You are on page 1of 4

Rules vs Discreation

Pramudito Rahadianto 20161220042


Discreation based policy
• Pada dasarnya, alternatif penentuan respons kebijakan
moneter dapat dilakukan dengan menggunakan rules atau
dengan menggunakan discretion. Secara analitis, Barro dan
Gordon (1983) menguraikan bahwa penetapan instrumen
kebijakan moneter berdasarkan pola rules (rule-based
policy) dilakukan dengan merespons kondisi yang sedang
terjadi, sebagaimana telah diperhitungkan dalam formulasi
penetapan instrumen kebijakan yang telah dilakukan
sebelumnya. Sebaliknya, penetapan instrumen kebijakan
moneter berdasarkan pola discretion (discretion-based
policy) lebih mendasarkan pada evaluasi dari waktu ke
waktu yang memperhitungkan kondisi yang sedang
berlangsung, serta menganggap perkembangan dan
kebijakan masa lalu sebagai suatu yang tidak relevan.
Rule based policy
• Sementara itu, Taylor (1993) menjelaskan bahwa,
berbeda dengan discretion-based policy, perilaku
penetapan rule based policy adalah sistematis,
dalam arti ‘berdasarkan metodologi dan
perencanaan’, bukan berdasarkan langkah yang
bersifat kasual dan acak. Salah satu contoh dari
rules yang secara umum diketahui diajukan
pertama kali oleh Friedman (1960), yaitu
pertumbuhan uang beredar yang konstan
(constant money growth). Per definisi, setiap
penyimpangan dari pola ini digolongkan pada
discretion.
Dua jenis rules
1. Money growth ‘pertumbuhan uang beredar’ rules
yang dipelopori oleh McCallum (1988). Rulesini
merupakan pengembangan rules yang diajukan oleh
Friedman dengan menyertakan mekanisme feedback
‘umpan-balik’ dalam melakukan koreksi secara
bertahap terhadap kesalahan yang terjadi pada masa
lalu.
2. Interest rate ‘suku bunga’ rules yang dipelopori oleh
Taylor (1993). Rulesini juga menyertakan mekanisme
feedback, yaitu bahwa bank sentral mengubah suku
bunga dengan mendasarkan pada deviasi
perkembangan inflasi dan output terhadap tingkat
yang ditargetkan.

You might also like