You are on page 1of 28

TUJUAN

INSTRUKSIONAL ( PEMBELAJARAN )
( Oleh : Sarwa, AMK, S.Pd, M.Kes )

Tujuan Instruksional Umum :


Setelah mengikuti perkuliahan ini, mahasiswa mampu
menyusun rumusan tujuan instruksional.

Tujuan Instruksional Khusus :


1. Menyebutkan taksonomi tujuan instruksional.
2. Mampu merumuskan tujuan kognitif
3. Mampu merumuskan tujuan afektif
4. Mampu merumuskan tujuan psikomotor.
LATAR BELAKANG

Kegiatan instruksional dilakukan utk mencapai tujuan ( hasil


Belajar ) berupa perubahan tingkah laku.

Pemahaman terhdp hasil belajar yg ingin dicapai sangat penting


bagi guru /dosen.

Perumusan tujuan instruksional harus jelas, terukur, dan dapat


diamati .
CONTOH
RUMUSAN TUJUAN INSTRUKSIONAL YG JELAS, TERUKUR,
DAN DAPAT DIAMATI

1. Pada akhir mata kuliah mahasiswa akan dapat


menjelaskan peranan perawat dalam pembangunan
kesehatan.

2. Pada akhir mata kuliah mahasiswa akan dapat membuat


proposal penelitian.
CONTOH
RUMUSAN TUJUAN INSTRUKSIONAL YG TIDAK JELAS,
TIDAK TERUKUR, DAN SULIT DIAMATI

1. Pada akhir mata kuliah mahasiswa akan dapat menghayati


kehidupan beragama.

2. Pada akhir mata kuliah mahasiswa akan dapat


memahami cara mengoplos obat amphycilin.
CARA MERUMUSKAN TUJUAN INSTRUKSIONAL YG
JELAS, TERUKUR, DAN DAPAT DIAMATI

1. Menyebutkan pelaku pembelajaran yi peserta didik.

2. Menyebutkan perilaku akhir ( kompetensi ) yang


diharapkan dari peserta didik dg kata kerja operasional.
TAKSONOMI
TUJUAN INSTRUKSIONAL

Adl pengelompokan tujuan pembelajaran yg disusun dan diurut


berdasarkan sifat tertentu.

Kelompok tujuan instruksional :


1. Tujuan bersifat kognitif
2. Tujuan bersifat afektif
3. Tujuan bersifat psikomotor
TUJUAN KOGNITIF

 Tujuan pembelajaran yg berorientasi pada kemampuan berpikir.

 Rentangnya mulai dari mengingat s.d problem solving.

 Peserta didik diarahkan untuk menghub dan menggabungkan


gagasan dan metode utk problem solving.
TAKSONOMI TUJUAN KOGNITIF
( TAKSONOMI BLOOM )
 Ada 6 kategori mulai dari pengetahuan, pemahaman, penerapan,
analisis, sintesis, dan evaluasi.

 Kategori tsb bersifat hierarkhis yi tujuan level yg tinggi dapat dicapai


apabila tujuan pada level yg lebih rendah telah dikuasai.

 Paling banyak dipakai khususnya di Indonesia.


TUJUAN KOGNITIF PADA LEVEL PENGETAHUAN

 Menuntut peserta didik utk mampu mengingat informasi yg telah


diterimanya.

 Kata kerja yg dipakai : mengidentifikasi, memilih, menyebutkan,


membuat daftar.

 Cth :
Mahasiswa dapat menyebutkan langkah-langkah prosedur
pemasangan infus.
TUJUAN KOGNITIF PADA LEVEL PEMAHAMAN

 Menuntut peserta didik utk mampu menjelaskan informasi yg telah


diterimanya dg kata-kata sendiri.

 Kata kerja yg sering dipakai : membedakan, menjelaskan,


menyimpulkan, memperkirakan.

 Cth :
Mahasiswa akan dapat menjelaskan perbedaan cara injeksi IV dan
IM.
TUJUAN KOGNITIF PADA LEVEL PENERAPAN

 Menuntut peserta didik utk mampu menerapkan informasi yg telah


diterimanya ke dalam situasi yg baru.

 Kata kerja yg sering dipakai : menghitung, mengembangkan,


menggunakan, memodifikasi.

 Cth :
Mahasiswa akan dapat menghitung jumlah tetesan infus per
menitnya.
TUJUAN KOGNITIF PADA LEVEL ANALISIS

 Menuntut peserta didik utk mampu mengidentifikasi, memisahkan,


dan membedakan elemen2 suatu fakta, konsep, pendapat, asumsi,
simpulan, dan memeriksa setiap elemen tsb utk melihat ada
tidaknya kontradiksi ataupun sinkronisasi.

 Kata kerja yg sering digunakan : membuat diagram, membedakan,


menghubungkan, menjabarkan.

 Cth :
Mahasiswa akan dapat menjabarkan pengaruh hiperglikemia
terhadap berbagai fungsi organ tubuh.
TUJUAN KOGNITIF PADA LEVEL SINTESIS

 Menuntut peserta didik utk mampu mengkombinasikan elemen ke


dalam satu kesatuan yg lebih besar/ komplek.

 Kata kerja yg sering digunakan : menciptakan, mendesain,


memformulasikan, membuat prediksi.

 Cth. :
Mahasiswa mampu membuat prediksi tentang waktu habisnya
cairan dalam botol infus.
TUJUAN KOGNITIF PADA LEVEL EVALUASI

 Menuntut peserta didik utk mampu membuat penilaian dan


keputusan tentang nilai suatu gagasan, metode, produk, dan tindakan
dg menggunakan kriteria tertentu.

 Kata kerja yg sering dipakai : membuat kritik, membuat penilaian,


membandingkan, membuat evaluasi.

 Cth :
Dengan menggunakan kriteria yg ditetapkan, mahasiswa dapat
membuat penilaian tentang jumlah cairan infus yang harus
diberikan pada pasien dehidrasi berat.
TUJUAN AFEKTIF

 Tujuan pembelajaran yg berorientasi pada perasaan dan emosi (


attitude ).

 Rentangnya mulai dari memperhatikan fenomena s.d


kepribadian dan hati nurani.

 Disebutkan sebagai minat, sikap dan kecenderungan emosi.


TAKSONOMI TUJUAN AFEKTIF

 Ada 5 kelompok tujuan yg bersifat hierarkis yi :


1. Pengenalan / receiving
2. Pemberian respon/ responding
3. Penghargaan thd nilai/ valuing
4. Pengorganisasian/ organization
5. Pengamalan/ characterization
TUJUAN AFEKTIF PADA LEVEL RECEIVING

 Mengharap peserta didik utk mengenal, bersedia menerima dan


memperhatikan berbagai stimulus tetapi masih pasif.

 Kata kerja yg sering dipakai : mendengarkan, menghadiri, melihat,


memperhatikan.

 Cth. :
Mahasiswa bersedia mendengarkan dengan baik keluhan pasien.
TUJUAN AFEKTIF PADA LEVEL RESPONDING

 Mengharap peserta didik utk menunjukkan perilaku yg diminta.

 Kata kerja yg sering dipakai : mengikuti, mendiskusikan, berlatih,


berpartisipasi, mematuhi.

 Cth. :
Mahasiswa bersedia berlatih memasang cateter bila diminta.
TUJUAN AFEKTIF PADA LEVEL VALUING

 Mengharap peserta didik utk secara konsisten berperilaku sesuai dg


suatu nilai meskipun tidak ada pihak yg meminta.

 Kata kerja yg sering dipakai : memilih, meyakinkan, bertindak,


mengemukakan argumentasi.

 Cth. :
Mahasiswa akan menunjukkan sikap menolak ketika ada
masyarakat yg meminta obat untuk aborsi.
TUJUAN AFEKTIF PADA LEVEL ORGANIZATION

 Mengharap peserta didik menjadi committed thdp suatu sistem


nilai.

 Kata kerja yg sering dipakai : memilih, memutuskan,


memformulasikan, membandingkan, membuat sistematisasi.

 Cth. :
Mahasiswa akan mampu membandingkan berbagai alternatif
cara untuk menjadi pengusaha sukses setelah lulus sarjana dan
memilih cara yg sesuai dg prinsip yang penting halal.
TUJUAN AFEKTIF PADA LEVEL CHARACTERIZATION

 Mengharap peserta didik telah mengintegrasikan nilai-nilai ke dalam


suatu filsafat hidup yg lengkap dan meyakinkan dan perilakunya akan
konsisten dg filsafat hidupnya tsb.

 Kata kerja yg sering dipilih : menunjukkan sikap, menolak,


mendemonstrasikan, menghindari.

 Cth. :
Mahasiswa akan menghindari perilaku merokok dalam kehidupan
sehari-hari.
TUJUAN PSIKOMOTOR

 Tujuan pembelajaran yang berorientasi pada ketrampilan motorik


anggota tubuh ( action ).

 Memerlukan koordinasi antara syaraf dan otot yg dihubungkan


dengan kegiatan latihan / exercise.

 Ada 5 skematik, yaitu meniru, manifulasi, ketepatan gerakan,


artikulasi, dan naturalisasi.
TUJUAN PSIKOMOTOR PADA SKEMA IMMITATION

 Peserta didik diharapkan dapat meniru suatu perilaku yg dilihatnya.

 Kata kerja yg sering dipakai : mengulangi, mengikuti, memegang,


menggambar, mengucapkan.

 Cth :
Mahasiswa dapat mengulangi gerak Heimlich manuver dalam
pertolongan pertama.
TUJUAN PSIKOMOTOR PADA SKEMA MANIPULATION

 Peserta didik diharapkan melakukan suatu perilaku tanpa bantuan


visual.

 Kata kerja : memfokuskan, menghidupkan.

 Cth :
Mahasiswa dapat menghidupkan mesin EKG dgn membaca
manual dan penjelasan secara verbal.
TUJUAN PSIKOMOTOR PADA SKEMA PRECISION

 Peserta didik diharapkan melakukan suatu perilaku tanpa


menggunakan contoh visual dan petunjuk manual/ verbal dg lancar
dan tepat.

 Kata sifat yg sering digunakan : dengan tepat, dengan lancar, tanpa


kesalahan.

 Cth :
Mahasiswa mampu melakukan pijatan RJP dengan benar.
TUJUAN PSIKOMOTOR SKEMA ARTICULATION

 Peserta didik diharapkan menunjukan serangkaian gerakan dg


akurat, urutan yg benar, dan kecepatan yg tepat.

 Kata sifat : selaras, terkoordinasi, stabil, lancar.

 Cth :
Mahasiswa dapat memasang infus dengan lancar.
TUJUAN PSIKOMOTOR SKEMA NATURALIZATION

 Peserta didik diharapkan melakukan gerakan tertentu secara


spontan/ otomatisme.

 Kata sifat : dengan otomatis, dengan sempurna, dengan lancar.

 Cth :
Mahasiswa secara otomatis dapat memasang infus dalam sekali
tusukan dengan cepat.
TERIMA KASIH

You might also like