You are on page 1of 22

dr. Suryo Wijoyo., Sp.KF., MH.

Kes
Definisi PP No. 10 Tahun 1966 (1)
Yang dimaksud dengan rahasia kedokteran ialah
segala sesuatu yang diketahui oleh orang-orang
tersebut dalam pasal 3 pada waktu atau selama
melakukan pekerjaannya dalam lapangan kedokteran.

Dengan kata-kata "segala sesuatu yang diketahui", dimaksud : Segala fakta


yang didapat dalam pemeriksaan penderita, interpretasinya untuk
menegakkan diagnose dan melakukan pengobatan: dari anamnese,
pemeriksaan jasmaniah, pemeriksaan dengan alat-alat kedokteran dan
sebagainya. Juga termasuk fakta yang dikumpulkan oleh pembantu-
pembantunya. Seorang ahli obat dan mereka yang bekerja dalam apotik
harus pula merahasiakan obat dan khasiatnya yang diberikan dokter
kepada pasiennya. Merahasiakan resep-dokter adalah sesuatu yang penting
dari etik : pejabat yang bekerja dalam Apotik.
LATAR BELAKANG

Kewajiban moral yang telah lama ada sebelum diadakan


Peraturan atau undang-undang yang mengatur soal ini
LANDASAN PENTINGNYA
KERAHASIAAN MEDIS

Landasan Etika

Landasan
Hukum
LANDASAN ETIKA
Landasan Etika
Hipocratic Oath
“Whatever, in connection with my
professional service, or not in
connection with it, I see or hear, in
the life of men, which ought not to be
spoken of abroad,

I will not divulge, as reckoning that


all such should be kept secret. “
Declaration of Geneve
 “I will respect the secrets which are confided in me, even
after the patient has died”
International Code of Medical Ethics (1968)
 “A doctor shall preserve absolute secrecy on all he knows
about his patients because the confidence entrusted in him”
Declaration of Lisbon (1981)
 “The patient has the right to expect that his physician will
respect the confidential nature of all his medical and personal
details”
Sumpah Dokter

“Saya tidak akan menyebarkan segala sesuatu yang mungkin saya dengar
atau yang mungkin saya lihat dalam kehidupan pasien-pasien saya , baik waku
menjalankan tugas jabatan saya maupun di luar waktu menjalankan tugas
jabatan itu. Semua itu akan saya pelihara sebagai rahasia.”
KODE ETIK KEDOKTERAN INDONESIA

Pasal 7c
Seorang dokter harus senantiasa menghormati hak-hak
pasien, hak-hak sejawatnya, dan hak tenaga kesehatan
lainnya, dan harus menjaga kepercayaan pasien.

Pasal 12
Setiap dokter wajib merahasiakan segala sesuatu yang
diketahuinya tentang seorang pasien , bahkan juga setelah
pasien itu meninggal dunia.
LANDASAN HUKUM
1. UU No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan; Pasal 57
2. UU No. 29 Tahun 2004 Tentang Praktik Kedokteran;
Pasal 48
3. Peraturan Pemerintah No. 10 Tahun 1966 tentang
Wajib Simpan Rahasia Kedokteran
4. Permenkes No. 1419/MENKES/PER/X/2005 Tentang
Penyelenggaraan Praktik Dokter dan Dokter Gigi; Pasal
18
5. Permenkes No. 269/MENKES/PER/III/2008 Tentang
Rekam Medis; Pasal 10
UU NO. 36 TAHUN 2009 TENTANG
KESEHATAN
Pasal 57

(1) Setiap orang berhak atas rahasia kondisi kesehatan pribadinya


yang telah dikemukakan kepada penyelenggara pelayanan
kesehatan.
(2) Ketentuan mengenai hak atas rahasia kondisi kesehatan
pribadi sebagaimana dimaksug pada ayat (1) tidak berlaku
dalam, hal :
a. perintah undang-undang;
b. perintah pengadilan;
c. izin yang bersangkutan
d. kepentingan masyarakat; atau
e. kepentingan orang tersebut
UU NO. 29 TAHUN 2004
TENTANG PRAKTIK KEDOKTERAN

Pasal 48

(1)Setiap dokter atau dokter gigi dalam melaksanakan


praktik kedokteran wajib menyimpan rahasia
kedokteran.
(2)Rahasia kedokteran dapat dibuka hanya untuk
kepentingan kesehatan pasien, memenuhi permintaan
aparatur penegak hukum, permintaan pasien sendiri,
atau berdasarkan ketentuan perundang-undangan.
(3)Ketentuan lebih lanjut mengenai rahasia kedokteran
diatur dengan Peraturan Menteri.
PERMENKES NO. 1419/MENKES/PER/X/2005
TENTANG
PENYELENGGARAAN PRAKTIK DOKTER
DAN DOKTER GIGI
Pasal 18

(1) Dokter dan dokter gigi dalam melaksanakan tindakan


kedokteran wajib menyimpan segala sesuatu yang
diketahui dalam pemeriksaan pasien, interprestasi
penegakan diagnose dalam melakukan pengobatan
termasuk segala sesuatu yang diperoleh dari tenaga
kesehatan lainnya sebagai rahasia kedokteran;

(2) Ketentuan rahasia kedokteran sebagaimana dimaksud


dalam ayat (1) dilaksanakan sesuai peraturan perundang-
undangan.
PERMENKES NO. 269/MENKES/PER/III/2008
TENTANG REKAM MEDIS
Pasal 10

1)Informasi tentang identitas, diagnosis, riwayat penyakit, riwayat


pemeriksaan dan riwayat pengobatan pasien harus dijaga kerahasiaannya
oleh dokter, dokter gigi, tenaga kesehatan tertentu, petugas pengelola dan
pimpinan sarana pelayanan kesehatan.
2)Informasi tentang identitas, diagnosis, riwayat penyakit, riwayat
pemeriksaan dan riwayat pengobatan dapat dibuka dalam hal :
a. untuk kepentingan kesehatan pasien;
b. memenuhi permintaan aparatur penegak hukum dalam rangka
penegakan hukum atas perintah pengadilan;
c. permintaan dan/atau persetujuan pasien sendiri;
d. permintaan institusi/lembaga berdasarkan ketentuan perundang-
undangan; dan
e. untuk kepentingan penelitian, pendidikan, dan audit medis, sepanjang
tidak menyebutkan identitas pasien.
SIAPA ??? PP No. 10 Tahun 1996
Tentang
Wajib Simpang Rahasia Kedokteran

Pasal 3
Yang diwajibkan menyimpan rahasia yang dimaksud dalam pasal 1 ialah
:
a. tenaga kesehatan menurut pasal 2 Undang-undang tentang
Tenaga Kesehatan (Lembaran Negara tahun 1963 No. 79);
b. mahasiswa kedokteran, murid yang bertugas dalam lapangan
pemeriksaan, pengobatan dan/atau perawatan, dan orang lain
yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan.
SANKSI
Setiap orang berhak menuntut ganti rugi terhadap
seseorang, tenaga kesehatan, dan/atau penyelenggara
kesehatan yang menimbulkan kerugian akibat kesalahan
atau kelalaian dalam pelayanan kesehatan yang
diterimanya.
Yang termasuk “kerugian” akibat pelayanan kesehatan
termasuk di dalamnya adalah pembocoran rahasia
kedokteran

UU No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan Pasal 58(1) + penjelasannya


Sanksi pidana membuka rahasia

KUHP Pasal 322


(1) Barang siapa dengan sengaja membuka rahasia yang wajib
disimpannya karena jabatan atau pencariannya, baik yang
sekarang maupun yang dahulu, diancam dengan pidana
penjara paling lama sembilan bulan atau pidana denda paling
banyak sembilan ribu rupiah.
(2) Jika kejahatan dilakukan terhadap seseorang tertentu, maka
perbuatan itu hanya dapat dituntut atas pengaduan orang itu.
Pengendoran terhadap prinsip
PP No. 10 Tahun 1996 Pasal 2
Pengetahuan tersebut pasal 1 harus dirahasiakan oleh orang-orang tersebut dalam pasal 3, kecuali apabila suatu
peraturan lain yang sederajat atau lebih tinggi dari pada Peraturan Pemerintah ini menentukan lain
KUHAP Pasal 170
1. Mereka yang karena pekerjaan, harkat martabat atau jabatannya diwajibkan menyimpan rahasia, dapat minta
dibebaskan dari kewajiban untuk memberi keterangan sebagai saksi , yaitu tentang hal yang dipercayakan kepada
mereka.
2. Hakim menentukan sah atau tidaknya segala alasan untuk permintaan tersebut.

KUHP Pasal 48
Barang siapa melakukan perbuatan karena pengaruh daya paksa, tidak dipidana.

KUHP Pasal 49
1. Tidak dipidana, barang siapa melakukan perbuatan pembelaan terpaksa untuk diri sendiri maupun orang lain,
kehormatan kesusilaan atau harta benda sendiri maupun orang lain, karena ada serangan atau ancaman serangan
yang sangat dekat pada saat itu yang melawan hukum.
2. Pembelaan terpaksa yang melampaui batas, yang langsung disebabkan oleh keguncangan jiwa yang hebat karena
serangan atau ancaman serangan itu, tidak dipidana.
 UU No. 4 TAHUN 1984 TENTANG WABAH PENYAKIT MENULAR
 Pasal 11 (1)
 Barang siapa yang mempunyai tanggung jawab dalam lingkungan tertentu yang mengetahui adanya penderita
atau tersangka penderita penyakit sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, wajib melaporkan kepada Kepala Desa
atau Lurah dan/atau Kepala Unit Kesehatanterdekat dalam waktu secepatnya.

You might also like