You are on page 1of 26

REFERAT

CARPAL TUNNEL SYNDROME


Oleh :
Auliya Rohmani, S. Ked (J510185086)
Olin Elok Mardlotillah, S.Ked (J510185092)
Irfan Setyanto Nugroho, S.Ked (J510185100)
Panggiring, S.Ked (J510185101)
Rizal Mustaqim Kaloka, S. Ked (J510185102)

Pembimbing :
Dr. Hj. Mutia Sinta, Sp.S
Dr. Dwi Kusumaningsih, Sp.S

KEPANITERAAN UMUM ILMU PENYAKIT SYARAF


RSUD DR. HARJONO PONOROGO
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 1
BAB I
PENDAHULUAN
Carpal Tunnel Syndrome (CTS)
Sindrom yang timbul akibat N. Medianus tertekan di dalam Carpal
Tunnel (terowongan karpal) di pergelangan tangan, sewaktu nervus
melewati terowongan tersebut dari lengan bawah ke tangan.

Faktor risiko terhadap terjadinya CTS pada pekerja :


• gerakan berulang dengan kekuatan
• tekanan pada otot
• Getaran
• Suhu
• postur kerja yang tidak ergonomik dan lain-lain
Angka kejadian
• Di Amerika 1-3 kasus per 1.000 orang setiap tahunnya
• National Health Interview Study (NIHS) diantara populasi
dewasa  sebesar 1.55% (2,6 juta).
• Lebih sering mengenai wanita usia berkisar 25 - 64 tahun,
prevalensi tertinggi pada wanita usia > 55 tahun.
• Terjadi unilateral pada 42% kasus ( 29% kanan,13% kiri ) dan
58% bilateral
• Di Indonesia, urutan prevalensi CTS dalam masalah kerja
belum diketahui
Canali carpi (Carpal tunnel)
berisi :
• Sembilan ruas tendon fleksor
• N. Medianus

Berukuran hampir sebesar ruas


jari jempol

Terletak di bagian distal


lekukan dalam pergelangan
tangan dan berlanjut ke bagian
lengan bawah di regio cubiti
sekitar 3 cm.
Komponen radial dari N. Medianus :
• cabang sensorik pada permukaan palmar jari-jari pertama dan kedua
• cabang motorik m. abductor pollicis brevis, m. opponens pollicis, dan
bagian atas dari m. flexor pollicis brevis.

Komponen ulnaris dari N. Medianus :


• Cabang sensorik ke permukaan jari kedua, ketiga, dan sisi radial jari
keempat.
• Selain itu, saraf median  mempersarafi permukaan dorsal jari
kedua, ketiga, dan keempat bagian distal sendi interphalangeal
proksimal
Penyebab N. Medianus tertekan :

• berkurangnya ukuran canalis carpi,


• membesarnya ukuran alat yang masuk di dalamnya (pembengkakan
jaringan lubrikasi pada tendon – tendon fleksor) atau keduanya.
Penyebab m. • Gerakan fleksi dengan sudut 90 derajat dapat mengecilkan ukuran
medianus tertekan canalis.

• Atrofi eminensia thenar


• Kelemahan pada otot fleksor pollicis brevis, otot opponens pollicis
dan otot abductor pollicis brevis
N. Medianus
semakin masuk di • Diikuti dengan hilangnya kemampuan sensorik ligametum carpi
dalam ligamentum transversum yang dipersarafi oleh bagian distal N. Medianus
carpi transversum
DEFINISI

• Carpal Tunnel Syndrome


adalah gejala neuropati kompresi dari N. medianus di tingkat
pergelangan tangan, ditandai dengan bukti peningkatan
tekanan dalam terowongan karpal dan penurunan fungsi saraf
di tingkat itu.

Hal ini ditandai dengan keluhan mati rasa, kesemutan, nyeri


tangan dan lengan dan disfungsi otot.
Beberapa penyebab dan faktor-faktor yang
berpengaruh
1. Herediter 8. Neoplasma
2. Trauma 9. Penyakit kolagen vaskuler
3. Pekerjaan 10. Degeneratif osteoatritis
4. Infeksi 11. Iatrogenik
5. Metabolik 12. Faktor stress
6. Ligamen dan tendon 13. inflamasi
7. Endokrin
Pekerjaan yang beresiko tinggi mengalami
Carpal Tunnel Syndrome
1. Pekerja yang terpapar getaran
2. Pekerja perakitan
3. Pengolahan makanan & buruh pabrik makanan beku
4. Pekerja Toko
5. Pekerja Industri, dan
6. Pekerja tekstil
7. Pengguna komputer.
PATOGENESIS

1. kompresi mekanik
2. insufisiensi mikrovaskular
3. teori getaran.
4. faktor mekanik dan vaskular
MANIFESTASI KLINIS

• Tahap awal  keluhan sensorik :


• Parestesia
• Kurang merasa (numbness)
• Rasa seperti terkena aliran listrik (tingling) pada jari 1-3 dan setengah sisi
radial jari 4 sesuai dengan distribusi sensorik nervus medianus walaupun
kadang-kadang dirasakan mengenai seluruh jari-jari

• Keadaan berat  keluhan motoric

• Parestesia biasanya lebih menonjol di malam hari membangunkan


penderita dari tidurnya
• Berkurang  penderita memijat atau menggerak-gerakkan tangannya
atau dengan meletakkan tangannya pada posisi yang lebih tinggi.
• Akut mempunyai gejala :
• Nyeri parah
• Bengkak pergelangan tangan atau tangan
• Tangan dingin
• Gerak jari menurun disebabkan oleh kombinasi dari rasa sakit dan paresis.
• Kronis
• disfungsi sensorik yang mendominasi atau
• kehilangan motorik dengan perubahan trofik otot thenar (oppones pollicis
dan abductor pollicis brevis) dan otot-otot lainya yang diinervasi oleh nervus
medianus

Kelemahan tangan  Keluhan adanya kesulitan sewaktu menggenggam.


PENEGAKKAN DIAGNOSIS
1. Pemeriksaan Fisik
Fungsi, motorik, sensorik dan otonom tangan’
Tes provokasi CTS :

Phalen’s Test:
fleksi tangan secara maksimal
+ 60 detik timbul gejala CTS
Torniquet test
 pemasangan torniquet dengan
menggunakan tensimeter di
atas siku dengan tekanan sedikit
di atas tekanan sistolik.
+  1 menit timbul gejala CTS

Tinel’s test
 perkusi pada terowongan karpal
dengan posisi tangan sedikit
dorsofleksi
+  timbul parestesia atau nyeri
pada daerah distribusi nervus
medianus
Flick Sign
 Penderita diminta mengibas-
ibaskan tangan atau menggerak-
gerakkan jari-jarinya
+  gejala CTS hilang/berkurang

Thenar wasting
Pada inspeksi dan palpasi dapat
ditemukan adanya atrofi otot-otot
thenar.
• Menilai kekuatan dan ketrampilan serta kekuatan otot secara manual
maupun dengan alat dynamometer
• Pemeriksaan sensibilitas :
Penderita tidak dapat membedakan dua titik (two-point
discrimination) pada jarak lebih dari 6 mm di daerah nervus
medianus  tes dianggap positif dan menyokong diagnose
• Pemeriksaan fungsi otonom :
Apakah ada perbedaan keringat, kulit yang kering atau licin yang terbatas pada
daerah innervasi nervus medianus.
Bila ada mendukung diagnose CTS.
2. Pemeriksaan Neurofisiologi (Elektrodiagnostik)

• EMG  adanya fibrilasi, polifasik, gelombang positif dan


berkurangnya jumlah motor unit pada otot-otot thenar.
• Pada beberapa kasus tidak dijumpai kelainan pada otot-otot
lumbrikal.
• EMG bisa normal pada 31% kasus CTS
• Kecepatan hantar syaraf akan menurun dan masa laten distal (distal
latency) memanjang  adanya gangguan pada konduksi saraf di
pergelangan tangan.
3. Pemeriksaan radiologi

• sinar-X terhadap pergelangan tangan  melihat apakah ada


penyebab lain seperti fraktur atau artritis.
• Foto polos leher  menyingkirkan adanya penyakit lain pada
vertebra.
• USG, CT-scan dan MRI dilakukan pada kasus yang selektif terutama
yang akan dioperasi.
• USG  mengukur luas penampang dari saraf median di carpal tunnel
proksimal yang sensitif dan spesifik untuk carpal tunnel syndrome.
4. Laboratorium

• Kadar gula darah , kadar hormon tiroid ataupun darah lengkap


• Bila etiologi belum jelas, misal pada usia muda
DIAGNOSIS BANDING

1. Cervical radiculopathy.
2. Thoracic outlet syndrome.
3. Pronator teres syndrome
4. de Quervain's syndrome
TATA LAKSANA
1. Terapi Langsung
a. Konservatif
• Istirahatkan pergelangan tangan (immobilisasi) dengan bidai
2-3 minggu
• Obat NSAID
• Nerve Gliding
• Injeksi steroid  Deksametason 1-4 mg 1 atau hidrokortison
10-25 mg atau metilprednisolon 20 mg atau 40 mg (dapat
diulang dalam 7 sampai 10 hari untuk total 3/4 suntikan)
• Vitamin B6 (piridoksin)  piridoksin 100-300 mg/hari
selama 3 bulan
• Fisioterapi
Nerve Gliding
2. Terapi operatif
Pada kasus yang tidak mengalami perbaikan dengan terapi
konservatif atau bila terjadi gangguan sensorik yang berat atau
adanya atrofi otot-otot thenar.

3. Terapi terhadap keadaan atau penyakit yang mendasari CTS


• trauma akut maupun kronik pada pergelangan tangan dan daerah
sekitarnya
• gagal ginjal
• penderita yang sering dihemodialisa
• myxedema akibat hipotiroidi
• akromegali akibat tumor hipofise
• kehamilan atau penggunaan pil kontrasepsi
• penyakit kolagen vaskular,
• artritis, tenosinovitis,
• infeksi pergelangan tangan
• obesitas dan penyakit lain yang dapat menyebabkan retensi cairan atau
menyebabkan bertambahnya isi terowongan karpal
PROGNOSIS

• CTS ringan  terapi konservatif umumnya prognosa baik.


• Bila keadaan tidak membaik dengan terapi konservatif maka tindakan
operasi harus dilakukan
• Secara umum prognosa operasi juga baik, tetapi karena operasi
hanya dilakukan pada penderita yang sudah lama menderita CTS
penyembuhan post operatifnya bertahap

You might also like