You are on page 1of 81

Chapter 2.

AUDIT ENERGI and


DEMAND SIDE MANAGEMENT

 AUDIT ENERGI MERUPAKAN SALAH SATU TOOLS


DALAM DEMAND SIDE MANAGEMENT (DSM) YANG
PENTING UNTUK MEWUJUDKAN EFIESIENSI ENERGI.

 DSM memberikan beberapa informasi tentang


Present Energy Consumption dan kemungkinan
Energy Management Opportunities (EMO) yang bisa
dilakukan.
2.1 AUDIT ENERGI

Audit energi adalah menguji cara


penggunaan energi yang sedang
berlangsung pada suatu fasilitas dan
mencari alternatif lain untuk
mengurangi biaya penggunaan energi.
AUDIT ENERGI
Audit energi suatu gedung adalah suatu survei
terorganisir di satu gedung tertentu untuk
mengidentifikasi dan mengukur semua penggunaan
energi, menentukan sumber pemborosan energi, dan
menentukan peluang penghematan energi
(ECO = Energy Conservation Opportunities)

Audit energi ini merupakan dokumentasi spesifik atas


berbagai bentuk energi yang digunakan selama
rentang waktu tertentu – biasanya untuk satu tahun

Tujuan audit energi adalah mengetahui penggunaan


energi aktual gedung serta mengetahui pilihan ECO
yang paling tepat.
AUDIT ENERGI
1. Pemeriksaan sistem energi secara berkala untuk memastikan bahwa
energi tersebut digunakan seefisien mungkin.
2. Identifikasi pemborosan energi, potensi dan peluang penghematan
serta menetapkan langkah-langkah penyempurnaan ditindak lanjuti
dengan langkah nyata untuk merealisasikan potensi penghematan
energi.
3. Memperkirakan berapa potensi nilai manfaat finansial yang diperoleh
dari penghematan tersebut
4. Merupakan top-down initiative.
5. Hasil audit energi tersebut bergantung pada resources yang
dialokasikan oleh top management
6. Dalam banyak cara, audit energi sama halnya dengan laporan
keuangan dan pemeriksaan. Audit energi ini merupakan dokumentasi
spesifik atas berbagai bentuk energi yang digunakan selama rentang
waktu tertentu – biasanya untuk satu tahun
7. Merupakan suatu prosedur sistematis yang dilakukan secara terbatas
hanya pada gedung, situs, atau objek tertentu, yang bertujuan untuk:
• Mengidentifikasi dan mengukur penggunaan energi.
• Menentukan sumber pemborosan energi.
• Menentukan peluang penghematan energi yang paling tepat
(ECO = Energy Conservation Opportunities).
• Melaporkan temuan yang didapat.
 SISTEM MANAJEMEN, TERDIRI  Implementasi penghematan
DARI : energi, dengan :
◦ monitoring penggunaan ◦ tanpa biaya
energi ◦ biaya rendah
◦ manajemen energi ◦ biaya tinggi
◦ manajemen lingkungan

 Pelatihan, untuk :  Bentuk lain, terdiri dari:


◦ manajemen ◦ evaluasi kondisi
◦ staf pemeliharaan ◦ aktivitas lingkungan
◦ isu kualitas dan keamanan
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN
DENGAN ENERGI AUDIT
SISTEM MANAJEMEN
ENERGI
1. MENINGKATKAN PENGETAHUAN TENTANG
EFISIENSI ENERGI
2. Mengidentifikasi biaya energi yang
digunakan
3. Mengidentifikasikan dan meminimumkan hal
yang terbuang
4. Membuat perubahan prosedur, peralatan, dan
sistem untuk menyimpan energi
5. Menghematkan sumber energi yang tidak
dapat diperbaharui
6. Menjaga lingkungan dengan mengurangi
pembangkitan tenaga
7. Mengurangi running costs
 PRE-AUDIT STAGE
◦ Menentukan ruang lingkup dari audit energy
◦ Membentuk tim untuk audit energy
◦ Memperkirakan waktu dan anggaran

 Energy audit stage


◦ memimpin tempat inspeksi dan pengukuran
◦ menganalisa data yang dikumpulkan
◦ menyiapkan laporan audit energy

 Post-audit stage
◦ mengimplemantasikan manajemen energy
◦ memonitor dan meninjau
AUDIT ENERGI SECARA GARIS BESAR DAPAT DIBAGI
DALAM 3 TINGKAT :

Tingkat I  Penaksiran selintas

 Merupakan penaksiran penggunaan energi suatu sistem


menganalisis rekening energi sistem atau dengan
melakukan survey sederhana atas sistem.

 Analisis energi pada tingkat ini dapat mengidentifikasi


pilihan-pilihan ECO tanpa biaya atau berbiaya sangat
rendah, dengan analisis penghematan dan biayanya.
AUDIT ENERGI SECARA GARIS BESAR DAPAT DIBAGI
DALAM 3 TINGKAT :

Tingkat II  Survey dan analisis energi

 Mencakup suatu survey sistem yang lebih mendetail dan


analisis energi untuk setiap bagian dalam sistem.

 Tingkatan audit ini akan mengidentifikasi, menghasilkan


analisis penghematan dan analisis biaya dari semua
tindakan penghematan praktis yang masih memenuhi
kriteria pemilik/pengelola, bersama dengan pembahasan
mengenai prosedur operasi dan pemeliharaan.

 Dan memberikan daftar ECO yang layak diperhatikan.


AUDIT ENERGI SECARA GARIS BESAR DAPAT DIBAGI
DALAM 3 TINGKAT :

Tingkat III  Analisis mendetail atas modifikasi


padat modal

 Tingkat audit ini membutuhkan pengumpulan data dan


analisis teknik yang lebih mendetail untuk proyek-proyek
padat modal yang telah diidentifikasi di Tingkat II.

 Tingkat ini akan memberikan informasi penghematan dan


biaya proyek yang lebih mendetail dengan tingkat akurasi
yang tinggi, dan layak sebagai dasar pengambilan
keputusan proyek-proyek bermodal besar.
ADA BEBERAPA PROSEDUR PROSES AUDIT ENERGI
YANG HARUS DILAKUKAN, YAITU SEBAGAI BERIKUT :

Langkah I  Mendapatkan data gedung


- data umum gedung (fungsi, jumlah penghuni, dan lain-lain)
- data dan cetak biru arsitektur dan sistem M&E
- data peralatan M&E

Langkah II  Survey data pendahuluan


Langkah ini diperlukan untuk mengenal gedung beserta sistem
dan instalasinya. Data dikelompokkan ke dalam sistem-sistem,
dan data dalam sistem dikelompokkan dalam beberapa zona.
ADA BEBERAPA PROSEDUR PROSES AUDIT ENERGI YANG HARUS
DILAKUKAN, YAITU SEBAGAI BERIKUT :

Langkah III  Analisis pemakaian energi dan penentuan pilihan ECO


Pada tahap ini, data yang terkumpul kemudain dianalisis untuk
mengestimasi konsumsi energi gedung. Dari data dan hasil analisis
tersebut kita daapt mengidentifikasi pilihan ECO yang akan
memberikan hasil yang efektif, yang berkaitan dengan sistem atau
peralatan yang banyak mengkonsumsi energi.

Langkah IV  Analisis dan rekomendasi ECO


Pilihan-pilihan ECO yang telah diidentifikasi kemudian dianalisis
untuk menunjukkan besar penghematan yang diberikan dan
kemungkinan penerapannya pada gedung tersebut. Pilihan-pilihan
ECO yang paling tepat direkomendasikan kepada pemilik gedung.
 AUDIT HARUS DIMULAI DENGAN ANALISA YANG
DETAIL DARI TAGIHAN ENERGI SELAMA DUA
BELAS BULAN YANG LAMPAU.

 Data tagihan energi harus dianalisa dengan


sumber energi dan lokasi tagihan.
◦ Letak Geografis/Derajat Harian/Data Cuaca
Derajat panas harian dan derajat dingin harian
◦ Layout Fasilitas
◦ Waktu Operasi
◦ Equipment List
1. Desain bangunan
2. Boiler dan sistem distribusi uap
3. Pemanas, ventilasi, dan sistem AC (air conditioner)
4. Sistem pasok listrik
5. Sistem pencahayaan, termasuk sumber cahaya dan
jendela
6. Sistem distribusi air panas
7. Sistem distribusi udara bertekanan tinggi
8. Motor mesin
9. Sistem manufaktur
Masing-masing dari sistem utama yang diuji, akan diajukan
beberapa pertanyaan sebagai berikut :

1. Apa fungsi dari sistem ini ?


2. Bagaimana sistem ini menjalankan fungsinya ?
3. Apa konsumsi energi yang digunakan pada sistem ini ?
4. Apa indikasi kalau sistem ini benar-benar bekerja ?
5. Apabila sistem ini tidak bekerja, bagaimana sistem ini
diperbaiki sampai kembali ke kondisi awal ?
6. Bagaimana biaya energi pada sistem ini dikurangi ?
7. Bagaimana sistem ini dipelihara ?
8. Siapa yang bertanggung jawab langsung dalam
memelihara dan meningkatkan operasional dan
efisiensi energi pada sistem ini ?
 Pentingnya keikutsertaan manajemen
senior, operator dan staf dalam
menentukan ruang lingkup kerja dan
ketersediaan sumber daya untuk
mengadakan audit energi

 Ruang lingkup kerja meliputi area yang


akan diaudit, tingkat pengalaman, antisipasi
penyimpanan, kebutuhan untuk pelatihan
dan kebutuhan untuk meningkatkan O&M
 JUMLAH ANGGOTA TERGANTUNG DARI
RUANG LINGKUP DAN TUJUAN DARI AUDIT
ENERGI.
 Kewajiban dari setiap anggota tim audit
harus ditetapkan dari awal pembentukan
tim

 Para auditor merupakan orang yang


mempunyai kemampuan yang cukup
dalam BS installationst

 Jika keahlian tim tidak mencukupi, perlu


memperkerjakan konsultan audit energi
BERDASARKAN SUMBER DAYA YANG
TERSEDIA, WAKTU YANG DIPERLUKAN DAN
ANGGARAN BISA DITETAPKAN

 Anggaran memakan waktu terlama

 Jumlah jam pengaudit berdasarkan tingkat pengalaman


yang diperlukan dari ruang lingkup audit

 Tim audit harus memeriksa jika peralatan pengujian yang


memadai tersedia dan biaya pembelian peralatan
tambahan harus ditambahkan

 sebagai tambahan, biaya untuk memperkerjakan


konsultan BS juga dimasukan ke dalam anggaran
 TAPE MEASURE : ALAT PENGUKUR MULTI FUNGSI
 LIGHT METER : ALAT PENGUKUR INTENSITAS CAHAYA
 RUANGAN THERMOMETER : ALAT PENGUKUR TEMPERATUR
 UDARA VOLTMETER : ALAT PENGUKUR TEGANGAN LISTRIK
 Wattmeter/Power Factor Meter : alat pengukur daya listrik
 Combustion Analyzer : alat pengukur efisiensi pembakaran
 Ultrasonic Leak Detector : alat pendeteksi kebocoran
 Airflow Measurements Devices : alat pengukur aliran udara

Blower Door Attachment : alat pengukur kekuatan suatu
bangunan
 Smoke Generator : alat untuk mencari kebocoran suatu
benda
 Safety Equipment : peralatan pelindung
 Alat Pengukur Listrik

Peralatan pengukur listrik termasuk


klem atau analisa daya dan digunakan
untuk mengukur parameter listrik utama
seperti KVA, kW, PF, Hertz, KVAr, Ampere
dan Volt.
Spesifikasi:
1.Menggunakan power meter untuk single-phase
2.Jaringan single-phase
3.Jaringan three-phase
4.Pengecekan fluktuasi power supply
5.For harmonic suppression
6.Output data external ke PC
7.Output ke Printer 9442
KETERANGAN
GAMBAR:
A. Bagian Panel
1. Eye Bolt / Pengait Panel
2. Pintu Atas
3. Handle & Kunci Pintu
4. Pintu Bawah
5. Kaki Panel
B. Instrumen Panel
a. Lampu Indikator R-S-T
b. Fuse Lampu
c. Volt Selector Switch
d. Voltmeter
e. Regulator
f. Amperemeter
g. Lampu Indikator Step
h. Auto-Manual Selector Switch
i. Step Selector Switch
 Alat penganalisis pembakaran digunakan
untuk mengukur komposisi gas buang
setelah pembakaran dilakukan.
 Berbagai alat penganalisis pembakaran
dapat digunakan untuk mencocokan
kebutuhan pada plant.
 Prinsip dasar semua alat pengnalisis
pembakaran adalah mengukur
persentase oksigen (O 2) atau
karbondioksida (CO2) pada pengeluaran
gas buang dan kemudian dengan
menggunakan program yang telah dibuat
dihitung efisiensi pembakarannya jika
dikehendaki.
 Salah satu jenis alat penganalisis
pembakaran yaitu alat pemantau
efisiensi bahan bakar. Alat ini mengukur
oksigen dan suhu gas buang. Nilai kalor
bahan bakar biasa diumpankan ke mik
roprosesor yang akan menghitung
efisiensi pembakaran.
MANOMETER ADALAH ALAT YANG DIGUNAKAN SECARA LUAS PADA AUDIT
ENERGI UNTUK MENGUKUR PERBEDAAN TEKANAN DI DUA TITIK YANG
BERLAWANAN.

 Jenis manometer tertua adalah manometer kolom cairan. Versi


manometer sederhana kolom cairan adalah bentuk pipa U yang
diisi cairan setengahnya (biasanya berisi minyak, air atau air
raksa) dimana pengukuran dilakukan pada satu sisi pipa,
sementara tekanan (yang mungkin terjadi karena atmosfir)
diterapan pada tabung yang lainnya. Perbedaan ketinggian
cairan memperlihatkan tekanan yang diterapkan..
 TERMOMETER ADALAH PERALATAN YANG
DIGUNAKAN UNTUK MENGUKUR SUHU CAIRAN,
PERMUKAAN ATAU GAS, SEBAGAI CONTOH
GAS BUANG SETELAH
PEMBAKARAN.
 Termometer diklasifikasikan :
◦ termometer kontak
◦ termometer inframerah
 Pengukur aliran air adalah alat yang
digunakan untuk mengukur linier, non linier,
laju alir volum atau masa dari cairan atau
gas.

 Bagian ini secara spesifik menerangkan


tentang pengukur aliran air.

 Pemilihan metode atau jenis pengukur


aliran air tergantung pada kondisi tempat
dan kebutuhan pengukuran yang akurat.
 PENGUKUR ALIRAN
 Rotameter PISTON
 PADA SETIAP PELATIHAN AUDIT PENGUKURAN
KECEPATAN UNTUK, MISALNYA MOTOR,
PENGUKURANNYA SANGAT KRITIS KARENA
KEMUNGKINAN ADA PERUBAHAN
FREKUENSI, SLIP PADA BELT
DAN PEMBEBANAN.
 Ada dua jenis alat pengukur kecepatan:
tachometer dan stroboscope.
STROBOSCOP
Tachometer E ◦ Alat yang lebih canggih dan aman
Tachometer sederhana adalah jenis untuk mengukur kecepatan adalah
alat kontak, yang dapat digunakan alat tanpa kontak, seperti
untuk mengukur kecepatan yang stroboscope.
memungkin kan dapat diakses secara
langsung. ◦ Stroboscope menggunakan sumber
sinar cahaya yang dapat
disinkronisasi dengan setiap
kecepatan dan pengulangan
gerakan sehingga benda yang
berpindah sangat cepat terlihat
tidak bergerak atau berpindah
perlahan.
ALAT PENDETEKSI
KEBOCORAN
 Seperti namanya, alat ultrasonik
pendeteksi kebocoran mendeteksi
suara ultrasonik suatu kebocoran.

 Selain kebocoran besar yang dapat


terdengar, kebocoran kecil juga
mengeluarkan suara, walaupun
frekuensinya terlalu tinggi untuk
telinga kita untuk mendeteksinya.

 Alat deteksi kebocoran ultrasonik


merubah desis suara ultrasonik
menjadi suara yang dapat didengar
oleh manusia, yang dapat
mengarahkan ke sumber kebocoran
 Lux meter digunakan untuk mengukur tingkat
iluminasi (cahaya).
 Hampir semua lux meter terdiri dari rangka,
sebuah sensor dengan sel foto, dan layer
panel.
 Sensor diletakkan pada sumber cahaya.
 Cahaya akan menyinari sel foto sebagai energi
yang diteruskan oleh sel foto menjadi arus
listrik.
 Makin banyak cahaya yang diserap oleh sel,
arus yang dihasilkan lebih besar.
DEMAND SIDE MANAGEMENT

 Demand Side Management pada dasarnya


merupakan kegiatan/strategi yang dilaksanakan
oleh perusahaan listrik untuk mengelola sisi
demand melalui berbagai program seperti :
energy conservation, peak clipping, load shifting,
flexible load management, vally filling dan load
building

 Sebelum memilihi program DSM yang tepat untuk


dilaksanakan, perusahaan listrik terlebih dahulu
mengidentifikasi masalah yang telah terjadi dan
yang akan terjadi di masa mendatang agar
diperoleh manfaat yang paling maksimal.
 DEMAND SIDE MANAGEMENT MERUPAKAN SEBUAH PROSES
PENGELOLAAN DALAM PEMANFAATAAN ENERGI SECARA UMUM UNTUK
MENGOPTIMALISASI PENGHASILAN SUMBER DAYA YANG TERSEDIA DAN
TERENCANA.

 Menurut Departemen Energi, Demand Side Management


mengacu kepada “tindakan-tindakan yang diambil customer
dalam ukuran untuk mengubah jumlah atau waktu
penggunaan energi.

 Program DSM menawarkan berbagai variasi pengukuran yang


dapat mengurangi penggunaan energi serta biaya
pemakaiannya.

 Strategi DSM dalam bentuk listrik memiliki tujuan dalam


memaksimalkan efisiensi pemakaian akhir untuk mencegah
atau menunda pendirian bangunan baru pembangkit energi.”
PROGRAM DEMAND SIDE MANAGEMENT (DSM)
TERDIRI DARI :

◦ perencanaan (planning)

◦ pelaksanaan (implementing)

◦ pengawasan (monitoring)

perangkat listrik yang didesain untuk


mendorong
konsumen dalam memodifikasi tingkat
serta pola
penggunaan listrik.
 Dahulu kala, kebanyakan tujuan utama dari program DSM
ialah menyediakan energi dan kapasitas sumber daya yang
hemat biaya untuk membantu menunda kebutuhan sumber
daya energi baru, termasuk didalamnya fasilitas
pembangkit, pembelian energi dan tambahan kapasitas
transmisi serta distribusi.

 Bagaimanapun juga, berdasarkan perubahan yang terjadi


dalam industri, perangkat listrik juga memanfaatkan DSM
untuk meningkatkan layanan kepada customer.

 DSM berkenaan hanya kepada aktifitas penganekaragaman


energi dan bentuk muatan yang dilakukan sebagai
tanggapan terhadap program pengelolaan perangkat listrik
yang ada.

 Hal tersebut tidak berkaitan dengan perubahan energi dan


bentuk muatan yang muncul dari operasi normal sebuah
pasar atau dari standar efisiensi energi pemerintah yang
diberi mandat.
2.2 DEMAND SIDE MANAGEMENT
Pemilihan Strategi DSM yang tepat
 Pemilihan program DSM harus tepat dan disesuaikan dengan
tujuan perusahaan dan telah dilakukan kajian yang mendalam.
 Beberapa program DSM dan strategi pemilihan DSM yang tepat
adalah sebagai berikut :
 Energy conservation program, bertujuan untuk mengurangi
konsumsi energi konsumen dan kebutuhan tenaga listrik secara
keseluruhan.
 Peak clipping program, bertujuan untuk mengurangi beban puncak
 Load shifting program, bertujuan untuk menggeser demand
pelanggan keluar dari periode beban puncak ke dalam periode luar
beban puncak
 Flexible load management program, membolehkan pemadaman
atau pengurangan demand pelanggan utama (key customers
demand) untuk memperbaiki fleksibilitas dengan menyesuaikan
penyediaan kapasitas pembangkit dengan demand pelanggan
 Valley filling program, bertujuan untuk membangun beban selama
periode luar beban puncak
 Load building program, bertujuan meningkatkan konsumsi
pelanggan dan demand tenaga listrik secara keseluruhan
DEMAND SIDE MANAGEMENT
Masalah yang akan datang dapat diidentifikasi
melalui prakiraan kebutuhan tenaga listrik yang
sering jadi perhatian adalah :

 Biaya bahan bakar yang tinggi untuk pembangkit


dengan bahan bakar fosil atau level cadangan air yang
renah untuk pembangkit hidro
 Kekurangan kapasitas pembangkit pada saat beban
puncak
 Keterbatasan jaringan transmisi
 Tingkat emisi untuk lingkungan
 Kerugian pendapatan disebabkan tarif uniform pada
sistem isolatef

Kerugian pendapatan disebabkan oleh masalah
pembacaan pengumpulan dan meter

Kewajiban untuk memenuhi kebijakan pemerintah agar
efisien pada pemakaian dari sumber daya yang ada
KEUNTUNGAN PENERAPAN PROGRAM DSM
 Pengurangan rekening energi customer
 Pengurangan kebutuhan konstruksi energi yang
baru, transmisi dan jaringan distribusi
 Memacu perkembangan ekonomi
 Menciptakan lapangan pekerjaan yang memiliki
jangka waktu lama sesuai dengan inovasi dan
teknologi baru
 Meningkatkan persaingan antar perusahaan-
perusahaan lokal yang ada
 Mengurangi polusi udara
 Berkurangnya ketergantungan pada sumber daya
energi dari perusahaan asing
 Berkurangnya harga listrik saat pencapaian
beban puncak
PENDEKATAN PROGRAM DSM
Berbagai pendekatan dapat dipakai untuk mencapai
keuntungan DSM diantaranya :

 Program informasi umum untuk customer mengenai


pilihan efisiensi energi
 Program informasi mengenai teknik DSM yang tepat
untuk industri
 Program financial untuk membantu customer membayar
biaya pengukuran DSM
 Program kunci yang menyediakan jasa layanan lengkap
untuk perancangan, keuangan serta pemasangan
sepaket pengukuran efisiensi pada konsumen akhir
 Program tarif alternatif oleh perangkat listrik seperti
tarif penggunaan berdasarkan waktu dan pemotongan
tarif untuk menggeser beban kepada off-peak period
 Skema dan pendorong untuk menginvestasi dalam
program konservasi dan efisiensi energi
 Pendorong kepada inovasi dan teknologi baru untuk
Load Response/Load Management Programs
STRATEGI PENERAPAN PROGRAM DSM

Strategi yang dapat dijalankan untuk


membuat dan merealisasikan program DSM :

 Mengidentifikasi sektor dan pengguna akhir


sebagai target yang berpotensi
 Menggambarkan kebutuhan sector target
 Membuat program yang disesuaikan
 Menciptakan analisa efektifitas biaya
 Menyiapkan sebuah realisasi perencanaan
untuk memasarkan program
 Merealisasikan program
DEMAND SIDE MANAGEMENT

Pola Konsumsi Listrik Pelanggan


 Program DSM dapat dilaksanakan dengan
tepat bila terdapat saling pengertian yang baik
antara pelanggan dan perusahaan listrik
sehingga dapat diperoleh efisiensi pemakaian
sumber daya dan perbaikan pelayanan
pelanggan.

 Untuk itu hal pertama yang dilaksanakan oleh


perusahaan listrik adalah mendata dengan
baik pola konsumsi pelanggan

 Hal ini dapat dilakukan dengan melakukan


survey segmentasi karakteristik pelanggan
DEMAND SIDE MANAGEMENT
Beberapa pertanyaan survey adalah :

 Apakah pelanggan mempunyai rumah sendiri atau menyewa atau rumah


untuk usaha ?
 Siapakah pembuat keputusan di dalam rumah tangga atau usaha yang
mempengaruhi pemakaian listrik ?
 Bagaimana mereka membuat keputusan yang akan mempengaruhi
pemakaian listrik ?
 Kesukaran membayar rekening listrik dan harapan tentang harga listrik yang akan
datang ?
 Bagaimana biaya awal untuk peralatan energi yang efisien seimbang dengan
rekening listrik yang dapat dihemat untuk masa mendatang ?
Bagaimana tingkat pelayanan listrik kepada pelanggan ? Teknologi DSM apa yang
 menarik bagi mereka ?
 Apa jenis program DSM khusus yang mereka perlukan ?
 Bagaimana mereka akan me-respon program DSM dengan latar belakang yang
 berbeda ?
POLA PENERAPAN DSM

 Mekanisme Tarif

 Pengendalian Langsung

 Mekanisme Konservasi Energi


POLA PENERAPAN DSM
• Mekanisme Tarif
Melalui mekanisme tarif yaitu perbedaan harga listrik Waktu Beban Puncak
(WBP) yang jauh lebih mahal daripada harga listrik Luar Waktu Beban
Puncak (LWBP), akan mendorong pemakaian listrik oleh konsumen
sebagian besar lebih pada LWBP dan akan mengurangi sebanyak mungkin
pemakaian listrik pada WBP

• Pengendalian Langsung
Pada mekanisme ini terdapat dua macam beban yang dapat diatur, yaitu
interruptible load merupakan beban atau pemakaian yang sudah tertentu
waktu pemakaiannya, sehingga pada WBP peralatan tersebut akan terhenti
suplai listriknya, baik melalui peralatan otomatis di sisi konsumen sendiri
atau secara remote control melalui pusat pengendali, hal ini dapat
diterapkan pada sistem pendingin (cold storage) dan proses-proses
pabrikasi lainnya yang tidak perlu beroperasi terus menerus, dan curtable
load adalah beban atau pemakaian oleh konsumen yang dapat dimatikan
pada kondisi tertentu dengan pemberitahuan terlebih dahulu dan terencana,
misalnya pada saat terdapat kekurangan jumlah pembangikit karena
gangguan di pembangkit besar atau sebab-sebab lainnya
POLA PENERAPAN DSM

Mekanisme Konservasi Energi


• Keberhasilan pengaturan pemakaian listrik melalui konservasi energi
sangat tergantung pada kesadaran konsumen mengenai konservasi
itu sendiri.
• Cara yang dapat ditempuh oleh konsumen untuk konservasi energi
antara lain :
• Mengganti penggunaan lampu-lampu pijar biasa dengan lampu
hemat energi
• Pemilihan emakaian alat pendingin (AC dan Refrigerator) yang
pemakaian energinya lebih hemat
• Pemasangan kapasitor pada peralatan rumah tangga/industri
yang mempunyai faktor kerja yang rendah
• Pengaturan waktu pemakaian listrik
• Mematikan peralatan listrik apabila tidak digunakan
• Memilih desain rumah, gedung dan bangunan yang hemat listrik,
terutama yang berkaitan dengan penerangan dan pengatur suhu
ruangan
 Energy Conservation and Efficiency
Programs—untuk menghemat energi

 Load Response Programs (LRP)—untuk


merubah dan menjadwal ulang proses
penggunaan energi
KEUNTUNGAN PENERAPAN PROGRAM DSM

Pengaturan beban pada sisi konsumen akan


memberikan keuntungan bagi konsumen,
perusahaan listrik maupun Pemerintah

• Konsumen
Dengan mengatur pemakaian tenaga listrik disisi
konsumen akan memberikan manfaat bagi
konsumen berupa penghemat biaya.
Untuk konsumen industri akan berdampak pada
biaya produksi yang semakin kecil sehingga
dapat memperkuat daya saing
KEUNTUNGAN PENERAPAN PROGRAM DSM
Pengaturan beban pada sisi konsumen akan memberikan
keuntungan bagi konsumen, perusahaan listrik maupun Pemerintah

• Perusahaan Listrik
Perusahaan listrik sebagai penyedia tenaga listrik akan memberikan
keuntungan antara lain :

• Investasi semakin efisien, yaitu sebagai pembatasan pemakaian


listrik pada WBP, maka dengan jumlah pembangkit yang sama
dapat melayani konsumen yang lebih banyak dan dapat
mengurangi atau menunda biaya pembangun pembangkit baru

• Pengusahaan yang efisien, yaitu dengan pengurangan


pemakaian listrik pada WBP dan mengalihkannya pada LWBP
maka faktor beban sistem akan menjadi lebih baik, sehingga
biaya operasi akan lebih murah karena beban dasar dapat
diperasikan maksimum
KEUNTUNGAN PENERAPAN PROGRAM DSM

Pengaturan beban pada sisi konsumen akan memberikan


keuntungan bagi konsumen, perusahaan listrik maupun
Pemerintah

Pemerintah
Secara nasional keberhasilan pelaksanaan pengaturan beban
pada sisi konsumen dapat memberikan manfaat antara lain :

• Penghemat energi nasional


• Pengurangan pencemaran lingkungan
UMUM

Manajemen pemakaian energi (Demand Side Management = DSM)


meliputi :

 Perencanaan, pelaksanaan serta monitoring yang menyangkut


masalah perelatan yang dipakai, “Practices” (disain, konstruksi,
operasi, dan perawatan), serta perilaku aktivitas-aktivitas
pemakaian energi disetiap sektor pemakai.

 Perkembangan manajemen pemakaian energi timbul setelah


adanya krisis minyak pada tahun 1973.

 Secara bertahap program DSM dikembangkan mulai dari program-


program konservasi energi, peningkatan effisiensi pemakaian,
peningkatan produktivitas sumberdaya energi, strategi modifikasi
pola beban, sampai perencanaan sumberdaya energi terintegrasi.
1. PERALATAN

 Sebagai implementasi dari program-program DSM peralatan yang


dipergunakan diarahkan pada peralatan yang efisiensinya paling tinggi
(berteknologi hijau), ataupun penambahan sensor serta metering disetiap
peralatan-peralatan energi untuk mempermudah monitoring.

 Peralatan-peralatan yang mempunyai potensi cukup besar dalam program


DSM antara lain adalah sebagai berikut :
- Ballast lampu fluorecent
- Motor penggerak
- Sistem AC
- Peralatan rumah tangga dan komersial
- Lampu penerangan

 Perlatan tsb walaupun kecil-kecil akan tetapi penggunaannya bermacam-


macam dan menyebar di segala tingkatan proses setiap sektor pemakaian
energi sehingga jumlah akumulasinya menjadi cukup banyak
2.PRACTICE

 Practices terdiri dari : disain, konstruksi, serta operasi & perawatan,


pelaksanaan disain dan konstruksi dalam program DSM memerlukan
peran serta pemerintah untuk membuat suatu peraturan-peraturan
yang dapat mengarahkan disain dan konstruksi industri yang hemat
energi.

 Pembangunan pabrik dengan disain yang sudah hemat energi akan


dapat menghemat konsumsi energi secara maksimal dan menghemat
investasi dibandingkan apabila ditengah jalan mengganti peralatnnya.

 Pelaksanaan operasi dan perawatan suatu pabrik apabila tidak


dilakukan dengan sempurna juga akan dapat menyebabkan konsumsi
energi kurang effisien karena proses produksinya kurang sempurna
3. PERILAKU

 Faktor manusia sangat bervariasi tergantung dari tingkat


intelektualitas, ekonomi serta lingkungan dimana mereka biasa
tinggal.

 Usaha pengurangan variasi perilaku bisa dikurangi melalui


tindakan-tindakan berikut :

 Pendidikan, peningkatan pendidikan mengenai


penghematan energi mellaui sarana pendidikan formal
ataupun informasi-informasi praktis melalui media
komunikasi.

 Harga energi, diberlakukan tarif progresif yaitu tarif


ditekan untuk pemakai listrik sampai batas kebutuhan
mendasar rumah tangga per-bulan dan dinaikkan untuk
kategori diatasnya dstnya. Sehingga orang akan
mempertimbangkan untuk menghamburkan
pengeluarannya hanya untuk membayar kelalaiannya.
SEKTOR INDUSTRI MERUPAKAN
KONSUMEN ENERGI TERBESAR DAN
JUGA SEBAGAI PENYUMBANG PENCEMAR

YANG TERBESAR PULA.

 Potensi program DSM yang dapat diterapkan di


sektor industri berdasarkan pengalaman negara-
negara industri adalah sbb :

1. Peningkatan Kinerja Motor


2. Pemakaian Lampu Effisiensi Tinggi
3. Penerapan Tarif Berkala (Time of Use Tarif)
4. Audit Energi
1. PENINGKATAN KINERJA MOTOR

Tindakan-tindakan yang dapat dilaksanakan untuk peningkatan


kinerja motor dapat diperinci sbb :
• Motor effisiensi tinggi, peningkatan effisiensi dapat dilakukan dengan
cara pemakaian bahan-bahan, bearing dan superior winding yang
berkualitas tinggi. Cara ini memerlukan tambahan biaya sekitar 20 –
40% daripada motor konvensional. Dengan investasi tsb penghematan
yang dapat dicapai adalah 2 – 8%.
• Motor jenis Muti-speed dan Variable-speed, effisiensi motor tertinggi
biasanya akan dicapai saat motor dibebani 50%. Penggunaan motor
bebannya sangat bervariasi. Multi-speed motor disainnya mempunyai
dua atau lebih winding sehingga memungkinkan untuk dioperasi dalam
dua atau lebih tingkat kecepatan tergantung keperluan. Motor jenis ini
harganya lebih mahal 30 – 80% diatas harga motor konvensional,
sedangkan penghematan energinya dapat mencapai 8 – 10%.
• Variable-speed motor adalah motor yang kecepatan putarnya
tergantung dari frekuensi arus yang masuk. Penghematan energi yang
didapatkan dapat mencapai 20 – 50%, sedangkan harganya sekitar 2 X
lipat dari motor konvensional
1. PENINGKATAN KINERJA MOTOR

Potensi Perbaikan Kinerja Motor dan Penghematan Energinya

Jenis Motor Potensi Maksimum Penghematan Energi

Motor bereffisiensi tinggi 50% 5%

Multi-Speed Motor 25% 9%

Variable-Speed Drive 25% 25%


2. LAMPU EFFISIENSI TINGGI
 Program DSM untuk penerangan dapat dilakukan dengan mengganti
lampu dan atau mengganti ballast dengan berefisiensi lebih tinggi serta
pemakaian reflektor dan alat-alat kontrol.
 Berdasarkan survei di Indonesia lampu penerangan yang dipergunakan
pada sektor ini sebagian besar adalah fluorescent (65%) ; high
intencity discharge, HID (Mercury) (25%) ; sedangkan incandescent
(lampu pijar) hanya sekitar 10%.

Langkah-langkah yang dapat dilakukan adalah :

 Penggantian Lampu Incandescent dengan “compact fluorescent lamp”


 Penggantian tabung fluorescent standar dengan tabung fluorescent
hemat energi
 Penggantian ballast fluorescent standar dengan ballast “high-efficiency
magnetic” atau elektronik
 Pemasangan reflektor dan pemasangan lampu yang berlebihan
 Pemasangan sensor okupansi
 Penggantian lampu HID mercury dengan lampu HID sodium
2. LAMPU EFFISIENSI TINGGI

Aktivitas Potensi Teknis Penghematan

Penggantian Incandescent-CFL 7% 75%


Penggantian Tab. Fluorescent eff.tinggi 60% 10%
Penggantian Ballast standar - magnetic 60% 10%
Penggantian Ballast standar - elektronik 60% 25%
Pemasangan Reflektor 40% 50%
Pemasangan Sensor Okupansi 20% 50%
Penggantian HID Mercury - Sodium 10% 35%
3. PENERAPAN TARIF BERKALA (TIME OF USE = TOU TARIF)

• Pemberian harga listrik untuk rentang waktu yang berbeda dapat


mendorong penyelarasan beban.
• Di Indonesia waktu beban puncak masih sangat dipengaruhi oleh
penggunaan listrik untuk penerangan di malam hari, dengan
penetapan tarif yang lebih tinggi pada penggunaan saat beban
puncak akan mengekang industri untuk tidak menggunakan listrik
pada jam tersebut sehingga beban puncak dapat sedikit ditekan.
• Berdasarkan pengalaman di Meksiko penerapan TOU menghasilkan
penurunan beban puncak sebesar 500 MW atau 7% dari kebutuhan
industri di waktu beban puncak jam 4 – 5 sore.
• Di Amerika Serikat program ini dapat mengurangi beban sebesar
1,37% dan pengurangan konsumsi tahun 1990 sebesar 0,13%.
• Potensi program ini sangat dipengaruhi oleh kepedulian industri
untuk penyesuaian jadwal operasi dan pembiayaan pabriknya dan
penentuan beban puncak dan diluar beban puncak serta penetapan
tarif yang dapat mengikat
4. AUDIT ENERGI

• Audit secara konvensional dapat dilakukan dengan jalan-jalan


keliling pabrik dengan mencatat segala aktivitas komponen-
komponen proses, sekarang audit sudah disiapkan secara
otomatis dan sewaktu-waktu dapat dikontrol dari ruang
kontrol secara kontinu.

• Pencatatan untuk audit energi harus mencakup semua


peralatan-peralatn energi seperti proses yang digunakan,
penerangan, HVAC (Heating, Ventilation, Air Conditioning),
motor, dll
Mekanisme Audit Energi
Daftar Pustaka :

1. Ir. Erlinda Muslim, MEE,” AUDIT ENERGI” Departemen Teknik Industri-Fakultas


Teknik-Universitas Indonesia 2008.
2. Dr. Giri Wiyono, M.T. “Prosedur Audit Energi Listrik Pada Bangunan Gedung”
Jurusan Pendidikan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Negeri
Yogyakarta .

You might also like