You are on page 1of 38

CASE REPORT

KEJANG DEMAM KOMPLEKS

Oleh
Dr. Selviana, S.Ked

Pembimbing
Dr. Made Tirtha Yasa, Sp.A
Identitas Pasien

Nama An. A.G


Umur 1 tahun 11 bulan
Jenis Kelamin Laki laki
Alamat Jl. Untung Suropatu RT 17
Agama Islam
Status Keluarga Anak ke 2 dari 2 bersaudara
Tanggal Masuk 14 Desember 2017
UGD
Nomor RM 06-20-38
Keluhan Utama

Kejang
Anamnesis
• RPS
post kejang 2 kali hari ini. Kejang pertama (pukul 13.00 WITA) selama ± 5 detik,
mata pasien tiba tiba melihat ke atas dan saat digendong pasien tiba tiba muntah
dan menangis. Kejang kedua (pukul 18.00 WITA) selama ± 15 menit, tipe kejang
bersifat kaku (tonik), saat kejang pasien tidak sadarkan diri.
Keluhan Demam (+) sejak tadi subuh, batuk (+) pilek (+) ± 1 minggu, muntah 1 kali
tadi siang, mencret (-). Nafsu makan menurun mulai hari ini, minum banyak (+), susu
Morinaga Soya

• RPD
- Riwayat GEA pada bulan mei
- Riwayat kejang pertama pada bulan juli
- Riwayat kejang kedua pada bulan desember

• RPK
– Riwayat Keluarga sakit Serupa (DM) : Kakak Kandung
• Pemeliharaan Kehamilan dan Prenatal
Pemeriksaan di : Bidan dan Dokter
Frekuensi :
Trimester I : 1x/ 1 bulan
Trimester II : 2x/ 1 bulan
Trimester III : 2x/ 1 minggu
Keluhan selama kehamilan: tidak ada
Obat-obatan yang diminum selama kehamilan : vitamin dan
tablet penambah darah.

• Riwayat Kelahiran :
Pasien lahir di rumah sakit dengan berat badan lahir 3300
gram dan panjang 50 cm, lahir spontan, langsung menangis
kuat segera setelah lahir, usia kehamilan 39 minggu.

• Riwayat Postnatal :
Rutin ke dokter setiap bulan untuk menimbang badan dan
mendapat imunisasi.
Riwayat Imunisasi
• Riwayat Petumbuhan dan Perkembangan
Motorik Kasar
Mengangkat kepala : 3 bulan
Tengkurap kepala tegak : 4 bulan
Duduk sendiri : 6 bulan
Berdiri sendiri : 11 bulan
Berjalan : 13 bulan
Bahasa
Bersuara “aah/ooh” : 2,5 bulan
Berkata (tidak spesifik) : 8,5 bulan
Motorik halus
Memegang benda : 3,5 bulan
Personal sosial
Tersenyum : 2 bulan
Mulai makan : 6 bulan
Tepuk tangan : 9 bulan

• Kesan : pertumbuhan dan perkembangan sesuai usia


• Riwayat Makan Minum Anak
– Usia 0-6 bulan : ASI, frekuensi minum ASI tiap kali bayi
menangis dan tampak kehausan, sehari biasanya lebih
dari 8 kali dan lama menyusui 10 menit, bergantian kiri
kanan.
– Usia 6-8 bulan : bubur susu 2-3 kali sehari satu mangkok
kecil, dengan diselingi dengan ASI jika bayi lapar. Buah
pisang/pepaya sekali sehari satu potong (siang hari).
– Usia 8-12 bulan : nasi tim 3 kali sehari satu mangkok kecil
dengan sayur hijau/wortel, lauk ikan /tempe, dengan
diselingi dengan ASB jika bayi masih lapar. Buah
pepaya/pisang sehari 2 potong.
– Usia 1 tahun - sekarang : diperkenalkan dengan makanan
dewasa dengan sayur bervariasi dan lauk ikan, ayam
/tempe, porsi menyesuaikan, 3 kali sehari. Minum susu
Morinaga Soya karena alergi susu sapi. Buah
pepaya/pisang/jeruk jumlah menyesuaikan.

• Kesan : kualitas dan kuantitas cukup


Pemeriksaan Fisik
Status General Tanda Vital
• Keadaan Umum : Lemas •Nadi : 120x/menit, kuat
• Kesadaran : angkat
Composmentis GCS (E4M6V5
= 15) •RR : 24x/menit
• Berat Badan : 16kg
• Tinggi Badan : 75cm •S : 37.9º C, periaxiler
Pemfis(next)
Kepala Lymphonodi
Retroaurikuler : tidak membesar
Bentuk mesocephal, rambut hitam sukar Submandibuler : tidak membesar
dicabut, distribusi merata, UUB sudah
Thorax
menutup, LK= 33 cm (-2 SD < LK < 0 SD) normochest, retraksi (-), gerakan simetris kanan kiri
Mata
Cor
Mata cekung (-/-), konjungtiva pucat (-/- Inspeksi : Iktus kordis tidak tampak
),sklera ikterik (-/-), pupil isokor Palpasi : Iktus kordis tidak kuat angkat
(2mm/2mm), reflek cahaya (+/+)
Perkusi : Batas jantung kesan tidak
Hidung membesar
Bentuk normal, nafas cuping hidung (-/-), Kanan atas : SIC II LPSD
Kanan bawah : SIC IV LPSD
sekret (-/-) Kiri bawah : SIC IV LMCS
Mulut Auskultasi : BJ I-II intensitas normal, reguler,
Bibir sianosis (-), mukosa basah (+) bising (-)
Telinga Pulmo
Inspeksi : Pengembangan dada kanan =kiri
Bentuk normal, sekret(-).
Tenggorokan Palpasi : Fremitus raba kanan =kiri

Uvula ditengah, tonsil hiperemis (+), T3-T3 , Perkusi : Sonor / Sonor di semua lapang paru
Batas paru-hepar : SIC V kanan
faring hiperemis (-) Batas paru-lambung : SIC VI kiri
Leher Redup relatif di : SIC V kanan
Redup absolut : SIC VI kanan (hepar)
Trakea di tengah, kelenjar getah bening
Auskultasi : SD vesikuler (+/+), RBK (-/-), RBH (-/-)
tidak membesar
Pemfis (next)
Abdomen Pemeriksaan Neurologis
Inspeksi : dinding dada setinggi
dinding perut Motorik : Koordinasi baik
Auskultasi : peristaltik (+) meningkat kekuatan
Perkusi : tympani
Palpasi : nyeri tekan (-), hepar
tidak teraba, lien tidak teraba, turgor Sensorik : Belum dapat dinilai
kembali cepat.
Reflek Fisiologis
• Urogenital : dalam batas normal R. Biseps : (+2/+2)
R. Triseps : (+2/+2)
• Ekstremitas : R. Patella : (+2/+2)
Akral dingin (-) R. Archilles : (+2/+2)
Sianosis (-)
Oedem (-) Reflek Patologis
Wasting (-) R. Babinsky : (-/-)
ADP teraba kuat R. Chaddock : (-/-)
• CRT <2” R. Oppeinheim: (-/-)

Meningeal Sign
Kaku kuduk : (-)
Brudzinsky I : (-)
Pemeriksaan Penunjang :
Lab :Tanggal 14 Desember 2017

Pemeriksaan 20.05 Hasil Pemeriksaan 20.05 Hasil


Hb 12.1
Natrium 132.09
Leukosit 12.200
Kalium 4.19
Hct 36
Trombosit 347.000 Chlorida 106.07

MCV 75
GDA 112
MCH 25
MCHC 34
Eos 2
Bas 1
Stab 0
Segment 84
Lymphosit 9
Monosit 4
Pemeriksaan Penunjang :
Lab :Tanggal 16 Desember 2017
Pemeriksaan Hasil
Tinja/ Feses
14.35
Makroskopis
Konsistensi Lembek
Warna Cokelat
Darah (-)
Lendir (+)
Mikroskopis
Eritrosit 1-2
Leukosit 2-3
Amoeba (-)
Kista (-)
Telur Cacing (-)
Sisa Makanan (+)
Lain- Lain Bakteri (+)
Resume
• S : Kejang (+) 2x hari ini, kejang pertama ± 5
detik, kejang kedua ± 15 menit bersifat tonik,
pasien tidak sadar selama kejang. Febris (+) mulai
subuh, batuk pilek (+) ± 1 minggu, nausea (+)
vomite (+) 1x tadi siang

• O : KU : Lemah, kesadaran Compos Mentis, Gizi


kesan cukup. BB 16 kg, TB 75 cm, nadi
120x/menit, kuat angkat, respirasi 24x/menit,
temperatur 37,9o C, peraxiler. Pmx fisik: tonsil
hiperemis (+), T3-T3. Pada pemeriksaan
laboratorium ditemukan leukositosis, sedikit
hiponatremia, bakteri dalam feses
DIAGNOSIS

Kejang Demam Kompleks


Penatalaksanaan
• Terapi UGD
• IVFD RL 16 tpm
• Inj. Ondansetron 1 cc
• Propiretic supp 160 mg
• Stesolid supp 10 mg
• Konsul Dr. Made, Sp.A
• Ceftriaxone 3 x 500 mg / iv
• Progesic syrup 4 x cth ¾
• Ambroxol 3 x cth ½
• Tremenza 3 x cth ½
• Diazepam rectal 10 mg (jika kejang)
• Jaga suhu jangan sampai demam
• TTV/4 jam
Follow up
PROGNOSIS

• Ad vitam : Bonam
• Ad functionam : dubia ad bonam
• Ad sanationam : dubia ad bonam
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi

Kejang demam merupakan kelainan


neurologis akut yang paling sering
dijumpai pada anak yang terjadi pada
suhu badan yang tinggi yang disebabkan
oleh kelainan ekstrakranial
Epidemiologi

• Insiden terjadinya kejang demam terutama


pada golongan anak umur 6 bulan sampai 4
tahun

• Kejang demam lebih sering didapatkan pada


laki-laki daripada perempuan

• Jumlah penderita kejang demam diperkirakan


mencapai 2 – 4% dari jumlah penduduk di
AS, Amerika Selatan, dan Eropa Barat.
Namun di Asia dilaporkan penderitanya lebih
tinggi
Etiologi

• Belum diketahui secara pasti


• Demam, sering disebabkan oleh
– ISPA
– Otitis media akut
– Infeksi saluran kemih dan saluran cerna
– Riwayat imunisasi
Klasifikasi
Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia
• Kejang Demam Sederhana • Kejang Demam
(harus memenuhi semua kriteria
berikut) Kompleks
(hanya dengan salah
 Berlangsung singkat satu kriteria berikut)
 Umumnya serangan berhenti
sendiri dalam waktu < 15 menit  Kejang berlangsung
lama, lebih dari 15 menit
 Bangkitan kejang tonik, tonik-
klonik tanpa gerakan fokal
 Kejang fokal atau
 Tidak berulang dalam waktu 24 parsial satu sisi, atau
jam kejang umum didahului
dengan kejang parsial

 Kejang berulang 2 kali


atau lebih dalam 24 jam,
anak sadar kembali di
antara bangkitan kejang.
Manifestasi Klinis

• Demam (terutama demam tinggi atau


kenaikan suhu tubuh yang terjadi secara
tiba tiba)
• Pingsan yang berlangsung selama 30
detik -5 menit (hampir selalu terjadi pada
anak yang mengalami kejang demam)
• Kejang tonik klonik atau grand mal
Diagnosis

Anamnesis

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan Penunjang
Diagnosis Banding
Penatalaksanaan

Mencari dan
Pengobatan
mengobati
• Diazepam Penunjang • Profilaksis intermitten
•Rektal •Paracetamol
penyebab
•IV • Monitor jalan nafas •Ibuprofen • ISPA
• Melonggarkan pakaian ketat • Profilaksis Jangka Panjang • Otitis Media Akut
• Posisi kepala di miringkan •Fenitoin • Infeksi Saluran Kemih dan
untuk mencegah aspirasi •Fenobarbital Saluran Cerna
• kompres •Asam Valproat

Mengatasi kejang Memberikan


secepat mungkin pengobatan rumat
Prognosis

• Ad vitam : Bonam
• Ad functionam : dubia ad bonam
• Ad sanationam : dubia ad bonam
Pembahasan Kasus
• Penegakan diagnosis kejang demam kompleks dilakukan
berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang. Dari anamnesis didapatkan, pasien mengalami kejang
saat demam sebanyak 2 x dalam waktu 24 jam, dengan lama
kejang I ±5 detik dan kejang II ± 15 menit. Kejang bersifat umum
yang didahului kejang parsial. Selama kejang pasien tidak sadar
dan pasien sadar diantara dua serangan kejang. Hal ini sesuai
dengan kriteria diagnosis kejang demam kompleks. Pasien juga
tidak mempunyai riwayat kejang pada saat tidak demam, untuk
menyingkirkan diagnosis epilepsi.
• Dari pemeriksaan fisik didapatkan adanya hiperemis pada tonsil
yang dicurigai sebagai penyebab kejang demam akibat
tonsilifaringitis. Tidak adanya kaku kuduk, rangsang meningeal,
refleks patologis menunjukkan penyebab kejang demam pada
pasien tidak disebabkan oleh proses intrakranial walaupun hal ini
harus dipastikan lebih lanjut dengan pemeriksaan pungsi lumbal.
• Dari pemeriksaan penunjang darah rutin yang penting menunjukkan
adanya peningkatan kadar leukosit dalam darah (12.200/mm3).
Pada pasien ini dilakukan pemeriksaam kadar elektrolit dalam darah
untuk menyingkiran kemungkinan kejang akibat gangguan elektrolit
dan hasil dari pemeriksaan elektrolit tidak menunjukkan adanya
gangguan elektrolit. Pemeriksaan pungsi lumbal juga dianjurkan
pada pasien ini untuk memastikan tidak adanya penyebab
intrakranial untuk terjadinya kejang.
• Penatalaksanaan pasien ini pemberian cairan infus Kaen 3B. Hal ini
untuk memberikan kebutuhan glukosa, cairan, dan elektrolit pada
pasien yang saat demam, tidak terpenuhi asupannya. Pasien masuk
ke ruang perawatan dalam keadaan tidak kejang lagi, sehingga
seharusnya diberikan obat anti kejang profilaksis intermitten yaitu
diazepam dengan dosis 0,3mg/kgBB setiap 8 jam untuk oral atau
0,5 mg/kgBB setiap 8 jam untuk rektal.

You might also like