Professional Documents
Culture Documents
COOLING
SYSTEM PADA PESAWAT AIRBUS A320
Oleh :
Didan Aditya Dwi Fitrasakti
150514601075
Topik yang Akan Dibahas
2
Latar Belakang 3
• Praktik kerja Industri diperlukan oleh mahasiswa sebagai salah satu cara untuk
belajar menghadapi tantangan di dunia industry
• Selain untuk menambah pengalaman mahasiswa praktik kerja industri juga dapat
memberikan manfaat pengaplikasian teori yang sudah didapatkan dibangku
perkuliahan.
• Keamanan Aircraft salah satunya adalah pada system brake yang mengalami
perkembangan setiap waktu.
• Komponen Brake akan terkena beberapa kondisi dimana terkena gesekan,
tekanan, perubahan suhu dan korosi.
• Brake Cooling System sebagai salah satu fitur/teknologi yang digunakan untuk
memperpanjang masa pakai brake pada sebuah pesawat.
Latar Belakang 4
• Menurut Jurnal yang ditulis oleh shang wu fan dkk (Oxidation resistance and thermal
shock properties of self-healing SiCN/borosilicate glass-B4C-Al2O3 coatings for C/C
aircraft brake materials), thermal shock sangat berpengaruh terhadap ketahanan
material dari brake pad dari pesawat, sehingga pada jurnalnya dia membahas tenatang
self healing dengan metode coating pada brake pad pesawat yang pada dasarnya
material dari brake pad untuk aircraft adalah carbon fiber.
Sejarah Perusahaaan
6
Bussiness Unit
Business Unit terdiri dari 8 Produk
utama meliputi:
Line Maintenance, Outsation Line
Maintenance, Base Maintenance,
Component Services, Engine
Maintenance, Cabin
Maintenance, Material Services,
dan Engineering Services
7
Fasilitas PT. GMF
Aeroasi Tbk
Fasilitas PT GMF AeroAsia Tbk. berada di
area Bandara Soekarno Hatta,
Cengkareng. Selain terdiri dari 4 Hangar
yang digunakan untuk perawatan pesawat
baik dari Line Maintenance hingga Base
Maintenance PT GMF AeroAsia Tbk. juga
memiliki beberapa fasilitas pendukung
seperti spare part stores, Engine and
component workshops, Test Cell, Utility
Buildings, ground support equipment,
chemical storage dan water waste
treatment facility
8
Kegiatan Praktik Industri di PT.
GMF Aeroasia Tbk
Tanggal Pelaksanaan Praktik Industri di PT. GMF Aeroasia 1 Juni – 31 Juli 2018
9
Kegiatan Praktik Industri di PT.
GMF Aeroasia Tbk
10
Kegiatan Praktik Industri di PT.
GMF Aeroasia Tbk
11
Kegiatan Praktik Industri di PT.
GMF Aeroasia Tbk
13
Kegiatan Praktik Industri di PT.
GMF Aeroasia Tbk
14
Kegiatan Praktik Industri di PT.
GMF Aeroasia Tbk
16
Kegiatan Praktik Industri di PT.
GMF Aeroasia Tbk
17
Kegiatan Praktik Industri di PT.
GMF Aeroasia Tbk
18
Kegiatan Praktik Industri di PT.
GMF Aeroasia Tbk
25
Hasil Yang Diperoleh Pada Praktik
Industri
26
Kerangka Teori
Referensi Teori
27
Kerangka Teori
29
Kerangka Teori
30
Kerangka Teori
31
Kerangka Teori
32
Kerangka Teori
33
Pembahasan
34
Pembahasan
35
Pembahasan
A. Safety Precaution
1. Sebisa mungkin gunakan SAFETY BARRIER sesuai dengan instruksi
operator atau peraturan setempat.
2. Pastikan Safety ground terdapat pada landing gear.
3. Pada panel 400 VU pastikan landing gear control 6GA pada posisi DOWN
dan berikan label peringatan agar tidak ada orang yang mengoperasikan
landing gear.
36
Pembahasan
• B. Prosedur
Cek chanel 1(2) pada BTMU :
1. Lepas konektor elektrik P1 dan P2 dari sensor brake temperature.
2. Lepas konektor elektrik P3 dari sensor brake temperature monitoring yang
terkait lalu berikan tegangan BTMU dengan 28V DC plus or minus 0.1v:
+28VDC at pin J3-A, Ground at pin J3-B .
3. Sambungkan THERMOCOUPLE SIMULATOR to connector P1: +Vin at
pin P1-C (chromel), -Vin at pin P1-A (alumel).
4. Sambungan VOLTMETER - DC to connector J3: +Vout at pin J3-C, -Vout
at pin J3-B.
5. Pada thermocouple simulator masukkan nilai yang ada pada tabel 4.3
37
Pembahasan
6. Setting temperatur : -20 deg.C (-4.00 deg.F) , untuk tipe 1001 tanpa amendment A e
dan -40 deg.C (-40.00 deg.F), untuk tipe 1001 dengan amendment A atau type 1002.
7. Setting temperaatur :1250 deg.C (2282.00 deg.F), untuk tipe 1001 tanpa amendment
A dan 1200 deg.C (2192.00 deg.F), untuk tipe 1001 dengan amendment A atau type
1002.
8. Pastikan output voltase tetap pada keadaan diatas limitasi : · antara 8.62V and 9.62V,
untuk tipe 1001 tanpa amendment A dan antara 8.60V and 9.60V, for type 1001 dengan
amendment A atau tipe 1002.
38
Pembahasan
7. Lepaskan THERMOCOUPLE SIMULATOR dan pastikan output voltase menjadi lebih dari 12V.
8. Sambungkan THERMOCOUPLE SIMULATOR pada konektor P2 : +Vin at pin P2-C (chromel) dan -
Vin at
pin P2-A (alumel).
9. Sambungkan VOLTMETER - DC ke konektor J3: +Vout pada pin J3-D dan -Vout pada pin J3-B.
Lakukan tes yang sama pada chanel 2(1).
C. Close-Up
1. Patikan area kerja bersih dan rapi.
2. Lepaskan SAFETY BARIER.
3. Lepaskan tanda peringatan.
4. Lepaskan ground support dan perlatan maintenance, peralatan khusus atau setandar dan yang
lainnya.
39
Operational Test of the
Brake Temperature System
Electronic Instrument System (EIS) menggunakan simulasi thermocouple, sesuaikan
temperatures seperti pada gambar di bawah ini dan pastikan hasilnya sesuai pada
table.
40
Kesimpulan
• Perawatan pada landing gear merupakan hal yang sangat vital, khususnya di area
brake karena brake ini yang menentukan keselamatan para penumpang pesawat.
• Brake Temperature memberikan efek yang besar terhadap masa pakai brake pad
dimana panas yang dihasilkan karena gesekan dapat diminimalisir.
• Perlu dilakukan cek secara berkala yaitu setiap 400 Flight Hour pada bagian
brake.
41
Foto Kegiatan Praktik industri
42
Foto Kegiatan Praktik industri
43
THANK
YOU!
Didan Aditya Dwi Fitrasakti