You are on page 1of 15

SHOCK SEPTIC

Nadia Dwi Pangestika (p27820116043)


Alfan Asharul Khurum (p27820116046)
Firli Ramadhana (p27820116048)
Mayang Putri Utami (p27820116051)
Wishnu Fajar Dewata (P27820116062)
SUB BAB

1 2

PENGERTIAN PENYEBAB

3 4

PATOFISIOLOGI GEJALA KLINIS

5
HASIL
PEMERIKSAAN
PENUNJANG POC
APA ITU SHOCK SEPTIC?
 Syok, (kolapskardiovaskular), adalah jalur akhir bersama dari
sejumlah keadaan klinis yang berpotensi mematikan,
termasuk pendarahan hebat, trauma atau luka bakar luas,
infark miokard luas, emboli paru masif, dan sepsis mikroba.

Syok menyebabkan hipoperfusi sistemik akibat penurunan


curah jantung atau volume darah sirkulasi yang efektif.

Hasil akhirnya adalah hipotensi, yang diikuti oleh gangguan


perfusi jaringan dan hipoksia sel.

Meskipun efek hipoksik dan metabolik hipoperfusi mula-


mulanya hanya menyebabkan cedera sel reversibel,
menetapnya syok akhirnya menyebabkan cedera jaringan
reversibel dan dapat menimbulkan kematian pada pasien.
APA PENYEBABNYA?
 Syok sepsis disebabkan oleh infeksi mikroba
sistemik. Umumnya keadaan ini terjadi pada infeksi
gram-negatif (syok endotoksik), meskipun juga
dapat terjadi pada infeksi gram-positif atau infeksi
jamur.

 Tempat-tempat infeksi yang umum pada pasien


dengan sindrom sepsis (dalam urutan frekuensi
yang menurun) adalah saluran napas, saluran
kemih-kelamin, sumber abdomen (kandung
empedu, kolon), infeksi terkait-alat, dan infeksi luka
atau jaringan lunak.
PATOFISIOLOGI SHOCK
SEPTIC
• Sepsis menggambarkan suatu sindrom klinis kompleks
yang timbul pada saat respons awal pejamu yang
sesuai terhadap infeksi menjadi teramplifikasi dan
kemudian mengalami disregulasi. Penentuan komponen
struktural bakteria yang bertanggung jawab menginisiasi
proses sepsis menjadi penting, tidak hanya untuk
memahami mekanisme mendasar, namun juga untuk
mengidentifikasi target terapi potensial. Pola-pola
bakterial ini, yang dikenali oleh sistem imun tubuh, telah
dikenal sebagai Pathogen Associated Molecular
Patterns (PAMPs), meskipun mungkin lebih akurat untuk
disebut sebagai Microorganism Associated Molecular
Patterns oleh karena belum jelas bagaimana pejamu
membedakan antara sinyal patogen dengan komensal.
PATOFISIOLOGI SHOCK
SEPTIC
• Pada bakteria gram negatif, lipopolisakarida (LPS, juga
disebut sebagai endotoksin) memainkan peranan
penting. LPS tertanam pada membran luar, dan bagian
molekul yang disebut sebagai lipid A terkait pada
dinding sel bakterial. Pada bakteri gram positif tidak
terdapat endotoksin, namun fitur penting pada bakteri
golongan ini adalah kemampuannya untuk
memproduksi eksotoksin poten. Eksotoksin gram positif
menarik perhatian besar, oleh karena mereka
memperlihatkan sifat-sifat sebagai superantigen, yang
dapat berikatan secara aktif terhadap kompleks
histokompatibilitas mayor kelas II dan juga domain-
domain Vb reseptor limfosit T. Sifat-sifat ini membuat
mereka dapat menyebabkan aktivasi sel T secara masif
dan melepaskan limfokin-limfokin pro-inflamasi.
PATOFISIOLOGI SHOCK
SEPTIC
• Sindrom paling dikenal adalah sindrom renjatan
toksik yang disebabkan oleh Staphylococcus
aureus penghasil toksin sindrom renjatan toksik 1
(TSST-1; toxic shock syndrom toxin-1) dan eksotoksin
pirogenik dari Streptococcus pyogenes.
Peptidoglikan dan asam lipoteikoat dari dinding sel
gram positif dapat berikatan kepada reseptor
permukaan sel dan bersifat pro-inflamatorik,
meskipun demikian mereka lebih kurang aktif
dibandingkan dengan LPS. Hubungan mereka
dengan patogenesis sepsis klinis masih belum pasti.
APA SAJA GEJALA
KLINISNYA?
• Tidak spesifik, biasanya didahului demam, menggigil,
dan gejala konsitutif seperti lemah, malaise, gelisah
atau kebingungan.
Tempat infeksi yang paling sering: paru, tractus
digestivus, tractus urinarius, kulit, jaringan lunak, dan
saraf pusat.
Gejala sepsis akan menjadi lebih berat pada
penderita usia lanjut, penderita diabetes, kanker,
gagal organ utama, dan pasien dengan
granulositopenia.
APA SAJA GEJALA
KLINISNYA?
Tanda-tanda MODS dengan terjadinya komplikasi:
 Sindrom distress pernapasan pada dewasa
 Koagulasi intravaskular
 Gagal ginjal akut
 Perdarahan usus
 Gagal hati
 Disfungsi sistem saraf pusat
 Gagal jantung
 Kematian
HASIL PEMERIKSAAN
PENUNJANG POC

1. Pemeriksaan Fisik

 Pemeriksaan fisik diperlukan untuk mencari lokasi


dan penyebab infeksi dan inflamasi yang terjadi,
misalnya pada dugaan infeksi pelvis, dilakukan
pemeriksaan rektum, pelvis, dan genital.
HASIL PEMERIKSAAN
PENUNJANG POC

2. Laboratorium

 Hitung darah lengkap, dengan hitung diferensial,


urinalisis, gambaran koagulasi, urea darah,
nitrogen, kreatinin, elektrolit, uji fungsi hati, kadar
asam laktat, gas darah arteri, elektrokardiogram,
dan rontgen dada. Biakan darah, sputum, urin, dan
tempat lain yang terinfeksi harus dilakukan.
HASIL PEMERIKSAAN
PENUNJANG POC

 Temuan awal lain: Leukositosis dengan shift kiri,


trombositopenia, hiperbilirubinemia, dan
proteinuria. Dapat terjadi leukopenia. Adanya
hiperventilasi menimbulkan alkalosis respiratorik.
Penderita diabetes dapat mengalami
hiperglikemia. Lipida serum meningkat.

You might also like