipotiroidism terjadi akibat malfungsi hipofisis, maka kadar HT yang rendah
disebabkan oleh rendahnya kadar TSH. TRH dari hipotalamus tinggi karena. tidak adanya umpan balik
negatif baik dari TSH maupun HT. Hipotiroidism yang disebabkan oleh malfungsi hipotalamus akan
menyebabkan rendahnya kadar HT, TSH, dan TRH.
Penyebab kedua tersering adalah pengobatan terhadap hipertiroidisme. Baik yodium radioaktif maupun
pembedahan cenderung menyebabkan hipotiroidisme.
Gondok endemik adalah hipotiroidisme akibat defisiensi iodium dalam makanan. Gondok adalah
pembesaran kelenjar tiroid. Pada defisiensi iodiurn terjadi gondok karena sel-sel tiroid menjadi aktif
berlebihan dan hipertrofik dalarn usaha untuk menyerap sernua iodium yang tersisa dalam. darah.
Kadar HT yang rendah akan disertai kadar TSH dan TRH yang tinggi karena minimnya umpan
balik.Kekurangan yodium jangka panjang dalam makanan, menyebabkan pembesaran kelenjar tiroid
yang kurang aktif (hipotiroidisme goitrosa.
Kekurangan yodium jangka panjang merupakan penyebab tersering dari hipotiroidisme di negara
terbelakang.
Karsinoma tiroid dapat, tetapi tidak selalu, menyebabkan hipotiroidisme. Namun, terapi untuk kanker yang
jarang dijumpai ini antara lain adalah tiroidektomi, pemberian obat penekan TSH, atau terapi iodium
radioaktif untuk mengbancurkan jaringan tiroid. Semua pengobatan ini dapat menyebabkan
hipotiroidisme. Pajanan ke radiasi, terutama masa anak-anak, adalah penyebab kanker tiroid.
Defisiensi iodium juga dapatmeningkatkan risiko pembentukan kanker tiroid karena hal tersebut
merangsang proliferasi dan hiperplasia sel tiroid.
PATOFISIOLOGI
Hipotiroidisme dapat mencerminkan malfungsi hipotalamus, hipofisis,
atau kelenjar tiroid yang semuanya merupakan bagian dalam mekanisme umpan
balik negative yang sama. Akan tetapi, gangguan pada hipotalamus dan hipofisis
jarang menyebabkan hipotiroidisme. Hipotiroidisme primer, yang merupakan
gangguan kelenjar tiroid itu sendiri paling sering ditemukan.
Tiroiditis autoimun kronis, juga disebut tiroiditis limfositik kronis, terjadi
ketika autoantibodi menghancurkan jaringan kelenjar tiroid. Tiroiditis autoimun
kronis yang disertai penyakit gondok (goiter) dinamakan tiroiditis Hashimoto.
Penyebab proses autoimun ini tidak diketahui kendati hereditas memainkan
peranan dan subtype antigen leukosit manusia yang spesifik dikaitkan dengan
resiko yang lebih besar.
Di luar kelenjar tiroid, antibody dapat mengurangi efek hormone tiroid
melalui dua cara. Pertama, antibody dapat menyekat reseptor TSH (Thyroid-
Stimulating Hormone) dan mencegah produksi TSH. Kedua, antibody antitiroid yang
sitotoksik dapat menyerang sel-sel tiroid.
Tiroiditis sub akut, tiroiditis tanpa rasa nyeri, dan tiroiditis pascapartum
merupakan keadaan yang sembuh sendiri dan biasanya akan diikuti episode
hipertiroidisme. Hipotiroidisme subklinis yang tidak diobati pada dewasa
kemungkinan akan menjadi nyata dengan insiden sebesar 5% hingga 20% per
tahun.
Tiroiditis limfosis kronis Proses penuaan Terapi codium Tyroidektomi Obat - obat antitiroid
radioaktif
Antibodi autoimun beredar Penurunan fungsi Pengangkatan Menekan kerja
dalam sirkulasi darah fisiologis tubuh Ablasi kelenjar tiroid kelenjar tyroid kelenjar tyroid

Antibodi menyerang
Atropi kelenjar tiroid Atropi kelenjar tyroid Produksi hormon
antigenya
sendiri tyroid menurun
Jumlah sel kelenjar
T3 dan T4 tiroid menurun
dihancurkan
Produksi hormon
Destruksi kelenjar tiroid tiroid menurun

HIPOTIROIDISME

Defisiensi yodium Kadar kolesterol Kadar tiroksin Sekresi GH


Penumpukan Tiroksin dan
meningkat menurun menurun
mukopolisakardia triyodotironin
Menghambat
sintesis tiroksin Akumulasi Pengendapan di Defesiensi GH
Serum menurun Hipofise anterior
mukopolisakarida pembuluh darah terangsang
Penurunan dalam jaringan Dwarfisme/ kerdil
kadar tiroksin subkutan meningkat BMR menurun
Terjadi pengapuran Mengganggu
pembuluh darah termoregulasi
Peningkatan Miksedema Suplai energi yang ada MK:
pelepasan TSH Aterosklerosis berkurang dihipotalamus - Perubahan
MK: pertumbuhan
Pembesaran Cepat lelah, Toleransi terhadap
Gangguan dan perkembangan
kelenjar tiroid MK: letih dingin menurun
integritas kulit - Gangguan harga diri
- Gangguan
Kompresi mekanik, perfusi jaringan Kedinginan, menggigil
gejala - gejala obstruksi Sekresi H.
MK: Gonadotrapim
- Intoleransi menurun
aktivitas MK:
MK: Penyakit jantung koroner - Keletihan - Perubahan suhu tubuh Hipogonadisme
Gangguan rasa
nyaman Nyeri
MK: Penurunan libido,
Penurunan curah jantung menorhagia,amenore
MK:
- Perubahan pola seksual
MANIFESTASI KLINIS

Manifestasi klinis hipotiroidisme bentuk dewasa dan


bentuk juvenilis antara lain;
1.Suara parau, tidak tahan dingin dan keringat berkurang
2.Kulit dingin dan kering.
3.Wajah membengkak dan gerakan lamban.
4.Aktivitas motorik dan intelektual lambat.
5. Relaksasi lambat dari reflek tendon dalam, perempuan yang
menderita hipotiroidisme sering mengeluh hiperminore.
PENATALAKSANAAN
Pengobatan hipotiroidisme antara lain dengan pemberian tiroksin, biasanya
dimulai dalam dosis rendah (50 µg/hari), khususnya pada pasien yang lebih tua atau
pada pasien dengan miksedema berat, dan setelah beberapa hari atau minggu sedikit
demi sedikit ditingkatkan sampai akhirnya mencapai dosis pemeliharaan maksimal
150 µg/hari. Pada dewasa muda, dosis pemeliharaan maksimal dapat dimulai
secepatnya. Pengukuran kadar TSH pada pasien hipotiroidisme primer dapat
digunakan untuk menentukan manfaat terapi pengganti. Kadar ini harus
dipertahankan dalam kisaran normal. Pengobatan yang adekuat pada pasien dengan
hipotiroidisme sekunder sebaiknya ditentukan dengan mengikuti kadar tiroksin bebas.
Hipotiroidisme di obati dengan menggantikan kekurangan hormon tiroid, yaitu
dengan memberikan sediaan per-oral (lewat mulut). Yang banyak disukai adalah
hormone tiroid buatan T4. Bentuk yanglain adalah tiroid yang dikeringkan (diperoleh
dari kelenjar tiroid hewan).
Pengobatan pada penderita usia lanjut dimulai dengan hormon tiroid dosis
rendah, karena dosis yang terlalu tinggi bisa menyebabkan efek samping yang serius.
Dosisnya diturunkan secara bertahap sampai kadar TSH kembali normal. Obat ini
biasanya terus diminum sepanjang hidup penderita.
Pengobatan selalu mencakup pemberian tiroksin sintetik sebagai pengganti
hormone tiroid. Apabila penyebab hipotiroidism berkaitan dengan tumor susunan
saraf pusat, maka dapat diberikan kemoterapi, radiasi, atau pembedahan
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA GANGGUAN SYSTEM ENDOKRIN HIPOTIROIDISME
1. Anamnesis
Identitas klien
Meliputi nama, umur (kebanyakan terjadi pada usia tua), jenis kelamin, pendidikan, alamat, pekerjaan, agama,
suku bangsa, tanggal dan jam MRS, nomor register, dan diagnosis medis.
Riwayat Kesehatan
a. Keluhan utama klien
Mencakup gangguan pada berbagai sistem tubuh:

- Sistem pulmonary : Hipovenilasi, efusi pleura, dipsnea

- Sistem pencernaan : Anoreksia, opstipasi, distensi abdomen

- Sistem kardiovaslkuler : Bradikardi, distrimia, cardiomegali

- Sistem musculoskeletal : Nyeri otot, kontraksi dan relaksasi otot lambat

- Sistem neurologik dan Emosi/psikologis : Fungsi intelektual lambat, berbicara lambat dan terbata – bata, gangguan memori
- Sistem reproduksi : Perubahan ovulasi, anovulasi, dan penurunan libido

- Metabolik : Penurunan metabolism basal, penurunan suhu tubuh, intoleransi terhadap dingin

b. Riwayat penyakit saat ini


c. Riwayat penyakit dahulu
d. Riwayat kesehatan klien dan keluarga.
e. Kebiasaan hidup sehari-hari seperti : pola makan, pola tidur (klien menghabiskan banyak waktu untuk tidur), Pola aktivitas.
f. Riwayat Psikososial
Klien sangat sulit membina hubungan sosial dengan lingkungannya, mengurungdiri. Keluarga mengeluh klien sangat
malas beraktivitas, dan ingin tidur sepanjang hari. Kajilah bagaimana konsep diri klien mencakup kelima komponen
konsep diri.
2. Pemeriksaan Fisik
a.Penampilan secara umum; amati wajah klien terhadap adanya edema sekitar mata,
wajah bulan dan ekspresi wajah kosong serta roman wajah kasar. Lidah tampak
menebal dan gerak-gerik klien sangat lamban. Postur tubuh keen dan pendek. Kulit
kasar, tebal dan berisik, dingin dan pucat.
b.Nadi lambat dan suhu tubuh menurun
c.Perbesaran jantung
d.Disritmia dan hipotensi
e.Parastesia dan reflek tendon menurun
3. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan kadar T3 dan T4 serum
b. Pemeriksaan TSH (pada klien dengan hipotiroidisme primer akan terjadi peningkatan
TSH serum, sedangkan pada yang sekunder kadar TSH dapat menurun atau normal).
DIAGNOSA KEPERAWATAN

1.Intoleran aktifitas berhubungan dengan penurunan metabolisme sekunder terhadap


hipotiroidisme
2.Perubahan suhu tubuh b.d hipotiroidisme
3.Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan depresi ventilasi
No Diagnosa Tujuan Kriteria Hasil Intervensi Rasionalisasi
1 Intoleran aktifitas Tolerasi aktivitas Melaporkan sedikit 1.Anjurkan aktivitas sesuai tolerasi. Istirahat membantu
berhubungan membaik. lelah pada AKS 2.Bantu aktivitas perawatan mandiri ketika menghemat energy.
dengan penurunan pasien berada dalam keadaan lelah. Memberikan
metabolism kesempatan pada pasien
sekunder terhadap berada dalam keadaan
hipotiroidisme lelah

2 Perubaha Suhu tubuh normal Melaporkan rasa 1.Pantau suhu tubuh pasien dan melaporkan Menimalkan kehilangan
hangat yang adekuat penurunanny-a dari nilai dasar suhu normal panas
n suhu dan berkurangnya pasien Mengurangi resiko
gejala menggigil 2.Lindungi terhadap pajanan hawa dingin vasodilatasi perifer dan
tubuh b.d Menggunakan dan hebusan angin kolabs vaskuler
hipotiroid tambahan lapisan 3.Brikan tambahan lapisan pakaiaan atau Mendeteksi penurunan
pakaiaan atau tambahan selimut suhu tubuh dan
isme tambahan selimut 4.Hindari dan cegah penggunaan sumber dimulainya koma
Menjelasakan rasional panas dari luar (misalnya, bantal panas, miksedema
untuk menghindari selimut listrik atau penghangat) Meningkatkan tingkat
sumber panas dari luar kenyamanan pasien dan
menurunkan lebih lanjut
3 Pola nafas tidak Perbaikan dan pola Melaporkan dapat 1. Pantau frekuensi, kedalaman, pola Mengidentifikasi hasil
efektif nafas normal bernafas dengan pernafasan. pemeriksaan dasar untuk
berhubungan efektif memantau perubahan
dengan depresi 2. Dorong pasien untuk nafas dalam dan selanjutnya dan
ventilasi batuk. mengevaluasi efektivitas
intervensi.
Mencegah aktifitas dan
meningkatkan aktifitas
yang adekuat.
IMPLEMENTASI

Diagnosa I : Intoleran aktifitas berhubungan dengan penurunan metabolism sekunder


terhadap hipotiroidisme
Tindakan :
a. Menganjurkan aktivitas sesuai tolerasi.
b. Memberikan Bantu aktivitas perawatan mandiri ketika pasien berada dalam keadaan lelah.
Diagnosa II :Perubahan suhu tubuh b.d hipotiroidisme
Tindakan :
a. Memantau suhu tubuh pasien dan melaporkan penurunanny-a dari nilai dasar suhu
normal pasien
b. Melindungi terhadap pajanan hawa dingin dan hebusan angin
c. Memberikan tambahan lapisan pakaiaan atau tambahan selimut

Diagnosa III : Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan depresi ventilasi.
Tindakan :
a. Memantau frekuensi, kedalaman, pola pernafasan.
b.Mendorong pasien untuk nafas dalam dan batuk.
EVALUASI
Evaluasi merupakan tahap akhir dari suatu proses perawatan dan merupakan
perbandingan yang sistematik dan terencana tentang kesehatan pasien dengan tujuan yang
telah ditetapkan dilakukan dengan cara melibatkan pasien dan sesama tenaga kesehatan
(Nasrul Effendi, 1995). Evaluasi pada pasien dengan gangguan system endokrin
hipotiroidsme adalah :
1.Perbaikan dan pola nafas normal.
2.Tolerasi aktivitas membaik.
3.Klien dapat beraktivitas kembali
4.Pasien dapat mempertahankan/meningkatkan ambulasi/aktivitas.
PENUTUP
Kesimpulan
Sistem endokrin, dalam kaitannya dengan sistem saraf, mengontrol dan
memadukan fungsi tubuh. Kedua sistem ini bersama-sama bekerja untuk mempertahankan
homeostasis tubuh.
Beberapa pasien dengan hipotiroidisme mempunyai kelenjar tiroid yang
mengalami atrofi atau tidak mempunyai kelenjar tiroid akibat pembedahan atau ablasi
radioisotope, atau akibat destruksi oleh antibody autoimun yang beredar dalam sirkulasi.
Cacat perkembangannya dapat juga menjadi penyebab tidak terbentuknya kelenjar tiroid
pada kasus hipotiroidisme kongenital.
Hipotiroidism adalah suatu keadaan dimana kelenjar tirod kurang aktif dan menghasilkan
terlalu sedikit hormone tiroid. Hipotiroid yang sangat berat disebut miksedema.
Hipotiroidism terjadi akibat penurunan kadar hormon tiroid dalam darah. Kelainan ini kadang-
kadang disebut miksedema.

Saran
Dengan dibuatnya asuhan keperawatan pada klien yang mengalami gangguan
endokrin hipotiroidsm ini diharapkan mahasiswa untuk lebih bisa memahami, mengetahui
dan mengerti tentang cara pembuatan asuhan keperawatan pada klien yang mengalami
gangguan endokrin hipotiroidsme.

You might also like