You are on page 1of 20

Presentan:

Rachmi Annisa
NPM: 1110070100043

Preseptor:
Dr. Elfahmi, Sp. THT-KL
 Otosklerosis adalah penyakit primer dari tulang-
tulang pendengaran dan kapsul tulang labirin.
 Otosklerosis adalah suatu penyakit pada tulang pada
bagian telinga tengah khususnya pada stapes yang
disebabkan pembentukan baru tulang spongiosus dan
sekitar jendela ovalis sehingga dapat mengakibatkan
fiksasi pada stapes.
 Berdasarkan anatomi.
 Herediter, Sekitar 50% otosklerosis memiliki riwayat
keluarga.
 Ras, Kulit putih lebih banyak dari pada kulit hitam.
 Jenis kelamin, Perempuan 2 kali lebih banyak dari pada
laki-laki
 Usia, diawali pada usia 20-30 th dan jarang sebelum usia 10
dan sesudah 40 tahun
 Faktor lain seperti kehamilan, menopause, kecelakaan,
setelah operasi besar
 Penyakit paget
Fase awal

resorbsi peningkatan
tulang vaskularisasi

kandungan dari maturasi


kolagen berkurang

tulang menjadi kelihatan


spongios (otospongiosis) tulang yang
telah
diresorbsi
Fase Lanjut digantikan
oleh tulang
sklerotik yang
OTOSKLEROSIS tebal
PL. Dhingra mengklasifikasikan tipe otosklerosis sebagai berikut:

 Otosklerosis stapedial
Otosklerosis stapedial disebabkan karena fiksasi stapes dan tuli konduktif
umumnya banyak dijumpai. Lesi ini dimulai dari depan oval window dan area
ini disebut ‘fissula ante fenestram’. Lokasi ini menjadi predileksi (fokus
anterior). Lesi ini bisa juga dimulai dari belakang oval window (fokus
posterior), disekitar garis tepi footplate stapes (circumferential), bukan di
footplate tetapi di ligamentum annular yang bebas (tipe biskuit). Kadang-
kadang bisa menghilangkan relung oval window secara lengkap (tipe
obliteratif).

 Otosklerosis koklear
Otosklerosis koklear melibatkan region sekitar oval window atau area lain di
dalam kapsul otik dan bisa menyebabkan tuli sensorineural. kemungkinan
disebabkan material toksik di dalam cairan telinga dalam

 Otosklerosis histologi
Tipe otosklerosis ini merupakan gejala sisa dan tidak dapat menyebabkan tuli
konduktif dan tuli sensorineural.
Gambar 4. Tipe otosklerosis stapedial. (A) Fokus anterior. (B) Fokus posterior. (C)
Sirkumperensial. (D) tipe biskuit. (E) Obliteratif.

Lokasi predileksi untuk keterlibatan otosklerotik adalah:


 Anterior oval window (80-90%)
 Tepi dari round window (30-50%)
 Penurunan pendengaran
 Paracusis willisii
 Tinnitus seringkali dijumpai pada koklear otosklerosis
dan lesi yang aktif
 Vertigo
 Pasien bicara pelan dan monoton
 Pada pemeriksaan ditemukan membran timpani utuh,
kadang-kadang tampak promontorium agak merah
jambu, terutama bila membran timpaninya
transparan. Gambaran tersebut dinamakan tanda
Schwartze yang menandakan adanya fokus
otosklerosis yang sangat vaskuler.
 Pada pemeriksaan dengan garpu tala
- Uji Rinne negatif.
- Uji Weber positif
telinga dengan otosklerosis unilateral atau pada
telinga dengan ketulian konduktif yang lebih
berat.
 Pemeriksaan audiometri menunjukkan tipikal tuli
konduktif ringan sampai sedang yang menunjukkan
adanya penurunan hantaran udara pada frekuensi
rendah.
 Pada high-resolution computed tomography (CT),
dapat diidentifikasikan lesi sklerotik.

Gambar 6. CT Scan temporal potongan aksial menunjukkan area kapsul otik


yang radiolusen
 Otitis media sekretori (otitis media dengan efusi)
 Otitis media adhesi
 Ossicular chain disruption
 Fiksasi ossikular kongenital
 Sindrom Vander Hoeve
 Timpanosklerosis
 Penyakit paget
Penatalaksanaan
1.Medikamentosa
Penggunaan sodium fluoride sebagai pengobatan
dengan dosis 30-60 mg/hari salama 2 tahun.
2. Operasi.
3. Alat bantu dengar.
Indikasi pemberian sodium fluoride
 Pasien otosklerosis yang tidak dapat dilakukan tindakan bedah
memperlihatkan tuli saraf progresif yang tidak sebanding dengan usianya.
 Pasien dengan tuli saraf di mana menunjukkan otosklerosis koklea.
 Pasien yang secara politomografi memperlihatkan perubahan spongiotik pada
kapsul koklea.
 Pasien dengan tanda Schwartze positif.

Kontraindikasi pemberian sodium fluoride.


 Pasien dengan nefritis kronis yang disertai retensi nitrogen
 Pasien dengan rheumatoid arthritis kronis
 Pada anak-anak yang pertumbuhan tulangnya belum sempurna
 Pasien yang alergi dengan fluorida
 Pasien dengan fluorosis tulang

Efek samping sodium floride.


 Gangguan gastrointestinal adalah efek samping yang paling sering ditemukan
namun bisa dicegah dengan mengkonsumsinya setelah makan. Peningkatan
pada gejala-gejala pada persendian dapat timbul pada penderita.
Operasi
 Stapedektomi

Disisipkan protesis di antara inkus dan oval window. Protesis ini dapat berupa sebuah piston
teflon, piston stainless steel, piston platinum teflon atau titanium teflon.

Gambar 7. (A). sebelum stapedektomi. (B). stapedektomi dan penggantian dengan Piston teflon
Gambar 8. Protesis stapes. (A) piston Teflon, (B) piston platinum Teflon,
(C) piston titanium teflon
 Stapedotomi

Gambar 9. Teknik Stapedotomi (A) Fenestrasi footplate,


(B) Menempatkan protesis di fenestra.11
Gambar 10. Teknik stapedotomi dengan graft vena (A) Graft dilekatkan ke
protesis,(B) Laser stapedotomi, (C) Protesis dan graft dilekatkan
 Pasien yang menderita penyakit diabetes melitus,
hipertensi, gangguan pembekuan darah.
 Usia tua di atas 70 tahun.
 Anak-anak.
 Tuli konduktif dengan penyebab lain.
 Adanya gangguan lain di telinga seperti otitis eksterna,
otitis media aktif atau perforasi membran timpani.
 Pasien hanya memiliki satu telinga yang mendengar.
 Kehamilan.
Prognosis
Dua persen dari pasien yang menjalani operasi
stapedektomi mengalami penurunan fungsi
pendengaran tipe sensorineural hearing loss. Satu dari
200 pasien kemungkinan dapat mengalami tuli total.
Otosklerosis merupakan kelainan genetik pada kapsul
tulang labirin yang disebabkan oleh perubahan
metabolisme tulang yang menyebabkan penebalan tulang
pada fisula ante fenestrum sehingga terjadi fiksasi pada
footplate stapes. Gejala klinis dari penyakit otosklerosis
adalah penurunan pendengaran secara progresif, biasanya
tipe konduktif dan bilateral, paracusis willisii, tinnitus.
Diagnosis otosklerosis berdasarkan anamnesis,
pemeriksaan fisik, audiometri dan radiologi. Diagnosis
pasti dengan eksplorasi telinga tengah. Penatalaksanaan
otosklerosis secara medikamentosa dengan sodium floride
dosis 30-60 mg/hari salama 2 tahun, operasi dengan
stapedektomi maupun stapedotomi dan alat bantu dengar.

You might also like