You are on page 1of 44

ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

(ABK)
Anak Berkebutuhan Khusus/ABK
• Anak yang terlahir berkelainan sering disebut
sebagai tidak normal sehingga memerlukan
perhatian khusus
Misalnya:
• Anak yang memiliki kelainan tubuh atau memiliki
kelainan mental, memiliki kesulitan belajar,
masalah bicara, hiperaktif, autis atau menderita
psikotik
• Anak-anak dapat berkelainan yang bermacam-
macam sehingga dipakai istilah yang lebih
manusiawi yaitu anak berkebutuhan khusus
• Seiring dengan pemahaman dalam ilmu pengetahuan dan
tingkat kesadaran masyarakat, istilah ABK mengalami
perkembangan
• Istilah ABK bukan menggantikan istilah anak penyandang
cacat atau anak luar biasa, tetapi memiliki cara pandang
yang lebih luas dan positif terhadap anak yang memiliki
kebutuhan beragam
• Dalam hal ini yang dimaksud dengan “Kebutuhan khusus”
adalah kebutuhan yang ada kaitannya dengan pendidikan
• Dalam tataran pendidikan inklusi, setiap anak dipandang
mempunyai kebutuhan yang bersifat permanen maupun
temporer
• Anak berkebutuhan khusus (ABK) adalah mereka yang
mempunyai kebutuhan khusus secara sementara atau
permanen dan atau kecacatan sehingga membutuhkan
penyesuaian layanan pendidikan
• Konsep ABK (children with special education) memiliki
makna yang lebih luas dibandingkan dengan anak luar
biasa(exceptional children)
• ABK mencakup anak yang memiliki kebutuhan khusus
yang bersifat permanen, akibat dari kecacatan tertentu
(anak penyandang cacat) dan anak berkebutuhan
khusus yang bersifat temporer. Misal: korban trauma
kerusuhan, bencana, kesulitan membaca dll
• ABK temporer apabila tidak mendapat intervensi yang
tepat dapat menjadi permanen
Sikap dan reaksi terhadap ABK
• Tahap-tahap dan reaksi orang tua terhadap ABK:
1. Shock, menolak, sedih, cemas, takut, marah
2. Malu, tidak mau tahu sehingga disembunyikan atau
disingkirkan dari keluarga
3. Diterlantarkan atau dipasung supaya tidak mengganggu
4. Khawatir, sehingga sangat melindungi
5. Menerima/menyesuaikan diri dan dengan gigih mencari
upaya bagi kehidupan anak sehingga menjadi lebih baik
6. Tergerak pikirannya untuk mendirikan sekolah khusus atau
yayasan yang mengelola pendidikan bagi ABK
• Untuk berbagai kelainan dan kebutuhan sudah ada SLB
dengan tipe-tipe berbagai kelainan
Kategori Anak Berkebutuhan Khusus
• Deskripsi ABK secara umum (Haring, 1982):
1. Tidak mampu (disabled) yaitu seseorang yang mempunyai
keterbatasan karena adanya kekurangan fisik yang
mengganggu
2. Mempunyai kesulitan (impaired) yaitu seseorang yang
mengalami kesulitan dalam pengindraannya
3. Terganggu (disordered) yaitu seseorang yang mempunyai
gangguan perilaku ataupun terganggu dalam hal belajar
4. Cacat (handicapped) yaitu seseorang yang mempunyai
kesulitan dalam merespon atau menyesuaikan diri dengan
lingkungan
5. Berkelainan(exeptional)
Semua kelainan tsb., termasuk yang memiliki kelebihan
• Kategori anak ABK (Haring, 1982):
1. Cacat pengindraan, misal:kerusakan pendengaran atau
penglihatan
2. Penyimpangan mental, termasuk yang sangat berbakat
atau terbelakang mentalnya
3. Gangguan komunikasi. Misal:masalah bicara dan bahasa
4. Ketidak mampuan belajar yaitu masalah belajar yang
serius tapi tdk.ada gangguan fisik
5. Gangguan perilaku, misalnya masalah emosi
6. Cacat fisik dan kesulitan dalam kesehatan. Misal:
kerusakan neurologis, kondisi orthopedi, cacat bawaan,
memiliki penyakit kronis, gangguan perkembangan dst.
• Kategori ABK(Telford & Sawrey, 1981):
1. Penyimpangan intelektual dan akademik
2. Penyimpangan pengindraan
3. Penyimpangan motor
4. Penyimpangan perilakuan dan kepribadian
5. Penyimpangan sosial
Klasifikasi Anak Berkebutuhan Khusus
• Menurut Program Direktorat Pembinaan Sekolah Luar Biasa
tahun 2006 dan Pembinaan Direktorat Jenderal
Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen
Pendidikan Nasional Pendidikan adalah:
1. Tuna Netra
2. Tuna rungu
3. Tuna Grahita: (al. Down Syndrome)
4. Tuna grahita ringan (IQ = 50-70)
5. Tuna grahita sedang (IQ = 25-50)
6. Tuna grahita berat (IQ = 25)
7. Tuna daksa
8. Tuna laras (Dyscruptive/merusak)
Lanjutan
9. Tuna Wicara
10. Tuna ganda
11. HIV-AIDS
12. Gifted: Potensi kecerdasan istimewa (IQ 125).
13. Talented:Potensi bakat istimewa (Multiple Intelligences: Language,
Logico mathematic, Visuo spatial, Bodily-kynestetic, Musical,
Interpersonal, Intrapersonal, Natural, Spiritual)
14. Kesulitan belajar (al: Hyperaktif, ADD/ADHD, Dislexia/Baca,
Dysgraphia/Tulis, Dyscalculia/Hitung, Dysphasia/Bicara dan
bahasa, Dyspraxia/Motorik.
15. Lambat belajar (IQ 70 – 90)
16. Autis
17. Korban Penyalahgunaan Narkoba
18. Indigo
Gifted: Potensi kecerdasan istimewa
• Anak berbakat (Giftedness):
Anak berbakat adalah anak yang dapat
membuktikan kemampuan prestasi tinggi dalam
berbagai bidang seperti intelektual, kreatifitas,
artistik, kapasitas kepemimpinan, atau bidang
akademik tertentu dan yang memerlukan
pelayanan serta aktifitas khusus yang biasanya tidak
diberikan oleh sekolah dalam rangka
pengembangan kemampuan tersebut (Education
Consolidation and Improvement Act, 1981)
Multiple Intelligensi
• Konsep yang bermakna anak berbakat (gifted) telah
diperluas kearah konsep yang lebih kompleks mengenai
cara intelligensi berfungsi
• Gardner menggunakan istilah susunan “intelligensi” (lebih
populer disebut teori multiple intelligensi) adalah sbb:
1. Linguistic (verbal) intelligence meliputi pemahaman
verbal, sintaksis, semantik dan ungkapan tertulis, lisan
serta pemahaman
2. Logical-mathematical intelligence meliputi pemikiran
induktif dan deduktif serta kemampuan berhitung
3. Spatial-intelligence adalah kemampuan untuk
mengeluarkan dan memainkan konfigurasi-konfigurasi
yang bersifat ruang
Lanjutan
4. Musical- intelligence meliputi kemampuan
membedakan gerakan musik, peka terhadap
ritme:kemampuan mendengar dan memainkan irama
dalam musik atau membuat komposisi musik
5. Body-kinestetic intelligence adalah kemampuan
menggunakan semua atau bagian tubuh untuk melakukan
tugas atau peragaan
6. Interpersonal-intelligence adalah kemampuan
memahami tindakan dan motivasi orang lain, bertindak
secara pantas, produktif berdasarkan pengetahuan
7. Intrapersonal-intelligence adalah berkenaan
dengan pengertian orang terhadap diri sendiri yaitu aspek
kognitif, keunggulan, kelemahan perasaan
Kelainan penglihatan
• Beberapa kelainan pnglihatan al:
1. Myopia (rabun jauh:tidak dapat melihat benda yang jauh atau disebut
‘mata minus’ yaitu bola mata yang terlalu panjang shg, fokus gambar
jatuh di depan retina
2. Hyperropia (rabun dekat: biasa disebut ‘mata plus’ yaitu bola mata
terlalu pendek shg,fokus gambar yang dibiaskan jatuh ke belakang
retina
3. Strabismus (kadang disebut ‘juling’) yaitu kurangnya koordinasi otot-
otot luar pada mata
4. Nystagmus, adalah suatu kondisi di mana mata bergerak tersentak-
sentak dengan cepat secara tidak sengaja (berkedip-kedip)
5. Amblyopia (mata malas) yaitu seatu keadaan ketidak efisienan
pandangan mata dikarenakan tidak ada keseimbangan otot antara dua
mata
6. Hetheropia adalah kesulitan penggabungan gambar dari dua mata
menjadi satu gambar tunggal
Tanda-tanda Kemungkinan
Masalah Mata
• Sikap siswa:
1. Sering menggosok mata, menutup satu mata, menarik,
mengarahkan kepala kedepan, sering berkedip
2. Kesulitan membaca, melihat buku dekat mata, tak dapat
melihat sesuatu dari jarak jauh atau dekat, terganggu bila
melakukan tugas
• Keluhan siswa:
1. Gatal, panas, merasa gatal
2. Pusing, kepala sakit, mual ketika melakukan tugas dengan
menggunakan mata
3. Melihat samar-samar atau penglihatan ganda
4. Tak dapat melihat dengan baik
• Pendidik sering mempergunakan istilah “visually
handicapped” untuk menjelaskan siswa dengan
gangguan penglihatan bahkan yang berpengaruh nyata
pada prestasi akademiknya
• Istilah tsb. digunakan juga untuk anak-anak yang
dengan kekurangan penglihatan sebagian (partially
seeing) maupun buta secara total (blind)
• Hal yang sangat penting bagi guru adalah mengetahui
seberapa banyak siswa dapat menggunakan
penglihatan yang masih tersisa dengan baik daripada
menekankan pengukuran ketajaman penglihatan siswa.
Gangguan pendengaran
• Gangguan pendengaran(hearing impairment) dipakai
dalam menjelaskan baik pada orang yang benar-benar
tuli maupun yang sulit mendengar
• “Sulit mendengar” merupakan gangguan pendengaran
yang dpt.bersifat permanen maupun sementara dan
berpengaruh terhadap prestasi belajar anak.
• “Tuli/tuna rungu” berarti suatu gangguan pendengaran
yang sangat berat sehingga si anak tidak
dpt.melakukan proses informasi bahasa melalui
pendengaran, dengan ataupun tanpa alat pengeras
suara yang dengan jelas mempengaruhi prestasi belajar
Klasifikasi gangguan pendengaran
1. Gangguan pendengaran sangat ringan (slight hearing loss) yaitu
kesulitan dalam mendengar karena hanya mampu mendengar
suara yang sayup-sayup atau dari jarak yang jauh.
2. Gangguan pendengaran taraf ringan (mild hearing loss) yaitu
kesulitan dalam mendengar percakapan, kecuali dalam jarak 3
sampai 6 kaki dan saling berhadapan
3. Gangguan pendengaran taraf sedang (moderate hearing loss)
yaitu kesulitan dalam memahami percakapan kecuali diucapkan
dengan suara keras
4. Gangguan pendengaran taraf berat (severe hearing loss) yaitu
dialami oleh anak yang hanya dpt.mendengar kecuali jika suara itu
keras dan diucapkan dekat dengan telinga.
5. Gangguan pendengaran taraf sangat berat (profound hearing loss)
yaitu dialami oleh anak mendengar suara yang sangat keras
namun umumnya hanya mampu mendengar getarannya saja
Kebutuhan pendidikan bagi siswa yang
mengalami gangguan pendengaran
1. Alat bantu dengar dan pengaturan tempat duduk
2. Terapi wicara (speech therapy) untuk membetulkan pola
ucapan yang salah
3. Pengeras suara yang terdapat dalam alat bantu dengar
dan terapi wicara
4. Guru bantu atau guru sumber (resource teacher)
5. Pengajaran membaca bibir (lip reading) serta
pembelajaran wicara
6. Pembelajaran khusus
7. Pembelajaran khusus yang ekstensif dalam rangka
mengembangkan kemampuan bahasa dan bentuk- bentuk
komunikasi alternatif
Gangguan pendengaran supaya
berhasil di kelas inklusif
1. Memberikan tempat duduk yang khusus. Misal: deretan
paling depan
2. Beri kesempatan yang sama seperti anak lain dalam
berbicara
3. Usahakan mengulang pertanyaan atau pernyataan jika
anak belum mengerti
4. Tekankan ucapan yang jelas bagi semua siswa
5. Ingatlah bahwa anak dng.hambatan pendengaran
mengalami kelelahan lebih cepat dibanding anak lain
6. Periksa ekspresi wajah si anak utk.memastikan anda telah
kontak sebelum bicara padanya
7. Pertimbangkan penggunaan sistem kawan yang
membantu proses
Terbelakang mental: Tuna grahita
(Down Syndrome)
• Orang yang mengalami terbelakang mental sering mendapat
berbagai sebutan yang bersifat merendahkan: dungu/bebal, bodoh
(stupid), idiot, imbecile, tolol dsb.
• Kecenderungan terkini, telah terjadi perubahan dalam cara
pandang sehingga untuk kelainan tsb. digunakan istilah “hambatan
perkembangan”(development disability) daripada “terbelakang
mental” (mental retardation)
• Para pendidik khusus, memakai istilah untuk menggambarkan
siswa-siswa sesuai dengan klasifikasi pendidikannya
• Siswa yang dikategorikan “anak terbelakang mental mampu
didik”(educable mentally retarded) diharapkan dapat belajar
membaca dan menulis pada tingkat sekolah dasar namun dengan
cara dan tahap yang lebih pelan.
• Klasifikasi keterbelakangan mental:
1. Mild mental retardation (IQ: 70-80)
2. Moderate mental retardation (IQ: 25-50)
3. Severe mental retardation (IQ: 25)
4. Profound mental retardation(IQ: dibawah 25)
• Klasifikasi tersebut dipakai berdasarkan pada prestasi dalam tes IQ
• Hambatan perkembangan mental (development mental disability),
kelainan yang tampak lebih berkaitan dengan hambatan
perkembangan domain kognitif, sosial, bahkan fisik dalam hidupnya
• Keterbelakangan mental ringan membutuhkan layanan pengajaran
yang sama seperti yang diperlukan oleh murid yang lain serta
pengertian dari guru maupun murid agar ia dapat berhasil pada
kelas reguler
• Keterbelakangan mental juga membutuhkan layanan pembelajaran
yang sangat khusus, jika mereka ingin berhasil secara akademis,
sosial dan kejuruan
• Pgrogram yang dilaksanakan meliputi:
1. Program stimulasi bayi (infant stimulation program)
2. Layanan pendidikan khusus usia dini (early childhood special
education services)
3. Terapi fisik (physical therapy)
4. Terapi okupasi (ocupational therapy)
5. Terapi wicara (speech therapy)
6. Pengajaran merawat diri (teaching of self-care skill)
7. Pengajaran akademik yang fungsional (instruction in functional
academic). Misal: belajar membaca, menghitung uang pecahan
dan persiapan khusus utk. ketenagakerjaan dan khdpn.masy.
Kemampuan kognitif
(Cognitive Abilities)
• Salah satu ciri yang paling penting untuk mendifinisikan
siswa penyandang keterbelakangan mental adalah cara
mereka belajar.
• Klasifikasi berdasarkan cara mereka belajar:
1. The Pace of learning: siswa yang membutuhkan banyak
waktu dalam mempelajari mata pelajaran yang bisa
dipahami dengan cepat oleh murid lain
2. Level of learning: siswa yang tidak dapat memahami
sejauh kemampuan siswa yang lain dalam beberapa
kemampuan atau mata pelajaran
3. Levels Comprehention: siswa yang mengalami kesulitan
yang besar dalam mempelajari materi yang abstrak
Kemampuan berbahasa
(Language Abilities)
• Kesulitan bahasa (delayed language) atau
perkembangan bahasa yang lebih lambat
sering dialami anak terbelakang mental
• Kesulitan bahasa menyebabkan kemampuan
anak terbelakang mental disalahmengertikan
atau diremehkan
• Perkembangan bahasa yang lebih lambat
dapat menjadi sumber kesulitan akademiknya
Kemampuan sosial
(Social Abilities)
• Pada dasarnya keterbelakangan mental adalah suatu
ketidakmampuan sosial(social disability) yaitu
menitikberatkan pada ketidakmampuan untuk memahami
aturan sosial dalam keluarga, sekolah dan masyarakat bagi
individu dalam sepanjang rentang hidupnya
• Dampak dari ketidakmampuan, terdapat beberapa
kebutuhan bagi anak terbelakang mental:
1. Kebutuhan untuk merasa menjadi bagian dari yang lain
2. Kebutuhan untuk menemukan perlindungan dari sikap
dan label negatif
3. Kebutuhan akan dukungan dan kenyamanan sosial
4. Kebutuhan untuk menghilangkan kebosanan dan
menemukan stimulasi sosial
Lanjutan
• Faktor yang mempengaruhi keefektifan proses belajar anak
terbelakang mental:
1. Kesulitan memfokuskan perhatian pada sebuah tugas
dalam waktu yang lama
2. Kesulitan mengenal dan berfokus pada aspek-aspek tugas
yang penting
3. Kesulitan memindahkan dan menyamaratakan
kemampuan dari satu konteks ke konteks yang lain
4. Kesulitan mendapatkan keterangan dengan mudah yang
berhubungan dengan masalah yang utama.misal:
memahami arti bacaan atau pelajaran
5. Dapat melupakan informasi dengan sangat cepat
dibanding anak yang normal
Lanjutan
• Keuntungan inklusi bagi anak penyandang hambatan dan bagi anak
yang normal:
1. Siswa berkelainan akan lebih termotivasi dalam belajar pada
pend.yang inklusif
2. Kelas inklusif memberikan akses yang lebih baik untuk dapat
mencontoh kawan sebaya untuk mempermudah sikap-sikap sosial
yang layak
3. Persahabatan lebih berkembang antar teman sekelas. Mereka
belajar menghargai dan menerima hasil kerja setiap individu ,
termasuk perbedaan perilaku
4. Siswa tanpa hambatan(normal) dapat belajar menghargai
kemampuan dan keunggulan teman sekelas yang berkelainan
5. Dengan lulus dari sekolah inklusif akan lebih berhasil sebagai
manusia dewasa
Ciri guru yang efektif bagi siswa
penyandang hambatan (sek.reguler)
1. Memiliki harapan dan keyakinan bahwa anak akan lebih berhasil
dalam sekolah inklusi
2. Memberi pengawasan yang lebih sering dan memberi umpan
balik
3. Fleksibel dalam menangani peserta didik
4. Mempunyai komitmen dalam memperlakukan tiap siswa secara
terbuka
5. Bersikap responsif terhadap pertanyaan dan komentar peserta
didik
6. Bersikap hangat, sabar, humoris terhadap peserta didik
7. Bersifat teguh dan konsisten dalam pengharapan-pengharapan
8. Sanggup bekerjasama dengan guru pendidikan khusus dan
bersikap responsif terhadap orang lain
Keberbakatan/Giftedness
• Siswa berbakat dan berkemampuan unggul (gifted and
talented):
• Anak yang diidentifikasikan dengan kategori berbakat
(gifted) biasanya merupakan anak yang mampu
menunjukkan dengan jelas kemampuan luar biasa dan juga
anak yang mendapat kesempatan khusus untuk
mengembangkan lebih jauh bakatnya
• Anak yang dianggap “prodigies” atau “geniuses” diketahui
melalui penampilan dan bakat yang luar biasa yang mereka
miliki.
• Contoh: anak yang dapat bicara lima bahasa dalam usia 8
tahun, anak yang dapat menyusun rumus matematika
namun msh memerlukan bantuan dalam cara berpakaian
• Anak-anak yang diklasifikasikan sebagai anak berbakat dan
berkemampuan unggul akan lebih terlihat pada lingkungan yang memberi
mereka kesempatan banyak untuk secara berkesinambungan
mengembangkan kemampuannya

• Beberapa perkecualian tentang kemampuan luar biasa yang secara dini


belum dikenali: Genius sains, Albert Einstein tidak dikenali sampai dia
mencapai masa dewasa, Winston Churchil tidak menunjukkan tanda
kegeniusannya sejak dini dalam kepemimpinan. Einstein dan Churchil,
keduanya malah dianggap terbelakang dan banyak masalah semasa anak

• Anak-anak yang tumbuh di lingk. yang tidak tidak kondusif bagi


pertumbuhan keberbakatan mereka, tidak akan mampu mencapai level
prestasi yang optimal
Identifikasi keberbakatan: Berbagai
macam ukuran
• Tes Inteligensi (Intellegence Test). Tes inteligensi
individu (misalnya Wechsler Intellegence Scales
for Children)
• Tes prestasi (Achievement Test) misalnya Iowa
Tests of Basisc Skill dan Stanford Achievement
Tests
• Nominasi Guru (Teacher Nomination)
• Nominasi teman sebaya (Peer Nomination)
• Nominasi orang tua ( Parent Nomination)
• Nominasi diri sendiri ( Self Nomination)
Ranah Keberbakatan
• Clark (1988) dalam Developing the Potential of Children at Home and at
School menyebutkan sifat-sifat siswa dalam ranah keberbakatan sbb:
1. Ranah kognitif terdapat pada siswa yang cepat dan pengingat informasi
yang unggul, cepat melihat hubungan antara sesuatu yang mereka
pelajari dalam konteks yang berbeda
2. Ranah afektif adalah suatu kecenderungan terhadap kedalaman
emosional dan sensitivitas terhadap perasaan orang lain dan
kecenderungan terhadap penilaian moral yang tinggi
3. Ranah fisik menunjukkan suatu kemampuan menggunakan semua atau
bagian tubuh untuk melakukan tugas
4. Ranah intuitif yaitu berhubungan dengan kemampuan kreatifitas yang
terdapat pada siswa berbakat dengan menunjukkan kapasitas kreatif
yang luar biasa
5. Ranah sosial yaitu menunjukkan keinginan yang kuat untuk memenuhi
potensi pribadi dan mampu berkontribuasi sosial yang positif,
menggunakan kemampuan tinggi terhadap solusi masalah sosial budaya
Anak berbakat dan unggul:
“Kuat tapi rentan”
• Beberapa atribut atau sifat anak berbakat:
1. Kecenderungan untuk menguasai diskusi kelas
2. Tidak sabar menunggu mata pelajaran atau tugas
berikutnya
3. Resisten terhadap prosedur perintah, aturan, standar
4. Kecenderungan memulai pelajaran pada diskusi kelas
5. Bosan dengan pengulangan
6. Seringkali mengubah perhatian atau ketertarikan
7. Kecenderungan memaksa mengetahui dengan logika
sebelum tugas dan aktivitas didapat
Pilihan pendidikan untuk
anak berbakat dan unggul
• Penempatan ulang(Replacement) dengan beberapa pilihan:
1. Penambahan atau percepatan aktivitas di kelas umum
2. Kelas khusus paruh waktu (part-time special classes)
3. Kelas khusus penuh (full-time special clasess)
4. Sekolah khusus penuh (full-time special schools)
5. Sekolah berasrama khusus (special residential schools)
• Tambahan (Supplementary) dengan beberapa pilihan:
1. Pencangkokan kegiatan ekstra kurikuler (concurrent
enrollment) di sekolah menengah
2. Kelas lanjutan (advanced classes) diberikan selama
periode waktu non sekolah oleh lembaga masy. atau Univ
3. Magang dan prog.tutorial
lanjutan
• Kiat bagi guru dalam memenuhi kebutuhan anak berbakat:
1. Dapat menerima setiap siswa sebagai seseorang yang memiliki
kemampuan berbeda
2. Menciptakan pembelajaran berbasis siswa
3. Merancang model-model pengajaran yang menghargai sumbangan yang
khas bagi tiap siswa
4. Perlu dipahami bahwa “siswa berbakat tidak selalu yang lebih baik” ;
mereka hanya berbeda dalam kemampuan, kebutuhan dan minat.
• Sifat-sifat guru yang dapat meningkatkan keberhasilan siswa berbakat:
1. Keterbukaan intelektual
2. Merasa nyaman menghadapi murid yang mengetahui lebih banyak
pelajaran daripada guru
3. Dapat menerima dan membiarkan siswa mempelajari topik yang bukan
merupakan bagian kurikulum yang direncanakan
4. Mendorong siswa untuk maju sesuai dengan tingkat kemampuannya
Disabilities & Giftedness
• Anak-anak yang memiliki hambatan (disabilities)sekaligus
berbakat (gifted) berada pada resiko yang tinggi untuk tidak
dikenali bakat-bakatnya
• Contoh: siswa yang memiliki hambatan pendengaran
mendapat kesulitan dalam mengkomunikasikan
kemampuan yang sebenarnya, siswa berkesulitan belajar
(learning disabilities) mungkin mengalami kesulitan dalam
menunjukkan kemampuan yang sesungguhnya disebabkan
kesulitan menulis dan membaca
Kesimpulan:
Siswa dengan berbagai hambatan tapi berbakat, perlu
dipandang dengan cermat untuk mengenali, memelihara dan
mengasah potensi mereka yang sesungguhnya
Anak kategori “Gifted-Talented”
(Skor IQ 130 keatas)
• Indonesia memiliki 1,3 juta anak usia sekolah yang berpotensi
cerdas istimewa dan berbakat istimewa (CI+BI) atau disebut gifted-
talented
• Ciri anak gifted-talented antara lain dapat dikenali dari kecerdasan
intelektualnya yang very superior dengan skor inteligensi 130
keatas, memiliki tingkat kecepatan tinggi dalam menyerap ilmu
pengetahuan dan memiliki kreatifitas tinggi
• Anak dengan kategori gifted-talented perlu memperoleh pelayanan
pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi mereka
• Salah satu pelayanan yang diberikan yaitu melalui program
akselerasi. Dari 260.471 sekolah, baru 311 sekolah yang memiliki
program bagi anak CI+BI ( Sumber: Direktur Pembinaan Pendidikan
Khusus dan Layanan Khusus Kemdikbud pada International Math
and Science Camp 2011 di Jakarta
Kelainan fisik ( physical disability)
• Kelainan fisik meliputi : Kelainan orthopedi (Orthopedic
impairment) dan kelainan kesehatan lain (other health impairment)
• Kelainan orthopedi berarti suatu keadaan penurunan fungsi
orthopedik yang mempunyai efek merugikan pada prestasi
pembelajaran anak. Istilah ini meliputi gangguan yang disebabkan
kelainan bawaan(misalnya:berkaki pengkor, hilang salah satu
anggota tubuh)
• Kelainan/gangguan yang disebabkan penyakit(misalnya
poliomyelitis, TBC tulang dll.) dan kelainan oleh penyebab
lain(misalnya, cerebral palsy, amputasi, patah tulang atau terbakar
yang menyebabkan kontraktor)
• Kelainan kesehatan lain berarti memiliki keterbatasan kekuatan,
vitalitas atau kewaspadaan yang disebabkan oleh masalah-masalah
kesehatan yang akut seperti penyakit jantung, asma, anemia,
leukemia atau peny.lain yang berakibat merugikan prestasi anak.
• Siswa yang mempunyai ketidakmampuan tsb.mungkin memiliki
gangguan yang lain, yaitu sifat-sifat ketidakmampuan sekunder.
Contoh: siswa dengan cerebral palsy mempunyai kemungkinan
menderita keterbelakangan mental, anak dengan epilepsi mungkin
mengalami ketidakmampuan belajar. Jadi keterhambatan pisik
harus dipahami sebagai kelainan awal (disabling primer)
• Jenis dan penyebab kelainan fisik berbeda-beda meliputi kelainan
bawaan atau sebagai akibat dari penyakit atau cidera
• Beberapa jenis kelainan fisik yang sering ditemukan al.:
1. Cerebral palsy adalah suatu gangguan gerakan dan postur tubuh
yang diakibatkan kerusakan di daerah otak yang mengendalikan
fungsi motorik
• Cerebral palsy:ketidak teraturan gerakan:
“Spasticity”: kontraksi otot yang tiba-tiba, gerakan disengaja yang sulit
dan kaku, kekakuan otot secara umum (hypertonia)
“Athetosis” yaitu gerakan tidak disengaja yang tidak
teratur, gerakan ini menjadi lebih nampak dalam
keadaan stres, disebut gangguan gerakan
(dyskinesia)
“Ataxia” yaitu keseimbangan yang buruk; gaya
berjalan tidak kokoh atau tersentak-sentak, kontrol
gerakan motorik halus yang buruk
“Rigidity” yaitu gerakan yang sangat kaku pada
tungkai dan lengan, kemampuan gerak yang hilang
“Tremor” yaitu getaran yang terus menerus pada
tungkai dan lengan, ritme gerakan diulang-ulang
1. Spina Bifida berarti tulang belakang terbuka atau
terbagi yaitu sebagian tulang punggung tidak
berkembang secara bersamaan dan lajur-lajur
tulang punggung akan menonjol serta rentan
akan kerusakan.
• Sebagian anak spina bifida dapat berjalan tanpa
bantuan, yang lain perlu menggunakan alat
penopang atau alat bantu gerakan.
• Spina bifida sering disertai komplikasi berupa
adanya tekanan cairan yang berlebihan disekitar
otak yang disebut hydrocephalus
2. Muscular Dystrophy adalah gangguan/kelainan yang
ditandai dengan kemerosotan otot-otot yang progresif
selama masa anak. Biasanya didahului dengan tidak
dapat menggunakan secara total lengan dan tangan dan
sulit menggerakkan serta menopang kepala.
3. Traumatic Brain injury adalah cidera pada otak yang
disebabkan oleh tekanan pisik eksternal yang
mengakibatkan ketidakmampuan atau tidak berfungsinya
otak secara keseluruhan atau sebagian, dan atau
kemunduran psikososial yang berdampak merugikan
prestasi akademik anak

You might also like