You are on page 1of 30

BRONKIEKTASIS

Fasilitator : Gaung Eka R, S.Kep., Ns


2
Definisi
 Dapat bersifat kongenital ataupun didapat
 Keadaan tersebut menjadi parah saat dinding
bronkus menjadi lemah oleh adanya proses
inflamasi yg bersifat kronis yang dapat merubah
mukosa pada bronkus
Etiologi
Penyebab bronkiektasis yang pasti belum
diketahui namun banyak faktor yang
dapat mengakibatkan terjadinya
bronkiektasis yaitu :
1. Acquired Bronchiectasis
2. Congenital Bronchiectasis
Aquired Bronchietasis
1. Faktor Obstruksi :
 Sebagian besar cabang bronkus yang
kecil
 Akibat aspirasi mukus masuk kedalam
lumen bronkus yang menyebabkan
kolaps bagian distal
 Bila terjadi infeksi pada bronkus yang
mengalami dilatasi ini serta terjadi
destruksi dinding bronkus maka akan
terjadi dilatasi bronkus yang permanen
2. Infeksi Paru Berulang
 Infeksi saluran nafas akut
3. Inhalasi
 Bronkiektasis pada umum dijumpai
akibat teraspirasi cairan
Congenital Bronchiectasis
Sindroma kartagener : 20% penderita
dengan dextrocardia menderita
bronkiektasis. Gejala jelas bila kena
infeksi
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
Gambaran klinik
 Batuk dengan sputum yang purulen
 Krepitasi kasar setempat yg menetap
 Malaise , weakness
 Demam intermitten
 Kehilangan berat badan
 Dispnea, sianosis, clubbing finger
 Hemoptisis
 Mual
 Pneumonia berulang
Kelainan fisis
 Retraksi dinding dada
 Berkurangnya gerakan dinding dada
 Penggeseran mediastinum ke daerah
paru yg terkena
 Ronkhi basah yg jelas pada lobus
bawah paru
Kelainan

 Radiologis
gambaran radiologi menunjukan kista-
kista kecil mirip seperti gambaran
sarang tawon, gambaran bercak-2
pneumonia, fibrosis, kolaps
Tingkatan beratnya penyakit
 Ringan
batuk, sputum warna hijau hanya terjadi
sesudah demam dan ada perubahan posisi,
hemoptisis ringan, klien tampak sehat
dengan fungsi paru normal dan gambaran
foto dada normal
 Sedang
batuk produktif terjadi setiap saat, sering
terjadi hemoptisis, klien tampak sehat, fungsi
paru normal, ronkhi basah, gambaran foto
dada normal
Tingkatan beratnya penyakit

 Berat
batuk produktif dengan sputum banyak
berwarna kotor dan berbau, hemoptisis
dan nyeri pleura, terdapat jari tabuh,
dispnea, sianosis, tanda kegagalan
paru, KU kurang baik, ronkhi basah
kasar, pada gambaran foto ditemukan
kelainan, klien mudah timbul
pneumonia, septikemia, abses
metastasis
Komplikasi
 Radang paru-paru yang terjadi berulang-ulang
setelah infeksi saluran napas bagian atas
 Radang selaput paru (pleuritis)
 Batuk darah berat
 Abses paru, empiema/ efusi pleura
 Kor pulmonal kronik
 Amiloidosis
 Bronkitis kronik
 Pneumonia dengan atau tanpa atelektasis
 Abses metastasis di otak
 Kegagalan pernapasan
Manajemen medis

 Antibiotik
 Fisioterapi dada
 Hidrasi/ terapi cairan
 Bronkodilator
 Terapi oksigen
Pengobatan konservatif
Pengelolaan umum
 Menciptakan lingkungan yang baik dan
tepat bagi klien
 Memperbaiki drainase bronkus
- postural drainase
- mencairkan sputum yg kental
- mengatur posisi tempat tidur klien
- mengontrol infeksi saluran napas
Pengobatan konservatif
Pengelolaan khusus
 Kemoterapi. Tujuan : mengontrol infeksi
bronkus, pengobatan eksaserbasi infeksi akut
pada bronkus
 Drainase sekret dengan bronkoskopi
 Pengobatan simtomatik
- pengobatan obstruksi bronkus
- pengobatan hipoksia
- pengobatan hemoptisis
- pengobatan demam
 Pembedahan
Pencegahan

 Dapat dicegah kecuali bentuk kongenital


 Pengobatan dengan antibiotik terhadap
semua bentuk pneumonia yang timbul pada
anak
 Tindakan vaksinasi
TERIMA KASIH

You might also like