You are on page 1of 19

OLEH :

FIFI ANNA SARI SIMANJUNTAK


150301259
HPT 2015
Tanaman tebu (Saccharum officinarum L.)
merupakan tanaman yang banyak manfaatnya yaitu
sebagai bahan baku utama pembuatan gula, selain itu
tanaman tebu juga bisa dimanfaatkan untuk berbagai
keperluan, seperti pucuk tebu dapat digunakan untuk
pakan ternak, tetes tebu untuk bhan bahan baku industri
fermentasi, blotong untuk bahan bakar industri kertas.
Banyak jenis hama yang menyerang dan
menyebabkan kerugian pada tanaman tebu, tetapi yang
paling banyak adalah dari golongan serangga terutama
ordo Lepidoptera. Larva penggerek mulai terlihat
menyerang sejak tanaman tebu berdaun tiga helai sampai
saat dilakukan tebangn tanaman. Besarnya kerugian yang
ditimbulkan oleh penggerek pada saat sekarang adalah
15% hasil gula per tahun, dengan kualitas nira yang
menurun.
 Biologi
Menurut Kalshoven (1981), klasifikasi penggerek batang tebu
raksasa adalah sebagai berikut :
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Lepidoptera
Family : Cossidae
Genus : Phragmatoecia
Spesies : Phragmatoecia castaneae Hubner.
Telur berwarna putih kelabu kemudian berubah menjaid hitam
kelabu. Berbentuk silindris, padapermukaan atasnya agak datar. Jumlah telur
dalam setiap 1 cm panjang deretan kelompok sekitar 9-12 butir. Diameter
telur 0,7 mm dan panjang 1,8 mm. Telur diletakkan secara berkelompok di
permukaan bawah daun. Jumlah telur yang dihasilkan sebanyak 282-376 7

butir/betina. Rata-rata telur tidak semua fertile, hanya 75% dari


jumlah telur dapat menetas menjadi instar I. Masa hidup stadia telur antara
9-10 hari (Pramono, 2007). Larva memiliki ruas-ruas tubuh yang jelas,
terdiri dari 5-6 instar, dimana instar I ±10 hari, instar II ±8 hari, instar III
±12 hari, instar IV ±12 hari, instar V ±14 hari, dan instar VI ±14 hari. Panjang
larva betina instar terakhir dapat mencapai 5 cm dan jantan 3,5 cm.
 Gejala Serangan

1. Hama penggerek batang raksasa menyerang tanaman tua maupun muda.

2. Pada serangan berat, bagian dalam batang tebu hancur dimakan oleh larva.

3. Pada batang tebu terdapat bekas gorokan.

4. Semakin besar ukuran ulat maka ukuran diameter gerekan juga akan semakin besar.

5. Pada pangkal batang terdapat serbuk/serat hasil gerekan ulat.

6. Bekas lubang gerekan akan berwarna merah. Setelah itu, batang bagian tengah hancur dan
tanaman mati.
Cara Pengendalian

Secara umum pengendalian hama penggerek batang tebu raksasa


(Phragmatoecia castanae Hubner.), yaitu :

1. Sanitasi Kebun dengan memusnahkan sumber inokulum berupa serasah daun


kering, sisa batang dan pucuk tebu pasca tebangan, serta memusnahkan gelagah
yang merupakan inang Phragmatoecia castanae Hubner.

2. Eradikasi tanaman dengan memanen tebu lebih awal yaitu sekitar umur 7-8
bulan.

3. Secara hayati dengan melepas musuh alami yaitu Tumidiclava sp. Serta
penggunaan cendawan entomopatogen Beauveria bassiana dan Metarhizium
anisopliae
Biologi
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insekta
Ordo : Lepidoptera
Family : Pyralidae
Genus : Chilo
Spesies : Chilo saccharipagus Bojer.
Imago betina meletakkan telur secara berkelompok pada dua
baris secara paralel pada permukaan daun yang hijau. Telur berwarna
putih transparan yang kemudian berubah menjadi orange, periode
inkubasi adalah antara 4-6 hari dengan rata-rata 5,13 hari

Telur mempunyai ukuran dengan


panjang 0,75-1,25 mm dan rata-rata 0,95 mm.
Imago betina mampu meletakkan telur sebanyak
100-180 butir. Telur yang baru diletakkan berbaris
di atas permukaan daun, (ada 9-12 butir/cm).
Periode larva berlangsung selama 35-54 hari. Larva
memiliki 6 instar. Larva berwarna kekuningan
dengan bergaris hitam. Panjang larva di setiap instar
(I-VI) kira-kira 7,81, 13,1, 18,28, 23,28, 28,29 dan
32,86 . Pada instar I dan II larva hanya berada pada
pelepah daun, namun setelah instar III larva mulai
menggerek batang.

Imago dalam bentuk ngengat berwarna abu-abu


kuning dengan garis-garis longitudinal berwarna
cokelat.Lebar sayap 18-28 mm pada ngengat jantan
dan 27-39 mm pada ngengat betina. Umur ngengat
jantan adalah 4-8 hari dan ngengat betina adalah 4-9
hari. Siklus hidup total dari ngengat sekitar 43-64 hari
dengan rata-rata 53,5 hari.
 Gejala Serangan
Larva muda yang baru menetas hidup dan menggerek jaringan dalam
pupus daun yang masih menggulung, sehingga apabila gulungan daun ini
nantinya membuka maka akan terlihat luka-luka berupa lobang gerekan yang
tidak teratur pada permukaan daun. Setelah beberapa hari hidup dalam
pupus daun, larva kemudian akan keluar dan menuju ke bawah serta
menggerek pelepah daunVhingga menembus masuk ke dalam ruas batang.
Selanjutnya larva hidup dalam ruas-ruas batang tebu. Di sebelah luar ruas-
ruas muda yang digerek akan didapati tepung gerek. Daun tanaman yang
terserang terdapat bercak-bercak putih bekas Vgerekan yang tidak teratur.
Bercak putih ini menembus kulit luar daun.
 Gejala serangan pada batang tebu ditandai adanya lobang gerek pada
permukaan batang.
 Apabila ruasruas batang tersebut dibelah membujur maka akan terlihat
lorong-lorong gerek yang memanjang.
 Gerekan ini kadang-kadang menyebabkan titik tumbuh mati, daun muda
layu atau kering.
 Biasanya dalam satu batang terdapat lebih dari satu ulat penggerek.
 Cara Pengendalian

Umumnya pengendalian penggerek batang bergaris (C. sacchariphagus) yang

digunakan adalah:

1.Secara kultur teknis yaitu sanitasi lahan, penanaman dengan sistem hamparan.

2.Memotong bagian tanaman yang terserang dan membakarnya.

3.Secara mekanis yaitu pengutipan ulat – ulat di lapangan.

4.Secara biologis yaitu dengan memanfaatkan musuh alami berupa pelepasan parasit
telur Trichogramma spp., dan parasit larva Diatraeophaga striatalis Tns.

5.Secara kimiawi yaitu dengan pemakaian insektisida yaitu Agrothion 50 EC (3 l/ha),


Azodrin 15 WSC ( 5 l/ha)
 Biologi

Menurut Kalshoven (1981), penggerek pucuk tebu diklasifikasikan sebagai


berikut :
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insekta
Ordo : Lepidoptera
Family : Pyralidae
Genus : Scirpophaga
Spesies : Scirpophaga novella Fabricus.
Morfologi

Scirpophaga nivella meletakkan telurnya pada bagian bawah permukaan


daun secara berkelompok, dan tersusun seperti sisik ikan yang tertutup selaput
berwarna coklat kekuningan. Jumlah telur mencapai 6-30 butir. Setelah 8-9 hari telur
menetas. Ulat yang keluar dari telur menuju daun yang masih muda dengan cara
menggantung pada benang-benang halus yang dikeluarkan dari mulutnya. Larva akan
menggerek daun dan menuju ibu tulang daun, larva menggerek menuju titik tumbuh
batang dan menembus batang. Setiap batang berisi satu ekor penggerek.

Ulat tersebut pada umur

muda berwarna kelabu, kemudian berubah berwarna kuning kecoklatan dan pada saat
mendekati stadium pupa berwarna kuning putih.
 Gejala Serangan

1. Gejala serangan pada helai daun terdapat lubang melintang dan ibu tulang daun
terlihat bekas gerekan berwarna coklat.
2. Daun yang terserang akan menggulung dan kering yang disebut mati puser.
3. Apabila batang dibelah maka akan kelihatan lorong gerekan dari titik tumbuh ke
bawah kemudian mendekati permukaan batang dan sering menembus batang.
Oleh karena itu serangan penggerek pucuk dapat menyebabkan kematian.
4. Pada ruas batang yang muda yaitu di bawah titik tumbuh terdapat lubang keluar
ngengat.
 Cara Pengendalian

1. Pengendalian mekanis, yaitu dengan memungut atau mengambil telur atau


kelompok telur, larva atau ulat atau pupa atau serangga dewasa pada bagian
tanaman yang terserang secara langsung dan membunuhnya.

2. Pengendalian Kultur Teknis atau Budidaya, seperti :

a. Penggunaan bibit unggul,

b. Penggunaan pupuk berimbang yang sesuai dengan jenis, dosis,

waktu dan cara pemakaian yang dianjurkan

c. Pengaturan pola tanam

d. Penanaman serentak

e. Pengaturan jarak tanam

f. Pergiliran tanaman
3. Pengendalian Hayati atau Biologis , Musuh alami hama penggerek pucuk berupa
parasit telur dan parasit larva. Parasit telur misalnya Trichogramma japonicum.
Selain prasitoid telur, penggerek pucuk tebu dapat dikendalikan dengan parasitoid
larva Elasmus zahntneri F. di lapangan, parasitoid ini memarasit penggerek pucuk
tebu pada stadium larva

4. Pengendalian Kimiawi, aplikasi insektisida kimia


hanya dilakukan jika persentase serangan hama
penggerek pucuk dengan kategori serangan berat
sudah mencapai 40 %. Jenis insektisida yang
dianjurkan adalah golongan karbamat, antara lain
Karbofuran Furadan 3GR, Petrofur 3GR, Furio 3GR
konsentrasi yang digunakan sesuai rekomendasi
10kg/Ha.

You might also like