You are on page 1of 30

PSIKOLOGI

BAB I
SEJARAH DAN
KONSEP
PERILAKU MANUSIA
KELOMPOK :
 1.Ahyatun Nisa 2710162812
 2.Ardina Ade Pratama 2710162813
 3.Arifi Dwi Nugroho 2710162814
 4.Ayu Gilang R. 2710162815
KELAS 1 A
Dosen :Prapanca
*PERILAKU MANUSIA SECARA HETORITIS
•Menurut pendapat para ahli psikologi modern bahwa manusia sebagai
makhluk ciptaan tuhan, selain dipandang sbg makhluk biologis juga makhluk
unik yang berbeda dengan mahluk hidup lainnya dimuka bumi.
•Manusia adalah subyek sekaligus obyek, serta makhluk individual maupun
sosial. Ciri khas manusia adalah memiliki kebutuhan yang secara terus
menerus untuk dipenuhinya. Manusia dibekali cipta(cognitive),rasa(affective)
dan karsa(psycomotor), serta mengatur dunia untuk kepentingan kehidupanya
sendiri shg timbulah kebudayaan, yang membedakan manusia dg makhluk
lainnya .
•Sebagai makhluk biologis manusia sebenarnya adalah makhluk yang sangat
lemah oleh karena itu modal utama manusia untuk bertahan hidup karena
memiliki akal & kecerdasan.
 Perilaku manusia tidak timbul dengan sendirinya tapi akibat
dari rangsangan (stimulus), baik dari dalam dirinya sendiri
maupun dari luar individu. Sebagiamana dikemukakan oleh
Bimo Walgito (2011) kaitanya dengan respon dan perilaku
individu yaitu S(stmulus)----O(organisme)----R(respon).
Artinya individu aktif ambil bagian dalam menentukan
respon.
B KET: B=perilaku (behavior)
E=Lingkungan (evironment)
P=person

E P
KONSEP & TEORI PERILAKU
Pengertian
 1.SUDUT BIOLOGIS,perilaku adalah suatu kegiatanatau aktivitas orgnisme
yang bersangkutan ,yang dapat diamati secara langsung maupun tidak
langsung.
 2.menurut Soekidjo.N.1993,perilaku adalah suatu akifitas manusia itu
sendiri,secara operasiaonal,perilaku dapat di artikan suatu respons organisme
terhadap rangsangan dari luar subyek tsb.
 3.Ensiklopedi Amerika ,perilaku diartikan sbg suatua aksi reaksi organisme
terhadap lingkungannya.
 4.Robert Kwick(1974),dikutip oleh Notoatmodjo(1997),perilaku manusia itu
dapat diamati bahkan dapat dipelajari.
 5.Secara umum.perilaku adalah proses interaksi idividu dengan lingkungannya
sebagai manifestasi hayatibahwa dia adalah makhluk hidup(Sri
Kusmiyati&Desminiarti,1990)
 6.Menurut Penulis buku psikologi Drs.Sunaryo,M.Kes.bahwa perilaku
manusia adalah aktivitas yg timbul karena adanya stimulus&respon serta dapat
diamati secara langsung maupun tidak langsung.
CIRI-CIRI MANUSIA YANG MEMBEDAKAN DENGAN
MAKHLUK LAIN

 KEPEKAAN SOSIAL artiya kemampuan manusia untuk dapat menyesuaikan


perilakunya sesuai pandangan dan harapa orang lain.
Contohnya:
 KELANGSUNGAN PERILAKU artinya antara perilaku yang satu dengan yang
lain,perilaku sekarang adalah kelanjutan perilaku yang baru,lalu seterusnya.
Contohnya:
 ORIENTASI PADA TUGAS artinya bahwa setiap perilaku manusia selalu
memiliki orientasi pada suatu tugas.
Contohnya :
 USAHA & PERJUANGAN,pada manusia telah dipilih dan ditentukan
sendiri,serta tidak akan memperjuangkan sesuatu yang tidak ingin ia
perjuangkan.
Contoh:
TIAP-TIAP INDIVIDU MANUSIA adalah UNIK,mengandung arti bahwa
manusia yang satu berbeda dengan yang lain,dan tidak ada dua manusia yang
sama persis dimuka bumi ini walaupun dilahirkan kembar.
PROSES PEMBENTUKAN PERILAKU
(menurut Abraham Harold Maslow)manusia mempunya 5 kebutuhan
dasar:
 Kebutuhan Fisiologis/Biologis,yaitu kebutuhan pokok utama
O2,H2O,Cairan elektrolit,Makanan,&seks.
 Kebutuhan rasa aman ,misalnya:
 Kebutuhan mencintai dan dicintai ,misalnya:
 Kebutuhan harga diri,misalya:
 Kebutuhan aktualisasi diri,misalnya:
MOTIVASI
 Motivasi adalah dorongan pengerak untuk mencapai tujuan tertentu,baik
disadari maupun tidak disadri.
Contoh:
Seorang pelajar belajar denga tekun dan giat, karena ada motivasi untuk
memperoleh Ip 3.5(motivasi interistik,dari dalam diri sendiri)
FAKTOR PERANGSANG DAN PENGUAT
Untuk meningkatkan motivasi berperilaku dapat dilakukan dengan 4 cara yaitu:
 Memberi hadiah dalam bentuk penghargaan pujian promosi pendidikan dan
jabatan
 Kompetisi dan persaingan sehat
 Memperjelas tujuan atau menciptakan tujuan
 Memberi informasi keberhasilan kegiatan yang telah dilakukan ,untuk
mendorong agar lebih berhasil
PENGARUH SIKAP DAN KEPERCAYAAN
 Sikap seseorang sangat mempengaruhi perilaku baik sikap positif maupun
negatif.Misal: sikap ibu terhadap pentingnya imunisasi terhadap anak
nya(sikap positif) maupun sebaliknya (sikap negatif).
 Kepercayaan yang dimiliki seseorang. Misal:kepercayaan seseorang bahwa
perbuatan baik akan memperoleh pahala dikemudian hari.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU SESEORANG
Faktor genetik atau endogen = faktor genetik atau keturunan merupakan
konsepsi dasar atau modal kelanjutan perkembangan perilaku makhluk
hidup itu.Antara lain:
 a)Jenis ras setiap ras didunia memiliki perilaku yang spesifik.Tiga ras
terbesar:ras kulit putih(ras kaukasia),ras kulit hitam(ras negroid),dan ras
kulit kuning(ras mongoloid)
 b)Jenis kelamin, misalnya ; pria berperilaku atas dasar pertimbangan
rasiaonal atau akal ,sedangkan wanita atas dasar pertimbangan rasiona atau
perasaan.
 c)Sifat Fisik
d)Sifat Kepribadian
Menurut Maramis (1999) adalah: “Keseluruhan pola pikiran, perasaan, dan
perilaku yang sering digunakan oleh seseorang dalam usaha adaptasi yang
terus menerus terhadap hidupnya.”
Menurut masyarakat awam adalah bagaimana individu tampil dan
menimbulkan kesan bagi individu lainnya.
 Contoh: Pemalu, pemarah, peramah, pengecut, dsb.
e)Bakat Pembawaan. Menurut Notoatmodjo (1997) yang mengutip
pendapat Willian B. Micheel (1996) adalah “Kemampuan individu untuk
melakukan sesuatu yang sedikit sekali bergantung pada latihan mengenai
hal tersebut.”
 Contoh: Individu yang berbakat seni lukis, perilaku seni lukisnya akan
cepat menonjol dibandingkan individu lain yang tidak berbakat.
f)Inteligensi.
 Terman, inteligensi adalah “Kemampuan untuk berpikir abstrak”
(Sukardi, 1997).
 Ebbinghaus, inteligensi adalah “Kemampuan untuk membuat kombinasi”
(Notoatmodjo, 1997).
Faktor eksogen atau faktor dari luar individu
 Faktor lingkungan, meliputi fisik, biologis maupun sosial.
 Pendidikan. Kegiatan pendidikan formal maupun informal berfokus
pada proses belajar mengajar, dengan tujuan agar terjadi perubahan
perilaku, yaitu dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti
menjadi mengerti dan dari tidak dapat menjadi dapat.
 Agama, merupakan tempat mencari makna hidup yang terakhir atau
penghabisan. Agama sebagai suatu keyakinan hidup yang masuk ke
dalam konstruksi kepribadian seseorang sangat berpengaruh dalam cara
berpikir, bersikap, bereaksi, dan berperilaku individu.
 Sosial ekonomi. Contoh: keluarga yang status sosial ekonominya
berkecukupan, akan mampu menyediakan segala fasilitas yang
diperlukan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Begitupun sebaliknya
dengan keluarga yang status sosial ekonominya rendah, akan berusaha
memenuhi kebutuhan hidupnya dengan berbagai cara, misalnya:
menggadaikan barang, meminjam uang, bon ke toko dll.
 Kebudayaan.
Menurut Mac Iver, dikutip oleh Soerjono Soekanto (2001) “Ekspresi jiwa
terwujud dalam cara-cara hidup dan berpikir, pergaulan hidup, seni
kesusastraan, agama, rekreasi, dan hiburan.
Faktor-faktor lain
 Susunan saraf pusat, memegang peranan penting karena merupakan sarana
untuk memindahkan energi yang berasal dari stimulus melalui neuron ke
simpul saraf tepi yang seterusnya akan berubah menjadi perilaku.
 Persepsi merupakan proses diterimanya rangsang melalui pancaindra,
yang didahului oleh perhatian sehingga individu sadar tentang sesuatu
yang ada didalam maupun di luar dirinya. Melalui persepsi, dapat
diketahui perubahan perilaku seseorang.
 Emosi, Maramis (1999) menyebutkan emosi adalah “Manifestasi perasaan
atau afek keluar disertai banyak komponen fisiologik, dan biasanya
berlangsung tidak lama.”
 Proses belajar adalah bentuk mekanisme sinergi antara faktor hereditas dan
lingkungan dalam rangka terbentuknya perilaku.
PROSEDUR PEMBENTUKAN PERILAKU
Menurut Skinner, perilaku merupakan interaksi antara perangsang
dengan tanggapan. Menurut Notoatmodjo (1997), ada dua macam
tanggapan:
 Responden respons (refleksif atau perilaku responden)
Merupakan tanggapan yang disebabkan oleh adanya rangsangan
(stimulus) tertentu atau electing stimuli yang menimbulkan tanggapan
yang relatif tetap. Contohnya respons emosi atau perilaku emosi
yang timbul karena ada hal-hal yang tidak mengenakan.
 Operant response atau instrumental behavior
Tanggapan ini timbul dan diikuti oleh perangsang tertentu atau
penguatdan memperkuat tanggapan atau perilaku tertentu yang telah
dilakukan.
Untuk membentuk jenis tanggapan atau perilaku perlu diciptakan kondisi
tertentu yang disebut operant conditioning. Prosedur pembentukan perilaku
dalam operant conditioning menurut Notoatmodjo (1997) yang diambil dari
pendapat Skinner sbb:
 Melakukan pengenalan terhadap sesuatu yang merupakan penguat, yaitu
berupa hadiah.
 Melakukan analisis, dipergunakan untuk mengenal bagian-bagian kecil
pembentuk perilaku sesuai yang diinginkan. Kemudian disusun dalam
urutan yang tepat untuk menuju terbentuknya perilaku yang diinginkan.
 Menggunakan bagian-bagian kecil perilaku, yaitu:
- Bagian-bagian perilaku disusun secara urut dan dipakai untuk tujuan
sementara.
- Mengenal penguat/hadiah.
- Membentuk perilaku dengan bagian-bagian yang telah tersusun.
 Apabila bagian perilaku pertama telah dilakukan hadiah akan diberikan
sehingga tindakan tersebut akan sering dilakukan.
 Membentuk perilaku kedua dan seterusnya sampai terbentuk perilaku
yang diharapkan.
BENTUK PERILAKU
•Perilaku pasif (respons internal)
Perilaku yang sifatnya masih tertutup, terjadi dalam diri individu dan tidak dapat diamati
secara langsung.
•Perilaku aktif (respons eksternal)
Perilaku yang sifatnya terbuka yang dapat diamati langsung, berupa tindakan nyata.
PERILAKU KESEHATAN
 Adalah tanggapan seseorang terhadap rangsangan yang berkaitan dengan sakit dan
penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan, dan lingkungan. Menurut Notoatmodjo
(1997), rangsangan yang terkait dengan perilaku kesehatan terdiri dari empat unsur,
yaitu:
A.Perilaku terhadap sakit dan penyakit
 Perilaku tentang bagaimana seorang menanggapi rasa sakit dan penyakit yang bersifat
respons internal (dari dalam dirinya) maupun eksternal (dari luar dirinya), baik respons
pasif (pengetahuan, persepsi, dan sikap), maupun aktif .
 Perilaku terhadap sistem pelayanan kesehatan
Perilaku ini adalah respons individu terhadap sistem pelayanan kesehatan modern maupun
tradisional, meliputi:obat-obatan,Respons terhadap fasilitas pelayanan kesehatan,Respons
terhadap cara pelayanan kesehatan,Respons terhadap petugas kesehatan.
 Perilaku terhadap makanan (nutrition behavior)
Perilaku ini meliputi pengetahuan, persepsi, sikap dan praktik terhadap
makanan serta unsur-unsur yang terkandung didalamnya dan pengelolaan
makanan sehubungan kebutuhan tubuh kita.
 Perilaku terhadap lingkungan kesehatan (environmental behavior)
Respons individu sebagai determinant (faktor penentu) kesehatan manusia,
Lingkup perilaku sesuai lingkup kesehatan lingkungan,yaitu:
 Perilaku terhadap air bersih, meliputi manfaat dan penggunaan air bersih
untuk kepentingan kesehatan.
 Perilaku sehubungan dengan pembuangan air kotor/kotoran, menyangkut
pola hygiene, pemeliharaan, teknik, dan penggunaannya.
 Perilaku sehubungan dengan pembuangan limbah, baik limbah cair
maupun padat.
 Perilaku sehubungan dengan rumah yang sehat, menyangkut ventilasi,
pencahayaan, lantai, dsb.
 Perilaku terhadap pembersihan sarang-sarang vector.
KLASIFIKASI PERILAKU KESEHATAN
Menurut Becker (1979) sebagaimana dikutip oleh Notoatmodjo (1997)
bahwa klasifikasi perilaku yang berhubungan dengan kesehatan
adalah:
 Perilaku kesehatan (health behavior), yaitu perilaku individu yang ada
kaitannya dengan health promotion, health prevention, personal hygiene,
memilih makanan dan sanitasi.
 Perilaku sakit (illness behavior),yaitu semua aktivitas yang dilakukan
oleh individu yang merasa sakit untuk mengenal keadaan kesehatan
atau rasa sakitnya, pengetahuan dan kemampuan individu untuk
mengenal penyakit, pengetahuan dan kemampuan individu tentang
penyebab penyakit, dan usaha-usaha untuk mencegah penyakit.
 Perilaku peran sakit (the sick role behavior), yaitu segala aktivitas individu
yang sedang menderita sakit untuk memperoleh kesembuhan.
Diagram interaksi perilaku kesehatan

A=perilaku kesehatn individu


B=lingkungan keluarga
C=lingkungan terbatas
D=lingkungan umum
PERILAKU ORANG SAKIT DAN PERILAKU ORANG SEHAT
Menurut Solita Sarwono (1993) yang dimaksud dengan perilaku sakit dan
sehat sbb:
 Perilaku sakit adalah segala bentuk tindakan yang dilakukan oleh individu
yang sedang sakit agar memperoleh kesembuhan.
Perilaku sakit menurut Suchman adalah tindakan untuk menghilangkan
rasa tidak enak atau rasa sakit sebagai akibat dari timbulnya gejala tertentu.
 Perilaku sehat adalah tindakan yang dilakukan individu untuk memelihara
dan meningkatkan kesehatanya, termasuk pencegahan penyakit, perawatan
kebersihan diri, dan penjagaan kebugaran melalui olahraga dan makanan
bergizi
Penyebab perilaku sakit
Menurut mechanic sebagaimana diuraikan oleh Solito Sarwono 1993
penyebab perilaku sakit itu:
 a.dikenal dan dirasakannya tanda dan gejala yang menyimpang dari keadaan
normal
 b. anggapan adanya gejala serius yang menimbulkan bahaya
 c.gejala akan menimbulkan dampak terhadap hubungan keluarga,
kerja, dan kegiatan masyarakat
 d. perilaku dan persisten(berulang dan menetap) gejala yang dapat
dilihat
 e. kemungkinan individu akan terserang penyakit
 f. adanya informasi dan anggapan budaya tentang penyakit
 g. perbedaan interprestasi tentang gejala penyakit
 h.kebutuhan untuk mengetahui gejala penyakit
 i.tersedia pelayanan kesehatan

7 perilaku orang sakit yang dapat diamati(menurut Sri Kusmiyati dan


Desmaniarti (1990), yaitu:
 Fearfullnes(merasa ketakutan), Regresi(kecemasan), Egosentris perilaku
individu yang sakit banyak mempersoalkan tentang dirinya sendiri,Terlalu
memperhatikan persoalan kecil,Reaksi emosional tnggi,perubahan
presepsi trhdp orang lain,berkurangnya minat trhdp segala sesuatu,
Perubahan perilaku pada orang sehat
Konflik adalah suatu kaeadaan yang timbul sebagai akibat adanya dua
atau lebih keinginan, kondisi atau dorongan yang tidak harmonis.
Terdapat tiga jenis konflik, yaitu:
 Approach-approach conflict, adalah konflik yang terjadi berakibat
positif.
 Avoidance-avoidance conflict, adalah konflik yang terjadi yang
akibatnya negatif
 Approach-avoidance conflict, adalah konflik yang terjadi
mengandung risiko positif dan negatif yang seimbang.
Pengukuran domain perilaku:
 Cognitive Domain, diukur dari knowledge(pengetahuan)
 Affective Domain, diukur dari attitude(sikap)
 Psychomotor Domain, diukur dari psysichomotor /practice
(keterampilan)
Proses adopsi perilaku, menurut Notoatmodjo(1977) yang mengutip pendapat
Rogers(1974), sebelum seseorang mengadopsi perilaku, didalam diri orang tersebut
terjadi suatu proses yang berurutan (akronim AIETA), yaitu:
 Awareness(kesadaran)
 Interest(tertarik)
 Evaluation(menimbang-nimbang)
 Trial(mencoba)
 Adoption
 Menurut Rogers, adopsi perilaku tidak selalu melewati tahap AIETA sehingga umumnya
perilaku baru tersebut tidak langgeng.sebaliknya, perilaku yang melalui proses AIETA
akan bersifat langgeng.
Tingkatan pengetahuan didalam domain kognitif, mencakup enam tingkatan:
 Tahu, merupakan tingkat pengetahuan paling rendah.
 Memahami, merupakan kemampuan untuk menjelaskan dan menginterpretasikan dengan
benar tentang objek yangdiketahui.
 Penerapan, yaitu kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari
 Analisis, artinya kemampuan untuk menguraikan objek kedalam bagian-bagian lebih kecil,
tetapi masih didalam suatu struktur objek tersebut
 Sintesis, yaitu suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-
formulasi yang ada.
 Evaluasi, yaitu kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu objek .
 Sikap
Adalah respons tertutup seseorang terhadap suatu stimulus atau
objek, baik yang bersifat intern maupun ekstern sehingga
manifestasinya tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya dapat
ditafsirkan terlebih dahulu.
 Psikomotor
Tingkatan praktik, memiliki tingkatan-tingkatan, yaitu:
 Persepsi,yaitu mengenal dan memilih berbagai objek sesuai dengan
tindakan yang akan dilakukan.
 Respons terpimpin, yaitu individu dapat melakukan sesuatu dengan
urutan yang benar sesuai contoh.
 Mekanisme, individu dapat melakukan sesuatu dengan benar secara
otomatis atau sudah menjadi kebiasaan
 Adaptasi, adalah suatu tindakan yang sudah berkembang dan
dimodifikasi tanpa mengurangi kebenaran.
Gangguan Psikomotor
 Menurut Maramis (1999), yaitu gangguan barupa gerakan badan yang
dipengaruhi faktor psikologis. Terdapat beberapa bentuk ganguan psikomotor,
yaitu :
 Kelambatan, gangguan karena gerakan dan reaksi tubuh secara umum
lambat. Macam-macam bentuk kelambatan :
 Hipokinesis, hipoaktivitas : gerakan atau aktivitas tubuh berkurang
 (Sub)-stupor katatonik: kelambatan yang ditandai dengan reaksi terhadap
lingkungan sangat kurang; gerak sangat lambat dan tidak memperhatikan
lingkungan sekitar.
 Katalepsi : bentuk gangguan psikomotor dengan memperhatikan posisi tubuh
dalam waktu lama baik pada bagian tertentu maupun bila akan diubah
 Fleksibilitas serea: bentuk gangguan kelambatan psikomotor dengan mempertahankan
posisi badan khususnya lengan atau tungkai yang dibuat oleh orang lain.
 Peningkatan , aktivitas dan reaksi umum meningkat.
 Hiperkinesis, hiperaktivitas: gangguan psikomotor dengan adanya peningkatan aktivitas atau
yang berlebihan.
 Gaduh-gelisah katatonik, bentuk peningkatan psikomotor dengan aktivitas
motorik yang meninggi, disertai dengan tegangan, kecemasan dan
kebingungan yang kelihatannyatidak bertujuan., berulang-ulang:
 Tik: gerakan tanpa sengaja, sekejap, dan berkali-kali mengenai sekelompk
kecil otot.
 Bizar: sikap yang tidak wajar atau aneh.
 Grimas: mimik (ekspresi) yang aneh, lucu, dan berulang-ulang karena
tarikan pada otot wajah.
 Stereotip: gerakan dari salah satu badan yang berulang-ulang dan tidak
bertujuan.
 Pelagakan (mannerisre):yaitu ganguan psikomotorik dangan cara melabrak
sperti melakukan sesuatu,
 Eksbopraksia, ganguan psikomotorik dicirikan dengan melakukan tindakan
yang langsung meniru orang lain.
 Ekokali, gangguan psikomotorik ditandai dengan tindakan langsung
mengulangi atau meniru apa yang dikatakan orang lain
 Otomatis perintah, gangguan psikomotorik yang ditandai dengan tindaka
menuruti sebuah perintah secara otomatis tanpa berfikir terlebih dahulu.
 Negatifisme, gangguan psikomotorik yang ditandai dengan tindakan menolak atau
menentang nasehat, permintaan, dan perintah orang lain.
 Katapleksia, suatu gangguan psikomotorik yang ditandai dengan keadaan
penurunan tonus otot secara tiba-tiba.
 Gangguan somatomotorik pada reaksi konversi, keadaan ini seringa
menggambarkan secara simbolik suatu konflik emosional seperti:
 Kelumpuhan
 Pergerakan abnormal
 Antasia-abasia adlah suatu keadaan tidak dapat duduk, berdiri dan berjalan
 Verbigerasi adalah gangguan psikomotorik dengan berulang-ulang mengucapkan
kata-kata yang sama
 Berjalan tidak tegap, kaku/rigi dan lambat.
Gangguan motorik bukan gangguan psikomotorik. Kemungkinan gangguan
motorik disebabkan oleh pemakaian obat-obatan.Contoh:
 Tremor (gemetar)
 Hipokineses(aktivitas tubuh berkurang)
 Diskinesis (salah gerak)
 Gangguan ortopedik(keterbatasan gerakan)
 Kompulsi adalah suatu dorongan atau desakan yang kuat dan berulang-
ulang. Penyebab kompulsi yaitu ketakutan terhadap suatu objek yang
persiten (menetap), tidak wajar(fobia) dan obsesi.
 Gagap, berbicara dengan terhenti-henti
KONSEP DIRI
Adalah cara individu dalam melihat pribadinya secara utuh untuk
menyangkut fisik, emosi intelektual, sosial dan spiritual.
KOMPONEN KONSEP DIRI
 Gambaran diri, sikap individu terhadap tubuhnya,
 Ideal Diri, persepsi Individu tentang perilakunya, disesuaikan dengan
standar pribadi.
 Harga diri adlah penilaian individu terhadap hasil yang dicapai dengan cara
menganalisis seberapa jauh perilaku individu tsb.
 Peran diri adalah pola perilaku, sikap, nilai, dan aspirasi yang diharapkan
individu berdasarkan posisinya di masyarakat.
 Konflik peran terjadi apabila peran yang diinginkan individu, sedang di
duduki individu.
 Peran yang tidak jelas, terjadi apabila individu di berikan peran yang
kabur,tdk sesuai perilaku yang diharapkan.
 Peran yang tidak sesuai, terjadi apabila individu dalam proses
peralihan mengubah nilai dan sikap.
 Peran berlebih, terjadi jika seseorang individu memiliki banyak peran
dalam kehidupannya.
 Identitas diri adlah kesadaran akan diri pribadi yang bersumber dari
pengamatan dan penilaian,.
DEMIKIAN PRESENTASI DARI KAMI

You might also like