Latar Belakang Strategi dasar kemandirian bangsa bertumpu pada kemandirian di bidang pangan dan energi Banyak lahan sawah yang potensial yang dialih fungsikan menyebabkan produktifitas lahan subur menurun sementara target produksi pertanian harus terus memenuhi kebutuhan jumlah pangan penduduk. SORGUM Sorgum mampu beradaptasi pada kondisi lahan marginal dan membutuhkan air relatif lebih sedikit (lebih tahan terhadap kekeringan dibanding tanaman pangan lain). Sorgum dapat digunakan sebagai pangan, pakan ternak dan bioenergi (bioetanol). Kandungan gizi Sorgum Budidaya Sorgum Di Indonesia memiliki daerah-daerah yang pernah melakukan pertanaman sorgum adalah sebagai berikut: Propinsi Jawa Barat: Garut, Ciamis, Cirebon, Sukabumi, dan Indramayu Propinsi Jawa Tengah: Brebes, Demak, dan Wonogiri Propinsi DI.Yogyakarta: Bantul, Kulon Progo, dan Gunung Kidul Propinsi Jawa Timur: Pacitan, Lamongan, dan Sampang Propinsi Nusa Tenggara Timur: Kupang, Rote Ndao, Timor Tengah Selatan, Timor Tengah Utara, Belu, Alor, Flores Timur, Sikka, Ende, Ngada, Manggarai, Sumba Barat, Sumba Timur Budidaya sorgum Panen Sorgum Pemanfaatan Secara garis besar, pemanfaatan sorgum dipusatkan menjadi tiga yaitu: 1. Sorgum sebagai bahan pangan substitusi beras 2. Sorgum sebagai bahan pakan ternak 3. Sorgum sebagai bahan baku glukosa dalam produksi alkohol Sorgum sebagai bahan pangan substitusi beras Beras sorgum
Tepung sorgum dapat mensubstitusikan
terhadap tepung terigu antara 50 – 75 % untuk kue kering & kue basah, kue basah 30- 50 %, Roti 20-25 % dan Mie 15-20 %. Sorgum sebagai bahan pakan ternak Kandungan gizi Sorgum sebagai bahan pakan ternak Berapa keperluan pakan harian untuk Sapi? Sapi memerlukan HMT sekitar 10 % dari bobot badannya. Kalau dihitung rata- rata berat Sapi 250 kg per ekor berarti dibutuhkan pakan HMT sekitar 25 kg per ekor per hari. Dalam setiap hektar Sorgum yang dipanen akan menghasilkan daun sekitar 40 ton/hektar/musim. Kalau mengikuti asumsi di atas, kita akan memanen 0,04 – 0,05 hektar Sorgum, berarti akan memanen daun Sorgum sebanyak 40 ton/hektar x 0,04 hektar/hari = 1,6 ton/hari atau 1.600 kg/hari. Berarti ada 64 ekor Sapi yang bisa dipelihara (1600 kg/hari : 25 kg/hari/ekor = 64 ekor), dengan 4,4 sampai 5,5 hektar. Berarti dalam setiap hitungan per hektar Sorgum dapat dipelihara Sapi sejumlah maksimal 11 - 14 ekor, kita asumsikan saja sebanyak 10 ekor Sapi. Sorgum sebagai bahan pakan ternak Hijauan Sorgum difermentasi menjadi Silase Sorgum sebagai bahan baku glukosa dalam produksi alkohol Perbandingan dengan tebu: Tanaman sorgum memiliki produksi biji dan biomass yang jauh lebih tinggi dibanding tanaman tebu. Adaptasi tanaman sorgum jauh lebih luas dibanding tebu sehingga sorgum dapat ditanam di hampir semua jenis lahan, baik lahan subur maupun lahan marjinal. Tanaman sorgum memilki sifat lebih tahan terhadap kekeringan, salinitas tinggi dan genangan air (water lodging). Sorgum memerlukan pupuk relatif lebih sedikit dan pemeliharaannya lebih mudah daripada tanaman tebu. Menanam sorgum lebih mudah, kebutuhan benih hanya 4,5–5 kg/ha dibanding tebu yang memerlukan 4500–6000 stek batang. Umur panen sorgum lebih cepat yaitu hanya 3,5 bulan, dibanding tebu yang dipanen pada umur 7 bulan. Sorgum dapat diratun sehingga untuk sekali tanam dapat dipanen beberapa kali. Sorgum sebagai bahan baku glukosa dalam produksi alkohol Perbandingan dengan Tebu Sorgum sebagai bahan baku glukosa dalam produksi alkohol Glukosa dari biji sorgum Masalah utama pengembangan sorgum Nilai keunggulan komparatif dan kompetitif sorgum yang relatif rendah, Penerapan teknologi pascapanen yang masih sulit, Biji mudah rusak dalam penyimpanan, dan usaha tani sorgum di tingkat petani belum intensif. Penutup Peluang sorgum sebagai salah satu sumber bahan bakar alternatif juga masih terbuka. Untuk itu, kerjasama dari berbagai pihak dalam menyosialisasikan dan memasyarakatkan sorgum harus semakin intens dilakukan. Terimakasih
Kajian Kelapa dengan Pendekatan Rantai Nilai dan Iklim Usaha di Kabupaten Sarmi “Program Pembangunan berbasis Masyarakat Fase II: Implementasi Institusionalisasi Pembangunan Mata Pencaharian yang Lestari untuk Masyarakat Papua” Webo – UNDP2013