You are on page 1of 19

PERDARAHAN

UTERUS
ABNORMAL
OLEH:
Kelompok 9, 2012
PRESEPTOR:
NEILVY RATANADEWI, DR., SPOG
KASUS

Ny. X 35 tahun, keluhan utama:


perdarahan pervagina selama 17 hari
DEFINISI

Perdarahan uterus abnormal (PUA) / Abnormal


Uterine Bleeding (AUB), meliputi semua
kelainan menstruasi baik dalam hal jumlah,
maupun lamanya. Manifestasi klinis dapat
berupa perdarahan banyak, sedikit, siklus haid
yang memanjang atau tidak beraturan.
TERMINOLOGI
Menoragia (perdarahan menstruasi banyak) diganti dengan
Heavy Menstrual Bleeding (HMB) .

 Metroragia (perdarahan terjadi diantara menstruasi yang siklik


dan terprediksi) diganti dengan Intermenstrual Bleeding (IMB).

Sedangkan Perdarahan Uterus Disfungsional (PUD)


merupakan kelainan koagulopati, gangguan hemostasis
endometrium, dan gangguan ovulasi, istilah tersebut ditiadakan.
KLASIFIKASI
 PUA dibagi berdasarkan penyebab dan jumlah-lama-saat perdarahan.

PUA berdasarkan penyebabnya disebut dengan PALM-COEIN :


 PALM adalah Polyp, Adenomyosis,Leiomyoma,
Malignancy-hyperplasia. Dapat didiagnosis
secara visual dengan teknik pencitraan dan / atau
histopatologi (AUB Structural).
SISTEM KLASIFIKASI FIGO
 PUA berdasarkan penyebabnya disebut dengan PALM-
COEIN :
 COEIN adalah Coagulopathy, Ovulatory dysfunction, Endometrial,
Iatrogenic, dan Not yet classified. Tidak dapat ditentukan dengan
pencitraan atau histopatologi (AUB Non-Structural).
Klasifikasi PUA
(FIGO)

PALM COEIN

Ovulatory
Polip Adenomiosis Coagulopathy
dysfunction

Malignancy
Leiomioma and Endometrial Iatrogenik
Hyperplasia

Not yet
classified
SISTEM KLASIFIKASI FIGO
 Berdasarkan jumlah, lama, maupun saat terjadinya PUA dibagi menjadi :
A. Akut
B. Kronik
C. Perdarahan Tengah ( Intermenstrual Bleeding)
PERDARAHAN UTERUS ABNORMAL
(PUA)

A. Perdarahan uterus abnormal akut didefinisikan sebagai


perdarahan menstruasi yang banyak sehingga perlu dilakukan
penanganan lebih cepat untuk mencegah kehilangan darah.
Perdarahan uterus abnormal akut juga dapat terjadi pada
kondisi PUA kronik atau tanpa riwayat sebelumnya.
PERDARAHAN UTERUS ABNORMAL
(PUA)

B. Perdarahan uterus abnormal kronik merupakan


perdarahan uterus abnormal yang telah terjadi lebih dari 3
bulan. Kondisi ini biasanya tidak memerlukan penanganan
yang cepat.
PERDARAHAN UTERUS ABNORMAL
(PUA)
C. Perdarahan tengah (intermenstrual bleeding) merupakan
perdarahan yang terjadi diantara menstruasi yang siklik dan
terprediksi. Dapat terjadi kapan saja atau terjadi di waktu
yang sama setiap siklus. Istilah ini ditujukan untuk
menggantikan terminologi metroragia.
ANAMNESIS

A. Waktu mulai terjadinya perdarahan uterus abnormal


B. Siklus haid sebelumnya
C. Kelainan uterus
D. Faktor risiko kelainan tiroid
E. Penambahan dan penurunan BB yang drastic
F. Riwayat kelainan darah
G. Riwayat penyakit keluarga
H. Penggunaan pil kontrasepsi
ANAMNESIS

 Identitas pasien: nama, umur, jenis kelamin, pekerjaan, alamat, status


perkawinan
 Keluhan utama: perdarahan
 Riwayat obstetric: paritas, riwayat persalinan normal/SC/bantuan alat,
riwayat abortus dan kuretase, riwayat infeksi nifas
 Riwayat ginekologik: riwayat penyakit pada saluran reproduksi
sebelumnya, riwayat operasi ginekologi sebelumnya
 Riwayat haid: riwayat haid pertama kali, HPHT, jumlah darah haid,
lama haid berlangsung, nyeri haid
 Riwayat penggunaan obat-obatan dan kontrasepsi:
riwayat penggunaan obat untuk mengobati penyakit
(sebelum dating ke dokter), riwayat penggunaan obat
hormonal (kontrasepsi hormonal, klomifen sitrat,
tamoksifen, dan obat hormonal lainnya), riwayat
penggunaan obat antikoagulan (kasus perdarahan),
riwayat penggunaan AKDR
 Riwayat penyakit umum: TB, penyakit jantung, kelainan
darah, dll. Riwayat menjalani operasi struma, payudara,
dan apendektomi
 Riwayat keluarga: riwayat penyakit keluarga yang sama
(tumor atau keganasan), riwayat PMS pada suami dan
pasangan seksual.
PEMERIKSAAN FISIK

 Pemeriksaan Fisik Umum


 Pemeriksaan Ginekologis Lengkap
1. Pemeriksaan abdomen (Inspeksi, Palpasi, Perkusi, Auskultasi) dan
groin
2. Pemeriksaan genitalia luar (Inspeksi, Palpasi)
3. Pemeriksaan inspekulo dengan speculum
4. Pemeriksaan bimanual
5. Pemeriksaan rektovaginal bila perlu
PEMERIKSAAN PENUNJANG
 USG Transvaginal
Untuk menilai: myometrium, cavum uteri (endometrium), ovulasi
 LAB
Untuk melihat kelainan hemostasis sistemik (Darah lengkap, BT, CT, Fibrinogen,
PT, APTT)
 Pengambilan sample endometrium
Hanya dilakukan pada: perempuan >45 tahun, memiliki FR secara genetic,
hasil USG Transvaginal menggambarkan penebalan endometrium kompleks,
FRDM, hipertensi, obesitas, nulipara, riwayat keluarga nonpolyposis colorectal
cancer, PUA yang menetap (tidak respon terhadap pengobatan)
 Histeroskopi
Bila dicurigai terdapat polip endometrium atau myoma uteri submukosum
 Pemeriksaan progesterone serum fase luteal madya
TATALAKSANA
TERIMA KASIH

You might also like