Professional Documents
Culture Documents
(Safrida, 2010)
(Safrida, 2010)
Masa inkubasi tetanus antara 3–21 hari, namun dapat singkat
(1–2 hari) dan kadang > 1 bulan.
(Safrida, 2010)
• Diagnosis ditegakkan berdasarkan klinis dan
riwayat luka infeksi
* • Pemeriksaan laboratorium kurang menunjang
(Safrida, 2010)
(Safrida, 2010)
Tujuan terapi:
(Adams, 1997)
Tujuan dapat dicapai dengan
(Adams, 1997)
bertujuan membunuh bentuk
• Antibiotika: vegetatif dari C.tetani, bukan untuk
toksin yang dihasilkannya.
(Adams, 1997)
• Tetanus Toksoid (TT)
(Adams, 1997)
• Antikonvulsan
(Adams, 1997)
TATA LAKSANA TETANUS
GENERALISATA DENGAN KARIES GIGI
(LAPORAN KASUS)
Pasien Tn. I berumur 46
tahun, datang ke RS dengan
kekakuan seluruh tubuh Pasien juga merasakan demam
pada saat 1 minggu sebelum
sejak 7 hari yang lalu
masuk RS & keluhan gigi
sebelum masuk RS. Awalnya berlubang yang sering terasa
pasien merasakan kekakuan nyeri sejak 1 bulan terakhir.
pada rahangnya sehingga Terkadang pasien mencongkel
sulit membuka mulut dan gigi yang berlubang dengan
menelan, kemudian pasien peniti dan pentul. Pasien tidak
merasakan tubuhnya seperti memiliki & tidak mengalami
robot yang sulit bergerak, riwayat penyakit kejang
berjalan, berbicara dan sebelumnya
mengalami hambatan
dalam segala aktivitas.
(Safrida, 2010)
Pasien adalah seorang nelayan
yang sehari-hari bekerja di
Keluarga pasien tidak ada
laut dan tambak. Pasien tidak
yang pernah menderita
pernah menggunakan sandal
epilepsi dan tidak pernah
atau sepatu ketika bekerja.
menderita penyakit seperti
Pasien juga mengaku sering
yang diderita pasien. Pasien
mengalami luka akibat terkena
berasal dari keluarga ekonomi
serpihan keong dan benda-
menengah ke bawah yang
benda tajam lainnya. Namun
sehari-hari menggantungkan
pasien mengaku luka tersebut
kehidupannya dari pekerjaan
sembuh dan tidak pernah
sabagai nelayan
mengalami gangguan yang
seperti pasien rasakan saat ini
(Safrida, 2010)
Pada saat pemeriksaan fisik
pertama kali pasien tampak
gelisah, rahang dan seluruh
tubuh kaku dengan GCS
E4M6V5. Tanda vital: tekanan
darah 144/94 mmHg, frekuensi
nadi 104 x/ menit, volume
cukup, regular, frekuensi napas
30 x/ menit, simetris, regular,
kedalaman cukup, dan suhu
tubuh 37 °C.
(Safrida, 2010)
(Safrida, 2010)
• Tetanus adalah suatu toksemia akut karena neurotoksin dari
Clostridium tetani ditandai dengan spasme otot yang periodik dan
berat pada fase akut (paralitik spastik) karena tetanospasmin.
• Diagnosa tetanus didasarkan pada klinis dan riwayat infeksi sebagai
port d entry.
• Penatalaksanaan yang tepat dan cepat sangat menentukan
prognosis pasien. Prognosa didasarkan pada onset, masa inkubasi,
umur, penatalaksanaan, adanya kejang dan demam.
• Tatalaksana infeksi sebagai port d entry penting dilakukan pada
pasien untuk mencegah berkembangnya toksin.
• Edukasi terhadap pasien mengenai sumber infeksi dan immunisasi
tetanus penting dilakukan guna mencegah berulangnya tetanus.
(Safrida, 2010)
• Adams. R.D,et al. 1997. Tetanus in: Principles of New'ology,
McGraw-Hill.
• Safrida, Wati dan Syahrul.2010. Tata Laksana Tetanus
Generalisata Dengan Karies Gigi (LAPORAN Kasus).
Cakradonya Dental Journal. Residen Neurologi Fakultas
Kedokteran Unsyiah-RSU