You are on page 1of 14

Infeksi Saluran Pernafasan Akut

(ISPA)
“FARINGITIS DAN TONSILITIS”
Kelompok 6 :
Linda Rahwati
Nur Faizah
PENGERTIAN ISPA
ISPA merupakan singkatan dari Infeksi Saluran Pernapasan Akut,
istilah ini diadaptasi dari istilah dalam bahasa Inggris Acute
Respiratory Infection (ARI). Penyakit infeksi akut yang menyerang
salah satu bagian dan atau lebih dari saluran napas mulai dari
hidung (saluran pernapasan atas) sampai alveoli (saluran
pernapasan bawah) termasuk jaringan adneksanya seperti sinus
rongga telinga tengah dan pleura (Depkes, 2001).
Faringitis adalahDEFINISI
inflamasi atau infeksi
FARINGITIS Tonsilitis adalah
TONSILITIS
dari membran inflamasi
mukosa faring atau
peradangan pada
dapat juga
tonsilopalatina. amandel di
Faringitis akut rongga faring,
biasanya merupakan yang dapat
bagian dari infeksi disebabkan oleh
akut orofaring yaitu salah satu bakteri
tonsilofaringitis akut (streptokokus)
atau bagian dari
atau virus
influenza
(rinofaringitis) (adenovirus).
KLASIFIKASI
FARINGITIS TONSILITIS

1. Tonsilitis Akut
1. Faringitis Akut
2. Tonsilitis
2. Faringitis Kronis
a. Faringitis Falikularis
Hipertropi 3. Tonsilitis
b. Faringitis Artpi Lakunaris
c. Faringitis 4. Tonsilitis
Granular Kronik Membranosa
5. Tonsilitis Kronik
ETIOLOGI
Tonsilitis disebabkan
oleh bakteri
FARINGITIS TONSILITIS
streptococcus atau
Faringitis merupakan
infeksi virus.
peradangan dinding Sedangkan menurut
faring yang (Masjoer,2002),
disebabkan oleh etiologi tonsilitis
virus (40−60%), adalah :
bakteri (5−40%), 1. Streptokokus Beta
alergi, trauma, Hemolitikus
iritan, dan lain-lain 2. Streptokokus
(Kementerian Pyogenesis
Kesehatan Republik 3. Streptokokus
Indonesia, 2013). Pyogenesis
4. Streptokokus
PATOFISIOLOGI
Penularan terjadi melalui droplet, kuman
menginfiltrasi
FARINGITIS lapisan epitel kemudian bila epitel
terkikis maka jaringan limpoid superficial bereaksi
terjadi pembendungan radang dengan infiltrasi
polimorfonuklear. Pada stadium awal terdapat
hiperemi, kemudian oedem dan sekresi yang
meningkat. Eksudat mula mula serosa tapi menjadi
menebal dan cenderung menjadi kering dan dapat
melekat pada dinding faring. Dengan hiperemi
pembuluh dinding darah menjadi lebar. Bentuk
sumbatan yang berwarna kuning, putihatau abu-abu
terdapat pada folikel atau jaringan limpoid. Tampak
bahwa folikel limpoid dan bercak-bercak pada
dinding faring posterior atau terletak lebih ke lateral
Bakteri atau virus memasuki tubuh melalui hidung
Lanjutan PATOFISIOLOGI...
atau mulut. Amandel atau tonsil berperan sebagai
filter, menyelimuti organisme yang berbahaya
TONSILITIS
tersebut. Hal ini akan memicu tubuh untuk
membentuk antibody terhadap infeksi yang akan
datang akan tetapi kadang-kadang amandel sudah
kelelahan menahan infeksi atau virus. Kuman
menginfiltrasi lapisan epitel, bila epitel terkikis maka
jaringan limfoid superficial mengadakan reaksi.
Terdapat pembendungan radang dengan infiltrasi
leukosit poli morfonuklear. Proses ini secara klinik
tampak pada korpus tonsil yang berisi bercak
kuning yang disebut detritus. Detritus merupakan
kumpulan leukosit, bakteri dan epitel yang terlepas,
suatu tonsillitis akut dengan detritus disebut
tonsillitis falikularis, bila bercak detritus berdekatan
MANIFESTASI KLINIS
FARINGITIS
Yang sering muncul pada faring adalah:
1.Nyeri tenggorok dan nyeri menelan
2.Tonsil menjadi berwarna merah dan membengkak
3. Mukosa yang melapisi faring mengalami peradangan
berat atau ringan dan tertutup oleh selaput yang
berwarna keputihan atau mengeluarkan pus (nanah).
4. Demam.
5. Pembesaran kelenjar getah bening di leher.
Setelah bakteri atau virus mencapai sistemik maka
gejala – gelaja sistemik akan muncul :
1. Lesu dan lemah, nyeri pada sendi – sendi otot, tidak
nafsu makan dan nyeri pada telinga
2. Peningkatan jumlah sel darah putih
Lanjutan MANIFESTASI KLINIS...
TONSILITIS

Pada umumnya penderita sering


mengeluh oleh karena serangan tonsilitis
akut yang berulang-ulang, adanya rasa
sakit (nyeri) yang terus-menerus pada
tenggorokan (odinofagi), nyeri waktu
menelan atau ada sesuatu yang
mengganjal di kerongkongan bila
menelan, terasa kering dan pernafasan
berbau.
PEMERIKSAAN
1. Pemeriksaan
DIAGNOSTIK
Serologic
FARINGITIS TONSILITIS
2. Pemeriksaan
sputum untuk
mengetahui basil
tahan asam. 1. Tes
3. Fotothorak untuk Laboratorium
melihat adanya 2. Kultur
tuberkolusis paru
3. Terapi
4. Biopsi jaringan
untuk mengetahui Antibiotik
proses keganasan
serta mencari basil
tahan asam di
KOMPLIKASI
FARINGITIS TONSILITIS

1. Otitis Media
1. Abses Pertonsil
Purulenta 2. Otitis Media
Bakterialis Akut
2. Abses Peritonsiler 3. Mastoiditis
3. Glomerulus Akut Akut
4. Demam Reumatik 4. Laringitis
5. Sinusitis 5. Sinusitis
6. Meningitis
6. Rhinitis
PENATALAKSANAAN
FARINGITIS
Obati dengan antibiotik
a. Untuk anak tidak ada
jika diduga ada infeksi :
anjuran obat khusus.
b. Untuk demam dan nyeri: => Anak
=> Anak : 1. Kotrimoksazol 2 tablet
a. Parasetamol diberikan 3 anak 2 x sehari selama
kali sehari jika demam 5 hari
1. di bawah 1 tahun : 60 2. Amoksisilin 30 -
mg/kali (1/8 tablet) 50mg/kgBB perhari
2. 1 - 3 tahun : 60 - 120
selama 5 hari
mg/kali (1/4 tablet)
3. 3 - 6 tahun : 120 - 170 3. Eritromisin 20 – 40
mg/kali (1/3 tablet) mg/kgBB perhari
4. 6 - 12 tahun : 170 - selama 5 hari
300 mg/kali (1/2 tablet)
Lanjutan • Penatalaksanaan
PENATALAKSANAAN
• Penatalaksanaan keperawatan
medis TONSILITIS 1. Kompres dengan
1. antibiotik baik air hangat
injeksi maupun 2. Istirahat yang
oral seperti cukup
cefotaxim, 3. Pemberian cairan
penisilin, adekuat,
amoksisilin, perbanyak minum
eritromisin dll hangat
2. antipiretik untuk 4. Kumur dengan air
menurunkan hangat
demam seperti 5. Pemberian diit
parasetamol, cair atau lunak
ibuprofen.
TERIMA
KASIH

You might also like