You are on page 1of 24

PENDALAMAN MATERI

AQIDAH AKHLAK

Oleh :
Drs. Murip Yahya, MPd.
Perum Taman Gatsu Indah Blok D/12 Indramayu
Hp: 08122113356
Disampaikan Pada Acara Pendidikan Profesi Guru
(PPG) Sertifikasi Guru dalam Jabatan Tahun 2013
Cara Mendapatkan
Pengetahuan
 Explanation magic. Menghubungkannya dengan hal-hal
yang gaib (takhayul dan animisme).
 Authority and Tradition; Menghubungkannya dengan
apa-apa yang telah dilakukan oleh pemimpinnya.
Demikian selanjutnya menjadi suatu tradisi.
 Generalization by Experience; Menggunakan
pengalaman-pengalaman untuk menarik suatu
kesimpulan yang sifatnya umum dalam memecahkan
masalah yang dihadapinya.
 Trial and error atau approximation and correction;
Mencoba-coba, sampai (secara tiba-tiba) menemukan
cara pemecahannya yang dianggap memuaskan.
 Speculation and Argumentation; Mengajukan
kemungkinan-kemungkinan, lalu diambilnya satu
kemungkinan dengan harapan berhasil dan benar
kiranya.
Jenis Pengetahuan &
karakteristiknya:
dari segi alat utama dan cara
Secara garis besar,
memperolehnya, pengetahuan dapat dikatagorikan
menjadi tiga jenis:
1) Mistik/ Mistery;
2) Filsafat;
3) “Ilmu”/ Sains (pengetahuan ilmiah)
Jenis Alat Utama Wilayah objek Cara Pokok Kriteria Kebenaran
memperol
eh

Mistik/ Hati/ Abstrak Renungan Yakin; bisa


mistery Rasa dan supralogi / ritual empiris &
indera s khusus subyektif
(walau tidak
rasional)
Filsafat Otak Abstrak Berpikir Logis & koheren
logis
SAINS Indera Empiris Uji Logika Rasional &
(pengetah &otak & Empiris
A. AKIDAH
1. Pengertian Akidah
Secara etimologi berarti “terikat” artinya
perjanjian yang teguh dan kuat, terpatri
dan tertanam di dalam lubuk hati yang
paling dalam.
Secara terminologis akidah berarti “credo,
creed”=pernyataan kepercayaan atau
sahadat, yakni pengikraran yang bertolak
dari hati. Akidah berkaitan dengan “aqad”
dalam akad tersebut terdapat dua orang
yang saling menyepakati sesuatu yang
apabila tidak dipatuhi akan menimbulkan
sesuatu yang membahayakan. Misalnya
akad jual beli, kredit dan akad nikah.
A. AKIDAH
1. Pengertian Akidah
Istilah akidah sering pula disebut tauhid.
Istilah tauhid berasal dari bahasa Arab
yang berarti mengesakan, yakni
mengesakan Allah=pengakuan bahwa di
alam semesta ini tiada Tuhan kecuali Allah.
Dalam perkembangan sejarah, tauhid telah
berkembang menjadi salah satu cabang
ilmu islam, yaitu ilmu tauhid suatu ilmu
yang mempelajari dan membahas masalah
masalah yang berhubungan dengan
keimanan terutama yang menyangkut
masalah kemahaesaan Allah.
KOMPONEN AQIDAH ATAU IMAN
 Iman harus mencakup empat komponen,
yaitu:ucapan, perbuatan, niat (keyakinan),
dan sesuai dengan sunnah rasul.
 Kafir berarti menutup dan dalam
hubungannya dengan keimanan istilah ini
kemudian berarti orang yang menolak
mengakui Allah sebagai Tuhannya atau
menolak kebenaran Islam.
 Musyrik berarti orang yang bertuhan selain
Allah artinya orang yang mengakui adanya
Tuhan lain kecuali Allah. Tuhan selain Allah,
tidak mesti berbahala, harta dan jabatan.
 Munafik adalah orang yang ucapannya tidak
sejalan dengan kata hatinya.
FUNGSI DAN PERANAN AKIDAH
Menuntun dan mengemban dasar
ketuhanan yang dimiliki manusia sejak
lahir;
Memberikan ketenangan dan ketentraman
jiwa;
Memberikan pedoman hidup yang pasti;
Membentuk pendirian yang teguh,
kesabaran, ketabahan dan optimisme;
Membentuk manusia menjadi jujur dan adil;
Menjauhkan manusia dari pandangan yang
sempit dan picik;
Membantuk manusia menjadi patuh, taat
dan disiplin.
TINGKATAN AKIDAH
 Taklid, yaitu tingkat keyakinan yang didasarkan atas
pendapat orang yang diikutinya tanpa dipikirkan;
 Yakin adalah tingkat keyakinan yang didasarkan atas
bukti dan dalil yang jelas, tetapi belum menemukan
hubungan yang kuat antara obyek keyakinan dengan
dalil yang diperolehnya;
 Ainul Yakin, yaitu tingkat keyakinan yang didasarkan
atas dalil dalil serta mampu memberikan argumentasi
yang rasional terhadap sanggahan sanggahan yang
datang;
 Haqqul yakin, yaitu tingkat keyakinan yang di
samping didasarkan atas dalil dalil rasional,
mendalam, juga membuktikan hubungan antara
obyek keyakinan dengan dalil dalil serta mampu
menemukan dan merasakan keyakinan tersebut
melalui pengalaman agamanya.
GARIS BESAR MATERI
AKIDAH
 Pada umumnya, inti materi pembahasan mengenai akidah
ialah mengenai rukun iman. Dan pokok dari segala pokok
keimanan adalah beriman kepada Allah yang terpusat pada
pengakuan terhadap eksistensi dan kemahaesaan-Nya.
 Pembuktian adanya Allah dengan nalil naqli dan aqli
(rasional). Untuk dalil aqli terbagi dalam beberapa dalil:
 Pertama, dalil kosmologi, bahwa segala sesuatu yang ada
(wujud) pastin ada yang menciptakan, sebab seluruh kejadian
dan perwujudan di alam ini, selamanya tergantung pada
perwujudan yang lain;
 Kedua, dalil teleologis, bahwa segala perwujudan di alam
raya ini tersusun dalam sistem yang amat teratur. Sumber
keteraturan itu adalah Allah SWT.
 Ketiga, dalil ontologis, bahwa manusia memiliki konsep
tentang sesuatu yang sempurna. Dan Allah adalah Dzat Yang
Maha Sempurna;
 Keempat, dalil moral, bahwa dikalangan manusia di dunia ini
berlaku nilai nilai moral, seperti kebenaran, kejujuran,
keadilan dan kebahagiaan. Dan Allah sebagai sumber dari
kebahagian dan keadilan yang hakiki.
B. AKHLAK
PENGERTIAN AKHLAK
 Secara bahasa, pengertian akhlak diambil dari bahasa
arab yang berarti: a.perangai, tabiat, adat (khuluqun), b.
kejadian, buatan, ciptaan (khalqun).
 Secara terminologi menurut Ibn Maskawaih akhlak
adalah jiwa seseorang yang mendorongnya untuk
melakukan perbuatan tanpa terlebih dahulu melalui
pemikiran dan pertimbangan.
 Perbuatan atau sikap dapat dikatagorikan akhlak apabila
memenuhi keriteria :
 Pertama, perbuatan tersebut telah tertanam kuat dalam
jiwa seseorang;
 Kedua, perbuatan akhlak dilakukan dengan mudah tanpa
pemikiran;
 Ketiga, perbuatan akhak timbul dari dalam diri tanpa
ada paksaan dari luar;
 Keempat, perbuatan akhlak adalah perbuatan dilakukan
dengan sesungguhnya, bukan main main, pura pura
atau sandiwara.
ISTILAH LAIN AKHLAK
 Karakter, menurut Pusat Bahasa Depdiknas adalah
“bawaan, hati, jiwa, kepribadian, budi pekerti,
perilaku, personalitas, sifat, tabiat, temperamen,
watak”. Adapun berkarakter adalah
berkepribadian, berprilaku, bersifat, bertabiat, dan
berwaatak.
 Karakter berasal dari bahasa Yunani yang berarti
“to mark” atau menandai dan memfokuskan
bagaimana mengaplikasikan nilai kebaikan dalam
bentuk tindakan atau tingkah laku, sehingga orang
yang tidak jujur, kejam, rakus dan perilaku jelek
lainnya dikatakan orang yang berprilakunya jelek.
Sebaliknya orang yang perilakunya sesuai dengan
kaidah moral disebut dengan berkarakter mulia.
ISTILAH LAIN AKHLAK
 Menurut A. Tafsir, karakter merupakan
prilaku yang dilaksanakan secara
otomatis. Definisi ini sama dengan definisi
akhlak dalam pandangan ilmuwan
muslim, seperti Ibnu Maskawaih dan Al-
Ghazali yaitu prilaku yang dilaksanakan
tanpa pemikiran dan pertimbangan, atau
perilaku yang dilakukan secara spontan.
Misalnya jika seseorang shalat karena
pertimbangan dosa atau pahala, maka
shalatnya itu belum menjadi karakternya.
RUANG LINGKUP MATERI
AKHLAK
 Akhlak terhadap Allah. Menurut Abuddin Nata, ada
empat alasan mengapa manusia perlu berakhlak
kepada Allah SWT, yaitu :
 Pertama, sebagai rasa berterima kasih atas
penciptaan manusia kepada yang menciptakan-Nya;
 Kedua, bersyukur atas telah diberikan perlengkapan
panca indra, berupa pendengaran, penglihatan, akal
pikiran dan hati sehingga dapat memanfaatkan
perlengkapan panca indra tersebut;
 Ketiga, Allah telah menyediakan berbagai bahan dan
sarana yang diperlukan bagi kelangsungan hidup
manusia;
 Keempat, Allah telah memuliakan manusia dengan
diberikannya kemampuan menguasai daratan dan
lautan
NILAI NILAI AKHLAK KEPADA
ALLAH
 Iman, yaitu sikap bathin yang penuh kepercayaan
kepada Allah;
 Ihsan, yaitu sikap kesadaran yang sedalam dalamnya
bahwa Allah senantiasa hadir dimanapun berada;
 Takwa, yaitu sikap yang sadar penuh bahwa Allah
selalu mengawasi manusia, kemadian manusia
berusaha berbuat sesuatu yang diridhai Allah;
 Ikhlas, yaitu sikap murni dalam tingkah laku dan
perbuatan semata mata demi memperoleh keridhaan
Allah;
 Tawakal, yaitu sikap senantiasa bersandar kepada
Allah dengan penuh harapan kepada-Nya.
 Syukur, yaitu sikap penuh rasa terima kasih dan
penghargan atas segala nikmat dan karuniaNya.
 Sabar yaitu sikap tabah menghadapi segala kepahitan
hidup, besar dan kecil, lahir bathin. Sabar adalah
sikap bathin yang tumbuh karena kesadaran akan
asal dan tujuan hidup.
AKHLAK TERHADAP SESAMA
MANUSIA
 Nilainilai akhlak terhadap sesama manusia
meliputi:
1. silaturahmi;
2. Persaudaraan;
3. persamaan (al-musawah);
4. Adil;
5. Baik sangka;
6. Rendah hati (tawadlu),
7. Tepat janji;
8. Lapang dada (sikap menghargai);
9. Dapat dipercaya (al-amanah);
10. Hemat;
11. Dermawan.
AKHLAK TERHADAP
LINGKUNGAN
Yang dimaksud ligkungan adalah
segala sesuatu yang disekitar
manusia, baik binatang, tumbuh
tumbuhan, maupun benda benda
tak bernyawa.
Akhlak terhadap lingkungan lebih
menegaskan fungsi manusia
sebagai khalifah agar manusia
menjaga keseimbangan alam
sekitar ini.
PROSES IMPLEMENTASI
AKHLAK
keimanan

kepedulian
Core sekolah
keberanian
Akhlak/Et
hical keluarga
tanggungj
Values
awab
Masyarakat
kewargan
egaraan
METODE PEMBELAJARAN
AKIDAH
 Beberapa metode pembelajaran yang dapat
digunakan dalam materi akidah selain metode
yang biasa digunakan, seperti ceramah, tanya
jawab dan pemberian tugas dapat digunakan
juga sebagai berikut :
 Pertama, metode Riyadhoh. Yaitu metode yang
digunakan guru dengan cara menyisihkan
waktu untuk melakukan dzikir atau mengingat
Allah dengan mengucapkan kalimat kalimat
toyibah.
 Kedua,metode Muhasabah. Yaitu metode yang
digunakan oleh guru untuk menggugah atau
membangunkan hati yang biasanya terlena
atau hanyut dengan kesenangan dan lupa
akan keimanan. Muhasabah adalah
menghitung amal dan menginat dosa.
METODE PEMBELAJARAN
AKIDAH
 Ketiga, metode taghrib dan tahrib. Yaitu suatu
metode menggembirakan dan menakut nakuti
dalam sebuah cerita atau riwayat yang
menggambarkan akhirat antara surga dan
neraka.
 Keempat, metode tadabur alam atau karya
wisata. Yaitu metode yang digunakan dengan
cara membawa peserta didik keluar kelas untuk
dapat memperlihatkan langsung mengenai bukti
bukti nyata akan kekuasaan Allah.
 Kelima metode dialektika atau dialogis. Yaitu cara
guru untuk menciptakan suasana yang
menyenangakan, memantapkan kebebasan
dalam berfikir dan berpendapat mengenai
masalah keimanan.
METODE PEMBELAJARAN
AKHLAK
Beberapa metode yang dapat digunakan
selain metode yang biasa digunakan
seperti metode ceramah, tanya jawab dan
pemberian tugas adalah sebagai berikut :
Pertama, keteladanan yaitu suatu metode
yang digunakan untuk merealisasikan
tujuan pendidikan dengan memberi
contoh keteladanan yang baik agar siswa
berkembang dengan baik.
Kedua, metode pembiasaan yaitu, suatu
cara yang dapat dilakukan untuk
membiasakan peserta didik untuk
bersikap dan bertindak sesuai dengan
tuntunan ajaran islam;
METODE PEMBELAJARAN
AKHLAK
Ketiga, metode kisah, yaitu suatu cara
dalam menyampaikan materi pelajaran
dengan menuturkan secara kronologis
terjadi suatu hal yang baik’
Keempat, metode latihan adalah suatu
metode dalam pembelajaran dengan jalan
melatih peserta didik terhadap suatu
perbuatan.
Kelima, metode role playing, yaitu cara
guru menyampaikan pesan pesan moral
dengan cara mendramatisasikan tingkah
laku dalam hubungannya dengan masalah
sosial.
RANA PEMBELAJARAN
Nama Pengetahuan Sikap-nilai, Keterampilan
Metode (P),Kognitif (S),Afektif (K)
Pembelajar psikomotorik
an
Diskusi kelas
Curah pendapat
Diskusi
kelompok
Ceramah
Penugasan
Bemain peran
(Role play)
Drama/sandiwar
a
Simulasi
Studi kasus
Kunjungan silang
Permainan
PERTIMBANGAN MENERAPKAN
DAN MEMILIH METODE
Tujuan yang hendak dicapai;
Kemampuan guru;
Peserta didik;
Situasi dan kondisi pembelajaran
berlangsung;
Fasilitas yang tersedia;
Waktu yang tersedia;
Kebaikan dan kekurangan
metode.
TERIMAKASIH  
SEMOGA BERHASIL

You might also like