You are on page 1of 58

1

MANAGEMENT OF CLEF LIP AND


PALATE

Renie kumala dewi ,drg 021518046303


Nandya Angginingtyas ,drg 021518046309
Hayu henning handayani, drg 021518046310
2
3

Orthodontic Treatment of A Bilateral Cleft


Lip and Palate Patient with Bilateral Tooth
Transpositions and Congenital Missing
Teeth
(CASE REPORT)

Kiyoshi Tai */ Jae Hyun Park**/ Masahiro Tanino***/Yasumori sato ****


The Journal of Clinical Pediatrics Dentistry Vol.35, No. 2/2010 page 225-231
4

• Anak Laki laki usia 15 tahun 11 bulan dirujuk untuk


perawatan Orthodontik

• Keluhan Utama : memperbaiki estetik gigi depan


rahang atas

• Pemeriksaan Intra Oral : Cleft lip and palate


bilateral

• Riwayat Medis : Operasi rekontruksi bibir pada usia


3 bulan, palatoplasty pada usia 1 tahun 11 bulan,
rekonstruksi bibir dan hidung serta bone graft pada
usia 11 tahun 9 bulan
5

Profil Ekstraoral
• Dilihat dari mesofacial tampak
cembung dengan bibir atas
dan bawah protrusif.

• Cepalogram anteroposterior
menunjukkan septum hidung
yang miring tanpa disertai
asimetri wajah
6

• Panoramik Foto : tidak terdapat gigi caninus


permanen rahang atas kanan dan kiri, dan gigi incisive
rahang bawah kiri
• Supernumery Teeth pada lokasi cleft sebelah kanan
7

Transposisi Gigi
• Incisive lateral rahang atas kiri Incisive central dan
dengan caninus sulung rahang premolar pertama rahang
atas kiri atas kanan rotasi 90◦
• Supernumery teeth dengan kekanan
premolar pertama rahang atas
Incisive lateral dan molar
kanan
kedua sulung rahang atas
kiri  ada / dipertahankan

Premolar kedua rahang


atas kiri  posisi berada di
palatal
• Penyempitan lengkung rahang atas  karena cleft lip
and palate
• Crowding modarate
• Retrusi incisive rahang bawah dan diastema pada
lengkung rahang bawah
• Relasi molar klas I kanan dan kiri dengan overjet 2mm
• Caninus sulung rahang atas kiri erupsi pada posisi
crossbite
Analisis Cephalometri
• Klas I skeletal

• ANB : 7.9, Wits : 4.4mm


dengan pola pertumbuhan
normal (SN-MP : 41,9)

• Incisive rahang atas retrusif


(UI to SN : 86.1)

• Incisive rahang bawah


retroclinasi (IMPA 75.3)
10

• Panoramic foto : mahkota dari benih molar ketiga


sedang dalam pertumbuhan
Tujuan Treatment
Mendapatkan overbite dan overjet Normal dengan relasi
molar klas I

Mengurai crowding di Rahang atas dan menutup space


pada Rahang Bawah

Dental midline akan dikompromi oleh karena adanya


kehilangan gigi pada central incisor rahang bawah.
Bagian terpenting adalah memperbaiki oklusi dan profil
wajah

Untuk menjadi perhatian: observasi rahang atas harus


terus dilakukan selama perawatan oleh karena adanya
riwayat perbaikan bibir dan penutupan celah dipalatal
12

• Adanya rencana perawatan veenering gigi


anterior rahang atas setelah perawatan
orthodontic selasai
Step by step perawatan
• Konsul drg. Sp. Restorative sehubungan gigi incisive
rahang atas

• Konsul evaluasi jaringan periodontal dan tulang


alveolar di area cleft dan rencana untuk perbaikan
ginggiva yang kurang baik secara estetik diarea anterior

• Ekstraksi molar kedua sulung kiri rahang atas

• Untuk alasan estetik  disarankan kepada orangtua,


kami menunda pencabutan incisive lateral sulung
sampai waktu yang memungkinkan.
• The 0,22 “ Tip edge (TP Orthodontics, Inc.,
LaPorte, IN)  dipasang pada gigi gigi rahang atas

• Leveling  2 bulan dengan niti arch wire 


ekspansi ringan archwire SS 0.16 dengan omega
loop yang diletakkan pada mesial molar pertama
rahang atas.

• Koreksi Rotasi incisive sentral dan premolar


pertama rahang atas kanan dan menggerakkan
premolar kedua rahang atas kiri ke lengkung
rahang yang benar.
• Dua gigi (insisif central dan caninus rahang atas
kiri) digerakkan perlahan untuk mendapatkan
space bagi gigi insisif lateral yang mengalami
transposisi.
16

• Setelah berada pada tempat yang benar pasang


The 0,22” Tip-Edge Apliance pada rahang bawah 
gigi insisif lateral atas kiri bergerak ke anterior
sebanyak 15 mm.
17

• Tahap finishing diberi elastik pada rahang atas dan


rahang bawah selama 2 bulan untuk mendapatkan
oklusi yang stabil.

• Setelah perawatan orthodontic selesai dikonsulkan


ke bagian restoratif untuk mendapatkan margin
gingiva yang baik
• Perawatan tersebut berlangsung selama 28 bulan
• Retensi fixs dipasang dengan bonding dengan
splinting wire SS dari gigi insisif lateral kiri
sampai supernumerary teeth rahang atas.

• Retensi fixs dipasang dengan bonding dengan


splinting wire SS dari gigi caninus ke caninus.
19

• Kontrol setelah
perawatan
menunjukkan tujuan
dari treatment telah
tercapai. Wajah
menunjukkan estetika
profil, overjet dan
overbite yang
terkoreksi.
Analisa sefalometri pasca perawatan didapatkan
perubahan skeletal ANB=6,3o; Wits=3,5mm dan
sudut bidang mandibula stabil (SN-MP=4,2) gigi
insisif rahang atas proklinasi dengan sudut U1-
SN=91,1; gigi insisif rahang bawah retroklinasi
(IMPA=72,0)
21

• Untuk mendapatkan paripurna pasien


membutuhkan koreksi estetik melalui cheiloplastic
yang dapat dilakukan pada usia 16 tahun 9 bulan
dan 17 tahun 9 bulan. 3 tahun kemudian
diharapkan pasien kontrol untuk memeriksakan
kestabilan oklusinya dan maintenance alat fix
retensinya(spinting).
22
23

Non-surgical management of unilateral cleft lip


and palate in growing patient
(CASE REPORT)

Case report 1 from Department of Orthodontics, Government of Dental College and Hospital, Ahmedabad,
Gujarat, India ,2015
24

• Seorang anak perempuan berusia 13 tahun datang ke Departemen


Ortodonti, rumah sakit gigi dan mulut pemerintah dengan keluhan
utama gigi berdesakan.

• Pasien memiliki bibir sumbing melibatkan alveolus di sisi kiri


melalui langit-langit keras hingga langit-langit lunak yang telah
dikoreksi melalui pembedahan bibir sumbing pada usia 6 bulan dan
langit-langit di 1,5 tahun.
25

• Pemeriksaan ekstraoral

Pre-treatment extraoral

Jenis wajah pasien leptopropic dengan gaya berjalan dan postur tubuh
yang normal, profil jaringan lunak cekung, sulkus mentolabial dangkal,
wide buccal corridors dan terdapat jaringan parut dari perbaikan bibir
sumbing
26

Pre-treatment intraoral

Pemeriksaan intraoral
menunjukkan molar kanan
kelas I dan molar kiri
dengan relasi edge to edge.
terdapat pergeseran garis
median ke arah sisi kanan.
Pasien memiliki overjet -6
mm dan 4 mm overbite
dengan kurva of spee 1 mm
27

Orthopantomogram menunjukkan tidak


adanya benih gigi insisivus lateral rahang
atas kiri dan kanan.

Cephalogram lateral menunjukkan skeletal


pola kelas III karena rahang retrognathic
dan pola pertumbuhan vertikal .

Indikator kematangan Serviks vertebra


pada Tahap II- dengan Percepatan - 65-
85% dari pertumbuhan remaja yang
diharapkan.
28

• Diagnosis
• Pasien cleft lip and palate unilateral, dengan relasi
molar Angle kelas I di sisi kanan dan edge to edge
pada molar di sisi kiri, pola skeletal Kelas III
dengan penurunan panjang lengkung rahang atas.
29

Tujuan perawatan

•Memperbaiki defficiency maksila pada bagian transversal.


• Memperbaiki hubungan skeletal pada bagian sagital.
• Alignment and leveling pada lengkung gigi atas dan bawah.
• Memperbaiki garis median gigi atas dan bawah.
• Mencapai overjet dan overbite yang ideal .
• Mencapai dan mempertahankan hubungan molar Kelas I
bilateral
• Merubah profil jaringan lunak dan senyum
30

TEATMENT PLAN
1. Perawatan wajah yang abnormal dengan
intervensi bedah dilakukan after growth is
completed
2. Perawatan extraoral traction terhadap maxilla.

• Primary goals pada perawatan selama mixed


dentition : expansion and protraction of maxilla,
secondary bone grafting
31

Rencana perawatan dibagi menjadi beberapa tahap :

1. Rapid maxillary expansion (RME): diaktifkan dua kali


sehari (180 derajat setiap hari) selama 10 hari. Pada
hari ke-11, aktivasi alat dihentikan. RME sekrup itu
ditutup menggunakan self-cure acrylic

2. Koreksi orthopedi - koreksi diskrepansi sagittal


dengan face mask, protaction headgear tipe-2 yang
menggunakan tambahan elastis yang melekat pada
kait RME dengan force 500 g berlaku pada setiap sisi
selama minimal 16 jam / hari. Setelah 6 bulan terapi ,
overjet positif telah tercapai, tetapi protraction
headgear tetap digunakan sampai 4 bulan dengan
kekuatan yang sama 8-10 jam/hari untuk mencegah
kekambuhan.
32

3. Kemudian alat RME dilepas,dan dilanjutkan


dengan memberikan transpalatal arc untuk
mengkoreksi relasi transversal.

4. Koreksi Fixed mechanotherapy-dentoalveolar


dengan penggunaan straight wire appliance
(0.022'' MBT)

5. Alignment and leveling menggunakan 016 wire


NiTi .
33

• Retensi: Pasca pengobatan retensi dari kaninus


ke kaninus rahang atas dan bawah
menggunakan fixed retainer dengan Hawley's
retention plates.
34

Rapid maxillary expansion


appliance with hooks for
fackmask therapy

Extraoral photographs after


rapid maxillary expansion and
facemask therapy
35

Intraoral photographs after rapid


maxillary expansion and facemask
therapy

Lateral cephalogram after rapid maxillary


expansion and facemask therapy and
photograph showing extended arm
transpalatal arch
36
37

• Hasil
1. SNA meningkat dari 73 ke 75
2. ANB dari -2 ke + 2
3. Wits appraisal -9 mm menjadi + 3 mm.
4. Perbaikan dari Nasion ke titik A telah dicapai
(dari -10 mm ke -5 mm).
5. Angle of convexity dikoreksi dari -10 ke 0 profil
menjadi cekung dari lurus sebelumnya.
6. Upper incisor to NA berubah dari 30, 6 mm
hingga 27, 6 mm .
7. lower incisor to NB berubah dari 21, 4 mm ke
24, 7
38

Orthopedic correction that is maxillary


protraction and downward, backward
rotation of the mandible.

Intraoral dan ekstraoral post terapi


39
40

Definisi cleft lip and palate

• Suatu kelainan kongenital yang terjadi pada


bibir bagian atas serta langit-langit mulut .
• Clef lip disebabkan oleh gagalnya prosesus nasal
median dan maksilaris untuk menyatu selama
perkembangan embrionik.
• Cleft palate kegagalan 2 sisi pada palatum
untuk menyatu karena perkembangan
embrionik (Young D.L. 2003).
41

Epidemiologi
• Cleft memiliki frekuensi yang berbeda-beda
pada berbagai budaya dan ras serta negara.
Diperkirakan 45% dari populasi adalah non-
Kaukasia.

(Tolarova, 2009).
42

Klasifikasi Morfologi (1931)

Klasifikasi Fogh Anderson (1942)

Klasifikasi LAHSHAL (1987)


43

Klasifikasi
1. Klasifikasi Morfologi (The Veau clasification 1931)

Kelompok
Kelompok1 1 : Cleft of the soft
Kelompok2 2 : Cleft of the hard and soft
Kelompok
palate only
palate till the incisive foramen

Pic:www.childrensmn.org
Pic:www.mitchmedical.us
44

Kelompok4 4 : complete cleft of


Kelompok
the soft palate, hard palate, the
alveolar ridge and the lip on
Kelompok3 3 : complete unilateral
Kelompok both side.
cleft of the soft palate, hard palate,
the alveolar ridge and the lip on
one side

www.pocketdentistry.com
www.jclcpa.org
45

2. Klasifikasi Fogh Anderson (1942)

Kelompok 1 : cleft of the lip. Dapat dibagi menjadi :


Single  unilateral atau median clefts
Double  bilateral clefts

Kelompok 2 : cleft of the lip & palate. Dikelompokkan menjadi :


Single  unilateral clefts
Double  bilateral clefts

Kelompok 3 : cleft of the palate memanjang sampai ke foramen


insisif.
46

3. Klasifikasi LAHSHAL (okriens 1987)

LAHSHAL • klasifikasi ini didasarkan pada kondisi


• L : Lip yang ada bahwa clefts lip, alveolus dan
• A : Alveolus hard palate dapat bilateral sedangkan
• H : Hard palate clefts yang melibatkan pada soft palate
biasanya unilateral.
• S : Soft palate
• H: Hard palate
• A : Alveolus
• L : Lip
47

Melibatkan struktur :
• Hanya bibir
• Bibir dan tulang alveolus (tulang alveolus adalah
tulang rahang atas yang ditempati oleh gigi dan
berada pada clefts defect tulang di alveolus dapat
disertai kehilangan gigi seri lateral rahang atas
• Bibir, alveolus, hard palate
• Lip, alveolus, hard and soft palate
• Hanya soft palate
48
49

• Faktor genetik :
Mutasi gen
Kelainan kromosom : 75% dari faktor keturunan
resesif dan 25% bersifat dominan.

• Faktor lingkungan : defisiensi nutrisi, zat kimia,


virus rubella, trauma

(Vinod,2009)
50

Patogenesis
Aspek frontal dari wajah
A)Embrio 5 minggu
B)Embrio 6 minggu
Tonjol nasal sedikit demisedikit
terpisah darit onjol maksila
denganalur yang dalam
C)Embrio 7 bulan
D)Embrio 10 bulan
Tonjol maksila berangsur-
angsur bergabung dengan
lipatan nasal dan alur terisi
dengan mesenkim

(Young et.al., 2000).


51

1. Kesulitan menghisap Asi  botol khusus yang


direkomendasikan dokter gigi spesialis anak
yang disesuaikan keparahan kasus.
2. Kesulitan bicara  terapi wicara karena
cenderung memiliki suara hidung (sengau)
3. Gangguan pendengaran  infeksi pada tube
eustachia
4. Pertumbuhan rahang anak & proses
pertumbuhan gigi  gigi crowded
52

Gangguan Asupan Makanan

Gangguan Dental

Infeksi Telinga

Gangguan Bicara
53

Gangguan Dental

1. Supernumerary teeth
2. Conginetal missing teeth
3. T-cingulum
4. Peg-shape teeth
5. Thick curved hypoplastic incisor
6. Natal teeth (riga fede syndrome)
7. Gemination conical tooth pada
regio insisif lateral
8. Delayed eruption gigi permanen
9. Hipoplasi gigi insisif
54

Pedegree
55

• Pendekatan multidisipliner

Dokter bedah Dokter gigi


Orthodontis
plastik spesialis anak

Dokter THT Speech terapi Psikologi/psikiater


56
57

(Hand book of pediatric dentistry 3th)


58

Memperbaiki
Menghindari nutrisi Ibu
merokok

Menghindari Modifikasi Pekerjaan


Alkohol

You might also like