Professional Documents
Culture Documents
KEMBALI
ETIOLOGI
1. Rokok
Menurut buku Report of the WHO Expert Comite on
Smoking Control, rokok adalah penyebab utama
timbulnya bronchitis. Secara patologis rokok berhubungan
dengan hiperplasia kelenjar mukus bronkus dan
metaplasia skuamus epitel saluran pernafasan juga dapat
menyebabkan bronkostriksi akut.
2. Infeksi
Eksaserbasi bronchitis disangka paling sering diawali
dengan infeksi virus yang kemudian menyebabkan infeksi
sekunder bakteri. Bakteri yang diisolasi paling banyak
adalah Hemophilus influenza dan streptococcus
pneumonie.
3. Polusi
Polusi tidak begitu besar pengaruhnya sebagai faktor
penyebab, tetapi bila ditambah merokok resiko akan lebih
tinggi. Zat – zat kimia dapat juga menyebabkan bronchitis
adalah zat – zat pereduksi seperti O2, zat – zat pengoksida
seperti N2O, hidrokarbon, aldehid, ozon.
4. Keturunan
Belum diketahui secara jelas apakah faktor keturunan berperan
atau tidak, kecuali pada penderita defisiensi alfa 1 antitripsin
yang merupakan suatu problem, dimana kelainan ini
diturunkan secara autosom resesif.
2. Haemaptoe
Haemaptoe terjadi pada 50 % kasus bronchitis, kelainan ini terjadi
akibat nekrosis atau destruksi mukosa bronkus mengenai
pembuluh darah (pecah) dan timbul perdarahan.
3. Sesak nafas (Dispneu)
Pada sebagian besar pasien ( 50 % kasus ) ditemukan keluhan
sesak nafas. Timbul dan beratnya sesak nafas tergantung pada
seberapa luasnya bronchitis kronik yang terjadi dan seberapa jauh
timbulnya kolap paru dan destruksi jaringan paru yang terjadi
sebagai akibat infeksi berulang
4. Demam berulang
Bronchitis merupakan penyakit yang berjalan kronik, sering
mengalami infeksi berulang pada bronkus maupun pada paru,
sehingga sering timbul demam (demam berulang)
5. Kelainan fisis
Tanda-tanda umum yang ditemukan meliputi sianosis, jari tubuh,
manifestasi klinis komplikasi bronchitis, Wheezing sering
ditemukan apa bila terjadi obstruksi bronkus
KOMPLIKASI
1. Pneumonia
2. Pleuritis
3. Abses Metastasis Otak
4. Hemaptoe
5. Sinusitis
6. Cor Polmunal Kronik
7. Kegagalan Pernafasan
8. Amiloidosis
PENATALAKSANAAN
Jangan beri obat antihistamin berlebih
Beri antibiotik bila ada kecurigaan infeksi bacterial
Dapa diberi efedrin 0,5 – 1 mg/KgBB tiga kali sehari
Chloral hidrat 30 mg/Kg BB sebagai sedatif
Terapi khusus (pengobatan) :
»Bronchodilator
»Antimikroba
»Kortikosteroid
»Terapi pernafasan
»Terapi aerosol
»Terapi oksigen
»Penyesuaian fisik
»Latihan relaksasi
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Analisa Gas Darah menunjukkan adanya hipoksia dan hiperkapnia
2. Foto thorax tampak adanya konsolidasi di bidang paru
menunjukkan terjadinya penurunan kapasitas paru.
3. Laboratorium Hematrokrit dan Hb meningkat.
4. Pemeriksaan lainnya yang biasa dilakukan:
• Tes fungsi paru-paru
• Gas darah arteri
• Rontgen dada
• Pemeriksaan sputum (menunjukkan adanya mikroorganisme
patogen seperti spesies Streptococcus)
SELANJUTNYA